Está en la página 1de 6

ANALISIS RASIO SINYAL PUNCAK DERAU (PSNR) DAN

KUADRAT GALAT RERATA (MSE)


TERHADAP KOMPRESI VIDEO .AVI MENJADI .WMV
1

Andi Kurniawan Nugroho , M. Taufik Budi Nurcahyanto

Teknik Elektro, Universitas Semarang


Jl. Soekarno-Hatta Tlogosari Semarang
Email: andikn76@gmail.com
2

Teknik Elektro, Universitas Semarang


Jl. Soekarno-Hatta Tlogosari Semarang

Abstract
Uncompressed digital video requires large space storage and a wide bandwidth when
its transmiited. Due to the problems, we need a good video compression systems that use
storage space more effectively and transmission costs per bits become more efficient.
To contruct a video compression system, it is WMV codec. The research aims are to
investigate the performance of video codec origin WMV format. Avi to a wide variety of bitrates.
Performance value that were analyzed include compression ratio,MSE, and PSNR.
It can bee seen from the test result. It shows that the MSE value for each video
luminance component Y is smaller than the value of MSE on two chrominance components U
and V. For test in a high bit rate condition, the MSE value will drop. It caused by the distortion
on the video compression is lower. PSNR value for different variants of the bit rate are constant
and no reduction
Keywords: Video Compression, WMV, compression ratio, MSE, PSNR
Abstrak
Penyimpanan atau transmisi video digital yang tidak terkompres membutuhkan
ruang penyimpanan atau bandwidth transmisi yang besar. Sehingga dibutuhkan sebuah
sistem kompresi video yang sesuai agar penggunaan ruang penyimpanan menjadi lebih
efektif dan biaya transmisi per bitnya menjadi lebih efisien.
Untuk membangun sistem kompresi video pada penelitian ini digunakan codec
WMV. Selanjutnya akan diselidiki kinerja codec WMV terhadap video asal dengan format .avi
terhadap berbagai variasi bitrate. Nilai performansi yang dianalisa meliputi rasio kompresi,
MSE, dan PSNR.
Dari hasil pengujian menunjukkan Nilai MSE untuk setiap komponen luminance video
yaitu Y lebih kecil dibandingkan nilai MSE pada dua komponen chrominance U dan V. Untuk bit
rate yang tinggi maka nilai MSE akan turun. Hal ini dikarenakan distorsi pada video hasil
kompresi lebih rendah. Nilai PSNR untuk berbagai variasi bit rate secara umum konstan, tidak
ada penurunan.
Kata Kunci: Kompresi Video, WMV, rasio kompresi, MSE, PSNR

1. PENDAHULUAN
Kompresi video mengacu kepada ketidakmampuan mata untuk melihat frekuensi
yang tinggi dan banyaknya redundansi di antara frame- frame tersebut. Secara
mendasar, kompresi video dilakukan ketika sebuah masukan video stream dianalisis dan
informasi yang tidak dapat diketahui oleh mata akan diabaikan.
Untuk membangun sistem kompresi video pada penelitian ini digunakan codec
Windows Media Video (WMV). Selanjutnya akan diselidiki kinerja metode kompresi tersebut

Analisis Rasio Sinyal(Andi K.N, M. Taufik B.N)

672

terhadap video asal dengan ekstensi avi. Nilai performansi yang dianalisis meliputi rasio
kompresi, Mean Squared Error (MSE) dan Peak Signal to Noise Ratio (PSNR).
Video merupakan gabungan gambar-gambar diam yang dibaca berurutan dalam suatu
waktu dengan kecepatan tertentu (Ze Nian, 2004). Gambar-gambar yang digabung tersebut
dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan
satuan fps (frame per second).
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan video digital adalah
camcorder, yang digunakan untuk merekam gambar-gambar video dan audio, sehingga
sebuah camcorder akan terdiri dari camera dan recorder. Macam-macam camcorder: miniDV,
DVD camcorder, dan digital8.
Video digital pada dasarnya tersusun atas runtunan frame. Runtunan frame tersebut
ditampilkan pada layar dengan kecepatan tertentu, tergantung pada laju frame yang diberikan
(dalam frame/detik). Jika laju frame cukup tinggi, maka mata manusia tidak dapat menangkap
gambar per frame, melainkan menangkapnya sebagai runtunan yang kontinyu.
Masing-masing frame merupakan gambar (image) digital. Berkas video untuk aplikasi
media penyimpanan (storage) terdapat tiga tipe frame yaitu I, B dan P. Frame I merupakan Intra
frame (I-frame) yang dikodekan hanya menggunakan informasi frame saat ini (current frame).
Frame P merupakan predicted frame (P-frame) dikodekan menggunakan frame sebelumnya
yaitu frame I atau P. Frame P disebut sebagai frame prediksi kedepan (forward prediction).
Sedangkan Frame B dikodekan berdasarkan frame sebelum dan sesudahnya sebagai
referensi. Teknik ini disebut prediksi dua arah (bidirectional prediction) (Salomon, 2000).

Gambar 1. Frame Sequence

Karaketeristik suatu video digital ditentukan oleh resolusi (resolution), kedalaman


piksel (pixel depth), dan laju frame (frame rate). Resolusi adalah ukuran sebuah frame.
Resolusi dinyatakan dalam piksel x piksel. Semakin tinggi resolusi, semakin baik kualitas video
tersebut, artinya dalam ukuran fisik yang sama, video dengan resolusi tinggi akan lebih detil.
Pada video digital, umumnya data video dipisahkan menjadi komponen-komponen, baik
komponen warna (chrominance) maupun komponen kecerahan (luminance). Penyajian
semacam ini disebut component video, tiap komponen dipisahkan dengan cara tertentu.
Beberapa cara pemisahan komponen tersebut adalah RGB, YUV, YIQ.
Kompresi digunakan untuk mereduksi/ mengurangi besarnya data video. Untuk
mengatur kompresi digunakan codec. Codec adalah program yang digunakan untuk
menganalisa video dan membuang data yang tidak diperlukan. Kompresi video secara umum
bersifat lossy, artinya banyak data sebelum kompresi yang tidak dibutuhkan untuk mencapai
kualitas yang baik.
Pada tahun 2003, Microsoft mendaftarkan video codec WMV 9 pada SMPTE.
Diterbitkan pada maret 2006 sebagai SMPTE 421 M dikenal dengan VC-1, yang membuat
WMV 9 sebagai format terbuka. Windows Media Video (WMV) adalah teknologi media digital
yang dikembangkan oleh Microsoft. WMV menggunakan block-based motion compensation dan
spatial transform scheme yang juga digunakan oleh standar video kompresi lainnya. Pada
standar WMV kompensasi pergerakannya ditampilkan per-blok dari frame hasil rekonstruksi
sebelumnya menggunakan kuantitas 2 dimensi yang disebut motion vector (MV) kedalam
pemindahan sinyal spasial.
Menurut Salomon (2000), beberapa kuantitas biasanya digunakan untuk menyatakan
performansi suatu metode kompresi, antara lain rasio kompresi yang didefinisikan sebagai
berikut:

Analisis Rasio Sinyal(Andi K.N, M. Taufik B.N)

673

Ukuran kompresi = ukuran file keluaran / ukuran file input


(1)
Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) diukur pada skala logaritmik dan bergantung pada
Mean Squared Error (MSE) antara video asli dengan video hasil kompresi. M dan N merupakan
ukuran frame, sedangkan n adalah jumlah kedalaman bit video. I ij merupakan nilai piksel dari
frame referensi dan Iij adalah nilai piksel dari frame diproses.
(2)

(3)

2. METODE PENELITIAN
Sistem kompresi video yang dimodelkan dan disimulasikan pada penelitian ini
adalah sistem kompresi video yang bersifat lossy, menggunakan codec WMV yang berisi
algoritma MPEG4 part 2. Pada pemodelan sistem kompresi video ini, dilakukan simulasi
bagian sistem yaitu encoder.
MULAI

MEMASUK
KAN
VIDEO

SISTEM
MELAKUKAN
PROSES
KOMPRESI

MENAMPILKAN
VIDEO HASIL
KOMPRESI

MELAKUKAN PROSES
PENGUJIAN(RASIO
KOMPRESI, MSE,
PSNR)

SELESAI

Gambar 2. Flowchart Penelitian

Spesifikasi peralatan yang digunakan terdiri dari hardware dan software yaitu:
1. Hardware
Notebook Toshiba dengan prosesor Intel Core 2 Duo 1,66 GHz, memori 1024 MB DDR2,
camcorder SONY TRV 950e.
2. Software
Sistem operasi yang digunakan pada notebook adalah Windows XP, software yang
digunakan untuk melakukan kompresi menggunakan codec WMV adalah Windows Movie
Maker, sedangkan software yang digunakan untuk analisis kinerja kompresi menggunakan
Elecard Video Quality Estimator.
Jenis video asal yang akan dikompresi dengan format mempunyai ekstensi .avi dan
kedalaman piksel 8 bit warna YUV. Ukuran tiap frame dalam berkas video adalah 720 x 576
piksel. Jenis kompresi yang digunakan adalah lossy compression. Format video asal adalah
PAL dengan frame rate 25 fps (frame per second) dan aspect ratio 4 : 3.

Analisis Rasio Sinyal(Andi K.N, M. Taufik B.N)

674

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data video hasil kompresi ditunjukkan pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Data Video Hasil Kompresi

No Nama File Video Hasil


1 VIDEO TA792.wmv
2 VIDEO TA925.wmv
3 VIDEO TA1.1.wmv
4 VIDEO TA1.2.wmv
5 VIDEO TA1.3.wmv
6 VIDEO TA1.5.wmv
7 VIDEO TA1.6.wmv
8 VIDEO TA1.7.wmv
9 VIDEO TA2.0.wmv
(sumber: data diolah)

Ukuran
Ukuran
Durasi
File
Piksel
5,73 MB 59 s
640 x 480
6,69 MB 59 s
640 x 480
7,65 MB 59 s
720 x 576
8,60 MB 59 s
720 x 576
9,55 MB 59 s
720 x 576
10,5 MB 59 s
720 x 576
11,4 MB 59 s
720 x 576
12,4 MB 59 s
720 x 576
14,3 MB 59 s
720 x 576

Bit Rate
Video
792 kbps
925 kbps
1058 kbps
1192 kbps
1325 kbps
1458 kbps
1592 kbps
1725 kbps
1992 kbps

Bit Rate
Audio
96 kbps
96 kbps
128 kbps
128 kbps
128 kbps
128 kbps
160 kbps
160 kbps
160 kbps

Kompresi dilakukan dengan cara mengubah atau mengatur besar kecilnya ukuran file,
yang diikuti dengan perubahan bit rate. Bila ukuran file semakin kecil, maka nilai bit rate pun
akan semakin kecil pula.
Pada tabel tersebut terlihat bahwa durasi dan ukuran piksel tidak berubah yaitu 59
detik. Ini berarti hasil kompresi tidak berbeda dengan video asal sehingga tidak mengurangi
materi atau informasi yang akan disajikan. Sementara ukuran piksel dengan frame standar PAL
720 x 576, baru mengalami penurunan menjadi 640 x 480, ketika bit rate video diturunkan
hingga di bawah 1 mbps. Selain itu, bit rate audio juga mengalami penurunan drastis dari 160
kbps menjadi 96 kbps, bila bit rate video di bawah 1 mbps.Berikut rasio kompresi antara video
asal dengan hasil kompresi ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Rasio Kompresi

Nama File Video


Hasil
1
videota.avi
2
VIDEO TA792.wmv
3
VIDEO TA925.wmv
4
VIDEO TA1.1.wmv
5
VIDEO TA1.2.wmv
6
VIDEO TA1.3.wmv
7
VIDEO TA1.5.wmv
8
VIDEO TA1.6.wmv
9
VIDEO TA1.7.wmv
10 VIDEO TA2.0.wmv
(sumber: data diolah)

No

Ukuran
File
206 MB
5,73 MB
6,69 MB
7,65 MB
8,60 MB
9,55 MB
10,5 MB
11,4 MB
12,4 MB
14,3 MB

Rasio
Kompresi
0.027
0.032
0.037
0.041
0.046
0.051
0.055
0.060
0.069

Terlihat bahwa rasio kompresi akan semakin kecil jika ukuran file video hasil juga semakin kecil.
Harga yang harus dibayar jika rasio kompresi semakin kecil adalah adanya distorsi yang
semakin besar. Hasil MSE dan PSNR video kompresi dengan format .wmv seperti pada tabel
berikut:

Analisis Rasio Sinyal(Andi K.N, M. Taufik B.N)

675

Tabel 3. Hasil Pengukuran MSE dan PSNR

Nilai MSE
No Nama File Video Hasil
1
2
3
4
5
6
7
8
9

VIDEO TA792.wmv
VIDEO TA925.wmv
VIDEO TA1.1.wmv
VIDEO TA1.2.wmv
VIDEO TA1.3.wmv
VIDEO TA1.5.wmv
VIDEO TA1.6.wmv
VIDEO TA1.7.wmv
VIDEO TA2.0.wmv

Ratarata
42455
42414
42615
42369
42389
42269
42402
42306
42238

Nilai PSNR

19470
19379
19399
19385
19410
19335
19431
19448
19467

53761
54108
54243
53925
53901
53836
54034
53725
53553

RataY
rata
54136 9.52 9.05
53754 9.54 9.07
54202 9.53 9.07
53796 9.54 9.07
53855 9.53 9.07
53637 9.55 9.08
53740 9.53 9.06
53747 9.53 9.06
53693 9.68 8.92
V

10.63
10.66
10.63
10.66
10.65
10.67
10.66
10.66
10.63

10.66
10.64
10.62
10.65
10.65
10.65
10.64
10.66
10.57

Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai MSE untuk kompresi dengan bit rate rendah
mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kompresi dengan bit rate tinggi. Nilai MSE
untuk setiap komponen luminance video yaitu Y lebih kecil dibandingkan nilai MSE pada dua
komponen chrominance U dan V. Karena informasi video sebagian besar berada di komponen
Y maka hal ini tidak akan mempengaruhi video hasil kompresi secara visual. Nilai PSNR untuk
berbagai variasi bit rate secara umum konstan, tidak ada penurunan. PSNR pada komponen
video Y lebih kecil dibandingkan dua komponen chrominance U dan V.
4

4.27

MSE Rata-rata

x 10

1.948

MSE Komponen Y

x 10

1.946
1.944

4.25

Nilai MSE

Nilai MSE

4.26

4.24

1.942
1.94
1.938
1.936

4.23

1.934
4.22

5.43

4
5
6
Video Hasil Kompresi

1.932

5.43

5.42

4
5
6
Video Hasil Kompresi

MSE Komponen V

x 10

5.41

5.4

Nilai MSE

Nilai MSE

5.42

5.41

5.39
5.38

5.4
5.39
5.38

5.37

5.37

5.36
5.35

MSE Komponen U

x 10

4
5
6
Video Hasil Kompresi

5.36

4
5
6
Video Hasil Kompresi

Gambar 3. Grafik MSE Rata-rata, Komponen Y, U dan V

Pada grafik terlihat bahwa untuk bit rate yang tinggi maka nilai MSE akan turun. Hal ini
dikarenakan distorsi pada video hasil kompresi lebih rendah. MSE pada komponen Y yang
mengandung sebagian informasi dari video lebih rendah agar video hasil kompresi tetap layak
dinikmati seperti aslinya.

Analisis Rasio Sinyal(Andi K.N, M. Taufik B.N)

676

PSNR Komponen Y
9.1

9.65

9.05
Nilai PSNR

Nilai PSNR

PSNR Rata-rata
9.7

9.6

9.55

9.5
1

8.95

4
5
6
Video Hasil Kompresi

8.9
1

4
5
6
Video Hasil Kompresi

PSNR Komponen V

PSNR Komponen U
10.66

10.67
10.665

10.64
Nilai PSNR

Nilai PSNR

10.66
10.655
10.65
10.645
10.64

10.62

10.6

10.58

10.635
10.63
1

4
5
6
Video Hasil Kompresi

10.56
1

4
5
6
Video Hasil Kompresi

Gambar 4. Grafik PSNR rata-rata, Komponen Y, U dan V

Pada grafik PSNR tersebut terlihat bahwa nilai PSNR untuk berbagai variasi bit rate
secara umum konstan, tidak ada penurunan. Karena skala sumbu y sangat kecil sehingga
terlihat perubahan nilai signifikan, pada dasarnya perubahan nilai tersebut sangat kecil dan
tidak terlalu berpengaruh pada tampilan visual. PSNR pada komponen video Y lebih kecil
dibandingkan dua komponen chrominance U dan V.
4. KESIMPULAN
Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Ukuran piksel frame standar PAL 720 x 576, baru mengalami penurunan menjadi 640 x
480, ketika bit rate video diturunkan hingga di bawah 1 mbps. Selain itu, bit rate audio
juga mengalami penurunan drastis dari 160 kbps menjadi 96 kbps, bila bit rate video di
bawah 1 mbps.
b. Dari pengaturan ukuran file, bit rate video 2 mbps, mempunyai nilai MSE paling kecil
yakni 42238, dan nilai PSNR paling besar yaitu 9.68 dB.
c. Untuk bit rate yang tinggi maka nilai MSE akan turun. Hal ini dikarenakan distorsi pada
video hasil kompresi lebih rendah.
d. Nilai MSE setiap komponen luminance video Y lebih kecil dibandingkan nilai MSE pada
dua komponen chrominance U dan V.

DAFTAR PUSTAKA
[1] MSDL Ad Hoc Group.(1996).MSDL specification, version 1.0. Doc.ISO/IEC
JTC1/SC29/WG11 N1164.
[2] Poynton, Charles A. (1996). Technical Introduction to Digital Video, Canada: John Wiley &
Sons Inc.
[3] Ravi, Aruna, (2009). Performance Analysis and Comparison of Dirac Video Codec with
H.264 / MPEG-4 part 10 AVC. Theses. The University of Texas at Arlington. Agustus .
[4] Sutanto, A; Fitriyanto, Dani; Adiono, Tri. Perancangan Debloking Filter untuk Aplikasi
Kompresi Video Menggunakan Standar MPEG / H. 264. LPPM ITB.
[5] Teguh Esa. P, (2007). Analisa Perbandingan Performansi Pengkodean Windows Media
[6] Video-9 & H.264 Pada Jaringan WLAN. Tugas Akhir STTTELKOM.
[7] Tekalp, A. Murat. 1995. Digital Video Processing, New Jersey: Prentice Hall.
[8] Tena, Silvester dan Dwiandiyanta, B. Yudi. (2007). Kompresi Berkas Video Menggunakan
Alihragam Wavelet: Pengaruh Jenis Wavelet dan Level Dekomposisi Wavelet Terhadap
Rasio
Kompresi.
Jurnal
Teknologi
Industri
Vol.
XI
No.1:
49-58.

Analisis Rasio Sinyal(Andi K.N, M. Taufik B.N)

677

También podría gustarte