Está en la página 1de 37

Akuntansi Sektor Publik

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN


KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN
ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG
TIDAK DILANJUTKAN.

Akuntansi Sektor Publik


KP A
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ullyfia Permatasari
Felicia Winata
Widya Lauw
Imelda Lie
Imega Winata
Novita Afelia

- 3113282
- 3123124
- 3123133
- 3123229
- 3123261
- 3123317

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS UBAYA
2014

MIND MAPPING

11.3.1. KOREKSI KESALAHAN


PADA LAPORAN REALISASI
ANGGARAN

BAB 11

11.1. PENDAHULUAN

11.2. KESALAHAN DALAM


PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN

11.3.2. KOREKSI
KESALAHAN PADA
LAPORAN OPERASIONAL

11.3.3. KOREKSI
KESALAHAN PADA
NERACA

11.3. KOREKSI KESALAHAN


DALAM PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN

BAB 11
KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

11.4. PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI

11.5. PERUBAHAN
ESTIMASI AKUNTANSI

11.6. OPERASI YANG TIDAK


DILANJUTKAN

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN


AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

1. PENDAHULUAN
Terkadang dalam penyusunan laporan keuangan, ditemukan adanya
kesalahan, baik pada periode berjalan maupun pada periode periode
sebelumnya. Sehingga kesalahan tersebut harus dikoreksi untuk
menyajikan apa yang seharusnya disajikan. Tujuan dari koreksi ini
adalah untuk meminimalisir atau meniadakan bias dalam pengambilan
keputusan sehingga tidak terjadi salah dalam mengambil keputusan.
Selain kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan, hal lainnya yang
perlu diperhatikan adalah perubahan kebijakan akuntansi, dimana sedikit
banyak akan mengubah nilai elemen elemen dan pos pos dalam
laporan keuangan.
Hal ini dikarenakan perubahan kebijakan tersebut akan mengubah
perlakuan akuntansinya juga. Ada pula perubahan estimasi akuntansi,
yang dikarenakan ketidaktepatan dalam mengestimasi suatu pos,
misalnya pos aset tetap terkait dengan manfaat ekonomis dan
penyusutan. Perubahan estimasi ini juga berdampak pada nilai elemen
elemen dan pos pos pada laporan keuangan periode berjalan maupun
periode periode sebelumnya. Selain ketiga hal ini, perlu juga dicermati
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

terkait operasi yang tidak dilanjutkan, baik pada periode berjalan


maupun pada awal periode.

2. KESALAHAN DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN


PSAP 10 pada PP No 71 tahun 2010 menjelaskan kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Sedangkan
kesalahan pada periode berjalan mungkin ditemukan pada periode
berjalan atau pada akhir periode. Kesalahan adalah penyajian akun / pos
yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya dan
mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode
sebelumnya. Signifikan atau tidak signifikannya suatu kesalahan dapat
dilihat dari :
Pengaruh pengambilan keputusan
Apabila pengambilan keputusan menyebabkan sesuatu yang
menyesatkan, maka kesalahan tersebut dapat dikatakan signifikan.
Tingkat materialitas
Apabila berpengaruh secara materialitas, maka kesalahan tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Dilihat dari segi materialitas
akan menimbulkan kerelatifan signifikan kesalahan. Hal ini
dikarenakan tergantung pada besarnya nilai kesalahan dibanding

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

nilai totalnya. Misal : nilai selisih Rp 10 juta dapat dikatakan


sebagai kesalahan yang signifikan karena nilai total sebesar Rp 100
juta / 10%. Tetapi nilai selisih Rp 1 miliar dapat dikatakan sebagai
kesalahan yang tidak signifikan karena nilai totalnya sebesar Rp 1
triliun / 1%. Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan memiliki
pengaruh signifikan bagi satu atau beberapa laporan keuangan
periode sebelumnya sehingga laporan laporan keuangan tersebut
tidak dapat diandalkan lagi.
Laporan keuangan periode berjalan adalah periode dimana
laporan keuangan belum ditetapkan dengan Peraturan Daerah,
sedangkan laporan keuangan periode sebelumnya adalah periode
dimana laporan keuangan telah diterbitkan dengan Peraturan
Daerah.
Kesalahan juga mungkin timbul karena keterlambatan
penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan
perhitungan aritmatik, kesalahan penerapan standar dan kebijakan
akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian.
Kesalahan dapat ditinjau dari sifat kejadian dan diklasifikasikan ke
dalam 2 jenis, yaitu :
Kesalahan tidak berulang

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Merupakan kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali.


Kemudian kesalahan ini juga diklasifikasikan ke dalam 2 jenis,
yaitu :
v Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;
v Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode
sebelumnya.
Kesalahan berulang dan sistemik.
Merupakan kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dan
jenis jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara
berulang. Contohnya, penerimaan pajak dari wajib pajak yang
memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau
tambahan pembayaran dari wajib pajak, misalnya dalam tahun 2011
jumlah pajak yang telah dibayar wajib pajak setiap bulan sebesar Rp
1.500.000. Kredit pajak ini berdasarkan atas pajak tahun 2010, yaitu
sebesar Rp 18.000.000. Perhitungan pada akhir tahun, pajak yang
menjadi beban wajib pajak tersebut sebesar Rp 15.000.000.
Sehingga terdapat kelebihan pajak sebesar Rp 3.000.000 yang harus
dikembalikan

kepada

wajib

pajak

yang

bersangkutan

dan

pengembalian tersebut dilakukan pada tahun 2011. Jurnal yang


dibuat pada saat pembayaran pajak oleh wajib pajak adalah :
(dalam ribuan rupiah)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

18.000

XXXX

Pendapatan Pajak Daerah

Kredit
18.000

Kemudian, jurnal untuk mencatat pengembalian kelebihan bayar pajak


adalah :
(dalam ribuan rupiah)
Kode

Uraian

Debet

XXXX
Akun
XXXX

Pendapatan Pajak Daerah

3.000

Kas di Kas Daerah

Kredit
3.000

3. KOREKSI KESALAHAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN


KEUANGAN
Koreksi kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan adalah
tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam
laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Pos
adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar muka
laporan keuangan. Tujuan tindakan pembetulan ini supaya laporan
keuangan entitas periode sebelumnya maupun pada periode berjalan
menjadi informasi yang dapat diandalkan. Semakin cepat tindakan
pembetulan dilakukan, maka jeda bias pengambilan keputusan yang
didasarkan pada laporan keuangan semakin kecil, demikian juga
sebaliknya.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

3.1.

KOREKSI

KESALAHAN

DALAM

PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN
Koreksi kesalahan pada pendapatan LRA dan belanja yang
tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang
mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak mempengaruhi kas
dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam
periode berjalan.
-

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada


periode berjalan terhadap pendapatan LRA.
Misalnya pada tanggal 31 Agustus 2011 diterima setoran
retribusi daerah dengan Surat Tanda Setoran (STS) sebesar Rp
500.000.000 dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp
550.000.000. Pada waktu kas opname (tanggal 31 Desember
2011), ditemukan selisih antara saldo kas menurut buku kas dan
saldo kas menurut bank. Setelah diteliti, selisihnya ada pada STS
tersebut, sehingga perlu adanya koreksi kesalahan pembukuan
sebesar Rp 50.000.000. Jurnal untuk mencatat penerimaan
retribusi daerah tersebut adalah :
(dalam ribuan rupiah)

Kode

Uraian

Debet

XXXX
Akun
XXXX

Kas di Kas Daerah

550.000

Pendapatan

Retribusi

Kredit
550.000

Daerah
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Kemudian, jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah :


(dalam ribuan rupiah)
Kode

Uraian

XXXX
Akun
XXXX

Pendapatan

Debet

Kredit

Retribusi 50.000

Kas di Kas Daerah


Daerah

50.000

Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan


terhadap pendapatan LRA
10 Mei 2011 diterima pendapatan retribusi daerah dengan STS
sebersar Rp 500.000.000. Pada tanggal yang sama STS tersebut
dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 500.000.000 sebagai
pendapatan pajak daerah. Saat menyusun laporan keuangan
ditemukan kesalahan tersebut. Jurnal untuk mencatat penerimaan
yang dibukukan sebagai pendapatan pajak daerah pada tanggal 10
Mei 2011 adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah)
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

500.000

XXXX

Pendapatan Pajak Daerah

Kredit
500.000

Jurnal koreksi adalah sebagai berikut : (dalam ribuan rupiah)


Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Pendapatan Pajak Daerah

500.000

XXXX

Pendapatan Retribusi Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit
500.000

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode


berjalan terhadap belanja
31 Januari 2011 dibayar belanja barang dengan menerbitkan
SPM LS sebesar Rp 441.000.000. Pada tanggal yang sama SOMLS dibukukan sebesar Rp 414.000.000. Ketika diadakan kas opname
akhir bulan ditemukan selisih antara saldo kas menurut buku dan
saldo menurut bank. Oleh karena itu perlu koreksi sebesar Rp
27.000.000.

Jurnal untuk mencatat pengeluaran : (dalam ribuan

rupiah)
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Belanja Barang

414.000

XXXX

Kas di Kas Daerah

Kredit
414.000

Jurnal koreksi adalah sebagai berikut : (dalam ribuan rupiah)


Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Belanja Barang

27.000

XXXX

Kas di Kas Daerah

Kredit
27.000

Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan


terhadap belanja
31 Juli 2011 diterbitkan SPM-LS untuk belanja barang sebesar Rp
500.000.000. Pada tanggal yang sama dibukukan sebesar Rp
500.000.000 sebagai belanja hibah. Saat menyusun laporan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

keuangan terdapat kesalahan pembukuan belanja atas SPM-LS.


Jurnal untuk mencatat pengeluaran : (dalam ribuan rupiah)
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Belanja Hibah

500.000

XXXX

Kas di Kas Daerah

Kredit
500.000

Jurnal koreksi adalah sebagai berikut :


Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Belanja Barang

500.000

XXXX

Belanja Hibah

Kredit
500.000

Koreksi kesalahan pada pendapatan-LRA dan belanja yang


tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut belum
diterbitkan

dilakukan

dengan

pembetulan

pada

akun

yang

bersangkutan.
Koreksi kesalahan pada penerimaan pendapatan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan mempengaruhi
posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut belum diterbitkan
dilakukan dengan pembetulan pada akun yang SAL.
Koreksi kesalahan pada pengeluaran belanja sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja yang tidak berulang
yang terjadi pada periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas,

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

apabila laporan keuangan tersebut belum diterbitkan dilakukan


dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain.
-

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode


sebelumnya terhadap pendapatan-LRA dan belanja, apabila
laporan periode tersebut belum diterbitkan
Ilustrasi jurnalnya sama untuk pendapatan dan belanja pada periode
berjalan

Contoh koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi kas pada


periode sebelumnya terhadap pendapatan-LRA, apabila laporan
periode tersebut belum diterbitkan
30 April 2011 diterima pendapatan sewa alat berat dengan bukti STS
sejumlah Rp 96.000.000 oleh bagian pembukuan STS ini dibukukan
sebesar Rp 69.000.000. Laporan keuangan tahun 2011 sudah
diterbitkan. Pada bulan Maret 2012 kesalahan ini ditemukan, akibat
kesalahan ini menurut buku penyajian kas dan SILPA terlalu kecil.
Oleh karena itu harus ditambah. Jurnal penerimaan : (dalam ribuan
rupiah)
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

69.000

XXXX

Lain-lain PAD yang Sah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit
69.000

10

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal koreksi : (dalam ribuan rupiah)


Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

27.000

XXXX

SiLPA

Kredit
27.000

Contoh koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi kas pada


periode sebelumnya terhadap belanja, apabila laporan periode
tersebut telah diterbitkan
30 Juni 2011 diterbitkan SPM-LS untuk pengadaan mesin dan
peralatan sebesar Rp 1.000.000.000 . Pada bulan Februari 2012
laporan keuangan tahun 2011 telah diterbitkan dan disampaikan
kepada DPRD. Ternyata, terdapat kesalahan pada SPM-LS dimana
seharusnya sebesar Rp 900.000.000. Akibatnya terjadi kelebihan
belanja sebesar Rp 100.000.000 yang harus dikembalikan ke kas
daerah. Penagihan kepada pemasok telah berhasil dilakukan dan
uangnya telah disetor kembali ke kas daerah pada tangga; 20
Februari 2011. Jurnal pengadaan mesin dan peralatan :
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Belanja Mesin dan Peralatan

1.000.000

XXXX

Kas di Kas Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit
1.000.000

11

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal koreksi :
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

100.000

XXXX

Kredit

Pendapatan Lain-lain

Koreksi

kesalahan

atas

penerimaan

100.000
dan

pengeluaran

pembiayaan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode


sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan dilakukan
dengan pembetulan pada akun kas dan akun Saldo Anggaran Lebih.
-

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode


sebelumnya terhadap penerimaan pembiayaan, apabila laporan
periode tersebut telah diterbitkan
30 Maret 2011 pemda menerima pembayaran cicilan pokok
pinjaman Rp 500.000.000. Pada bulan Februari 2012 laporan
keuangan tahun 2011 telah diterbitkan dan disampaikan kepada
DPRD.
Setoran pembayaran kekurangan pembayaran cicilan tersebut

sebesar Rp 50 juta. Jurnal untuk mencatat penerimaan pembiayaan pada


tanggal 30 Maret 2011 adalah sebagai berikut:
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

500.000

XXXX

Penerimaan Pembiayaan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

500.000

12

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut:


Kode Akun

Uraian

Debet

Kredit

XXXX

Kas di Kas Daerah

50.000

XXXX

Saldo Anggaran Lebih

50.000

- Contoh yang mempengaruhi kas pada periode sebelumnya terhadap


pengeluaran pembiayaan, apabila laporan periode tersebut telah
diterbitkan
Sebagai misal, pada tanggal 25 Juni 2011 pemerintah daerah
melakukan pembayaran angsuran utang jangka panjang sebesar Rp 700
juta. Pada bulan Maret 2012 laporan keuangan tahun 2011 telah diterbitkan
dan disampaikan kepada DPRD. Ternyata, terdapat kelebihan pembayaran
angsuran utang jangka panjang sebesar Rp 75 juta. Jurnal untuk mencatat
pengeluaran pembiayaan pada tanggal 25 Juni 2011 adalah sebagai berikut:
Kode Akun

Uraian

XXXX

Pengeluaran pembiayaan

XXXX

Kas di Kas Daerah

Debet

Kredit

700.000
700.000

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut:


Kode Akun

Uraian

XXXX

Kas di Kas Daerah

XXXX

Saldo Anggaran Lebih

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Debet

Kredit

75.000
75.000

13

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Berdasarkan koreksi kesalahan atas pendapatan LRA, belanja, dan


pembiayaan, baik pada periode berjalan maupun pada periode sebelumnya
dapat dibuatkan gambar skema sebagai berikut ini.
Periode Berjalan
Pada Pendapatan
LRA
Mempengaruhi Kas
atau tidak

Normal dan
Tidak Berulang

Pembetulan Pada
Akun
Bersangkutan

Periode Berjalan
Pada Belanja

Mempengaruhi Kas
Periode Sebelumnya Pada
Pendapatan-LRA Laporan
Keuangan Periode
Tersebut Belum
Diterbitkan

Periode Sebelumnya Pada


Pendapatan-LRA Laporan
Keuangan Periode
Tersebut Sudah
Diterbitkan

Pembetulan
Pada Akun SAL

Tidak Mempengaruhi Kas

Periode Sebelumnya Pada


Belanja Laporan
Keuangan Periode
tersebut Belum DIterbitkan

Pembetulan
Pada Akun
Pendapatan
Lain-Lain

Periode Sebelumnya Pada


Belanja Laporan
Keuangan Periode
tersebut Sudah Diterbitkan

Tidak Mempengaruhi Kas

Periode Sebelumnya Pada


Pembiayaan Laporan
Keuangan Periode
Tersebut Sudah
Diterbitkan

Mempengaruhi Kas

Gambar 11.1. Skema Koreksi Kesalahan Atas Pendapatan LRA dan


Belanja pada Periode Berjalan maupun Periode Sebelumnya

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


14

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

3.2. KOREKSI

KESALAHAN

PADA

LAPORAN

OPERASIONAL
Koreksi pendapatan LO danbeban yang berulang kali terjadi
pada periode berjalan, baik yng mempengaruhi posisi kas maupun
yang tidak mempengaruhi dilakukan dengan pembetulan pada akun
yang bersangkutan pada periode berjalan.
-

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada


periode berjalan terhadap pendapatan LO. Sebagai misal
tanggal 30 September 2011 diterima setoran pajak dengan Surat
Tansa Setoran (STS) sebesar Rp.50.000.000 dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp.70.000.000. Pada waktu kas
opname tanggal 31 Desember 2011 ditemukan selisish antara
saldo kas menurut buku kas dan saldo kas. Menurut bank,
setelah diteliti selisihnya ada pada STS tersebut. Untuk itu perlu
adanya

koreksi

kesalahan

pembukuan

sebesar

Rp.10.000.000.Jurnal untuk mencatat penerimaan pajak daerah


tersebut adalah sebagai berikut :
Kode Akun

Uraian

Debet

XXX

Kas di kas daerah

770.000

XXX

Pendapatan Pajak Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

770.000

15

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Pendapatan Pajak Daerah

20.000

XXX

Kas di kas Daerah

Kredit

20.000

Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode


berjalan terhadap pendapatan LO.
Sebagai misal, pada tanggal 30 April 2011 diterima
pendapatan pajak daerah dengan STS sebesar Rp.700.000.000.
Pada hari dan tanggal yang sama STS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp.700.000.000 sebagai pendapatan
retribusi daerah. Pada waktu penyusunan laporan keuangan
ditemukan kesalahan tersebut. Jurnal untuk mencatat penerimaan
yang dibukukan sebagai pendapatan retribusi daerah pada tanggal
30 April 2011 adalah sebagai berikut :
Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Kas di kas daerah

700.000

XXX

Pendapatan Retribusi Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

700.000

16

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Pendapatan Retribusi Daerah

700.000

XXX

Pendapatan Pajak Daerah

Kredit

700.000

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada


periode berjalan terhadap beban.
Sebagai misal pada tanggal 30 April 2011 dibayar beban
hibah dengan menerbitkan SPM-LS dengan nilai Rp.551.000.000.
Pada hari dan tanggal yang ama SPM-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp.515.000.000. Ketika diadakan kas
opname pada akhir bulan ditemukan selisih antara saldo kas
menurut buku dan saldo menurut bank. Untuk itu perlu adanya
koreksi kesalahan pencatatan beban hibah tersebut Rp.46.000.000.
Jurnal untuk mencatat beban hibah tersebut adalah sebagai berikut :
Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Beban Hibah

515.000

XXX

Kas di Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

515.000

17

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Beban Hibah

46.000

XXX

Kas di Daerah

Kredit

46.000

Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada peridode


berjalan terhadap beban.
Sebagai misal, pada tanggal 30 Juni 2011 diterbitkan SPM-LS
untuk beban bantuan sosial sebesar Rp. 1.000.000.000. Pada hari
dan tanggal yang sama dibukukan pada bagian keuangan sebesar
Rp.500.000.000 sebagai beban hibah. Pada waktu menyusun
laporan keuangan diketahui terdapat kesalahan pembukuan beban
atas SPM-LS tersebut. Jurnal untuk mencatat pengeluaran yang
dibukukan sebagai beban hibah pada tanggal 31 Juli 2011 adalah
sebagai berikut :
Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Beban Hibah

1.000.000

XXX

Kas di Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

1.000.000

18

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Beban Bantuan Sosial

500.000

XXX

Beban Hibah

Kredit

500.000

Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada


periode sebelumnya terhadap pendapatan LO dan beban,
apabila laporan periode tersebut belum diterbitkan.
Ilustrasi jurnalnya sama untuk pendapatan dan belanja pada
periode berjalan.
Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode
sebelumnya terhadap pendapatan LO, apabila laporan
periode tersebut telah diterbitkan.
Sebagai misal, pada tanggal 30 Juni 2011 diterima pendapatan
sewa mesin dan perlatan denganbukti STS sejumlah Rp.87.000.000
oleh bagian pembukuan STS ini dibukukan sebesar Rp.78.000.000.
Laporan keuangan tahun 2011 sudah diterbitkan. Pada bukan Mei
2012 kesalahan ini ditemukan, akibat kesalahan ini menurut buku
penyajian kas dan ekuitas terlalu kecil. Oleh karena itu harus
ditambah. Jurnal untuk mencatat penerimaan yang dibukukan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


19

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

sebagai pendapatan sewa mesin dan peralatan pada tanggal 30 Juni


2011 adalah sebagai berikut :
Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Kas di Kas Daerah

78.000

XXX

Lain-lain PAD yang Sah

Kredit

78.000

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


Kode Akun Uraian

Debet

XXX

Kas di Kas Daerah

9.000

XXX

Ekuitas

Kredit

9.000

Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode sebelumnya terhadap


beban, apabila laporan periode tersebut telah diterbitkan.
Misal tanggal 28 Februari 2011 diterbitkan SPM LS untuk beban
jasa Rp 1.500.000.000 pada bulan Maret 2012 laporan keuangan 2011 telah
diterbitkan. Ternyata terdapat kesalahan pada SPM LS dimana jumlah Rp
1.500.000 seharusnya berjumlah Rp 1.250.000.000, sehingga ada kelebihan
beban sebesar Rp 250.000.000 yang harus dikembalikan ke kas daerah.
Penagihan kepada penjual telah telah berhasil dilakukan dan disetor
kembali ke kas daerah pada tanggal 20 Maret 2012. Jurnal untuk mencatat
beban jasa pada tanggal 28 Februari 2011 adalah sebagai berikut :

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


20

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Kode
Akun
XXXX
XXXX

Uraian

(dalam ribuan rupiah)


Debet
Kredit

Beban Jasa

1.500.000

Kas di Kas Daerah

1.500.000

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


(dalam ribuan rupiah)
Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

250.000

XXXX

Pendapatan Lain - Lain

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

250.000

21

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Berdasarkan koreksi kesalahan atas pendapatan LO dan belanja, dapat


dibuatkan skema sebagai berikut ini :

Gambar 11. Skema Koreksi Kesalahan Atas Pendapatan LO dan Beban


pada Periode Berjalan maupun Periode Sebelumnya.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


22

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

3.3. KOREKSI KESALAHAN PADA NERACA


Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan
kewajiban yang terjadi pad periode sebelumnyadan menambah
ataupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
kas dan akun kewajiban bersangkutan.
Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode
sebelumnya terhadap kewajiban
Misal, pad a tanggal 30 Agustus 2011 ada pembayaran
angsuran suatu kewajiban sebesar Rp 650.000.000. pada bulan
April 2012 laporan keuangan tahun 2011 telah diterbitkan dan
ternyata ada kelebihan pembayaran angsuran suatu kewajiban
sebesar Rp 50.000.000. kelebihan tersebut sudah dikembalikkan ke
kas daerah. Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran suatu
kewajiban pada tanggal 30 Agustus 2011 adalah sebagai berikut :
Kode Akun

Uraian

XXXX

Bagian Lancar Kewajiban Jangka 650.000


Panjang
Kas di Kas Daerah

XXXX

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Debet

Kredit

650.000

23

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :


Kode Akun

Uraian

Debet

XXXX

Kas di Kas Daerah

50.000

XXXX

Kredit

Kewajiban Jangka Panjang

50.000

Contoh koreksi kesalahan yang tidak mempengauhi kas pada


periode sebelumnya , apabila laporan periode tersebut belum atau
telah diterbitkan.
Misal tanggal 30 september 2011 dilakukan pengadaan gedung dan
bagunan

dengan

mengeluarkan

SPM

LS

sebesar

Rp

8.000.000.000, bagian pembukuan mencatat pengeluaran SPM


LS tersebut sebagai pengadaan jalan, irigrasi, dan jaringan dan
ternyata terdapat kesalahan pada saat penyusunan laporan
keuangan. Jurnal untuk mencatat pengadan gedung dan bagunan
pad tanggal 30 september 2011 adalah sebagai berikut :
Kode

Uraian

Debet

XXXX
Akun

Jalan , Irigrasi, dan Jaringan

8.000.000

XXXX

Kas di Kas Daerah

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kredit

8.000.000

24

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut


Kode

Uraian

Debet

XXXX
Akun

Gedung dan Bangunan

8.000.000

XXXX

Jalan ,Irigrasi, dan Jaringan

Kredit

8.000.000

Berdasarkan koreksi kesalahan atas kewajiban dan koreksi lainnya


yang tidak mempengaruhi kas di neraca , dapat dibuatkan gambar
skema sebagai berikut ini :

Gambar 11.3. Skema Koreksi Kesalahan Atas Kewajiban dan


Laporan Keuangan pada Periode Berjalan maupun Periode Sebelumnya.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


25

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

4. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Menurut PP No 71 Tahun 2010, para pengguna Laporan Keuangan
perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas pelaporan dari
waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah (trend) posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi
yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode.
Prinsip konsistensi internal berupa perlakuan akuntansi yang sama
diterapkan pada kejadian yang berupa dari periode ke periode oleh suatu
entitas pelaporan. Hal ini berarti tidak boleh terjadi perubahan dari suatu
metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya. Metode akuntansi yang
dipakai dapat berubah dengan syarat bahwa metode baru yang diterapkan
mampu memberikan informasi yang lebih baik dibandingkan dengan
metode yang lama. Penyajian dan klasifikasi pos pos dalam laporan
keuangan antar periode harus konsisten, kecuali:
a Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas
pemerintah;
b Perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Apabila penyajian atau klasifikasi pos pos dalam laporan
keuangan diubah, maka penyajian metode sebelumnya tidak perlu
direklasifikasi, tetapi harus diungkapkan secara memadai didalam
CaLK.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

26

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Perubahan didalam perlakukan, pegakuan atau pengukuran


akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi,
kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi merupakan contoh
perubahan kebijakan akuntansi. Suatu perubahan kebijakan
akuntasi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan
yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar
akuntansi yang berlaku atau apabila diperkirakan bahwa perubahan
tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal
dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal hal
sebgai berikut:
a Adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau
kejadian yang secara substansi berbeda dari peristiwa
atau kejadian sebelumnya; dan
b Adopsi suatu kebijakan akuntasi baru untuk kejadian
ataua transaksi yang sebelumnya tidak ada atau tidak
material.
Timbulnya

suatu

kebijakan

untuk

merevaluasiaset

merupakan suatu perubahan keijakan akuntansi. Namun


demikian perubahan tersebut harus sesuai dengan standar
terkait yang telah menerapkan persyaratan persyaratan
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

27

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

sehubung dengan revaluasi. Perubahan kebijakan akuntansi


harus disajikan pada Laporan Perubahn Ekuitas dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

5. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI


Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, agar memeperoleh laporan
keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara
lain dengan pola penggunaam, tujuan penggunaan aset, dan kondisi
lingkungan entitas yang berubah
Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahan kondisi
yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruh
material dari perubahan yang terjadi, baik pada periode berjalan maupun
pada periode periode berikutnya. Pengaruh attau dampak perubahan
estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode
perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai
contoh, perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada
LO tahun perubahan dan tahun tahun selanjutnya selama masa manfaat
aset tetap tersebut.
Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan
datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila
tidak memungkinkan harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan
pengaruh perubahan itu.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

28

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

6. OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN


Menurut PP No 71 Tahun 2010, apabila suatu mis atau tupoksi suatu
entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi
kegiatan, program, proyek atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut
dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan,
misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,
tanggal efektif pemberhentian cara penghentian, pendapatan dan beban
tahun berjalan sampai tanggal pemberhentian apabial dimungkinkan,
dampak sosialatau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban
terkait pada penghentian, apabila ada harus diungkapkan pada Catatan
atas Laporan Keuangan. Agar laporan keuangan disajikan secara
komparatif, suatu segemen yang diberhentikan itu harus dilaporkan
dalam laporan keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan.
Dengan demikian, operasi yang diberhentikan tampak pada laporan
keuangan. Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu
tahun berjalan diakuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah olah
operasi itu berjalan sampai akhir tahun laporan keuangan. Pada
umumnya entitas membuat rencana penghentian bertahap atau sekaligus,
resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah, dan lain lain. Hal ini
bukan merupakan penghentian operasi, apabila:
a. Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara
evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

29

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

(permintaan public yang dilayani) yang terus merosot, pergantian


kebutuhan lain.
b. Fungsi tersebut tetap ada;
c. Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus,
selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program,
proyek, kegiataan ke wilayah lain; dan
d. Menutup

suatu

fasilitas

yang

berutilisasi

amat

rendah,

menghemat biaya, menjual sarana operasi tampa mengganggu


operasi tersebut.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


30

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

KESIMPULAN DAN SARAN


Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga informasi
laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas
dari kesalahan.
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, para pengguna laporan
keuangan perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas
pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah
(trend) posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan
akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap
periode. Prinsip konsistensi internal berupa perlakuan akuntansi yang sama
diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu
entitas pelaporan. Hal ini tidak berarti tidak boleh terjadi perubahan dari
satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa
metode baru yang diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih
baik dibanding metode lama. Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangan diubah, maka penyajian periode sebelumnya tidak
perlu direklasifikasikan, tetapi harus diungkapkan secara memadai di dalam

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


31

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

CaLK. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan atau pengukuran akuntasi


sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi,
metode, dan estimasi merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila
penerapan suatu kebijakan yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
perundangan atau standar akuntansi yang berlaku atau apabila diperkirakan
bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan atau arus kas yang lebih relevan dan lebih
andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu
perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian perubahan tersebut harus
sesuai dengan standar terkait yang telah menerapkan persyaratanpersyaratan sehubungan dengan revaluasi. Perubahan kebijakan akuntansi
harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Suatu perubahan kebijakan akuntansi
harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang
berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan
tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian
laporan keuangan entitas. Hakikat, jumlah, dan pengaruh yang diakibatkan
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

32

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Dalam PSAP 10 pada PP Nomor 71 Tahun 2010, kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode sebelumnya
mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan pada periode berjalan mungkin ditemukan
pada periode berjalan atau akhir periode. Kesalahan penyajian dalam
laporan

keuangan

bisa

mempengaruhi

laporan

keuangan

periode

selanjutnya. Maka dari itu, perlu dilakukan koreksi pada pencatatan laporan
keuangan agar tidak terjadi kesalahan penyajian yang signifikan.
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, agar memperoleh laporan
keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara lain
dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan aset, dan kondisi lingkungan
entitas yang berubah. Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat
perubahan kondisi yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan
pengaruh material dari perubahan yang terjadi, baik pada periode berjalan
maupun pada periode-periode berikutnya. Pengaruh atau dampak perubahan
estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode
perubahan dan periode selnajutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun
perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

33

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

tersebut. Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan


datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak
memungkinkan harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan pengaruh
perubahan itu.
Berdasar PP Nomor 71 Tahun 2010, apabila suatu misi atau tupoksi
suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi
kegiatan, program, proyek atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut
dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan,
misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,
tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun
berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial
atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada
penghentian, apabila ada harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan.
Agar laporan keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen
yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam laporan keuangan walaupun
berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang
dihentikan tampak pada laporan keuangan. Pendapatan dan beban operasi
yang dihentikan pada suatu tahun berjalan diakuntansikan dan dilaporkan
seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun laporan
keuangan.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

34

BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian meliputi


jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal, lelang,
penjualan, hibah, dan lain-lain. Hal ini bukan merupakan penghentian
operasi, apabila:
a. Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara
evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand
(permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian
kebutuhan lain.
b. Fungsi tersebut tetap ada
c. Beberapa jenis sub kegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus,
selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek,
kegiatan ke wilayah lain; dan
d. Menutup suatu fasilitas yang berutilisasi amat rendah, menghemat
biaya, menjual sarana operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


35

También podría gustarte