Está en la página 1de 36

ASKEP UROLITHIASIS

BY
Reny S

Definisi
Adanya batu (kalkuli) di traktus
urinarius.
Batu terbentuk ketika konsentrasi
substansi tertentu seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat dan asam
urat meningkat.

Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat


defisiensi substansi tertentu seperti sitrat
yang secara normal mencegah kristalisasi
dalam urin.
Kondisi lain yang mempengaruhi laju
pembentukan batu mencakup pH urin dan
status cairan pasien, dimana batu cenderung
terjadi pada pasien dehidrasi).

Batu dapat ditemukan di setiap bagian


ginjal sampai ke kandung kemih dan
ukurannya bervariasi dari deposit granuler
yang kecil yang disebut pasir atau kerikil,
sampai batu sebesar kandung kemih yang
berwarna oranye.

Faktor-faktor yang mencetuskan


peningkatan konsentrasi kalsium didalam
darah dan urin sehingga menyebabkan
pembentukan batu kalsium adalah:
1. Hiperparatiroidisme
2. Asidosis tubular renal
3. Malignansi

4. Penyakit granulomatosa (sarkoidosis,


tuberkulosis), yang menyebabkan
peningkatan produksi vitamin D oleh
jaringan granulomatosa
5. Konsumsi vitamin D yang berlebihan
6. Konsumsi susu dan alkali
7. Penyakit mieloproliferatif (leukemia,
polisitemia, mieloma multipel), yang
menyebabkan proliferasi abnormal sel darah
merah dari sumsum tulang.

Pembentukan batu urinarius juga dapat


terjadi pada penyakit inflamasi usus dan
pada individu dengan ileostomi atau reseksi
usus, karena individu ini mengkonsumsi
oksalat secara berlebihan.
Beberapa medikasi yang diketahui
menyebabkan batu adalah antasida,
Diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin
dosis tinggi. Namun demikian, pada
banyak pasien dapat tidak ditemukan
penyebabnya.

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus
urinarius bergantung pada adanya obstruksi,
infeksi dan edema. Ketika batu menghambat
aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala
ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (pielonefritis
dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan
disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus
menerus.

Patofisiologi
Pe/pe ekskresi Ca, phosphat, kristal lain

Mempengaruhi pembentukan batu:


Urine saturasi
Asam/basa urine
Batu
Inhibitor defisiensi
Urine stasis
Produksi matrik
Lain: pyrophosphate

Magnesium
Supersaturasi urine
Citrat

Mengendap pada
tract. Urinarius

Beberapa batu dapat menyebabkan sedikit


gejala namun secara perlahan merusak unit
fungsional ginjal, nefron. Sedangkan batu
yang lain menyebabkan nyeri yang luar
biasa dan perasaan tidak nyaman.

Lokasi Batu

ANATOMI GINJAL

Batu di piala ginjal


Dapat ditandai dengan sakit yang dalam dan terus
menerus di area kostovertebral.
Hematuria dan piuria dapat dijumpai.
Nyeri yang berasal dari area renal menyebar
secara anterior dan pada wanita ke bawah
mendekati kandung kemih; sedangkan pada pria
mendekati testis. Bila nyeri mendadak menjadi
akut, disertai nyeri tekan di seluruh area
kostovertebral dan muncul mual muntah, maka
pasien sedang mengalami episode kolik renal.

Batu yang terjebak di ureter


Menyebabkan gelombang nyeri yang luar
biasa, akut dan kolik yang menyebar ke
paha dan genetalia.
Pasien sering merasa ingin BAK namun
hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasif batu.
Kelompok gejala ini disebut kolik ureteral.

Umumnya pasien akan mengeluarkan batu


dengan diameter 0,5 sampai 1 cm secara
spontan. Batu dengan diameter lebih dari 1
cm biasanya harus diangkat atau
dihancurkan sehingga dapat diangkat atau
dikeluarkan secara spontan.

Batu yang terjebak di kandung kemih


Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuria.
Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher
kandung kemih, akan terjadi retensi urin.
Jika infeksi berhubungan dengan adanya
batu, maka kondisi ini jauh lebih serius,
disertai sepsis yang mengancam kehidupan
pasien.

Diagnosis
The diagnostic gold standard for kidney
stones is axial CT scan (CAT) without
contrast (the same type of scan we have on
all of our cadavers).
Recent studies have shown CT scan to have
a sensitivity of 98%, specificity of 100%,
positive predictive value of 100%, and
negative predictive value of 97% when
being used to diagnose urolithiasis (stone
formation anywhere in the urinary tract).

Lanjutan Diagnosis
In order to determine from CT scan whether
a patient has a kidney stone, we must first
be able to follow the urinary tract on CT
from kidney to urethral meatus. Begin by
looking at the anterior view of the urinary
tract below.

Lanjutan Diagnosis
Notice that the kidneys can be found around the
T11- L4 levels, and that the right kidney is often
pushed inferior to the left kidney by the liver. The
ureters come out of the kidney's hilum medially
and run anterior to the psoas major, lateral to the
inferior vena cava or abdominal aorta (depending
on whether it's the right or left ureter). The bladder
can then be found immediately posterior to the
pubic symphysis. The urethra can be found by
following the bladder inferiorly out to the urethral
meatus of the penis or vagina

Kidney Stone on CT Scan

Penatalaksanaan
Mengurangi nyeri
Pengangkatan batu
Terapi nutrisi dan medikasi

Lanjutan Penatalaksanaan
Treatment of acute stone events (obstruction/
passage through ureter or urethra) depends on the
size of the stone. Most stones have a diameter of
less than 5 mm and pass without intervention. For
larger stones interventions such as lithotripsy
(breaking a stone up using high intensity acoustic
pulses), ureteroscopy (passing an endoscope
through the urethra to access ureters, kidney stone
can be visualized and removed via forceps using
endoscope), or nephrolithotomy (surgical removal
of stone through an incision in the back) can be
utilized.

Lanjutan Penatalaksanaan
Some clinicians will let a patient try and
pass a stone up to 1 cm in diameter for 4
weeks before intervening, encouraging the
patient to drink high volumes of water to
increase urine flow and hasten the passage
of the stone.

Lanjutan Penatalaksanaan
Many patients who have had a kidney stone
will have another, as recurrence rates of
nephrolithiasis are 30-50% within 5 years.
Medical therapy and good hydration are the
principle means of preventing chronic
nephrolithiasis. The type of medical therapy
utilized depends on the type of stone begin
formed by the patient.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi,
obstruksi dan abrasi traktus urinarius
2. Perubahan eliminasi urin berhubungan
dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,
iritasi ginjal atau ureteral.
3. Risiko tinggi kekurangan volume cairan
b.d mual, muntah, diuresis pasca obstruksi
4. Kurang pengetahuan tentang pencegahan
kekambuhan batu renal

Lanjutan Diagnosa Keperawatan

Masalah kolaboratif/komplikasi potensial


1. Infeksi dan sepsis (dari UTI dan
pielonefritis).
2. Obstruksi traktus urinarius oleh batu atau
edema pada GGA

Intervensi keperawatan
1. Mengurangi nyeri
2. Pendidikan pasien:
a. Patuhi program diet
b. Pertahankan masukan cairan yang
adekuat paling sedikit 3000 4000 ml
tiap hari.
c. Minum cairan dalam jumlah cukup pada
sore hari untuk mencegah urine yang
pekat pada malam hari

Lanjutan Intervensi Keperawatan

d. Hindari aktifitas yang menyebabkan


banyak keluar keringat dan dehidrasi.
e. Hindari peningkatan suhu lingkungan
yang mendadak sehingga dapat
menyebabkan keringat berlebih dan
dehidrasi.
f. Cari bantuan medis ketika merasakan
tanda pertama UTI

Lanjutan Intervensi Keperawatan


3. Pemantauan dan penatalaksanaan
komplikasi potensial.

Evaluasi
1. Menunjukkan berkurangnya nyeri
2. Menunjukkan perilaku sehat untuk
mencegah kekambuhan:
a. Mengkonsumsi cairan dalam jumlah
besar (10-12 gelas setiap hari)
b. Melakukan aktifitas yang sesuai
c. Mengkonsumsi diet yang diresepkan
untuk mengurangi faktor predisposisi
pembentukan batu.

Lanjutan Evaluasi
d. Mengidentifikasi gejala yang harus
dilaporkan ke tenaga kesehatan (demam,
menggigil, nyeri panggul, hematuria)
e. Memantau pH urine sesuai anjuran
f. Mematuhi medikasi sesuai anjuran untuk
megurangi pembentukan batu.

3. Tidak adanya komplikasi.


a. Tidak ada tanda sepsis dan infeksi
b. BAK 200 400 ml urine jernih tanpa
mengandung sel darah merah setiap kali
BAK
c. Klien melaporkan tidak adanya disuria,
frekuensi dan hesitensi.
d. Suhu normal.

END OF THIS SESSION

WHAT IS YOUR
OPINION FROM THIS
PICTURE?

También podría gustarte