Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I.TUJUAN PERCOBAAN
-
II.
ALAT
Corong dan kertas saring
Gelas kimia
Gelas ukur 50 ml
Labu takar 100 mL
Labu takar 50 mL
Pemanas (Hot plate)
Pipet ukur 10 mL
Pipet volume 1 mL
Pipet volume 5 mL
Rak tabung
Stopwatch
Tabung reaksi
Timbangan digital
III.
PROSEDUR
1. Pembuatan larutan stok kinin HCl dan pengencerannya.
Dilarutkan 0,1 g kinin HCl dengan air minum dalam labu takar 100
ml kemudian diambil 1 ml dan diencerkan dengan air minum dalam labu
takar 50 ml yang merupakan larutan stok kinin HCl (Sk) mengandung 0,01
mg/ml.
Dibuat suatu seri pengenceran dalam 9 tabung reaksi sebagai berikut:
No Tabung
Sk (ml)
4,2
4,4
4,6
4,8
5,0
5,2
5,4
5,6
5,8
Air Minum
5,8
5,6
5,4
5,2
5,0
4,8
4,6
4,4
4,2
(ml)
c = Kinin HCl
0,04
0,04
0,04
0,04
0,05
0,05
0,05
0,05
0,058
(mg) dalam
dalam 10 ml
larutan
2. Pembuatan larutan ekstrak dan pengencerannya.
Dibuat ekstrak dari daun imba dengan memanaskan 0,2 g simplisia
dalam 45 ml air minum selama 60 menit. Kemudian setelang dingin,
disaring dan digenapkan volume dalam labu takar 50 ml lalu dipipet 1 ml
ekstrak dan diencerkan dalam labu takar 100 ml (ST) setara dengan 0,04
mg/ml.
Dibuat suatu seri pengenceran dalam 10 tabung reaksi sebagai
berikut:
No. Tabung
ST (ml)
Air minum
(ml)
3. Pengujian Derajat kepahitan
Dibilas mulut dengan air minum, lalu dicicipi 10 ml dari larutan
tersebut dengan cara dimasukkan larutan tersebut ke dalam mulut lalu
4. Perhitungan
Nilai kepahitan dinyatakan dalam satuan unit per g dengan menggunakan
rumus:
2000 x c
axb
Dimana :
a = konsentrasi larutan stock (ST) (mg/ml).
b = volume ST (ml) pada tabung dengan konsentrasi ambang pahit.
c = volume kinin HCl (mg) pada tabung dengan konsentrasi ambang pahit
IV.
: Daun imba
: Azadirachtae folium
PROSEDUR
HASIL DAN GAMBAR
Pembuatan larutan stok kinin HCl dan pengencerannya
Ditimbang satu persatu 10 tablet
kinin sulfat , hasil dirata-ratakan
dan dikonversikan dengan kinin
HCl.
Digerus kinin fosfat ke dalam
mortir sampai homogen , lalu
ditimbang sebanyak 234,76 mg.
Dimasukkan ke dalam labu ukur
lalu ditambahkan air minum Menghasilkan larutan kinin HCl
tidak berwarna sebanyak 100
sampai 100 mL.
mL.
Diambil 1 mL dari larutan kinin
HCl
5,8
0,042
Tab 2 = 4,4
5,6
0,044
Tab 3 = 4,6
5,4
0,046
Tab 4 = 4,8
5,2
0,048
Tab 5 = 5,0
5,0
0,050
Tab 6 = 5,2
4,8
0,052
Tab 7 = 5,4
4,6
0,054
Tab 8 = 5,6
4,4
0,056
Tab 9 = 5,8
4,2
0,058
5,8
0,042
Tab 2 = 4,4
5,6
0,044
Tab 3 = 4,6
5,4
0,046
Tab 4 = 4,8
5,2
0,048
Tab 5 = 5,0
5,0
0,050
Tab 6 = 5,2
4,8
0,052
Tab 7 = 5,4
4,6
0,054
Tab 8 = 5,6
4,4
0,056
Tab 9 = 5,8
4,2
0,058
tidak berwarna.
Pembuatan larutan ekstrak dan pengencerannya
Ditimbang daun imba
daun
berwarna
coklat
tidak
setangkup
imba
dimasukkan
ke
waterbath
selama
60
menit.
Ekstrak daun imba dibiarkan
sampai dingin.
disaring
diatas
kertas
Sedangkan
pada
ukur
50
mL,
lalu
yang
telah
dilakukan
imba
tidak
berwarna
ST (mL)
Air minum
Tab 1 = 1
Tab 2 = 2
Tab 3 = 3
Tab 4 = 4
Tab 5 = 5
Tab 6 = 6
Tab 7 = 7
Tab 8 = 8
Tab 9 = 9
Tab 10 = 10
Menghasilkan
larutan
hasil
: Batang bratawali
: Tinospora cortex
: Tinospora crispa
Berat simplisia
: 0,2020 gram
No. Tabung
Tingkat kepahitan
Kinin HCl
Tingkat kepahitan
sampel
10
10
: Biji pare
: Momordicae semen
: Momordicae charantia L
Berat simplisia
: 0,2098 gram
No. Tabung
Tingkat kepahitan
Kinin HCl
Tingkat kepahitan
sampel
: Herba sambiloto
: Andrographis herba
: Andrographis paniculata
Berat simplisia
: 0,2 gram
No. Tabung
Tingkat kepahitan
Kinin HCl
Tingkat kepahitan
sampel
10
: Buah pare
: Momordicae charantia L
Berat simplisia
: 200,4 mg
No. Tabung
Tingkat kepahitan
Kinin HCl
Tingkat kepahitan
sampel
10
10
: Biji mahoni
: Swietenia semen
: Swietenia macrophylla
Berat simplisia
: 0,2050 gram
No. Tabung
Tingkat kepahitan
Kinin HCl
Tingkat kepahitan
sampel
PERHITUNGAN
Tablet yang digunakan yaitu kinin sulfat, setiap tablet mengandung 300 mg
kinin sulfat.
Massa kinin sulfat
BM kinin sulfat
BM kinin HCl
746,92
396,9
x 0,1 gram
x 0,1 gr
188,2
300 x 374,16 = 234,76 mg kinin sulfat
Jadi, 0,1 gram Kinin HCl sama dengan 234,76 mg kinin sulfat
Nilai kepahitan =
2000 x c
axb
mg
2000 x 0,046
0,04 x 6
= 383,333 unit/gram
Kelompok 2 :
Nilai kepahitan biji pare
2000 x 0,048
0,04 x 4
= 600 unit/gram
Kelompok 3 :
Nilai kepahitan batang bratawali =
2000 x 0,048
0,04 x 3
= 800 unit/gram
Kelompok 4 :
Nilai kepahitan batang bratawali =
2000 x 0,046
0,04 x 10
= 230 unit/gram
Kelompok 5 :
Nilai kepahitan batang bratawali =
2000 x 0,044
0,04 x 3
= 733,333 unit/gram
Kelompok 6 :
Nilai kepahitan batang bratawali =
2000 x 0,048
0,04 x 1
= 2400 unit/gram
V.
PEMBAHASAN
Beberapa simplisia dan ekstrak simplisia memiliki karakteristik rasa pahit
seperti kinin, simplisia dengan derajat kepahitan yang tinggi banyak
digunakan sebagai bahan jamu. Rasa pahit itu sendiri kemungkinan besar
berkontribusi terhadap aktivitas farmakologis yang diinginkan, dapat
mengatasi berbagai permasalahan kesehatan untuk membantu merangsang
sekresi saluran pencernaan, sehingga bermanfaat sebagai tonik karena
berperan sebagai penambah nafsu makan.(Harborne.1996)
Dalam pengukuran 1 unit pahit internasional didefinisikan sebagai rasa
pahit larutan kinin HCL yang diencerkan 1:2000. Dapat juga dinyatakan
bahwa unit pahit setara dengan 1 mg kinin HCL/ 2ml atau 1g/ml kini HCL
setara dengan 2000 unit pahit. Kinin HCl dijadikan sbg standar indeks
kepahitan karena senyawa pahit dari kinin HCl dapat terdeteksi dalam
ambang yang sangat rendah.(Harborne.1996)
Indeks derajat kepahitan di uji pada bagian tengah dari permukaan atas
lidah. Kaitan antara indeks kepahitan dengan mutu dari suatu simplisia
adalah semakin tinggi indeks kepahitan maka semakin tinggi kualitas suatu
simplisia. Secara fitokimia, struktur kimia zat pahit sangat bervariasi, antara
lain
senyawa
seskuiterpen
absthintin
Nama
daerah:
Imba,
Mimba
(Jawa),Membha,
Mempheuh
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Sapindales
Genus
: Azadirachta
Spesies
.(Anonim,2007)
Pemerian. Bau lemah; rasa pahit
Makroskopik. Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan,
bentuk bundar telur memanjang tidak setangkup sampai serupa bentuk
sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5cm, lebar 3cm sampai
4cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi
kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir
sejajar satu dengan lainnya. (Depkes RI,1989)
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun
tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel. Epidermis bawah
terdiri dari satu lapis sel, rambut penutup, terdiri dari satu sel panjang
agak menggelombang, dinding tipis, ujung runcing. Mesofil meliputi
jaringan palisade terdiri dari dua lapis sel silindrik ramping. Didalam
sel palisade terdapat hablur kalsium oksalat bentuk roset. Kadangkadang di dalam satu sel terdapat beberapa hablur : jaringan bunga
karang terdiri dari beberapa sel berbentuk hampir bulat, rongga udara
besar : di dalam jaringan bunga karang terdapat ruang sekresi dan
hablur kalsium oksalat bentuk roset. Berkas pembuluh tipe bikoloteral
di kelilingi serabut pada parenkim berkas pembuluh terdapat sel berisi
hablur kalsium oksalat bentuk roset dan kadang kadang berbentuk
prisma. Pada sayatan paradermal tanpak sel epidermis atas dan sel
epidermis bawah berbentuk poligonal dengan dinding antil linal lurus :
stomata tipe anomositik hanyak terdapat pada epidermis bawah.
(Depkes RI,1989)
Serbuk berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah rambut penutup
bersel tunggal, fragmen epidermis atas : fragmen epidermis bawah
dengan stomata tipe anomositik, hablur kalsium oksalat berbentuk
roset lepas atau dalam jaringan mesofil : fragmen berkas pembuluh :
hablur kalsium oksalat berbentuk roset dan ruang sekret : rambut
penutup terdiri dari atas satu sel sedikit bergelombang ujung runcing,
dinding tipis : berkas pembuluh dengan pembuluh kayu penebalan
tangga : fragmen palisade dengan hablur kalsium oksalat berbentuk
roset berderet-deret. (Depkes RI,1989)
Daun imba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah sitosterol,
hyperoside,
nimbolide,
quercetin,
quercitrin,
rutin,
digunakan
untuk
penambah
nafsu
makan,untuk
Homoptera,
Coleoptera,
Lepidoptera,
Diptera
dan
Heteroptera. (Anonim,2007)
Pemanfaatan kandungan tanaman mimba juga digunakan sebagai
pengendali hama pada tanaman. Selain itu ekstrak daun mimba lebih
aman dan efisien digunakan karena mudah diperoleh, tidak toksid
terhadap manusia dan jasad bukan sasaran serta mudah terurai
sehingga aman bagi lingkungan. Pemakaian obat tradisional yang
berasal dari tumbuhan selain murah dan mudah didapat, juga memiliki
efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia.
Tubuh manusia pun relatif lebih mudah menerima obat dari bahantumbuh-tumbuhan dibandingkan dengan obat kimiawi . (Trevor,2000)
Tak hanya dimanfaatkan sebagai pengendalian hama tanaman
namun daun mimba juga banyak digunakan sebagai obat herbal.
Karena tanaman ini khususnya bagian daun mempunyai banyak
manfaat yaitu sebagai anti disentri, anti malaria, insektisida, dan
fungisida. Daun Mimba mempunyai kandungan kimia antara lain :
Azadirachtin, paraisin, alkaloid dan komponen-komponen minyak
atsiri yang mengandung senyawa sulfide tak hanya itu dari beberapa
penelitian daun simimba juga di teliti untuk menurunkan kadar
glukosa darah pada mencit jatan, yang bertujuan untuk mengobati
penyakit diabetes. Memanfaatkan daun simimba dari kandungannya
juga dapat digunakan sebagai obat untuk menyehatkan kulit kita, Anti
Bakteri dan sebagai pegal linu.(Anonim,2007)
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan penetapan derajat
kepahitan dari suatu simplisia dengan merasakan pahit sejumlah
tertentu larutan uji dengan indra pengecap. Prinsipnya adalah
penentuan derajat kepahitan dengan indera pengecap dari suatu
simplisia yang dibandingkan dengan zat lain misalnya kinin
hidroklorida. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui derajat
kepahitan simplisia uji terhadap derajat kepahitan kinin HCl. Simplisia
yang digunakan yaitu daun imba (Azadirachtae folium) sebagai
sampelnya,daun imba memiliki kandungan alkaloid dan flavonid
menyebabkan rasa pahit.
Proses pertama yang dilakukan adalah adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam keadaan bersih,dengan membilas
alat menggunakan air minum dan untuk pelarut juga digunakan air
minum karena praktikum ini langsung berhubungan dengan indera
pengecap . Setelah itu dibuat larutan stok kinin dan pengencerannya.
: Spermatophyta
: Monocotyledonae
Keluarga : Rubiaceae
Genus
: Chinchona
Spesies
: Chinchona spp.
lancip atau bundar, warna hijau sampai kuning kehijauan, daun gugur
berwarna merah. Tulang daun terdiri dari 11 12 pasang, agak
menjangat, berbentuk galah, daun penumpu sebagian berwarna merah,
sangat lebar. Ukuran daun panjang 24 25cm, lebar 17 19cm.
Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing, bergigi lebar
bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai
gelendong. (Sultoni,1995)
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna
untuk obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat
penting yaitu kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk
penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah
untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik (Sultoni, 1995).
Kemudian dilakukan pembuatan larutan ekstrak daun imba dan
pengencerannya. Dibuat ekstrak dari daun imba dengan memanaskan
0,2 g simplisia dalam 45 ml air minum selama 60 menit, hal tersebut
dilakukan untuk melarutkan simplisia tersebut dan juga agar
kandungan
flavonoid
dan
alkaloid
dalam
daun
imba
yang
menimbulkan rasa pahit ini dapat terurai melalui suhu yang tinggi
Setelah itu larutan dibiarkan dingin dan disaring
untuk
hasil
tersebut
dibandingkan
dengan
kelompok
crispa),biji
pare,herba
sambiloto
(Andrographis
VI.
KESIMPULAN
Derajat kepahitan diperoleh dari hasil aktivitas pahit simplisia daun imba
sebanyak 230 unit/gram
VII.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2007, Serial Tanaman Obat Mimba, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,
Kosmetik dan Produk Komplemen direktorat Obat Asli Indonesia
2.