Está en la página 1de 34

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

SISTEM PENGINDERAAN
A. SISTEM PENGLIHATAN
1.

Anatomi dan Fisiologi


Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat khusus dan
kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus
otak, lobus oksipital, ditujukan khusus untuk menerjemahkan citra visual. Lebih
lanjut lagi, ada tujuh saraf otak (SO) memiliki hubungan dengan mata: untuk
penglihatan (SO II); gerakan mata (SO III, IV, dan VI): reaksi pupil (SO III);
pengangkatan kelopak mata (SO III); dan penutupan kelopak mata (SO VII).
Hubungan batang otak memungkinkan koordinasi gerakan mata.
Bola mata dan struktur yang berhubungan dilindungi dan dilingkupi dalam
tulang berongga bulat dinamakan orbita. Bola mata yang menempati bagian
kecil dari orbita, dilindungi dan dialasi oleh lemak yang terletak dibelakang
bola mata. Saraf dan pembuluh darah yang mensuplai nutrisi dan mentransmisi
impuls ke otak juga berada dalam orbita. Melekat di bagian luar bola mata
adalah otot yang terorganisasi baik, dipersarafi oleh SO III. IV, dan VI. Otot
ekstraokuler tersebut bekerja bersama untuk mengkoordinasikan gerakan mata.
Orbita merupakan rongga berpotensi untuk terkumpulnya cairan, darah,
dan udara karena letak anatomisnya yang dekat dengan sinus dan pembuluh
darah. Pendesakan komponen lain ke lengkungan orbita dapat menyebabkan
pergeseran, penekanan, atau protrusi bola mata dan struktur sekitarnya.
Meskipun ada perbedaan individual pada mata tiap orang, biasanya ukuran dan
posisinya mendekati simetris.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

a. Struktur Mata Eksternal


Struktur mata eksternal adalah kelopak mata dan bulu mata. Didepan
mata ada kelopak mata, dua buah lipatan muskulofibrosa yang dapat
digerakkan dapat dibuka dan ditutup untuk melindungi dan meratakan air
mata kepermukaan bola mata dan mengontrol banyaknya sinar yang masuk.
Kelopak mata tersusun oleh kulit tanpa lemak subkutis. Pada orang yang
sangat putih, mikrovaskularitas ektensif dapat terlihat sebagai warna
kebiruan. Kelopak mata sangat elastis dan mudah diregangkan, seperti
terlihat pada trauma tumpul dan edema orbita. Batas kelopak mata berakhir
pada plat tarsal, terletak pada batas kelopak. Batas ini mengandung banyak
kelenjar kecil, duktus, batang rambut, dan bulu mata.
Hubungan antara kelopak mata atas dan bawah dinamakan kantus.
Pada bagian luar, kantus lateral terletak di aspek temporal lateral mata.
Bagian dalam, kantus medial mengandung puncta, suatu muara yang
memungkinkan air mata mengalir ke bagian atas sistem lakrimal. Rongga
elips antara kelopak mata terbuka dinamakan fisura palpebra. Sisi bawah
kelopak mata dilapisi oleh konjungtiva palpebra, suatu membrana mukosa
transparan, vaskuler, tipis yang melanjutkan diri dengan sklera anterior
sampai ke batas luar kornea.
Posisi kelopak mata sebagian dikontrol oleh dua saraf otak: SO III yang
bertanggung jawab pada pembukaan kelopak mata: SO VII, untuk menutup
kelopak mata. Ketika ditutup, kedua kelopak harus bertemu secara penuh.
Ketika terbuka, kelopak mata atas harus terletak secara alami pada bagian
atas iris, tepat diatas pupil, tidak boleh ada bentuk bulan sabit putih sklera
yang tampak diatas atau dibawah rim korneoskleral (limbus, atau batas).
Pengedipan kelopak mata akan menyebarkan selapis air mata pelumas
dan pelembab ke seluruh permukaan bola mata. Refleks berkedip akan
melindungi mata dari debris atau partikel asing. Bulu mata membantu fungsi
kelopak dengan mendorong keluar debu dan debris, untuk melindungi mata
eksternal dari cedera. Aksi mekanis berkedip menghasilkan gaya isap dalam
sistem nasolakrimal atas, memudahkan pengaliran air mata.
b. Sistem Lakrimal
Sistem lakrimal menjaga lingkungan lembab untuk mata bagian eksternal
anterior. Produksi airmata memberikan pelumas alami dan mengencerkan
serta membasuh partikel asing. Ada dua macam air mata yang biasanya
diproduksi : air mata pelumas, mengandung lemak, air, dan mukosa, dan air
mata aqueus dihasilkan sebagai respons emosi dan iritasi dan hanya
mengandung air. Airmata berair berlebihan tidak akan melekat pada mata
tapi akan tertumpah ke pipi.
Airmata mengandung berbagai komponen yang dihasilkan oleh
sejumlah kelenjar. Kelenjar lakrimal, yang memproduksi airmata berair,
terletak di bagian anterior lateral atap orbita bagian atas. Lokasi ini
memungkinkan airmata membasahi mata secara diagonal ke arah kantus
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

medial. Kelenjar lakrimal asesorius menjaga mata bagian anterior tetap


lembab. Terdiri dari kelenjar dari Zeis (sebaseus) dan Moll (siliaris) yang
terletak dalam batas kelopak mata. Kelenjar meibom tambahan (sebaseus)
terletak pada satu barisan sepanjang tarsus kelopak mata (kerangka lebar
kelopak mata) dan berperan dalam komponen minyak dalam air mata.
Lapisan minyak ini melindungi lapisan airmata agar tidak menguap atau
membanjir. Juga menjamin penutupan kelopak mata yang kedap udara,
menjaga lapisan air mata, dan menjaga permukaan optikal yang lembut dan
regular.
Sel Goblet dalam konjungtiva menambahkan musin ke dalam lapisan
airmata, yang melekat pada epitel korneal. Kondisi yang melibatkan setiap
bagian dari pabrik airmata ini dapat mengubah fungsi penting tersebut.
pembentukan airmata yang kurang atau penutupan kelopak mata yang salah
dapat mengakibatkan kekeringan dan kerusakan mata bagian eksternal.
Airmata yang meninggalkan mata melalui sistem pengaliran lakrimal
ke dalam sinus nasalis, ke luar melalui puncta, dua lubang kecil pada aspek
atas dan bawah kantus medialis. Dari situ airmata mengalir melalui
kanalikuli atas dan bawah, yang kemudian bergabung menjadi sakus dan
duktus lakrimalis, dan ke sinus nasalis. Selama menangis, produksi airmata
berlebihan akan melebihi kapasitas kandung lakrimalis dan airmata
tumpah ke pipi. Faktor yang mempengaruhi pengaliran airmata yang baik
meliputi trauma pada setiap bagian sistem lakrimal, peradangan dan
pembengkakan, penimbunan sekresi, dan kelebihan produksi airmata.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

c. Otot Mata
Gerakan mata dikontrol oleh enam otot ekstraokuler yang masuk ke sklera
dan dipersarafi oleh SO III, dan VI. Otot rektus lateralis melakukan abduksi
dan otot rektus medial melakukan adduksi mata. Kedua otot ini harus
bekerja sama untuk gerakan mata dari satu sisi ke sisi lain. Otot rektus
superior mengangkat dan melakukan adduksi dan otot rektus inferior
melakukan depresi dan adduksi. Otot oblik superior mengarahkan mata ke
lateral dan inferior, dan otot oblik inferior mengarahkan ke superior dan ke
lateral.

d. Suplai Darah
Suplai darah mata berasal dari cabang arteri karotis interna, cabang arteri
oftalmik. Arteri retina sentralis dan koriokapilaris lapisan koroid
memberikan darah ke retina; keduanya harus tetap utuh untuk
mempertahankan fungsi retina. Sirkulasi vena perlu untuk mengikuti pola
arteri. Pada inspeksi dengan menggunakan oftalmoskop, vena terlihat lebih
besar dan lebih gelap daripada bagian-bagian arteri.
Bagian-bagian dari mata yang seharusnya avaskuler (kurang darah)
ialah lensa dan kornea. Struktur-struktur ini harus bebas dari pembuluh
darah, sehingga cahaya dapat lewat tanpa terhambat dan berfokus dengan
tajam pada retina. Bila kornea mengalami cedera, dapat terjadi
pertumbuhan pembuluh darah kecil ke tempat itu, sehingga menjadi tidak
transparan. Pembuluh darah yang tumbuh ke kornea, kecuali pada tempat
yang paling tepi, selalu bersifat patologis dan dapat dilihat dengan mata
telanjang. Kornea menerima nutrisinya dari oksigen yang larut dalam
airmata, dari humor aqueus (cairan yang berada di kamera anterior), dan
bagian kecil dari pembuluh darah kecil sekitar limbus korneosklera. Lensa
juga avaskuler dengan alasan yang sama dengan kornea.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

e. Bola Mata
Bola mata dilapisi oleh tiga lapisan primer : sklera, uvea (yang mengandung
koroid), dan retina. Tiap lapisan mempunyai struktur dan fungsinya sendiri.
Ketiga lapisan tersebut berperan dalam bentuk mata yang bulat ketika terisi
humor vitreus (subtansi seperti gelatin antara lensa dan retina).
Sklera
Lapisan paling luar dan kuat dinamakan sklera-bagian putih mata. Bila
sklera mengalami penipisan warnanya akan menjadi kebiruan. Di bagian
posterior, sklera mempunyai lubang yang dilalui saraf optikus dan pembuluh
darah retina sentralis. Di bagian anterior berlanjut menjadi kornea.
Permukaan anterior sklera diselubungi secara longgar dengan konjungtiva,
suatu membran mukosa tipis yang mengandung berbagai kelenjar yang
bertanggung jawab untuk lapisan air mata. Konjungtiva palpebra melapisi
sisi bawah kelopak mata dan merupakan kelanjutan dari konjungtiva
bulbaris yang menyelubungi sklera anterior. (Hal ini sangat menguntungkan
sehingga lensa kontak tidak mungkin terselip ke dalam mata). Konjungtiva
berakhir pada limbus korneosklera. Biasanya mengandung jaringan pembuluh
darah yang rapat.
Uvea
Lapisan tengah yang mengandung pigmen adalah traktus uvea, yang tersusun
atas koroid, iris, dan badan silier. Koroid merupakan lapisan vaskuler yang
memberikan darah ke lapisan epitel berpigmen retina dan retina sensoris
perifer. Koroid melapisi kamera posterior mata dan membentang dari badan
silier, di bagian anterior dan saraf optikus di bagian posterior.
Iris merupakan struktur muskuler berpigmen yang memberikan warna
khas mata. Iris adalah bagian anterior traktus uvea dan membagi ruangan
antara kornea dan lensa menjadi kamera anterior dan posterior. Merupakan
diafragma muskuler sirkuler tipis yang ditengahnya terdapat lubang bulat,
pupil. Pupil akan berubah ukurannya ketika iris secara spontan beradaptasi
terhadap cahaya dengan berdilatasi atau berkontraksi.
Perubahan tersebut dapat mengontrol jumlah sinar yang masuk ke
dalam mata, sehingga akan memfasilitasi penglihatan dalam berbagai
derajat intensitas cahaya. Melingkar di bagian belakang iris terdapat badan
silier.
Badan silier mengandung serbut otot yang dapat membuat kontraksi
dan relaksasi zonula lensa (struktur yang menggantung lensa). Badan silier
berperan (penting dalam menjaga tekanan intraokuler (TIO) dengan sekresi
humor aqueus, cairan transparan berkadar air tinggi yang mengisi kamera
anterior dan posterior dan kemudian disalurkan melalui kanalis Schlemm.
Produksi dan pengaliran terus menerus cairan ini sangat penting untuk
menjaga TIO tetap konstan, normalnya terukur dalam kisaran 12 mm Hg.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Retina
Lapisan dalam bola mata adalah retina, jaringan delapan lapis,
semitransparan, tipis yang melapisi bagian dalam bola mata. Bagian
terdalam dalam retina mengandung sel ganglionik dan fotosensitif retina
sensoris. Lapisan luar, bagian satu lapis retina adalah epitelium berpigmen.
Bila dilihat melalui oftalmoskop, retina memperlihatkan refleks merah
khas, sebenarnya pendaran jingga. Retina mengandung arteri dan vena yang
memberi asupan darah. Terentang mulai dari saraf optikus, di bagian
posterior sampai bagian batas anterior berigi (ora serrata) dekat badan
silier.
Batang dan kerucut. Retina mengandung dua jenis sel fotosensitif
dikenal sebagai batang dan kerucut. Batang bertanggung jawab untuk
penglihatan perifer, ketajaman pandangan pencahayaan rendah, dan
membedakan bentuk dan batas benda. Batang terletak terutama di aspek
perifer retina.
Kerucut bertanggung jawab terhadap pembedaan warna dan
penglihatan tajam. Terletak lebih ke sentral dengan konsentrasi tertinggi
pada makula lutea. Makula sentral mempunyai cekungan dangkal yang
dinamakan fovea sentralis, yang hanya mengandung kerucut. Mata biasanya
berusaha memfokuskan cahaya ke daerah ini. Bila dilihat melalui
oftalmoskop, makula nampak lebih gelap dibanding bagian lain retina.
Asupan darah ke makula secara ekslusif melalui koroid.
Retina melekat secara longgar pada epitel berpigmen dan disokong
oleh humor vitreus seperti jel yang mengisi bola mata. Bila humor vitreus
mengkerut atau bertraksi, seperti pada lansia, retina sensoris dapat tertarik
dari epitel berpigmen. Terbentuknya lubang kecil atau robekan pada retina
akan memutuskan pula persatuan tersebut, sehingga cairan dapat bocor ke
belakang retina dan melepaskannya.
Diskus Optikus. Terletak agak ke nasal, tetapi masih di sentral, di
retina adalah diskus optikus. Tempat inilah dimana retina sensoris
berkonvergensi membentuk saraf optikus. Karena diskus optikus tidak
memiliki sel fotosensitif, maka merupakan titik buta dalam medan
penglihatan. Arteri dan vena retina sentralis bercabang dari pusat headoptik.
Dilihat dengan oftalmoskop, diskus optikus mempunyai kesan
cekungan dangkal, atau mangkuk fisiologis, yang harus ada tidak lebih dari
sepertiga diskus dan harus mempunyai batas yang tegas. Pada keadaan
dimana terjadi peningkatan TIO, diskus menjadi lebih cekung, sehingga
mengakibatkan kerusakan saraf optikus dan kehilangan penglihatan. Batas
diskus juga tampak kabur tanpa tepi yang tegas, seperti terlihat pada edema
papil (pembengkakan diskus optikus) dan peningkatan tekanan intrakranial.
Retina distikulasi oleh cahaya yang masuk melalui kornea, lensa, dan
humor vitreus. Derajat ketajaman fokus bergantung pada bentuk bola mata
dan kejernihan refraksi (alur) cahaya, yang mempengaruhi pemfokusan
cahaya pada retina. Orang dengan miopia, atau pandangan dekat,
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

mempunyai bentuk bola mata yang memanjang yang akan memfokuskan


cahaya di depan retina, membuat benda berjarak jauh menjadi kabur. Orang
dengan hiperopia, atau peradangan jauh, memfokuskan cahaya di belakang
retina.
Ketika impuls cahaya mencapai retina, terjadi urutan reaksi kimia dan
hubungan neurologis yang mengirmkan impuls ke epitel berpigmen, yang
mentransfer ke saraf optikus (SO II). Saraf optikus kemudian mentransmisi
impuls melalui kiasma optik berbentu-X ke korteks visual otak di lobus
oksipital, dimana inpuls diterjemahkan.
Segala sesuatu, seperti penyakit atau trauma, yang mengganggu
jalannya cahaya, alur visual, konversi atau transmisi impuls cahaya-dari
kornea ke korteks visual dapat mengganggu penglihatan dan menurunkan
atau menghilangkan sama sekali penglihatan. Untungnya, banyak
farmakologik, obat, dan intervensi bedah yang bersedia untuk
mempertahankan dan kemungkinan mengembalikan penglihatan.
f. Struktur Ruang Anterior
Bagian anterior mata dibatasi oleh permukaan depan iris dan lensa di bagian
posterior dan oleh kornea di bagian anterior. Bagian ini merupakan langkah
pertama alur cahaya penglihatan. Ruang anterior berisi cairan dan sedikit
mengembung, sehingga bentuknya konveks. Tekanan intraokuler (TIO)
terjaga oleh humor aqueus yang mengisi kamera. Untuk menjaga agar
tekanan dalam bola mata tetap konstan, pengaliran humor aqueus melalui
jaring-jaring trabekula dan kanalis Schlemm harus sesuai dengan
produksinya oleh badan silier. TIO normal berkisar antara 12 sampai 21
mmHg.
Kornea
Kornea merupakan struktur konveks, jernih pada seperenam anterior mata.
Posisinya sentral di depan iris, kornea harus tetap basah agar permukaan
epitelnya tetap sehat. Agar dapat berfungsi sebagai lensa optis,
permukaannya harus tetap halus. Lapisan airmata, disebarkan secara merata
dengan gerakan mengedipkan kelopak mata, untuk menjaga kelembaban dan
kenyamanan. Transparansi kornea terjadi akibat keseragaman struktur,
avaskularitas, dan dehidrasi relatif akibat lapisan endotel dan kularitas, dan
dehidrasi relatif akibat lapisan endotel dan barisan epitel yang mencegah
masuknya cairan eksternal ke kornea. Kornea tersusun atas lima lapis:
epitel, membrana Bowman, stroma, membrana Descement, dan endotel.
Epitel. Epitel merupakan lapisan terluar, memiliki empat sampai
enam lapisan sel dilengkapi dengan akhiran saraf sensibel dan mikrovili.
Epitel merupakan satu-satunya lapisan yang mampu beregenerasi dan
mengalami pergantian lengkap dalam 7 hari. regenerasi primer epitel terjadi
setelah 24 jam. Angka kecepatan tinggi pergantian sel ini amat penting,
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

khususnya bila dibutuhkan penyembuhan luka yang cepat, misalnya setelah


pembedahan, cedera, atau ulserasi.
Stroma. Stroma merupakan bagian kornea yang paling tebal dan
terletak antara lapisan membrana Bowman di anterior dan membran
Descement di posterior. Cedera pada setinggi membrana atau lebih dalam
dapat menyebabkan pembentukan parut.
Endotelium. Endotelium hanya setebal satu lapis dan berhubungan
langsung dengan humor aqueus pada kamera anterior. Sel-selnya memiliki
mekanisme seperti pompa untuk mencegah humor aqueus memasuki kornea,
menjaga kornea relatif kering dan jernih. Kesehatan endotel sangat penting
karena tidak dapat beregenerasi. Epitel merupakan barier terhadap air dari
luar yang memasuki kornea. Penurunan oksigenasi terhadap lapisan epitel
dapat mengakibatkan edema kornea. Begitu air bocor ke dalam kornea,
kornea menjadi buram dan berkabut, yang akan mempengaruhi penglihatan.
Kornea yang buram dan berkabut terjadi pada peningkatan TIO akut karena
tekanan yang berlebihan akan merusak fungsi endotel.
Karena kornea merupakan struktur refraktif utama, maka sangat
penting untuk ketajaman penglihatan. Refraksi yang optimal memerlukan
integritas, kehalusan, transparansi, dan konveksitas permukaan kornea.
Setiap perubahan kecil pada kornea yang disebabkan kerusakan atau
penyakit dapat menyebabkan perubahan besar tajam penglihatan.
Fungsi lain kornea adalah untuk perlindungan. Kornea dipersarafi
sangat tinggi oleh cabang sensoris saraf trigeminal (SO V) dan segera
menerima masukan sensoris sebagai rasa nyeri. Maka dari itu, bahkan benda
yang paling kecil sekalipun tidak dapat ditoleransi di kornea. Ancaman
terhadap mata menyulut refleks kornea. Kornea merupakan pelindung paling
hebat dari benda asing. Ketika kornea teriritasi, airmata akan terus-menerus
membanjiri untuk mengeluarkan bahan iritan, terjadi fotofobia, dan timbul
keinginan untuk menggosok mata yang hampir tidak bisa tertahankan. Nyeri
yang intensif biasanya mengacu pada adanya sesuatu di bawah kelopak mata
atas. Sensasi ini dapat terus berlangsung meskipun benda asing telah diambil
selama kornea masih teriritasi. Orang yang refleks korneanya terganggu atau
yang mengalami gangguan sensoris dapat kehilangan perlindungan kornea
ini. Hal ini bisa terjadi terutama bila kornea terpajan di udara.
Iris
Iris merupakan struktur yang sangat vaskuler dengan pigmen yang berbedabeda (ditentukan secara genetik). Warna mata bergantung pada jumlah
melanin yang ada pada iris; semakin cerah warnanya, semakin banyak
jumlah cahaya yang dapat memasuki mata. Orang yang mempunyai warna
mata yang sangat cerah mengalami fotofobia (peka terhadap cahaya).
Kebalikannya adalah orang dengan mata yang sangat hitam. Tak ada dua iris
yang benar-benar sama, termasuk mata kanan dan kiri orang yang sama. Iris
merupakan uvea, atau traktus berpigmen dan berhubungan dengan lapisan
koroid pada tepinya dan badan silier pada sisi bawahnya.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Seperti penutup pada kamera, iris selalu menyesuaikan diri terhadap


berbagai keadaan, agar cahaya yang masuk ke mata memadai. Pupil
merupakan lubang bulat di tengah iris. Sistem saraf autonom simpatis yang
mempersarafi sampai ke iris (melarikan diri atau bertempur, flight or fight)
berakibat dilatasi pupil. Otot dilator pupilae sirkuler pada bagian dalam
pupil dan menariknya menutup seperti tali pengikat. Kebanyakan waktu,
kedua sistem memberikan asupan kepada iris. Hanya ketika salah satu
sistem mendominasi terhadap lainnya atau ketika impuls saraf dihambat
akan terjadi dilatasi atau konstriksi murni. Respons terhadap obat dan stres
dapat menyebabkan fenomena tersebut.
Bila ditusuk, iris akan berkontraksi ke arah tempat cedera, sehingga
gambaran pupil dan iris menjadi khas seperti titik air mata. Iris kadang
dapat menonjol ke kamera anterior dan keluar dari kornea. Karena vaskuler,
iris agak mudah berdarah ketika mengalami cedera, dan terjadi hifema.
Dilatasi pembuluh darah dapat terlihat pada permukaan iris (rubeosis) pada
keadaan tertentu.
Pupil
Pupil adalah rongga yang terjadi di tengah cincin internal iris. Pupil
berbentuk bulat, reguler, dan mempunyai ukuran dan respons terhadap
cahaya yang sama pada kedua mata. Anisokoria atau pupil yang tidak sama,
merupakan temuan yang normal pada 20 % populasi. Sedangkan pada
populasi lain, pupil yang tak sama menunjukkan adanya penyakit saraf
pusat. Pupil terletak agak ke nasal dari pusat kornea. Konstriksi dan dilatasi
pupil pada reaksi terhadap cahaya terjadi sebagai akibat berbagai hubungan
neuronal. Ketika cahaya memasuki mata, sel fotosensitif akan mengirimkan
pesan ke otot konstriktor pupil melalui SO III. Hal ini akan mengurangi
distorsi dan silau yang terjadi akibat berlebihnya cahaya yang masuk.
Tingkat cahaya yang rendah akan mengaktifkan otot dilator pupil, yang akan
meretraksi iris dan membuka pupil. Lima kali energi lebih besar yang masuk
ke dalam mata ketika pupil berdilatasi. Kerusakan sel fotosensitif dapat
menurunkan fungsi pupil. Konstriksi pupil juga terjadi ketika mata
berkonvergensi melihat benda jarak dekat. Akomodasi lensa selalu
menyertai kontraksi pupil.
Lensa kristalina
Lensa kristalina adalah struktur transparan, tak berwarna, avaskuler dan
bikoveks yang digantungkan di belakang iris oleh zonula badan silier. Kapsul
anterior dan posterior menyelimuti dan menyokong lensa. Lensa harus
avaskuler agar transmisi cahaya tetap jernih.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Badan silier
Badan silier, suatu cincin jaringan yang merupakan kelanjutan dari iris,
dengan perjalanan sebesar 360 derajat pada sisi bawahnya. Badan silier
merupakan sel berpigmen, dan merupakan vaskuler dan muskuler. Badan
silier mempunyai dua fungsi : membuat humor aqueus dan menyesuaikan
bentuk lensa untuk akomodasi atau pemfokusan.
Humor aqueus perlu untuk
memberi nutrisi pada kornea dan
mempertahankan tekanan intraokuler.
Badan silier mempunyai ligamentum suspensorium, dinamakan
zonula, yang menyokong lensa dan menggantungkan-nya ke badan silier di
belakang iris. Otot badan silier akan berkontraksi dan relaksasi untuk
membentuk lensa agar refraksi cahaya menjadi tepat.
Akomodasi. Untuk melihat benda dalam jarak dekat, badan silier akan
berkontraksi, membuat zonula berelaksasi, dan lensa menjadi lebih
cembung dan memungkinkan cahaya terfokus pada retina. Proses ini dikenal
sebagai akomodasi. Lensa yang tergantung di belakang iris bekerja
melakukan refraksi dan membelokkan cahaya agar terfokus ke retina.
Bentuk lensa ditentukan oleh traksi yang terjadi dari kontraksi dan relaksasi
zonula silier. Lensa pada orang muda sangat lentur dan mudah dibentuk
untuk akomodasi. Bersama bertambahnya usia, lensa menjadi kuning, kaku,
dan kurang bisa berakomodasi.
Humor aqueus
Humor aqueus yang diproduksi di kamera posterior oleh badan silier
bersirkulasi sekitar lensa dan iris ke kamera anterior. Cairan aqueus
memberikan nutrisi esensial ke jaringan avaskuler kamera anterior: kornea,
lensa, dan jaring-jaring trabekula. Ia mengangkut metabolit dari dan
menyediakan bahan kimia yang diperlukan untuk lingkungan dalam mata.
Begitu berada di kamera anterior, humor aqueus akan difiltrasi ke jaringjaring trabekula menuju kanalis dari Schlemm. Jaring-jaring trabekula
melingkari seluruh lingkaran kamera anterior dan tertanam pada sudut yang
terbentuk pada limbus korneosklera. Trabekulum dilingkari oleh kanalis
Schlemm yang berbentuk oval, yang berhubungan dengan jaring-jaring
trabekula, dimana humor aqueus digabungkan dalam saluran vena mata.
Selama humor aqueus diproduksi dan disalurkan dengan jumlah yang
seimbang, maka tekanan intraokuler (TIO) dalam kamera anterior dapat
dipertahankan.
TIO terjadi dari keseimbangan antara pembentukan humor aqueus
dan tahapan aliran keluar humor aqueus. TIO selalu konstan. TIO akan
berfluktuasi sepanjang hari dan dapat dipengaruhi oleh musim sepanjang
tahun, latihan, perubahan posisi tubuh, gerakan kelopak mata, makanan,
dan obat-obatan. Keadaan yang meningkatkan TIO dapat mengakibatkan
kerusakan struktur dan fungsi mata yang progresif.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

10

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

g. Struktur ruang posterior


Ruang posterior merupakan segmen kecil yang dibatasi di bagian depat oleh
sisi posterior lensa dan di bagian posterior oleh humor vitreus. Badan silier,
zonula silier, aspek posterior lensa, dan humor aqueus berada di kamera
posterior. Daerah ini hanya bisa dilihat menggunakan instrumen khusus.
Bila lensa dari iris saling melekat (sinekhia), humor aqueus tak dapat
mengalir dari kamera posterior ke anterior. Penyumbatan pupil ini
mengakibatkan humor aqueus terperangkap dalam kamera posterior di
belakang lensa. Akibatnya, tekanan akan meningkat dan mendorong iris ke
depan, menekan jaring-jaring trabekula, yang selanjutnya menghambat
aliran.
Badan vitreus
Badan vitreus adalah bagian dari kamera posterior yang paling besar dan
paling posterior. Dibatasi di bagian anterior oleh lensa dan badan silier dan
dibagian posterior oleh retina, badan vitreus tersusun atas jel kolagen dan
cairan transparan, yang pada dasarnya membentuk dan mencetak bola
mata. Pada orang muda, vitreus berupa 80 % jel. Badan vitreus harus
avaskuler dan tidak mengandung partikel. Setiap debris yang bergerak
dalam badan vitreus akan memberikan bayangan pada permukaan retina,
menyebabkan gejala yang dikenal sebagai floaters (benda mengapung).
Karena berhubungan dan menempel pada seluruh permukaan retina, humor
vitreus akan mengerut sesuai pertambahan usia, dan pada keadaan dehidrasi
berat, serta dapat mengakibatkan terlepasnya retina.
Glosarium Istilah Oftalmologik
Anatomi Okuler :
Badan silier bagian traktus uvea antara dasar iris dan bagian anterior
koroid; tersusun atas prosesus siliaris dan otot siliaris, yang menyilang tepi
sirkuler dibelakang iris.
Batang lihat kerucut dan batang
Bintik buta kesenjangan dalam lapang penglihatan yang sesuai dengan
daerah retina yang tidak mengandung sel fotosensitif; titik dimana saraf
optikus memasuki mata.
Diskus optikus daerah diretina dimana saraf optikus masuk; mengakibatkan
bintik buta; posisi intraokuler saraf optikus yang dibentuk oleh serabut yang
berasal dari retina sensoris membawa transmisi ke korteks visual.
Epikantus lipatan vertikal kulit yang menutupi kantus internus mata,
memanjang sampai ke hidung
Fovea sentralis retina cekungan di tengah makula lutea diadaptasikan untuk
penglihatan paling tajam; tersusun hampir seluruhnya oleh kerucut.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

11

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Fundus okuli kutub dalam posterior mata yang dapat terlihat melalui
oftalmoskol
Humor aqueos cairan jernih dan berair yang bersirkulasi dalam kamera
anterior dan posterior mata; dihasilkan oleh badan siliar.
Iris (jm. Irides) membran kontraktil, sirkuler, dan berwarna yang terletak
antara kornea dan lensa kristalina dan ditengahnya membentuk pupil
Kamera anterior rongga dalam mata berisi humor aqueus, dibatasi dibagian
depan oleh kornea dan dibagian belakang oleh iris dan bagian anterior lensa
kristalina.
Kamera posterior ruangan yang berisi humor aqueus disebelah anterior
lensa dan sebelah posterior iris.
Kanalikuli pipa drainase air mata yang kecil pada bagian dalam kelopak
mata atas dan bawah mulai dari puncta ke kanalikuli komunis dan kemudian
ke kantung air mata.
Kanalis Schlemm saluran drainase aqueus mengelilingi bagian perifer
kamera anterior dan berhubungan dengan jaring-jaring trabekula.
Kantung lakrimalis kantung proksimal yang melebar dari sistem sistem
lakrimalis menghubungkan kedua duktus nasolakrimalis dan kanalikuli.
Kantus sudut pada kedua sisi ruang antara kelopak mata.
Kerucut dan batang dua jenis sel reseptor retina. Fungsi kerucut adalah
ketajaman penglihatan dan pembedaan warna; batang memungkinkan
penglihatan perifer pada pencahayaan rendah.
Konjungtiva membrana mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata
(palpebra) dan berlanjut ke batas komeosklera permukaan anterior bola
mata (bulbar).
Kornea bagian anterior lapisan fibrus bola mata yang jernih, transparan.
Koroid lapisan tengah mata vaskuler berpigmen antara retina dan sklera.
Lensa lihat lensa kristalina.
Lensa kristalina struktur bikonveks transparan yang memisahkan aqueus
dari rongga humor vitreus. Fungsinya untuk merefraksi cahaya dan
memfokuskannya ke retina.
Limbus batas kornea yang berhubungan dengan sklera.
Makula lutea retinae cekungan di pusat retina di sekeliling fovea sebelah
lateral dan sedikit di bawah diskus optikus; bertanggung jawab terhadap
penglihatan sentral akut.
Palpebral berhubungan dengan kelopak mata.
Puncta muara pengaliran air mata di aspek medial batas masing-masing
kelopak mata memungkinkan aliran ke duktus lakrimalis.
Pupil lubang kontraktil sirkuler di tengah iris yang mengatur jumlah sinar
yang memasuki mata.
Retina lapisan terdalam dinding mata tersusun atas jaringan sarafl;
mengandung batang dan kerucut yang sensitif terhadap cahaya yang
menerima bayangan objek eksternal dan mentransimisikan impuls visual
melalui saraf optikus ke otak.
Rim korneoskleral batas sirkular kornea dan sklera; dinamakan limbus.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

12

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Saraf optikus saraf kranial kedua yang membawa impuls visual dan retina ke
otak.
Sklera bagian putih mata; lapisan opak, fibrous, liat berlanjut sebagai
kornea, yang bersama-sama membentuk lapisan perlindungan eksternal
mata.
Uvea lapisan mata bagian tengah, vaskuler, berpigmen, meliputi iris, badan
silier, dan koroid.
Vitreus masa seperti gelatin, tak berwarna, transparan yang mengisi dua
pertiga bagian belakang mata antara lensa kristalina dan retina.
Zonula serabut-serabut halus jaringan yang meluas dari prosesus siliaris ke
lensa kristalina dan mempertahankan lensa tetap dalam posisinya.
Kelainan mata :
Ablasio retina pemisahan retina sensoris dari lapisan epitel berpigmen di
bawahnya.
Apakia ketiadaan lensa kristalina dalam mata.
Astigmatisma kelainan refraktif dimana cahaya tak dapat masuk menjadi
satu titik fokus retina karena kelengkungan kornea atau lensa yang tidak
seimbang.
Atrofi optik degenerasi saraf optikus.
Bintitan lihat hordeolum eksterna.
Blefaritis peradangan tepi kelopak mata.
Dakriosistitis peradangan sakus lakrimalis.
Diplopia melihat satu objek terlihat dua (penglihatan ganda).
Eksoftalmos penonjolan bola mata tak normal.
Esotropia deviasi satu mata ke dalam (mata juling).
Ektropian lipatan ke luar (eversi) kelopak mata.
Emetropis penglihatan normal, kondisi refraktif dimana cahaya sejajar akan
difokuskan tepat pada retina tanpa bantuan akomodasi.
Endoftalmitis peradangan intraokuler dan serius terutama mengenai rongga
vitreus, namun dapat juga mengenai kamera anterior mata.
Entropion terbaliknya (inversi) kelopak mata.
Epiforia produksi airmata berlebihan.
Eksotropia deviasi bolamata ke luar (mata jereng).
Fotofobia sensitivitas amborma terhadap cahaya.
Glaukoma sekelompok penyakit mata yang ditandai dengan meningkatnya
tekanan intraokuler, yang mengakibatkan kerusakan patologis diskus optikus
dan defek progresif medan penglihatan.
Hemianopsis kebutaan setengah medan penglihatan.
Hifema darah dalam kamera anterior mata.
Hiperopia, hipermetropis penglihatan jauh.
Hipertropia deviasi ke salah satu mata.
Hipopion pus dalam kamera anterior mata.
Hipotoni tekanan intraokuler rendah yang abnormal.
Hordeolum eksternus (bintitan) infeksi kelenjar Moll atau Zeis
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

13

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Kelazion kista kelenjar meibom.


Katarak hilangnya transparansi lensa krsitalina.
Keratitis inflamasi kornea.
Keratokonus deformitas kornea berbentuk kerucut dengan penipisan
noninflamasi sentral.
Miopia penglihatan dekat.
Nistagmus gerakan cepat involunter berulang-ulang bola mata.
Oftalmia simpatis uveitis mata yang tidak mengalami cedera akibat
sensitisasi pigmen uvea setelah cedera tembus maa lainnya.
Papiledema pembengkakan diskus optikus.
Retinitis pigmentosus degenerasi retina bilateral progresif herediter.
Presbiopia berkurangnya kekuatan akomodasi akibat proses penuaan.
Pterigium pertumbuhan jaringan konjungtiva berbentuk segitiga, tebal,
yang dapat mencapai ke kornea.
Strabismus ketidaksegarisan mata akibat ketidakseimbangan otot
ekstraokuler; kedua mata tidak terfiksasi pada satu objek yang sedang
dilihat.
Trabekulum jaring-jaring di sudut ruang anterior yang dilalui aliran humor
aqueus ketika meninggalkan mata.
Trakoma infeksi konjungtiva dan kornea berat oleh bakteria (Chlamydia
trachomatis).
Uveitis inflamasi iris, badan silier, atau koroid.
Xerosis keringnya kornea dan konjungtiva yang abnormal akibat defesiensi
mata.
Agens Farmakologis Oftalmik :
Miotikum agens yang mengakibatkan kontraksi pupil.
Midriatikum agens yang mengakibatkan dilatasi pupil.
Sikloplegikum agens untuk melumpuhkan otot silier.
Singkatan Umum :
D dioptri, satuan ukuran kekuatan atau kekuatan refraksi lensa (lensa 1-D
menghasilkan cahaya paralel difokuskan 1 m dari lensa).
ECCE extracapsular cataract extraction (ekstraksi katarak ekstra kapsuler).
EOM extraoculer muscle (otot ekstraokuler).
HT hipertropia.
ICCE intracapsular cataract extraction (ekstraksi katarak intrakapsuler).
IOL intraoculer lens (lensa intraokuler).
IOP intraoculer pressure (tekanan intraokuler).
OD (oculus dexter) atau RE-right eye (mata kanan).
OS (oculus sinister) atau LE-left eye (mata kiri).
OU (oculi unitas)-kedua mata bersama.
PHACO ekstraksi katarak pakoemulisifikasi.
PKP penetrating keratoplasty (keratoplastik tembus).
RK radial keratoplasty (keratoplastik tembus).
ST esotropia.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

14

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

2. Pengkajian Oftalmik
Peran perawat dalam perawatan mata meliputi pengkajian maupun pendidikan
pasien dan perawatan tindak lanjut. Dalam menjalankan peran ini perawat
berkolaborasi bersama berbagai personel perawatan kesehatan dan spesialis
mata.
Pengkajian mata dan struktur pendukungnya harus diperhitungkan
sebagai komponen pemeriksaan neurologis karena mata terletak di kepala dan
secara langsung berhubungan dan secara struktural merupakan bagian dari
sistem saraf. Jadi, pengkajian oftalmik merupakan komponen nurovisual
pemeriksaan sensoris.
Metoda pengkajian oftalmik yang berguna bagi perawat disajikan di sini.
Diasumsuikan bahwa keterampilan yang lebih detil dan spesifik dari yang akan
ditampilkan di sini masih diperlukan pada bagian oftalmologi khusus.
Pengkajian oftalmik harus berisi tinjauan ringkas sebagai komponen
pemeriksaan fisis umum atau sebagai pemeriksaan teliti, selektif mata itu
sendiri. Derajat potensial keterlibatan oftalmik menentukan kapan diperlukan
evaluasi khusus atau hanya singkat saja.
Ada tiga bidang pengkajian oftalmik yang ditujukan pada bab ini:
pengambilan riwayat, pemeriksaan fisik, dan diagnostik khusus oftalmik dan
prosedur refraktif.
a. Riwayat oftalmik
Sebelum melakukan pengkajian fisik mata, perawat harus mendapatkan
riwayat oftalmik, medis, dan terapi pasien, dimana semuanya dapat saja
berperan dalam kondisi oftalmik sekarang. Informasi yang harus diperoleh
meliputi informasi mengenai penurunan tajam penglihatan dan upaya
keamanan dan tergantung pada alasan melakukan pemeriksaan oftalmik.
Riwayat keadaan oftalmik sangat penting saat mengumpulkan data
dasar. Kita harus menyelidiki setiap riwayat kelainan mata, seperti katarak,
glaukoma, pelepasan retina, atau penurunan tajam penglihatan. Pendekatan
ditujukan pada faktor risiko yang berhubungan dengan usia. Riwayat harus
meliputi pertanyaan mengenai glaukoma, diabetes, penyakit hipertensi,
trauma mata, pembedahan mata, dan kelainan dan penyakit lain yang dapat
mengganggu ketajaman penglihatan. Juga penting mengidentifikasi tanggal
awitan dan penanganan keadaan tersebut, dan apakah pasien pernah
menjalani prosedur oftalmik noninvasif, seperti terapi laser atau
fotokoagulasi.
Riwayat gejala oftalmik, seperti fotofobia, nyeri kepala (termasuk
lokasi dan frekuensi), pusing, nyeri okuler atau dahi, mata gatal, keluar air
mata, floater, dan setiap rabas mata harus diperoleh. Bila ada keluhan
nyeri, dikaji sehubungan dengan lokasi, awitan, durasi, penurunan
ketajaman penglihatan yang diakibatkannya, keadaan saat nyeri timbul,
upaya menguranginya, dan beratnya. Perubahan dalam gangguan ketajaman
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

15

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

penglihatan atau kehilangan medan penglihatan harus diidentifikasi. Penting


juga menentukan apakah kondisi tersebut unilateral atau bilateral.
Pasien ditanyai mengenai apakah ia pernah menjalani koreksi refraksi
dan pengukuran ketajaman penglihatan, bila diketahui. Menggunakan lensa
koreksi untuk penglihatan dekat atau jauh, atau keduanya, dan efektivitas
refraksi harus dicatat. Informasi lain yang penting meliputi penggunaan obat
oftalmik yang dijual bebas atau dengan resep yang sedang dipakai.
Ringkasan riwayat oftalmik bagi setiap pasien harus meliputi
pertanyaan berikut : Apakah Anda mempunyai masalah dengan mata atau
penglihatan Anda? Apakah Anda menggunakan obat mata? Apakah anda
menggunakan kaca mata, lensa kontak, atau bentuk lain koreksi
penglihatan? Apakah Anda pernah menjalani prosedur oftalmik khusus,
seperti pembedahan atau terapi laser? Apakah Anda pernah mengunjungi
spesialis perawatan mata?
Riwayat keluarga mengenai kelainan oftalmik juga harus dikaji dan
memasukkan pertanyaan mengenai glaukoma, kebutaan, penyakit
hipertensi, katarak, dan diabetes, begitu pula respons terhadap terapi
penyakit-penyakit tersebut.
1. Riwayat medis yang berkaitan
Banyak kelainan yang menyertai atau bermanifestasi gejala okuler dan
perubahan nyata pada struktur dan fungsi penglihatan. Diabetes melitus dan
hipertensi adalah penyebab tersering gangguan pembuluh darah okuler dan
bertanggung jawab pada retinopati (penyakit retina) dan kebutaan pada
sebagian bermakna populasi yang terkena. Penting menentukan adanya
riwayat penyakit emboli, karena emboli yang sangat kecil dapat berjalan
sampai ke arteri retina sentralis dan mengakibatkan penyumbatan,
menyebabkan hilangnya peredaran darah retina dan penglihatan.
Miastenia gravis dapat bermanifestasi sebagai gejala okuler, yang tampak
sebagai ptosis (kelopak mata turun) pada awal awitan penyakit ini. Neuritis
optikus sering terjadi pada pasien dengan sklerosis multipel. Trauma kepala
yang baru atau penyakit neurologis berat lain dapat menghasilkan temuan
oftalmik seperti papiledema (pembengkakan diskus optikus), defek lapang
pandang, dan perubahan pupil. Sakit kepala migren dapat berhubungan
dengan gejala oftalmik.
Informasi penting lain yang berhubungan meliputi regimen obat yang
sedang dipakai pasien. Banyak obat mempunyai efek oftalmik dan dapat
mempengaruhi ketajaman penglihatan. Misalnya, obat simpatomimetik atau
vagolitik dapat menghasilkan dilatasi pupil menetap. Obat lain, seperti
morfin sulfat, dapat menyebabkan konstriksi pupil. Beberapa obat dapat
mempengaruhi otot ekstra okuler sehingga mata menjadi tidak segaris. Obat
lainnya mempengaruhi produksi humor aqueus oleh badan silier. Obat yang
mempengaruhi kesetimbangan cairan, misalnya diuretika, dapat
menurunkan tekanan intraokuler dengan hilangnya cairan.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

16

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

2. Riwayat psikososial
Daerah pengkajian penting lainnya meliputi psikologis, demografis, dan
keprihatinan lingkungan rumah. Hal ini terutama penting bagi perawat
kesehatan rumah ketika mengevaluasi lingkungan sekeliling pasien yang
menderita gangguan penglihatan. Pendekatan lingkungan harus menyertakan
tentang keamanan di lingkungan hidup, iklim, kebersihan, hama dan
serangga, paparan terhadap iritan eksternal, dan faktor lain yang dapat
mempengaruhi kesehatan oftalmik. Bukti pola penyiksaan fisik dapat terlihat
dalam bentuk lebam mata.
Ketika menanyakan pertanyaan mengenai riwayat pasien, kita harus
memperhitungkan efek keadaan oftalmik terhadap aktivitas pasien pada
kehidupan sehari-hari dan terhadap pekerjaan. Banyak aspek hidup seharihari bergantung pada ketajaman penglihatan : keamanan dan keberhasilan
fungsi dapat terancam oleh penurunan ketajaman penglihatan. Mengendarai
kendaraan bermotor, mengasuh anak, dan keterampilan lain yang digunakan
orang dalam kehidupan sehari-hari dapat terpengaruhi oleh kelainan mata.
Gaya hidup pasien jenis pekerjaan, aktivitas hiburan dan olahraga harus
dievaluasi. Pasien ditanyai apakah masalah oftalmik yang dilaporkan telah
mempengaruhi fungsi yang biasa dilakukan. kemudian perawat dapat
mengkaji bagaimana pasien menghadapi masalah tersebut.
Kepuasaan psikologis yang dapat dicapai melalui penglihatan dapat
disejajarkan dengan kenikmatan mendengarkan musik. Kehilangan bentuk
masukan sensoris bentuk ini sangat mengganggu pada beberapa orang,
khususnya bila kehilangan penglihatannya terjadi mendadak. Mereka yang
mengalami kebutaan kongenital cenderung sudah beradaptasi dengan
dunianya secara baik. Mereka yang kehilangan penglihatannya mendadak
lebih sulit menyesuaikan diri setelah sekian lama menggantungkan diri pada
penglihatan untuk menjelajahi dunia dan mempergunakan masukan sensoris
tersebut untuk mengadakan hubungan manusiawi. Mereka yang
penglihatannya terganggu cenderung menggunakan indra lain seperti
pendengaran dan perabaan, yang kemudian menjadi lebih akut. Sangat
penting untuk menentukan apa yang dapat memfasilitasi komunikasi,
pemahaman, dan arti bagi mereka. Suara seseorang bisa sangat berarti bagi
seseorang yang mengalami gangguan penglihatan, sementara yang lain
mungkin menggantungkan diri lebih pada perabaan. Penting untuk
mengetahui masukan sensori mana yang berarti bagi individu tersebut
sehingga personel perawatan kesehatan dapat mengadaptasi komunikasi
yang dibutuhkan. Seperti orientasi terhadap lingkungan dan asuhan oftalmik.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

17

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

b. Pengkajian fisik penglihatan dan mata


Pemeriksaan mata merupakan komponen yang sangat penting pada
pemeriksaan fisik, tidak hanya karena kesehatan mata sangat penting bagi
kesehatan pasien secara keseluruhan tetapi juga karena keadaan mata dapat
mencerminkan keadaan kesehatan secara umum. Retina yang dapat dilihat
dengan oftalmoskop adalah satu-satunya tempat pada tubuh manusia
dimana dasar pembuluh darahnya dapat diperiksa secara langsung. Penyakit
seperti hipertensi dan diabetes menimbulkan perubahan pada vaskulatur
retina yang dapat langsung dilihjat. Pupil adalah jendela ke mikrosirkulasi
manusia.
1. Pengkajian ketajaman penglihatan
Mata memberikan stimuli visual ke korteks oksipital. Tajam penglihatan
sangat penting untuk diuji. Karena merupakan fungsi mata yang terpenting.
Harus dilakukan paling awal sehingga penglihatan sudah dapat dikaji
sebelum kita benar-benar menyentuh mata.
Uji formal ketajaman penglihatan harus merupakan bagian dari setiap
data dasar pasien. Tajam penglihatan diuji dengan kartu mata (kartu
Snellen) yang dapat diletakkan 6 meter (20 kaki) dari pasien atau
menggunakan kartu dekat. Pasien diminta untuk menutup salah satu mata
dengan selembar kertas atau karton, agar kedua mata tetap terbuka, dan
membaca setiap baris pada kartu sampai huruf yang tercetak tak dapat lagi
dikenali. Bila pasien menggunakan lensa koreksi, ketajaman penglihatan
harus diuji dengan dan tanpa menggunakan lensa.
Buta huruf dapat diatasi dengan menggunakan kartu (kartu Snellen)
yang menampilkan huruf E dengan empat posisi yang berbeda. Kartu ini juga
berguna untuk mengkaji ketajaman penglihatan anak umur 5 tahun.
pemeriksaan kasar ketajaman penglihatan dapat dilakukan di tempat tidur
dengan menggunakan teknik dasar. Pengkajian tersebut, seperti persepsi
terhadap cahaya, gerakan tangan, menghitung jari, dan membaca sangat
mudah dilakukan dan dapat memberi informasi praktis mengenai
penglihatan pasien.
Ketajaman
penglihatan
diekspresikan
dalam
rasio
yang
membandingkan bagaimana seseorang dengan penglihatan normal melihat
dari jarak 20 kaki dengan yang dilihat pasien dari jarak 20 kaki. Ketajaman
penglihatan 20/50 berarti pasien dapat melihat dari 20 kaki jauhnya
sedangkan orang normal mampu melihatnya pada jarak 50 kaki; 20/200,
batas kebutaan legal, menunjukkan bahwa pasien dapat melihat pada 20
kaki sedangkan mata normal dapat melihatnya pada jarak 200 kaki. Pasien
seperti ini hanya dapat membaca dengan akurat huruf besar di baris paling
atas kartu Snellen. Pasien yang tajam penglihatannya masih kurang dari
20/20 ketika sudah dikoreksi dengan kaca-matanya sendiri harus dirujuk ke
ahli oftamologi atau optometris.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

18

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Setelah usia 40 tahun, lensa mata mulai menjadi kaku dan tak mampu
mengakomodasikan bentuknya terhadap pandangan jarak dekat (presbiopia).
Dengan meminta pasien membaca surat kabar dengan jarak satu kaki adala
uji skrining umum untuk presbiopia. Pasien yang mengalami kesulitan
dengan pemeriksaan ini harus dirujuk ke spesialis untuk evaluasi lebih
lanjut.
2. Pengkajian gerakan mata
Otot ekstraokuler adalah enam otot kecil yang melekat pada tiap mata yang
menggerakkan bola mata. Diinervasi oleh tiga saraf otak (SO III, IV, dan VI).
Aksi sinergis (sesuai) otot ekstraokuler kedua mata menghasilkan gerakan
paralel. Mekanisme bagaimana cara kerjanya sangat kompleks, dan analisis
abnormalitasnya memerlukan konsultasi dengan dokter.
Kesejajaran paralel mata tersebut dapat dengan mudah dideteksi
dengan mengarahkan sinar langsung ke mata sementara pasien memandangi
sumber cahaya. Tempat pantulan cahaya pada mata harus identik. Refleks
cahaya yang berbeda antara satu mata dengan lainnya menunjukkan
gangguan penglihatan paralel.
Uji menutup. Disamping kesejajaran normal kedua mata ketika
keduanya berfungsi bersama, ada kecenderungan salah satu mata untuk
bergeser ke sisi nasal atau sisi temporal (dan perlunya untuk
mengkompensasi secara involunter dengan usaha) dapat dikaji dengan uji
menutup. Salah satu mata pasien ditutup dengan karton atau tangan
pemeriksa, dan pasien diminta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada
satu benda diam sementara mata yang ditutup karton/tangan tetap terbuka.
Kemudian karton atau tangan tiba-tiba disingkirkan, dan akan nampak
gerakan abnormal mata. Bila mata, saat ditutup, bergeser ke sisi temporal,
akan kembali ke titik semula ketika penutup dibuka. Sebaliknya, bila
bergeser ke sisi nasal, fenomena sebaliknya akan terjadi. Kecenderungan
mata untuk bergeser, ketika ditutup, ke sisi temporal dinamakan eksoforia;
kecenderungan mata untuk bergeser ke sisi nasal disebut esoforia.
Lirikan Terkoordinasi. Integritas kontrol saraf otot mata dapat dikaji
dengan mengarahkan pasien, sementara kepala dijaga tetap diam, untuk
menggerakkan matanya keenam posisi kardinal lirikan dengan mengikuti
sebuah benda. Benda digerakkan ke lateral ke kedua sisi sepanjang sumbu
horizontal dan kemudian sepanjang sumbu oblik, masing-masing membentuk
sudut 60-derajat dengan sumbu horizontal. Tiap posisi kardinal lirikan
menggambarkan fungsi salah satu dari keenam otot ekstraokuler yang
melekat pada tiap mata. Bila terjadi diplopia atau pandangan ganda, selama
transisi dari salah satu posisi kardinal lirikan, pemeriksa dapat mengetahui
adanya salah satu atau lebih otot ekstraokuler yang gagal untuk berfungsi
dengan benar. Keadaan ini bisa juga terjadi bila salah satu mata gagal
bergerak bersama dengan yang lain.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

19

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Ketika gerakan ekstraokuler sedang dikaji, mata diobservasi bila ada


nistagmus, suatu gerakan mata mendadak ireguler seperti gerakan lirikan ke
posisi lateral. Nistagmus mempunyai dua komponen; komponen cepat pada
salah satu arah atau arah lainnya dan komponen lanjutannya yang lebih
lambat yang mengembalikan mata ke posisi yang diharapkan. Namun,
nistagmus pada lirikan lateral eksterm adalah temuan yang normal, dan
dapat dihindari dengan tidak meletakkan benda terlalu jauh ke lateral. Ada
banyak keadaan, seperti pada sklerosis multipel dan tingginya kadar Dilantin
(fenitoin), dapat menimbulkan nistagmus. Meskipun kebanyakan keadaan
tersebut bersifat jinak, namun ada juga yang mencerminkan proses patologi
yang berat.
Mata harus bergerak bersama secara simetris dan dengan arah yang
sama. Ketika tidak bergerak bersama, fenomena ini dinamakan strabismus.
Hal ini akan menimbulkan pandangan ganda atau kabur karena gambar yang
diprojeksikan pada masing-masing retina berbeda. Strabismus merupakan
salah satu penyebab ambliopia.
Pemeriksaan Kalori. Ketika mengkaji viabilitas otak, dapat dilakukan
pemeriksaan kalori. Dilakukan dengan cara memasukkan air hangat maupun
dingin ke dalam telinga. Pada orang sehat, akan menimbulkan nistagmus
cepat ke arah atau menjauhi penetesan air. Saat melakukan uji kalori pada
orang sehat dapat membangkitkan muntah dan nyeri hebat. Tidak adanya
nistagmus selama uji kalori merupakan salah satu tanda klinis kematian
otak.
Pengkajian lapang pandang
Bersamaan dengan ketajaman penglihatan, lapang pandang juga harus
dikaji. Kebanyakan, manusia mempunyai lapang pandang bulat, termasuk
bintik buta dimana saraf optik memasuki mata dan dimana tidak terdapat
sel retina fotosensitif. Meskipun lapang pandang dapat dikaji dengan cepat
oleh oftalmologis, estimasi kasar dapat dibuat di kantor atau di tempat tidur
pasien ketika pemeriksa memperhatikan adanya gangguan umum lapang
pandang, misalnya pada pasien dengan cedera serebrovaskuler (stroke) atau
glaukoma. Pasien dengan stroke dapat kehilangan seperempat atau setengah
lapang pandang pada kedua matanya. Defisit penglihatan akibat glaukoma
cenderung mengikuti pola tertentu kehilangan pandangan perifer progresif
(tunnel vision = pandangan terowongan), yang sayangnya merupakan temuan
yang sudah terlambat.
Metoda yang mudah dan dapat dipercaya untuk menguji penuhnya
lapang pandang adalah konfrontasi langsung dan menggunakan uji telunjuk.
Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling
berhadapan. Pasien diminta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa
menekan, sementara ia harus memandang hidung pemeriksa. Sebaliknya
pemeriksa juga menutup salah satu matanya sebagai pembanding. Bila
pasien menutup mata kirinya, misalnya, pemeriksa menutup mata kanannya.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

20

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Pasien diminta melirik tetap pada hidung pemeriksa dan menghitung


jumlah jari yang ada di medan superior dan inferior lirikan temporal dan
nasal. Jari pemeriksa digerakkan dari posisi luar terjauh ke tengah dalam
bidang vertikal, horizontal dan oblik, seperti pada pemeriksaan pengkajian
medan lirikan kardinal. Medan nasal, temporal, superior dan inferior dikaji
dengan memasukkan benda dalam penglihatan dari berbagai titik perifer.
Pada setiap manuver, pasien memberi informasi kepada pemeriksa saat
ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah
lirikannya ke depan.
Untuk menguji medan pandangan asal lirikan pada mata yang sama,
pemeriksa menggeser benda dari tangan kanan ke tangan kiri. Keseluruhan
prosedur dilakukan dengan cara sebaliknya untuk mengkaji medan
pandangan mata yang satunya. Penentuan secara kasar medan penglihatan
dapat dideteksi dengan cara ini. Bila pada uji komfrontasi memperlihatkan
penurunan medan penglihatan, atau bintik buta, maka pasien harus dirujuk
ke ahli oftamologi untuk evaluasi lebih lanjut.
Selain uji medan penglihatan di tempat tidur, ada cara yang lebih
canggih dan dapat dihitung untuk mengukur medan pandangan. Perimeter
Goldman atau alat uji perimetri automatis yang baru menggunakan plotting
sistematis persepsi titik-titik cahaya yang diproyeksikan pada mangkuk bulat
dengan kepala diletakkan di pusatnya.
Pemeriksaan mata
Teknik yang biasanya dipergunakan dalam pemeriksaan oftalmologis adalah
inspeksi dan palpasi. Inspeksi visual dilakukan dengan instrumen oftalmik
khusus dan sumber cahaya. Palpasi bisa dilakukan untuk mengkaji nyeri
tekan mata dan deformitas dan untuk mengeluarkan cairan dari puncta.
Palpasi juga dilakukan untuk mendeteksi secara kasar (jelas terlihat) tingkat
tekanan intraokuler.
Seperti pada semua pemeriksaan fisik, perawat menggunakan
pendekatan sistematis, biasanya dari luar ke dalam. Struktur eksternal mata
dan bola mata dievaluasi lebih dahulu; kemudian diperiksa struktur internal.
Pemeriksaan fisik mata
Struktur eksternal mata diperiksa terutama dengan inspeksi. Struktur ini
meliputi alis, kelopak mata, bulu mata, aparatus lakrimalis, konjungtiva,
kornea, kamera anterior, iris, dan pupil.
Ketika melakukan pemeriksaan dari luar ke dalam, perawat pertamatama melakukan observasi keadaan umum mata dari jauh, mencatat adanya
simetri umum dan posisi dan kesejajaran mata. Meskipun tak ada satu pun
mata yang benar-benar identik, pada dasarnya ukuran dan konfigurasinya
sama.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

21

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Variasi dari satu sisi dengan sisi lainnya menunjukkan adanya atrofi
atau peningkatan dimensi, seperti terjadi pada tumor atau pembengkakan
dalam rongga orbita. Kedua mata harus relatif sama warnanya, meskipun
mungkin ada yang warnanya berbeda. Warna mata menjadi pucat sesuai
pertambahan usia, penyakit depigmentasi, dan berbagai penyakit autoimun.
Alis diobservasi mengenai kuantitas dan penyebaran rambutnya.
Kelopak mata diinspeksi warna, keadaan kulit, dan ada-tidaknya serta arah
tumbuhnya bulu mata. Batas kelopak diperiksa adanya lesi seperti bintitan
atau tumor. Terkadang pada patah tulang dasar tengkorak difosa anterior,
darah dapat merembes dari robekan dura ke rongga orbita; hematoma yang
terjadi menyebabkan gambaran mata hitam yang dikenal sebagai mata
raccoon. Pasien dengan patah tulang dikaji adanya kebocoran cairan
serebrospinal dari hidung yang menyertainya (rinotea). Batas orbita
dipalpasi untuk adanya defek. Iregularitas tepi tulang orbita bisa terjadi
pada patah tulang blow-out orbita atau patah tulang wajah. dapat terjadi
terjeratnya otot ekstraokuler atau traktus saraf krania. Juga dicatat adanya
jaringan parut, pembengkakan, lepuh, laserasi, cedera lain dan adanya
benda asing.
Kelopak mata

Posisi kelopak mata dikaji dalam hubungannya dengan bola mata. Posisi
kelopak dan simetri merupakan bagian sangat penting pada pemeriksaan
saraf otak (SO). Untuk mengkaji SO III, perawat meminta pasien untuk
menutup mata secara ringan untuk menentukan apakah mata bisa tertutup
secara penuh. Pembukaan mata mengkaji SO VII.
Setelah mata terbuka, posisi kelopak diobservasi untuk melihat apakah
keduanya simetris dan batas bawahnya berhenti pada bagian iris sama
tinggi. Tidak boleh terlihat sklera di atas atau di bawah kornea. Posisi
kelopak harus simetris, dan kelopak mata atas harus tepat melintasi limbus
kornea dan di atas pupil. Kelopak tidak boleh menutupi pupil, yang dapat
mengganggu penglihatan. Iris, kornea atau sklera tidak dapat terlihat secara
utuh pada keadaan istirahat saat wawancara. Terlihatnya bagian mata yang
lebih dari biasa mengindikasikan adanya protrusi, atau eksoftalmos, yang
mungkin diakibatkan oleh hipertirodisme atau masa dalam orbita.
Eksoftalmos klasik, seperti pada penyakit Grave (hipertirodisme),
diperkirakan merupakan proses autoimun yang berakibat inflamasi orbita
dan pembengkakan otot dan lemak. Protrusi unilateral dapat berhubungan
dengan masa dalam orbita, seperti tumor, sementara protrusi bilateral
menunjukkan adanya edema umum. Retraksi kelopak dapat menyerupai
keadaan seperti mata yang mengalami protrusi.
Mata dan kelopak mata orang yang kekurangan nutrisi atau dehidrasi
nampak seperti tenggelam atau cekung karena lemak dan cairan yang
tersimpan di belakang bola mata hilang. Ptosis (turunnya kelopak) dapat
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

22

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

disebabkan oleh edema, kelemahan otot, defek kongenital, atau masalah


neurologis (SO III) yang disebabkan oleh trauma atau penyakit.
Kelopak mempunyai peran penting pada integritas mata. Kelopak
melindungi mata dari benda asing dengan refleks mengejapkan mata.
Pengkajian refleks mengejap yang utuh merupakan bagian pemeriksaan saraf
pusat. Dan penentuan tingkat kesadaran. Interval mengejap volunter sangat
individual sifatnya dan harus dikaji dengan baik.
Akhirnya, perawat mengobservasi arah kelopak mata. Kelopak harus
terletak merata pada permukaan mata. Kelopak yang melengkung ke luar
dinamakan ektropion; kelopak mata seperti ini tak dapat menutup dengan
baik dan mata eksternal dapat terpajan dan kering. Kelopak yang
melengkung ke dalam dinamakan entropion. Bulu mata pada kelopak yang
begini akan menjadi senjata tajam dan terjadi iritasi kornea ketika
mengejapkan mata dan kontak dengan kulit dan rambut. Penyakit kronik
kelopak mata dapat merusaknya, menghasilkan posisi dan penutupan
kelopak yang abnormal. Kenyataannya, banyak pasien dengan infeksi
kelopak kronik kemudian mengalami kekeringan mata dan ulkus abrasi
kornea akibat iritasi dan kehilangan bulu mata.
Bulu mata

Perawat kemudian harus memeriksa bulu mata untuk posisi dan


distribusinya. Biasanya selain berfungsi sebagai pelindung mereka juga dapat
menjadi iritan bagi mata bila menjadi panjang dan salah arah. Bulu mata
yang panjang dan tak teratur dapat mengakibatkan iritasi kornea. Orang
yang menderita depigmentasi abnormal, albinisme, infeksi kronik, dan
penyakit autoimun bulu matanya akan memutih, atau poliosis.
Sistem lakrimal
Struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata harus dikaji. Sistem
lakrimal tersusun atas bagian sekresi dan drainase. Air mata aqueus
diproduksi oleh kelenjar airmata yang terletak di bawah orbital lateral atas.
Bila dicurigai pembesaran kelenjar, kelopak mata atas harus dieversi untuk
memajankan dan menginspeksi kelenjar mengenai adanya pembengkakan
dan inflamasi. Lapisan air mata secara umum mengenai kelembaban atau
kekeringannya. Dengan melakukan uji Schimer merupakan cara yang mudah
untuk mendeteksi jumlah produksi airmata. Selembar kertas seperti lakmus
dilipat dan diselipkan di kelopak mata bawah dan dibiarkan selama 5 menit.
Kertas tersebut digunakan seperti sumbu, untuk menyerap airmata yang
dihasilkan. Uji ini dapat dilakukan dengan atau tanpa anestesi lokal. Setelah
5 menit, diukur kebasahan kertas. Hasil uji dinyatakan normal bila
kebasahannya 10 mm; kebasahan yang melebihi 25 mm menujukkan
kelebihan produksi airmata.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

23

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Komponen drainase sistem lakrimal meliputi puncta, kanalikuli, sakus


lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis. Drainase pertama kalai dikaji dengan
mengobservasi punkta. Merupakan muara kecil, oval di kantus medial bagian
atas dan bawah yang berfungsi menyalurkan air mata ke kanalikuli.
Merupakan bagian atas sistem drainase air mata untuk kemudian dialirkan ke
sakus dan duktus lakrimalis. Terkadang puncta mengalami inflamasi dan
nampak merah dan mencucu. Edema dan eksudat dapat menyumbat
bagian atas sistem lakrimalis, akibatnya airmata akan membanjir ke muka.
Sistem drainase lakrimalis dapat mengalami inflamasi dan penyumbatan,
mengakibatkan sakus menggelembung pada sisi jembatan hidung. Sering
terjadi pada anak-anak. Eksudat dan cairan lain yang keluar dikaji mengenai
warna, lokasi dan perkiraan jumlahnya. Obstruksi dan inflamasi duktus
lakrimalis sering dapat diidentifikasi dengan meraba sisi hidung dengan
kantus medial mata. Daerah tersebut dikaji mengenai adanya nyeri tekan
dan pembesaran. Setiap bentuk cairan yang keluar dari puncta harus dicatat
dan digambarkan.
Pemeriksaan mata anterior
Sklera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama. Kelopak
dilebarkan dibuka dengan meletakkan telunjuk pada kelopak mata atas
pasien dan ibu jari pada bagian bawah agar terhindar dari trauma jaringan
lunak. Ketika kelopak mata dibuka dengan lembut, pasien diminta melihat
ke atas, bawah, dan kedua sisi. Konjungtiva bulbaris yang tampak dari luar
diinspeksi. Kapiler kecil normalnya terlihat pada konjungtiva, dan sklera
fibrosa normalnya putih.
Tapi, pada orang berkulit gelap, sklera kadang tampak kekuningan;
merupakan temuan yang normal, jangan dikacaukan dengan ikterik,
kekuningan sklera yang ditemukan pada penyakit hati dan empedu. Sklera
tampak kebiruan bila sangat tipis. Konjungtiva palpebra kelopak mata
bawah dapat langsung diinspeksi dengan menyuruh pasien melihat ke atas
sementara kelopak mata baah dieversi dengan tarikan lembut batas kelopak
mata baah. Demikian juga, kelopak maa atas juga harus dieversi untuk
melihat konjungtiva palpebranya.
Mata dibagi dalam dua kamera; anterior dan posterior. Lokasi kamera
segmen anterior memungkinkan inspeksi kasar tanpa menggunakan
instrumen khusus. Kamera posterior, sebaliknya, hanya bisa dilihat dengan
instrumen dengan cahaya, cermin, atau pembesar.
Pemeriksaan kornea
Biasanya lampu slit digunakan untuk memeriksa kornea secara cermat;
namun, perawat dapat melakukan observasi berbagai keadaan menggunakan
lampu senter kecil. Hal pertama yang harus diobservasi adalah keadaan
umum kornea. Untuk melakukan inspeksi permukaan kornea, pemeriksa
menyorotkan senter pada bagian anterior. Normalnya, kornea tampak halus
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

24

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

dengan pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris dan tunggal.


Iregularitas segera dapat mendeteksi adanya defek pada pantulan cahaya
pada kornea. Pantulan cahaya yang berpendar menunjukkan permukaan
yang ireguler atau edema kornea.
Kemudian, kejernihan kornea diobservasi. Kornea harus transparan
sehingga cahaya dapat melaluinya secara bebas. Bila kornea dan kamera
anterior jernih, gambaran detil iris dapat dilihat jelas. Kornea diobservasi
mengenai adanya parut, yang biasanya tampak putih kelabu. Parut
menunjukkan adanya trauma, pembedahan atau infeksi sebelumnya.
Pengkabutan kornea terlihat pada kasus edema kornea, seperti pada
glaukoma akut, pascatrauma dan pembdahan, atau setiap kejadian yang
merusak epitel. Biasanya kornea tidak mengandung pembuluh darah.
Tumbuhnya pembuluh darah ke kornea atau menonjolnya pembuluh darah di
sekitar perimeter harus dicatat. Pembuluh darah seperti ini tidak normal
dan dapat mengganggu penglihatan. Bayangan yang tercetak di iris
menunjukkan lesi kornea atau pergeseran ke depan kamera anterior.
Untuk mengevaluasi bentuk kornea, dan kedalaman kamera anterior,
perawat dapat mengarahkan senter secara oblik dari sisi pasien. Temuan
dapat meliputi keratokonus, kornea yang menggelembung runcing
disebabkan oleh penipisan lapisan kornea atau pendataran kamera akibat
dekompresi, yang dapat diakibatkan oleh ruptur bola mata atau luka operasi
terbuka, atau peningkatan tekanan intraokuler karena iris menonjol ke
depan.
Kornea melindungi mata karena sifatnya yang sangat sensitif. Ketika
hanya teriritasi ringan, seperti adanya selembut bulu mata, dapat
menginduksi refleks kornea. Sensitivitas kornea dikaji dengan menyapukan
serabut kapas bersih yang berbeda pada masing-masing kornea, hati-hati
jangan sampai menyentuh kelopak atau bulu mata. Uji ini akan
menimbulkan kejapan mata segera dan sama, bilateral dan pengeluaran air
mata.
Pada orang sadar, refleks kornea dapat dirangsang dengan mengetuk
ringan kelopak mata atas yang menutupi kornea. Bila kornea utuh, pasien
akan mengejapkan mata. Benda asing di kornea akan menimbulkan gejala
nyeri, fotofobia, dan pengeluaran air mata. Trauma kornea dapat
mengakibatkan gejala berat dan menyulitkan pemeriksaan. Untuk
memeriksa kornea dan struktur mata lainnya, mungkin diperlukan anestesi
topikal. Anestesi dapat bekerja segera, membebaskan pasien dari rasa nyeri,
dan memudahkan pemeriksaan.
Untuk mendeteksi ulkus kornea atau benda asing, dapat diberikan
pewarna fluoresin topikal sebelum pemeriksaan. Pewarna fluoresin akan
melekat pada epitel yang terkelupas dan tampak hijau terang ketika disinari
dengan lampu slit, lampu khsusus yang digunakan untuk memeriksa mata.
Pewarna merah bengal akan mewarnai defek epitel lebih baik
daripada fluoresen, namun biasanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit
konjungtiva, seperti keratokonjungtivitis sika, suatu inflamasi pada mata
anterior akibat kekeringan. Bila seseorang mengalami ruptur bola mata,
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

25

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

atau lubang pada kornea, jangan sekali-kali diberikan tetes mata, karena
dapat masuk ke dalam mata dan merusak sel endotel yang tak dapat
beregenerasi. Perlu diingat, pewarna topikal dapat menodai lensa kontak;
jadi, lensa harus dilepas sebelum pemberian pewarna.
Limbus harus diperiksa adanya penyebaran pembuluh darah atau
adanya warna merah gelap, yang terlihat pada inflamasi traktus uvea. Pasien
usila terkadang mengalami arkus senilis, suatu cincin keabuan jinak di
sekeliling batas kornea. Namun, bila terdapat pada pasien muda,
menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol serum.
Untuk memeriksa konjungtiva palpebra atas, misalnya untuk mengambil
benda asing atau mengkaji warna atau asupan darah sklera, perlu
melakukan eversi kelopak mata atas sebagai berikut :
1. Minta pasien memandang ke bawah. Terangkan apa tujuannya; kemudian
pegang dengan lembut bulu mata atas di antara ibu jari dan telunjuk dan
tarik ke depan.

2. Letakkan batang kecil, seperti spatel lidah atau lidi kapas, pada lipatan
tarsus. Dengan lembut lipat kelopak mata ke belakang sementaa pasien
tetap melihat ke bawah

3. Gunakan ibu jari untuk mempertahankan bulu mata ke alis. Kemudian


lakukan observasi adanya benda asing kemerahan berlebihan, eksudat,
atau perdarahan (biasanya terletak dekat limbus kornea dan menyebar
ke luar). Periksa juga vaskularisasinya, perhatikan apakah pembuluh
darah bergerak sesuai gerakan mata. Konjungtiva harus dapat bergerak
bebas pada permukaan sklera.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

26

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Pemeriksaan iris dan kamera anterior


Sementara memeriksa kornea, humor aqueus di kamera anterior dikaji
mengenai kejernihannya. Pada keadaan tertentu, terdapatnya sel dan
pengkabutan (flare) dalam humor aqueus dapat terlihat. Pengkabutan ini
disebabkan oleh peningkatan bahan seperti protein akibat inflamasi di dalam
kamera anterior. Proses infeksi berat dapat terjadi di kamera anterior,
meninggalkan sel darah putih dan debris infeksius. Pengumpulan nanah di
kamera anterior dinamakan hipopion. Pembuluh darah dalam struktur
kamera anterior dapat mengalami cedera atau rapuh atau ruptur,
menyebabkan tertumpahnya darah ke dalam rongga ini. Darah di dalam
kamera anterior dinamakan hifema. Kedua keadaan ini dapat dilihat lebih
jelas setelah pasien duduk tegak sehingga gravitasi menarik material ke
bawah, membentuk batas cairan yang dapat terlihat di kamera anterior.
Iris diperiksa bentuk, simetris dan warnanya. Tidak ada dua iris yang
sama, sehingga setiap orang adalah unik. Iris diinspeksi kontinuitasnya dan
adanya gambaran yang tidak biasa. Bila pembuluh darah berkembang atau
pembuluh darah yang ada mengalami distensi, seperti pada proses inflamasi,
baru dapat terlihat pada iris. Pembuluh darah berkelok-kelok yang terdapat
pada penderita diabetes dinamakan rubeisis irides.
Pemeriksaan pupil
Pupil adalah lubang di tengah iris. Ketika kita memeriksa pupil, kita
mengkaji reaksi terhadap cahaya dan pandangan dekat dengan konvergensi,
misalnya untuk mengevaluasi gangguan sistem saraf pusat (SSP) atau pada
tekanan intrakranial. Iris dapat berubah ukurannya untuk mengontrol cahaya
yang masuk ke dalam mata. Ketika sel fotosensitif retina terkena cahaya
terang, pupil yang normal akan segera berkontriksi secara reguler dan
konsentris. Reaksinya harus cepat dan simetris. Akan terjadi reaksi konstriksi
simultan pada pupil mata yang lain.
Konstriksi pupil mata yang dirangsang dinamakan refleks cahaya
direk, sementara konstriksi pupil yang sebelahnya dinamakan refleks
cahaya indirek atau konsensual. Reaksi konsensual dievaluasi pada kedua
mata. Eksplorasi mengenai fenomena ini memungkinkan kita membedakan
antara kebutaan akibat kerusakan saraf optikus atau kebutaan karena
penyakit sentral. Pada mata yang mengalami kerusakan saraf, rangsangan
cahaya langsung tidak menghasilkan respon pupil, tapi pada mata yang tidak
rusak, cahaya langsung akan membangkitkan respons pada mata yang rusak.
Reaksi lambat atau tidak adanya reaksi dapat terjadi pada kasus
peningkatan tekanan intrakranial.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

27

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Bila pasien dapat mengikuti perintah, perawat dapat menguji reaksi


pupil terhadap penglihatan dekat dan konvergensi. Pupil tak akan bereaksi
terhadap akomodasi yang dilakukan oleh lensa (penyesuaian yang terjadi
ketika penglihatan digeser dari jauh ke dekat). Namun akan berkonstriksi
ketika mata berkonvergensi (menyilang) pada benda yang sangat dekat.
Dapat diobservasi paling jelas dengan meminta pasien memfokuskan pada
benda dengan jarak tertentu dan mengikuti jari pemeriksa, yang digeserkan
mendekat 3 sampai 5 inci dari hidung pasien. Sebagai respons, pupil
normalnya akan berkontriksi ketika mata berkonvergensi untuk
memfokuskan pada jari pemeriksa. Akomodasi lensa tak dapat diobservasi
tapi hanya diasumsikan.
Penyakit autonomik, misalnya, akibat sifilis atau diabetes, dapat
mengakibatkan pupil tidak dapat merespons terhadap cahaya tapi dapat
merespons terhadap akomodasi. Pupil seperti ini dinamakan pupil Argyll
Robertson.
Meskipun pupil harus kurang lebih sama ukuran dan bentuknya,
namun prosedur seperti implantasi lensa, iridektomi, defek traumatik dan
kongenital, atau anisokoria kongenital, dapat menyebabkan perbedaan
bentuk. Misalnya defek berbentuk lubang kunci atau baji pada iris
menunjukkan pernah dilakukan iridektomi, untuk menurunkan tekanan
intraokuler.
Beberapa pasien dengan peningkatan tekanan intraokuler dapat
mengalami perubahan pupil yang memerlukan pemeriksaan berseri. Pasien
yang mengalami cedera otak lateral murni dapat memperlihatkan tanda
pupil unilateral yang tegas. Misalnya, pupil dapat berbentuk oval tepat
sebelum ia mengalami dilatasi penuh dan fiksasi. Hal ini mengarahkan
adanya lesi pada sisi pupil yang terkena dan merupakan tanda awal namun
samar peningkatan intrakranial.
Bila semua temuan pada pemeriksaan pupil normal, biasanya
didokumentasikan dan disingkat PERRLA : pupils equal, round reactive to
light and accomodation (pupil simbang, bulat, dan bereaksi terhadap cahaya
dan akomodasi) dengan mengingat bahwa akomodasi hanya bisa dikaji pada
pasien yang sadar dan kooperatif, dan buka akomodasi melainkan
konvergensi dekat lensa yang menyebabkan konstriksi pupil. Temuan
deskriptif lainnya harus didokumentasikan secara detil dengan kata-kata
yang jelas.
Pemeriksaan lensa kristalina
Tentu saja kita tak dapat melihat lensa, meskipun melalui pandangan
menyudut ke dalam pupil yang dilatasi, kita hanya dapat melihat pantulan
ringan kapsul anterior. Orang dengan katarak lanjut (matang lensanya
menjadi buram, dan pupil nampak berkabut dan berwarna putih keabuan.
Pada bayi baru lahir, pupil harus diperiksa juga untuk mengetahui bila ada
katarak kongenital. Pupil putih (leukokoria) menunjukkan adanya katarak
tepi bisa juga menunjukkan tumor intraokuler, seperti retinoblastoma.
Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

28

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Beberapa ahli menyebutnya mata kucing. Setiap bahan opak yang


menghambat pupil dapat menutup jalannya cahaya sehingga menghalangi
penglihatan. Bila terjadi pada anak di bawah 6 tahun, dapat mengakibatkan
ambliopia dan penglihatan yang buruk.
Trauma mata langsung dapat mengenai lensa sehingga lepas ke dalam
vitreus atau kamera anterior, atau bisa juga terperangkap dalam pupil. Pada
saat pemeriksaan lampu slit, kadang dapat dilihat zonula dengan bagian
lensa yang melekat padanya. Kelainan jaringan ikat, seperti terlihat pada
sindrom Marfan, biasanya berhubungan dengan dislokasi lensa.
Pemeriksaan segmen posterior
Karena struktur posterior terletak di belakang struktur anterior yang dapat
terlihat, maka tidak dapat dilihat dengan observasi tradisional. Untuk
memeriksa segmen posterior dan humor vitreus, diperlukan medium yang
jernih. Hukum ibu jari berbunyi bila pasien dapat melihat ke luar, kita
dapat melihat ke dalam. Pemeriksaan humor vitreus, retina dan struktur
posterior lain perlu menggunakan oftalmoskop, yang memerlukan latihan
dan keterampilan yang memadai. Pada beberapa keadaan, evaluasi fundus
(bagian dalam mata) bukan merupakan fungsi keperawatan biasa. Tapi,
perawat yang telah terlatih dalam spesialisasi oftalmik, yang dapat
melakukan pemeriksaan fisik, atau yang menjalankan fungsi praktik
keperawatan lanjut dapat menerapkan keterampilan ini.
Idealnya pupil pasien harus didilatasi untuk memudahkan
pemeriksaan, dan ruangan harus cukup gelap untuk meminimalkan reaksi
alamiah terhadap cahaya dan memudahkan pemeriksa membedakan
berbagai struktur yang ada. Biasanya diberikan obat tetes mata seperti
fenileprin atau siklopentat untuk mendilatasi pupil, yang memungkinkan
visualisasi fundus secara penuh. Namun obat tersebut juga dapat
mengganggu penglihatan selama beberapa jam setelah pemeriksaan
sehingga pasien memerlukan kacamata hitam untuk mencegah reaksi
fotofobia dan perlu dibimbing orang lain untuk pulang ke rumah.
- Pada keadaan yang jarang, dilatasi penuh pupil dapat
mencetuskan serangan glaukoma akut karena pupil menumpuk ke
trabekulum yang sempit, menyumbat drainase humor aqueus.
Kita harus ingat akan hal ini bila akan memberikan obat tetes mata
untuk mendilatasi pasien yang mempunyai riwayat glaukoma sudut sempit.
Obat lain yang menyebabkan dilatasi pupil, seperti atrofin, dapat
mengakibatkan hasil yang sama pada pasien ini.

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

29

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

REFRAKSI
EMETROPIA
Sinar-sinar yang sejajar dengan sumbu mata tersebut, oleh mata tersebut tanpa
akomodasi dibias pada retina sehingga ketajaman penglihatan maksimum.
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi
otot siliar yang terletak pada badan siliar akibatnya daya pembiasan lensa membesar
sehingga titik-titik yang letaknya lebih dekat pada mata dibias pada retina.
Pungtum remotum

: titik terjauh yang tanpa akomodasi dibias pada retina

Pungtum proksimum

: titik terdekat yang dengan akomodasi maksimum dibias pada


retina.

Kesalahan refraksi
1. Miopia (pandangan dekat)
2. Hipermetropia (pandangan jauh)
3. Anisometropia (fokus yang sama pada kedua mata)
4. Astigmatisme (fokus asimetris)
5. Presbiopik (ketidakmampuan mengubah fokus)
Kekuatan dan jenis lensa untuk dapat mengoreksi kesalahan refraksi ditentukan
dengan alat retinoskop
Berdasarkan pemeriksaan lensa koreksi yang cocok dipilih kemudian dipertajam
dengan meminta pasien membaca kartu snellen melalui berbagai lensa yang
berbeda
Refraktor otomatis dengan penggunaan lensa
PRESBIOPIA
Jika pungtum proksimum letaknya jauh dari jarak baca seseorang
Timbul umumnya pada umur 40 tahun dibantu dengan adisi lensa S+
Untuk orang Indonesia dipakai tabel sbb :

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

30

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Umur
Koreksi
40 tahun
AD S+ 1.00
45 tahun
AD S+ 1.50
50 tahun
AD S+ 2.00
55 tahun
AD S+ 2.50
60 tahun
AD S+ 3.00
Dst
AD S+ 3.00
ASTIGMATISMUS
Sinar sejajar dengan sumbu penglihatan (visual line) tidak dibiaskan pada satu titik
tetapi banyak titik
Titik pembiasan mungkin letaknya :
o Tidak teratur (astigmatismus irreguler) disebabkan permukaan kornea dapat
dilihat dengan cakram placido, dimana lingkaran-lingkarannya dicerminkan
sebagai lingkaran-lingkaran yang tidak teratur
o Teratur (astigmatismus reguler) semua titik pembiasan letaknya pada sumbu
penglihatan
Fokus sinar cahaya mengalami distorsi dan klien tidak dapat memfokuskan sinar
horisontal dan vertikal ke retina secara bersamaan.
Penyebab : kelainan permukaan kornea yang tidak rata keratometer.
Gejala : pandangan kabur, ketidaknyamanan pada mata.
MIOPIA
-

Sinar-sinar sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibias di depan retina
mata mempunyai bentuk memanjang atau daya kreatif berlebihan dan fokus cahaya
dari benda di depan retina tidak dapat melihat jarak jauh tidak mampu
mengurangi daya reaktif yang berlebihan.

Penyebab :

Jarak kornea retina terlalu panjang

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

31

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Gejala-gejala astenovergen

Terapi :

Penggunaan lensa (S-) konkaf

HIPERMETROPIA
Pengertian
Sinar yang berjalan sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibias di belakang
retina.

Gejala-gejala
-

Untuk mendapatkan ketajaman penglihatan terbaik berakomodasi terus menerus


keluhan pusing, lelah, dan sakit kepala astenopia akomodatif.

Oleh karena akomodasi disertai konvergensi (trias nervus III akomodasi,


konvergensi, miosis) kemungkinan letak kedua mata dalam posisi strabismus
konvergen (estropia)

Jika derajat hipermetropia pada satu mata lebih tinggi dari mata yang lain mata
yang pertama tidak digunakan penglihatan semakin kurang strabismus
divergen leksotropia.

Terapi
Penggunaan lensa S+ lensa konveks

SIFAT LENSA KOREKTIF


Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

32

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Jenis
Kaca mata

Ketahanan

Keuntungan

Sempurna

Koreksi

Kerugian
-

penglihatan

di

udara dingin

sempurna
-

Berembun

Mudah

Secara kosmetik
kurang disukai

dirawat

Mengganggu
pekerjaan tertentu mis
olahraga

Lensa kontak keras

Bila hati-hati bisa 1520 tahun

Koreksi

nyaman

sempurna
Lebih

murah

dari tipe lain


-

Efektif

adaptasi

untuk

Lensa kontak lunak

Penggantian

tahun

Kemungkinan
intoleransi

astigmatisme

Dapat keluar dari


posisinya

Ringan
tipis

Memerlukan

pasien
-

orang

tertentu terasa kurang

penglihatan
-

Pada

dan

mengapung

Jenis yang tidak


dapat

ditembus

gas

pada bola mata

dapat menghambat O2

Lensa

pada kornea sehingga

bergerak bersama-

perlu

sama mata

mengedipkan mata.

Jenis

selalu

yang

tembus gas dapat


memberi O2 pada
kornea

Perlu

sanitasi

setiap hari
-

Lebih nyaman

Penglihatan
perifer lebih baik

Resiko

iritasi,

ulcus kornea lebih tinggi


-

Fleksibel
menyerap air

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

Tidak

efektif

untuk astigmatisme
-

Resiko intoleran

33

ASKEP PENGINDERAAN (MATA)

Pengkajian
Data subjektif
-

Klien mengeluh pusing

Sakit kepala

Rasa tidak nyaman pada mata

Penglihatan kabur

Data objektif
-

Visus menurun

Kornea tidak rata (astigmatismus)

Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman pusing b/d cahaya dari benda tidak terfokus
2. Resiko injury b/d penglihatan kabur
Rencana keperawatan
Dx. 1. Gangguan rasa nyaman teratasi
Intervensi :
1. Kaji tingkat penglihatan
2. Anjurkan untuk melihat benda sesuai kemampuan akomodasi mata
-

Miopia : mendekat pada benda

Hipermetropia : menjauh pada benda

Presbiopia : memperpanjang jarak baca

3. Kolaborasi untuk koreksi refraksi : lensa konkaf, konveks dan atau silinders dengan :
-

Kacamata

Lensa kontak

Lensa intra okuler

Pembedahan lain membuat kornea lebih datar

Created by : H. MUHAMMAD BASRI,S.ST. M.Kes

34

También podría gustarte