Está en la página 1de 4

Metode Diskusi Buzz Group

Eureka
Pendidikan. Menurut
Suprijanto
(2007:110),
Metode
diskusi buzz
group merupakan alat untuk membagi kelompok diskusi besar menjadi kelompok-kelompok
kecil. Terdapat dua jenis diskusi yang sering digunakan dalam menerapkan metode buzz
group yaitu: pertama, teknik yang paling sering digunakan adalah membagi kelompok asal
menjadi kelompok buzz yang terdiri atas 10 sampai 15 orang, bila kelompok asal
anggotanya berjumlah 30 orang atau lebih. Sekretaris membuat catatan tentang ide-ide
yang disarankan oleh anggota kelompok dan menyiapkan kesimpulan yang akan
disampaikan kepada kelompok besar setelah diskusi buzz group selesai. Kemudian
sekretaris tiap kelompok, diminta untuk melaporkan hasil sebelum dibuka diskusi kelompok
umum. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi buzz group berkisar 10-20 menit tergantung
pada topik yang dibicarakan. Penggunaan metode buzz group tipe pertama ini
memerlukan pengaturan tempat duduk, sebaiknya dalam posisi melingkar.
Untuk kelompok 30 orang atau kurang digunakan kelompok buzz kecil (jenis kedua) yang
mencakup formasi kelompok diskusi 2-3 orang. Teknik ini banyak digunakan untuk
menumbuhkan minat dan kreativitas serta merupakan alat pemulai diskusi yang sangat baik.
Pengelompokan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain; menurut urutan
tempat duduk sehingga dapat dibentuk tanpa memindahkan siswa, pengelompokan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu (misal berdasarkan nama abjad, berdasarkan bakat dan
minat, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa), pengelompokan
berdasarkan nomor kartu yang dikocok dan pengelompokan berdasarkan bilangan.
Metode buzz group yaitu cara pembahasan suatu masalah yang dalam pelaksanaannya
siswa dibagi dalam kelompok kecil antara 3-4 orang membahas suatu masalah yang diakhiri
dengan penyampaian hasil pembahasannya oleh setiap juru bicara pada kelompok
besar/kelas. Sama seperti diskusi, diskusi buzz groupadalah pembahasan suatu topik
dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana
saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang
masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas serta dapat mengembangkan
kesamaan pendapat atau kesepakatan untuk mencari suatu rumusan terbaik mengenai
suatu persoalan.

Setelah diskusi buzz group, proses dilanjutkan dengan diskusi kelas atau diskusi umum
yang merupakan lanjutan dari diskusi buzz group yang dimulai dengan pemaparan hasil
diskusi buzz group. Komunikasi dalam diskusi ini terjadi dimana tiap anggota kelompok
menyatakan ide-idenya yang dicatat oleh sekretaris. Sekretaris menyimpulkan hasil diskusi
dan akan disampaikan pada diskusi kelas. Diskusi buzz groupbiasanya hanya memerlukan
waktu 10-20 menit.
Hasil belajar yang diharapkan dalam metode buzz group yaitu siswa membandingkan
persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingan
informasi yang diperoleh masing-masing sehingga siswa dapat saling memperbaiki
pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan
(Hasibuan dan Moedjiono, 1995:21).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode diskusi buzz group adalah suatu metode yang
membagi kelas besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa untuk
memecahkan masalah yang diberikan guru. Hasil diskusi ditulis oleh salah satu siswa dan
dikumpulkan ke guru. Kemudian guru membahas materi diskusi untuk mencapai suatu
kesimpulan yang benar. Diskusi buzz group dapat dilaksanakan ditengah-tengah atau
diakhir pembelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas
bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-petanyaan (Hasibuan dan Moedjiono,
1995:21).
Kelebihan
dan
Kekurangan
Metode
Buzz
Group
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Mudjiono dan
Dimyati (1992:55) adapun kelebihan dan kekurangan dalam metode diskusi buzz group
yaitu :
Kelebihan
Metode
Diskusi Buzz
Group
Mendorong siswa yang malu-malu untuk memberikan sumbangan pikiran sehingga dapat
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi;
Menciptakan suasana yang menyenangkan; Menghemat waktu memungkinkan pembagian
tugas kepemimpinan; Memberikan variasi kegiatan belajar yang disertai dengan
penggunaan metode lain; Membangkitkan motivasi siswa, motivasi ini dapat menjadikan
siswa berpikir ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan; Metode ini dapat
membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan mengembangkan
kesamaan pendapat dalam mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan
(Mudjiono
dan
Dimyati,1992:55)
Menurut Gall and Gall (dalam Paul Suparno, 2007:130) diskusi memiliki kelebihan yaitu :
a.
Menguasai
bahan
Dengan diskusi siswa terbantu untuk lebih menguasai bahan yang didiskusikan, bukan
hanya
menghafal.
b.
Memecahkan
persoalan
Dengan diskusi siswa dapat memecahkan persoalan yang dianjurkan guru, jadi siswa
belajar
memecahkan
persoalan
bersama.
c.
Perkembangan
moral
Dengan diskusi siswa dilatih mengembangkan moral seperti menghargai nilai moral seperti
menghargai nilai orang lain, gagasan orang lain, saling bekerja sama, terbuka.

d.
Perkembangan
tingkah
laku
Tinglah laku siswa juga berubah dengan diskusi, mereka menjadi lebih sopan, lebih
menghargai
teman,
berbicara
secara
benar
dan
rasional.
e.
Keterampilan
komunikasi
Dengan diskusi kemampuan berbicara akan bertambah, keterampilan komunikasi dengan
teman dan orang lain pun berkembang.
Kekurangan
Metode
Diskusi Buzz
Group
Membutukan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan; Metode ini tidak akan
berhasil bila anggota kelompok terdiri dari individu yang tidak tahu apa-apa; Diskusi
berputar-putar.
Berdasarkan pernyataan diatas metode diskusi buzz group memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan. Peranan guru menjadi sangat penting dalam mengatasi beberapa
kelemahan metode ini, seperti menyiapkan perangkat pembelajaran dan hal-hal yang
dibutuhkan sebelum pelaksanaan pembelajaran, menjadi motivator siswa untuk mempelajari
materi yang akan diajarkan lebih dulu, menjadi fasilitator disaat siswa mengalami kesulitan
dan selalu memantau kegiatan diskusi siswa sehingga diskusi dapat berjalan lancar dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Langkah-langkah
Metode Buzz
Group
Membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar adalah tugas seorang guru meskipun
dalam pemebelajaran metode ini siswa dituntut untuk belajar dan memecahkan masalah
sendiri. Hal tersebut dilakukan oleh guru agar tujuan pemebelajaran dapat tercapai.
Penerapan suatu metode pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru memahami
secara jelas tentang prosedur pelaksanaan metode yang digunakan. Menurut Surjadi
(dalam Supriadi, 2006) prosedur pelaksanaan metode buzz group sebagai berikut :
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang
beranggotakan 3-4 siswa. Tiap kelompok mengerjakan topik yang sama
dengan dibatasi waktu tertentu.
2. Guru menyampaikan materi secara umum atau garis besar dengan
metode ceramah, kemudian guru menentukan topik masalah yang akan
didiskusikan.
3. Selama diskusi berlangsung guru memantau dan memperhatikan aktivitas
siswa. Guru mengunjungi setiap kelompok untuk mengetahui adakah
kelompok yang memerlukan bantuan untuk memahami tugasnya.
4. Sebelum diskusi diakhiri, guru memberikan peringatan mengenai batas
waktu dalam menyelesaikan tugas.
5. Setelah waktu yang ditentukan telah selesai, hasil diskusi tiap kelompok di
kumpulkan ke guru.
6. Guru membahas topik masalah tersebut untuk memperbaiki konsep siswa.
REFERENSI

Dimyati dan Moedjiono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Dirjen Dikti: Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Hasibuan dan Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Supriadi. 2006. Penerapan Pembelajaran dengan Metode Buzz Group untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Jember : FKIP UNEJ.
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta : PT Bumi
Aksara.

También podría gustarte