Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Sari
Kajian seismogenetik menunjukkan pulau Jawa dengan sistem tektonik tunjamannya merupakan
bagian dari Satuan Seismotektonik Busur Sangat Aktif (Jawa Barat bagian barat dan Sumatera) dan Satuan
Seismotektonik Busur Aktif (Jawa Barat bagian barat Jawa Tengah Jawa Timur). Secara keseluruhan
daerah ini merupakan Daerah Rawan Gempa Bumi Indonesia No. VI, VII, VII dan IX. Di daerah ini gempa
bumi berkekuatan > 8,5 SR pernah terjadi (Jawa bagian barat), gempa bumi berkekuatan 7 SR sering
terjadi dan gempa bumi berkekuatan 5 - 6 SR umum terjadi (Jawa bagian selatan). Gempa bumi berpotensi
merusak Pulau Jawa umumnya berkekuatan > 5,6 SR dan merupakan gempa bumi lajur tunjaman selatan
Jawa yang berkedalaman dangkal < 30 km. Jarak sumber, kekuatan gempa bumi, kondisi geologi setempat
serta kepadatan penduduk dan infrastruktur sangat menentukan indeks kebencanaan dan risiko di Pulau
Jawa. Guna mewaspadai bahaya gempa bumi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, penilaian
risiko bahaya gempa bumi yang berbasiskan makrozonasi dan mikrozonasi kerentanan bencana dan risiko
gempa bumi merupakan hal utama dan mendasar yang diperlukan di berbagai wilayah tingkat provinsi,
kabupaten maupun kota yang terkait.
Kata kunci: Seismotektonik, seismogenetik, makro dan mikro zonasi, potensi bencana dan risiko
Abstract
A seismogenetic study shows the Jawa Island Arc and its subduction zone system belong to a highly active
seismotectonic arc unit (west Jawa and Sumatera) and an active seismotectonic arc unit (western part of
West Jawa Central Jawa East Jawa). In general, these regions are part of the Indonesian Earthquake
Hazard Zones No. VI, VII, VII and IX. The regions are characterized by the presence of rare earthquake of
magnitude > 8.5 Richter Scale (western part of Java), frequent magnitude of 7 Richter Scale and common
5 - 6 Richter Scale (Southern part of Java). The potential hazardous earthquake in Jawa that is > 5,6
Richter Scale of magnitude and shallow depth (< 30 km) is due to a subduction zone earthquake. Epicenter
distance, magnitude, geological site conditions, population, and infrastructure are the index of earthquake
hazard and risk in these regions. The earthquake hazard mitigation programme in the near future is a risk
assesment based on macro and microzonation of earthquake hazard and risk. These macrozonation and
microzonation assessments are essentially needed for provinces, districts, and cities.
Keywords: Seismotectonic, seismogenetic, macro and micro zonation, potential hazard and risk
Latar Belakang
perlu dilakukan suatu kajian mendasar seismotektonik yang berbasiskan asal-usul kejadian gempa
bumi (seismogenetik), serta menentukan wilayahwilayah potensi gempa bumi serta bahaya yang
ditimbulkan. Risiko bahaya gempa bumi sangat
ditentukan oleh kepadatan penduduk dan infrastruktur di suatu wilayah yang telah dinyatakan rawan
bencana dan risiko gempa bumi. Daerah-daerah
227
228
Laut Arafura
Gambar 1. Peta Satuan Seismotektonik Indonesia (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 2003).
Metodologi
Metodologi yang diterapkan dalam kajian ini
adalah sebagai berikut:
Kajian, evaluasi dan analisis data sekunder geologi (struktur geologi aktif) wilayah yang dikaji,
geofisika (kegempaan) sebagai paramerter dasar
bidang seismotektonik
Pembuatan peta makro dan mikrozonasi kerentanan bencana dan risiko gempa bumi daerah rawan
bahaya gempa bumi (data dasar mitigasi).
Geologi Regional
Empat data dasar kondisi geologi regional Jawa
yang sangat berperan dalam kajian ini, yakni tektonik regional, bentang alam regional, kondisi dan
229
Gambar 2. Peta rawan bencana gempa bumi Indonesia (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 2004).
tiga bagian. Untuk wilayah Jawa Barat dikenal sebagai Lajur Pegunungan Selatan Jawa Barat, Lajur
Bentang alam Jawa Barat, Palung Bogor, Dataran
Pantai Utara Jawa Barat serta Kubah Bayah. Sementara untuk wilayah Jawa Tengah dan Timur dikenal
sebagai Lajur Pegunungan Selatan Jawa Tengah dan
Timur, Lajur Bentang alam Jawa Tengah dan Timur,
Depresi Solo, Lajur Pegunungan AntiklinoriumSinklinorium Kendeng dan Rembang, Lajur Depresi
Randublatung serta Lajur Pantai Utara Jawa Tengah
-Timur. Batas masing - masing lajur tersebut kadangkadang merupakan batas struktur geologi regional,
misalnya batas selatan Lajur Depresi Randublatung dan utara Lajur Pegunungan AntiklinoriumSinklinorium Kendeng. Diduga kontak antara
keduanya sebagai kontak struktur regional Jawa
yang disebut sebagai terusan Sesar Busur Belakang
Bali, ke arah barat disebut sebagai Sesar Baribis.
Selain lajur - lajur utama tersebut di atas dikenal
230
Kegempaan Regional
Kegempaan regional wilayah Jawa dapat dibagi
atas dua kelompok kegempaan, yakni kegempaan
Gambar 3. Blok diagram morfologi kedalaman gempa bumi Lajur Penunjaman Selatan Jawa - Bali.
231
Seismotektonik Regional
Transek seismotektonik Jawa ini dilakukan untuk mengevaluasi potensi kegempaan Jawa, dengan
tujuan mendapatkan gambaran mengenai ancaman
bahaya gempa bumi yang berasal dari sumber
gempanya (lajur sumber gempa bumi tunjaman
dan sesar aktif) terhadap tempat-tempat tertentu
dan terpilih di Jawa, seperti ibu kota provinsi dan
kabupaten serta kota-kota kecil penyangga di sekitarnya. Dalam kajian ini telah dibuat sistem seismotektonik transek Pelabuhanratu Bogor Jakarta
232
Skala 1 : 2.750.000
Gambar 4. Peta Seismotektonik Jawa dan Bali (Pusat Survei Geologi, 2005).
-5,50N
106,40E
106,50E
106,60E
106,70E
106,80E
106,90E
107,00E
107,10E
-5,60N
-5,50N
-5,60N
-5,7 N
-5,70N
-5,80N
-5,80N
-5,90N
-5,90N
LEGENDA
GEOLOGI
Aluvium Pantai
Gosong Pantai Utara Jakarta
Endapan Pantai Citanglar
Teras Sungai
Muda
Gosong Pantai
Selatan
-6,00N
-6,10N
-6,10N
-6,20N
-6,20N
-6,30N
-6,30N
-6,40N
-6,40N
Batupasir Tufaan ?
-6,50N
-6,60N
-6,60N
-6,70N
-6,70N
-6,80N
-6,80N
-6,9 N
-6,9 N
STRUKTUR GEOLOGI
Struktur Lipatan
Lajur Sesar
Sesar Geser
Kawah
Sesar Naik
Sesar Normal
-7,00N
-7,00N
-7,10N
-7,10N
-7,20N
-7,20N
-7,30N
-7,30N
KEGEMPAAN
Kecil mb < 5
Dangkal < 30 Km
Sedang 31 < 99 Km
Besar mb < 6
Gempa Merusak
-7,40N
-7,40N
-7,50N
-7,50N
-7,60N
-7,60N
-7,70N
-7,70N
-7,80N
-7,80N
-7,90N
-7,90N
-8,00N
-8,00N
-8,10N
-8,10N
-8,20N
-8,20N
-8,30N
-8,30N
-8,40N
-8,40N
-8,50N
-8,50N
Mekanisme Fokal
KETERANGAN
Ibukota Negara
Ibukota Kabupaten/Kota
Kota Lain
Jalan Tol
Jalan Utama
Jalan Lain
Jalan Kereta
Sungai
-8,6 N
-8,60N
-8,70N
-8,70N
-8,8 N
-8,80N
-8,90N
-8,90N
-9,00N
-9,00N
-9,10N
-9,10N
-9,20N
-9,20N
-9,3 N
-9,30N
-9,40N
-9,40N
-9,50N
-9,50N
-9,60N
SKALA
1 : 400.000
-9,60N
106,40E
106,50E
106,60E
106,70E
106,80E
106,90E
107,00E
107,10E
Gambar 5. Peta seismotektonik daerah Pelabuhanratu - Bogor - Jakarta (Soehaimi drr., 2007).
233
234
1070 E
-5,50 S
107,50 E
1080 E
-5,50 S
LEGENDA
GEOGRAFI
Kota
Provinsi
Jalan
Tol
Jalan
Lain
Danau
Kota
Kabupaten/Kota
Jalan
Utama
Jalan
Kereta
Gunung
Kota Lain
Jalan
Raya
Sungai
-6,0 S
-6,0 S
GEOLOGI
BATUAN
-6,50 S
-6,50 S
-7,00 S
-7,00 S
Endapan Danau
Bandung
(Kuarter-Holosen)
Breksi Tuf
(Plistosen)
Sedimen Laut
(Miosen)
-7,50 S
-7,50 S
STRUKTUR GEOLOGI
Lipatan dan
Stuktur Antiklin
Sesar Naik
Sesar Geser
Sesar Normal
Tunjaman
-8,0 S
-8,0 S
KEGEMPAAN
Kompresi
Kecil
Mb < 5
Dangkal
< 30 km
Sedang
6 > mb > 5
Sedang
31 - 100 km
Besar
Mb > 6
Dalam
> 130 km
Mekanisme Fokal
-8,50 S
-8,50 S
Delatasi
Pusat Gempabumi
Merusak
-9,00 S
-9,00 S
-9,50 S
-9,50 S
-10,00 S
-10,00 S
,
U
S K A LA
1 : 470.000
Centimeter
Kilometer
1070 E
107,50 E
1080 E
Gambar 6. Peta seismotektonik Lajur Sindangbarang - Bandung - Purwakarta (Soehaimi & Setianegara, 2007).
1090 30 0
1100 00 0
1100 30 0
1110 00 0
-50 00 0
LEGENDA
GEOLOGI
Aluvium Holosen (Endapan Pantai, Rawa, dan Sungai)
Endapan Gosong Pantai
Selatan jawa
Endapan Gunungapi Holosen
G. Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Dieng dan Slamet
Endapan Gunungapi Plistosen (G. Dieng)
STRUKTUR GEOLOGI
Lipatan
Lajur Sesar
Sesar Geser
Sesar Naik
Sesar Normal
KEGEMPAAN
Kecil Mb < 5
Dangkal < 30 km
Sedang 30 - 99 km
Besar Mb > 6
Gempa Merusak
Mekanisme Fokal
,
U
S K A L A 1 : 470.000
Kilometer
235
236
1080 30
1080 45
1090 00
1090 15
1090 30
- 60 15
LEGENDA
- 60 30
GEOLOGI
Aluvium Holosen (Endapan Pantai, Rawa, dan Sungai)
Lahar Gunungapi Muda Holosen
(G. Slamet)
- 60 45
STRUKTUR GEOLOGI
- 70 30
Lipatan
Lajur Sesar
Tunjaman Selatan
Jawa
Sesar Geser
Sesar Naik
- 70 45
Sesar Normal
KEGEMPAAN
- 80 00
- 80 15
Mb < 5
Dangkal < 30 km
6 > mb > 5
Sedang 30 - 99 km
Mb > 6
Gempa Merusak
Mekanisme Fokal
- 80 30
- 80 45
- 90 00
Samudera Indonesia
Pulau Jawa
- 90 15
Kedalaman Dalam Km
- 90 30
- 90 45
- 100 00
,
U
S K A L A 1 : 350.000
- 100 15
Laut Jawa
1130 12
1130 00
1120 45
1120 30
1120 15
1120 00
- 50 30
LEGENDA
- 50 45
GEOLOGI
Aluvium Pantai, Sungai, Rawa (Holosen)
- 60 00
- 70 00
STRUKTUR GEOLOGI
- 70 15
Lipatan
Lajur Sesar
Tunjaman Selatan
Jawa
Sesar Geser
- 70 30
Sesar Naik
Sesar Normal
- 70 45
- 80 00
KEGEMPAAN
- 80 15
- 80 30
Mb < 5
Dangkal < 30 km
6 > mb > 5
Sedang 30 - 99 km
Mb > 6
Gempa Merusak
Mekanisme Fokal
- 80 45
- 90 00
- 90 15
- 90 30
- 90 45
- 100 00
- 100 15
- 100 30
- 100 45
- 110 00
,
U
- 110 15
S K A L A 1 : 500.000
- 110 30
237
238
-110020
-110025
-110030
LEGENDA
Geografi
Skala 1 : 85.000
Garis
Kontur
U
B
Jalan
Geologi
-7050
Aluvium Holosen
Endapan Rombakan
(Detris/Holosen)
Endapan Batugamping
Formasi Sentolo/Tersier
Struktur Geologi
-7055
T
S
Sungai
-7045
Satuan Tuf
(Formasi Semilir/Tersier)
Neotektonik
Sesar Naik
Gosong Pantai
Sesar Mendatar
Teras Sungai
Sesar Normal
Analisis Karbon
Lajur Sesar
Sesar Gempa
Gawir Sesar
Pebukitan
Longsoran Gempa
Analisis Struktur
Geologi
Kegempaan
-8000
Pusat Gempabumi
27 Mei 2006
-8005
Rusuk Ringan
Gempa bumi Susulan (Hasil
Pengamatan Stasiun P3G)
Klasifikasi Bencana dan Risiko Gempa Bumi Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya
< 0,1 Detik (stabil)
0,1 - 0,2 Detik (Kerentanan
Rendah)
Gambar 10. Peta mikrozonasi kerentanan bencana dan risiko gempa bumi wilayah Yogyakarta dan sekitarnya (Marjiyono
drr., 2006).
239
Tabel 1. Matriks Bencana dan Risiko Gempa Bumi Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya (Marjiyono drr., 2006)
BENTANG
ALAM
BATUAN DAN
SIFAT FISIK
KEGEMPAAN
KERENTANAN
SANGAT
TINGGI
Umumnya
dataran
lembah
Sungai dan
Lereng Bukit
Endapan Gunungapi
Merapi, aluvium s.
opak dan rombakan.
bersifat lepas, mudah
digali.
Intensitas
maksimum
vii viii, mmi,
perioda dominan
> 0,4 detik
Guncangan
tanah kuat,
sesar gempa,
retakan
tanah, serta
pelulukan
KERENTANAN
TINGGI
Dataran,
lembah
sungai dan
lereng bukit
Endapan Gunungapi
Merapi, aluvium s.
Opak, rombakan dan
Breksi. mudah digali,
sukar digali.
Intensitas
maksimum vii,
mmi, perioda
dominan 0,3 0,4 detik
Guncangan
tanah kuat,
sedang
retakan
tanah, serta
pelulukan
kERENTANAN
SEDANG
Dataran dan
lereng bukit
Endapan Gunungapi
Merapi, aluvium
s. Opak, rombakan
dan breksi serta
batugamping. mudah
digali, sukar digali.
Intensitas
maksimum v - vi,
mmi, perioda
dominan 0,2 0,3 detik
Guncangan
tanah
sedang,
retakan
tanah.
KERENTANAN
RENDAH
Dataran,
lembah
sungai, dan
lereng Bukit
Endapan Gunungapi
Merapi, breksi dan
Batugamping. mudah
digali, sukar digali.
Intensitas
maksimum v,
mmi, perioda
dominan 0,1 0,2 detik
Guncangan
tanah
sedang,
retakan
tanah.
KERENTANAN
SANGAT
RENDAH /
STABIL
Dataran,
Lereng
Bukit, Dan
Perbukitan
Endapan Gunungapi
Merapi, breksi dan
Batugamping. mudah
digali, sukar digali.
Intensitas
maksimum iv,
mmi, perioda
dominan < 0,1
detik
Guncangan
tanah sedang
ringan.
LAJUR
Kesimpulan
1. Pulau Jawa dengan sistem tektonik tunjamannya
merupakan bagian dari Satuan Seismotektonik
Busur Sangat Aktif (Jawa Barat bagian barat) dan
Satuan Seismotektonik Busur Aktif (Jawa Barat
bagian barat Jawa Tengah Jawa Timur).
2. Pulau Jawa merupakan Daerah Rawan Gempa
bumi Indonesia VI, VII, VIII dan IX (Puslitbang Geologi, Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2004). Di daerah ini gempa bumi
berkekuatan > 8,5 SR pernah terjadi, gempa bumi
berkekuatan 7 SR sering terjadi dan gempa bumi
berkekuatan 5 6 SR umum terjadi (Jawa).
3. Gempa bumi berpotensi merusak pulau Jawa
umumnya berkekuatan > 5,6 SR dan merupakan gempa bumi lajur tunjaman selatan Jawa
berkedalaman dangkal < 30 km. Jarak sumber,
kekuatan gempa bumi, kondisi geologi setem-
BENCANA
/ Risiko
REKOMENDASI
240
Acuan
Marjiyono, Soehaimi. A., dan Djuanda, A., 2006. Peta Zonasi
Kerentanan Bencana Gempa Bumi Daerah Yogyakarta
dan sekitarnya, skala 1 : 65.000. Pusat Survei Geologi,
Bandung.
Pavoni, N., 1987. Guidelines for the Construction of Seismotectonic maps, European Seismological Commission
(E.S.C.), Genoa, Italy.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 2004. Peta
Rawan Bencana Gempa Bumi, Skala 1:10.000.000.
Soehaimi. A., Sopyan, Y., 2005. Peta Seismotektonik Jawa
dan Bali, skala 1:2.750.000. Pusat Survei Geologi,
Bandung.
Soehaimi. A., Sopyan, Y., dan Marjiyono, 2006. Peta