Está en la página 1de 6

Kelompok 5 :

Shofiatul Munawaroh
Yayuk Hafidhotul Ilmi
Galih Ramadhan F.

(12520003)
(12520085)
(12520096)

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI


Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, yang berfokus pada akuisisi sumber daya
modal melalui untang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran kembali modal tersebut.
Siklus ini juga mencakup pembayaran utang dan deviden.
Empat karakteristik atas siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali akan
memengaruhi audit pada akun-akun berikut.
1. Jumlah transaksi yang memengaruhi saldo akun hanya sedikit, tetapi setiap transaksi
biasanya sangat material.
2. Tidak dimasukkannya atau salah saji suatu transaksi bisa sangat material
3. Muncul hubungan legal antara entitas klien denga pemegang saham, obligasi, atau pemilikan
dokumen sejenis.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan deviden dengan utang dan ekuitas
A. AKUN DALAM SIKLUS

Karakteristik unik dari siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali memengaruhi
bagaimana auditor melakukan verifikasi akun dalam siklus. Siklus ini sering memasukkan akun
berikut :
Utang dagang

Modal saham-preferen

Utang kontrak

Tambahan modal atas nilai par

Utang hipotik

Modal donasi

Utang obligasi

Saldo laba

Beban bunga

Utang deviden

Utang bunga

Saham tresuri

Anggaran saldo laba

Dividen yang diumumkan

Kas di bank

Kepemilikan pribadi-akun modal

Modal saham-biasa

Persekutuan-akun modal

Metodologi untuk mendesain pengujian perincian saldo dan siklus akuisisi modal dan
pembayaran kembali sama dengan yang diaplikasikan pada akun lainnya. Dalam menentukan

pengujian perincian saldo untuk wesel bayar, auditor harus mempertimbangkan risiko bisnis,
salah saji yang dapat diterima, risiko bawaan, risiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian
dan pengujian subtantif atas transaksi dan hasil prosedur analitis.

Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo atas Wesel Bayar


Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi wesel bayar

Tahap I
Menentukan salah saji yang dapat diterima dan menilai risiko bisnis klien untuk wesel bayar

Tahap I

Menilai risiko pengendalian atas wesel bayar

Tahap I

Mendesain dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi

Tahap II

Mendesain dan melakukan prosedur analitis untuk wesel bayar

Tahap III

Prosedur
Analitis
Mendesain pengujian perincian atas wesel bayar untuk memenuhi
tujuan audit
terkait saldo
Jumlah sampel
Sampel yang dipilih

Tahap III

Penetapan waktu

B. WESEL BAYAR

Wesel bayar adalah kewajiban legal kepada kreditur, yang dijamin atau tidak dijamin
dengan asset dan dikenakan bunga. Biasanya wesel bayar diterbitkan untuk suatu periode antara

satu bulan hingga satu tahun, tetapi bisa juga lebih lama. Wesel diterbitkan untuk banyak tujuan,
dan asset yang digunakan sebagai jaminan bisa berupa macam-macam asset, seperti sekuritas,
piutang dagang, persediaan, dan asset tetap. Pembayaran pokok pinjaman dan bunga pada wesel
harus dilakukan berdasarkan persyaratan pada perjanjian pinjaman. Untuk pinjaman jangka
pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya dibutuhkan jika pinjaman dan bunga
hanya dibutuhkan jika pinjaman jatuh tempo. Untuk pinjaman yang melebihi 90 hari, wesel
biasanya dibayar secara bulanan atau kuartalan.
Tujuan dari audit wesel bayar adalah menentukan apakah :
1. Pengendalian internal atas wesel bayar sudah memadai
2. Transaksi pembayaran pokok dan bunga dalam wesel bayar diotorisasi dengan benar dan
dicatat sesuai enam tujuan audit terkait transaksi
3. Kewajiban atas wesel bayar dan beban bunga dan utang berjalan yang terkait dinyatakan
dengan wajar seperti ditentukan dalam tujuh dari delapan tujuan audit-terkait saldo (nilai
realisasi tidak diterapkan dalam akun kewajiban).
Pengendalian Internal

Ada empat pengendalian yang penting untuk wesel bayar, yaitu :


1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Pertanggungjawaban atas penerbitan
wesel baru harus dipegang oleh dewan direktur atau personel menejemen level atas.
2. Pengendalian yang memadai atas pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.
Pembayaran periodic atas bunga dan pokok pinjaman seharusnya menjadi focus dalam
pengendalian siklus akuisisi dan pembayaran
3. Dokumen dan pencatatan yang memadai. Meliputi pencatatan tambahan dan
pengendalian atas wesel yang dibayar atau wesel kososng oleh orang yang mengotorisasi.
4. Verifikasi independen secara periodic. Secara periodic, pencatatan wesel secara detail
harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang
wesel oleh karyawan yang tidak bertanggungjawab atas pencatatannya.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus menekankan pada
pengujian empat pengendalian internal yang telah dibahas. Sebagai tamaban, auditor harus
melakukan verifikasi pencatatan yang akurat terhadap bukti penerimaan dari pencairan wesel
dan pembayaran pokok dan bunga.
Prosedur Analitis

Prosedur analitis penting dalam wesel bayar karena pengujian perincian beban bunga dan
utang bunga dapat dihilangkan bila hasilnya menguntungkan.
Prosedur Analitis untuk Wesel Bayar
Prosedur Analitis

Salah Saji yang Mungkin Terjadi

Menghitung kembali perkiraan beban bunga berbasisSalah saji atas beban bunga dan utang
pada rata-rata tingkat bunga utang dan keseluruhan bunga atau penghapusan wesel bayar yang
wesel bayar bulanan
beredar

Membandingkan wesel beredar


denga tahun-tahun sebelumnya

masing-masingPenghapusan atau salah saji wesel bayar

Membandingkan total saldo wesel bayar, beban Salah saji atas beban bunga dan utang
bunga, dan utang bunga dengan tahun-tahunbunga atau wesel bayar.
sebelumnya
Pengujian Perincian Saldo

Dua tujuan penting untuk audit-terkait saldo dalam wesel bayar ;


1. Wesel bayar yang ada sudah dimasukkan (keberadaan)
2. Wese bayar dalam daftar sudah dicatat denga akurat (akurasi)
Tujuan ini penting karena salah saji mungkin material jika satu wesel tidak
dimasukkan atau jumlahnya salah. Jika pengendalian internal atas wesel bayar tidak
memadai, mka auditor perlu melakukan prosedur lain untuk menguji adanya wesel bayar
yang tidak tercatat.
C. EKUITAS PEMILIK

Untuk perusahaan terbuka, verifikasi ekuitas pemilik lebih kompleks karena terdapat
lebih banyak pemegang saham dan banyak perubahan pada individu pemegang saham.
Selanjutnya akan membahas pengujian verifikasi akun ekuitas pemilik untuk perusahaa terbuka,
meliputi :
Modal dan saham biasa
Tambahan modal dari kelebihan nilai par
Saldo laba dan deviden terkait
Mengilustrasikan akun-akun khusus ekuitas pemilik. Tujuan dari setiap akun adalah
menentukan apakah :
Pengendalian internal atas modal saham dan deviden terkait sudah memadai
Transaksi ekuitas pemilik dicatat denga benar, seperti disebutkan dalam delapn tujuan
audit-terkait saldo, disajikan dan diungkapkan dengan wajar. Seperti disebutkan dalam
empat tujuan audit-terkait penyajian dan pengungkapan untuk akun ekuitas pemilik.
Pengendalian Internal

Terdapat beberapa pengendalian internal yang penting dalam aktivitas ekuitas pemilik.
Otorisasi Transaksi yang Memadai
Oleh karena setiap transaksi ekuitas pemilik biasanya material, maka banyak dari
transaksi ini harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis-jenis transaksi berikut ini biasanya
memerlukan otorisasi khusus :
Penerbitan modal saham
Pembelian kembali modal saham
Pengumuman deviden
Pencatatan dan Pemisahan Tugas yang Memadai
Saat perusahaan melakukan pencatatan transaksi saham dan saham beredar, pengendalian
internal harus memadai agar ;
Pemilik saham sebenarnya diakui dalam catatan perusahaan

Deviden dalam jumlah yang benar dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal

pembayaran deviden
Potensi adanya salah penempatan asset meminimalkan
Pencatat dan Agen Transfer Saham Independen

Perusahaan yang sahamnya tercatat pada penjualan sekuritas perlu menggunakan


pencatat independen untuk mengendalikan aktivitas penerbitan sertifikat saham. Pencatat
independen bertanggungjawab untuk memastikan bahwa saham diterbitkan perusahaan
sesuai dengan provisi modal saham dalam anggaran dasar perusahaa dan otorisasi oleh
dewan direksi.
Audit Modal Saham dan Kelebihan Modal

Auditor harus memperhatikan empat hal dalam audit modal saham dan kelebihan modal
atas nilai par, yaitu :
1. Transaksi modal saham yang sudah dicatat (tujuan terkait kelengkapan transaksi)
2. Transaksi modal saham yang dicatat benar-benar terjadi dan dicatat secara akurat (tujuan
terkait kejadia adan akurasi transaksi
3. Modal saham dicatat secara akurat (tujuan terkait akurasi saldo)
4. Modal saham disajikan dalam ungkapan dengan benar (keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan)
Pencatatan Modal Saham Dilakukan atas Transaksi yang Benar-benar Ada
Tujuan ini akan mudah dipenuhi dengan adanya jasa pencatat dan agen transfer.
Auditor dapat melakukan konfirmasi kepada pencatat dan agen transfer saham atas
transaksi modal saham yang terjadi dan akurasi transaksi yang ada, kemudian
menentukan apakah seluruh transaksi sudah dicatat.
Pencatatan Transaksi Modal Saham Benar-benar Dilakukan dan Dicatat Secara
Akurat
Audit yang luas diperlukan atas transaksi yang mencakup penerbitan modal saham.
Disamping pengendalian, auditor juga melakukan verifikasi atas seluruh transaksi modal
saham karena materialitas dan pencatatannya permanen. Tujuan terkait keterjadian
transaksi dapat diuji melalui pemeriksaan notulensi pertemuan dewan direksi.
Modal Saham Dicatat Secara Akurat
Auditor melakukan verifikasi saldo akhir atas akun modal saham dengan menentukan
jumlah saham beredar pada tanggal neraca. Cara termudah adalah dengan mengonfirmasi
agen transfer agar informasi ini diperoleh. Jika tidak terdapat agen, maka auditor harus
memeriksa pencatatan sertifikat saham, memeriksa seluruh sertifikat yang dibatalkan, dan
menghitung semua sertifikat kosong.
Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan dengan Benar
Sumber informasi terpenting dalam menentukan apakah keempat tujuan audit terkait
penyajian dan pengungkapan untuk aktivitas saham sudah dipenuhi adalah anggaran
dasar perusahaan, notulensi pertemun dewwan direksi, dan analisis auditor asas transaksi
modal saham.
Audit Dividen

Penekanan pada audit atas deviden adalah pada transaksi dividen, bukan pada saldo akhir.
Pengecualian terjadi bila terjadi utang dividen.

Keenam tujuan terkait transaksi adalah relevan untuk dividen. Namun khususnya, dividen
diaudit atas basis 100%.
1. Dividen yang tercatat benar terjadi (keterjadian)
2. Dividen yang ada sudah dicatat (kelengkapan)
3. Dividen dicatat dengan akurat (akurasi)
4. Pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang benar-benar ada (keterjadian)
5. Utang deviden dicatat (kelengkapan)
6. Utang dividen dicatat dengan akurat (akurasi)
Audit Saldo Laba

Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo laba untuk laba bersih tahun berjalan
(atau debet untuk kerugian), auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo laba ke laba bersih
dalam laporan laba-rugi. Prosedur ini tentunya harus dilakukan setelah seluruh jurnal
penyesuaian yang memengaruhi laba bersih telah diselesaikan.
Setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi sudah diklarifikasikan dengan benar
sebagai transaksi saldo laba, langkah selanjutnya adalah memutuskan apakah pencatatan
tersebut dilakukan dengan akurat. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan akurasi
bergantung pada sifat transaksi.
Standar akuntansi mensyaratkan adannya penyajian dan pengungkapan informasi
sehubung dnegan saldo laba. Focus utama auditor adalah untuk menentukan apakah tujuan
penyajian dan pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan
pengungkapan restriksi atas pembayaran dividen.
Pertanyaan :
1. Jelaskan alasannya mengapa lebih penting mencari wesel bayar yang tidak tercatat
dibandingkan mencari piutang wesel yang tidak tercatat? Dan juga jelaskan tentang
prosedur audit yang dapat digunakan auditor untuk menemukan wesel bayar yang tidak
tercatat?
2. Jelaskan alasannya mengapa akun kewajiban yang termasuk dalam siklus akuisisi modal
dan pembayaran kembali harus diaudit terpisah dengan utang dagang?

También podría gustarte