Está en la página 1de 3

Tahapan Perkembangan Konsep Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan

Konsep Inspeksi
Pada konsep ini, upaya mutu hanya dilakukan dalam bentuk
inspeksi secara sederhana pada pemberian dan hasil pemberian pelayanan
kesehatan. Konsep ini oleh Foreman disebut juga dengan quality by
inspection dan selanjutnya konsep ini berkembang menjadi bad apple
theory.
Dalam teori ini dikatakan bahwa penyebab yang terjadi dari suatu
masalah mutu selalu menitikberatkan kepada manusia (karyawan).
Pandangan terhadap masalah mutu pelayanan seperti ini disebabkan karena
kurangnya minat atau perhatian dari karyawan. Penekanan utama dari teori
ini adalah bagaimana staf atau karyawan dibuat lebih peduli terhadap
peningkatan mutu pelayanan.
Teori quality by inspection ini tetap mengupayakan perlunya alatalat (tools) untuk melakukan inspeksi. Alat-alat tersebut juga harus
mempunyai sensitivitas dan spesivitas yang tinggi untuk mengukur mutu
pelayanan termasuk penggunaan piranti statistik.
Taktik yang ada dalam teori ini yaitu: 1. Atasan (mandor) dianggap
orang yang ditakuti, dan staf atau karyawan bekerja jika ada orang yang
mengawasi; 2. Mengubah data atau mengubah pengukuran (jika perlu),
dengan demikian staf atau karyawan perlu diawasi terus-menerus; 3. Jika
tidak berhasil, yang dilakukan adalah langsung mengganti staf dengan
tenaga lainnya , dan supervisor atau atasan mengalihkan perhatian kepada
yang lain.
Konsep Kendali Mutu

Hampir sama dengan konsep inspeksi, upaya utama konsep kendali


mutu (quality control) ialah mencegah konsumen atau pasien atau
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar
yang telah ditetapkan.
Konsep Penjaminan Mutu
Konsep penjaminan mutu (quality assurance) ini lebih lanjut tertuju
kepada terjaminnya mutu pelayanan kesehatan secara berkesinambungan
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Konsep penjaminan mutu lebih
menekankan

pada

pentingnya

proses

pelayanan

kesehatan

yang

dilaksanakan agar betul-betul sesuai dengan standar yang ada. Upaya


utamanya adalah mencegah terjadinya pelayanan kesehatan yang tidak
memenuhi standar.
Penjaminan

mutu

produk

secara

terus-menerus

atau

berkesinambungan dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan sistem


mutu dalam pengelolaan organisasi secara baik. Organisasi yang
menerapkan sistem mutu dalam pengelolaannya akan selalu berupaya
menghasilkan produk jasa yang sesuai atau melebihi standar, serta berfokus
pada kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal (staf) maupun pelanggan
eksternal.
Konsep Peningkatan Mutu Berkelanjutan
Konsep peningkatan mutu berkelanjutan (continous quality
improvement) pada dasarnya tidak banyak berbedadengan konsep
penjaminan mutu. Konsep ini lebih menekankan pada pendekatan analitik
secara

berkesinambungan

melaksanakan

peningkatan

mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam pelayanan.

mutu

untuk

Filosofi yang dianut dalam konsep ini tetap mengacu pada apa yang
sudah ditulis oleh Deming, Juran, Crosby, Berwick, Batalden, dan para
ahlinya lainnya. Konsep ini lebih mengutamakan penggunaan piranti
statistik dalam organisasi yang digunakan untuk menganalisis hasil
produksi dan meningkatkan proses pelayanan.
Dengan mengenal dan memahami proses secara luas, akan dapat
menjamin tercapainya hasil kerja (outcome) yang lebih baik. Peningkatan
mutu secara berkelanjutan dalam suatu organisasi membutuhkan partipasi
individu atau kelompok dalam menganalisis dan meningkatkan proses
pelayanan, dan mereka sekaligus merupakn bagian yang tidak bisa
dipisahkan dalam suatu organisasi.

Konsep Manajemen Mutu Terpadu


Konsep manajemen mutu terpadu (total quality management, TQM)
merupakan pendekatan manajemen untuk memadukan upaya-upaya
pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan meningkatkan mutu dari
berbagai kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan prosuk yang
paling ekonomis serta terpenuhinya kepuasan konsumen.
Sumber:
Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan
Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga.

También podría gustarte