Está en la página 1de 159

Selamat Datang

Introduction
Maintenance

Management
Maintenance
Programs
Planning and
Scheduling

STM-01

MANAJEMEN dan SISTEM PERAWATAN


Dalam era globalisasi saat ini, Manajemen Perawatan ( Maintenance
Management) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, setara
dengan disiplin ilmu manajemen lainnya. pesatnya perubahan ini
disebabkan oleh cepatnya pertumbuhan aset fisik (seperti fasilitas
perusahaan, pabrik, permesinan, peralatan, instalasi, konstruksi serta
sarana lainnya) yang harus dirawat. dengan semakin kompleksnya
desain aset dan standard performance-nya, maka diperlukan teknik dan
manajemen maintenance yang lebih baik, sehingga cara pandang yang
lebih proposional tentang peran dan tanggungjawab fungsi maintenance
dapat memberikan paradigma baru bahwa :
- Tumbuhnya kesadaran bahwa kerusakan peralatan / mesin akan
mempengaruhi keselamatan dan kerusakan lingkungan.
- Tumbuhnya kesadaran bahwa prestasi maintenance akan berpengaruh
pada kelancaran proses produksi dan kualitas produk.

- Semakin tingginya tuntutan untuk meningkatkan ketersediaan /


kesiapan peralatan, mesin (equipment availability) dan dapat
menekan biaya perawatan (maintenance cost).
Untuk menghadapi kompleksitas dan intensitas tantangan di
bidang perawatan yang semakin berat, perusahaan atau organisasi
dituntut tumbuh kreatif untuk melakukan berbagai perencanaan dan
tindakan perawatan terencana (planned maintenance) yang mampu
menciptakan sinergi serta memberi kontribusi optimal bagi ketersedian
maupun kesiapan aset (equipment availability) yang dapat diandalkan.
Dalam konteks inilah, kehadiran manajemen perawatan
(maintenance management) dapat dipandang sebagai fungsi pendukung
untuk membantu organisasi dalam menjawab tantangan di bidang
perawatan fasilitas perusahaan.

Tujuan :
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki
kemampuan :
1. Melakukan perencanaan program perawatan peralatan secara benar.
2. Melaksanakan audit sumber daya alat yang akan dirawat secara efektif
dan efisien.
3. Merancang, memilih sistem dan strategi perawatan, serta dapat
menerapkannya di lapangan kerja.
4. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan
perawatan secara profesional.

Pengertian Manajemen Perawatan


Manajemen perawatan adalah pengorganisasian operasi
perawatan untuk memberikan pandangan umum mengenai perawatan
fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu
persyaratan terbaik dalam mengorganisasi kegiatan perawatan.
pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode manajemen dan
memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan pekerjaan
yang harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam mengatur
semua perlengkapan, peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau
tata cara yang diterapkan dan waktu pelaksanaan perawatan. Dengan
mengetahui akan tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan, kita
dapat mengatasi masalah, mengambil tindakan serta mengerti dengan
jelas tentang problema yang perlu diselesaikan.

Peran Manajemen Perawatan


Pentingnya peran manajemen perawatan merupakan faktor yang
dominan dalam banyak industri. dalam beberapa tahun belakangan ini,
filosofis umum tentang manajemen industri telah berkembng ke arah
spesialisasi yang semakin diperlukan.
Tujuan pembangunan dan menjalankan suatu industri adalah
untuk mendapatkan keuntungan. industri tidak hanya harus memproduksi
barang-barang yang dapat dijual, tetapi juga harus dapat menandingi per
saingan di pasaran. dalam hal ini perlu diperhatikan juga bahwa barang
atau produk tersebut harus :
- Baik kualitasnya ( quality )
- Pantas harganya ( price )
- Diproduksi dan diserahkan kepada konsumen dalam waktu yang cepat
(delivery).

Untuk mendukung kesiapan pabrik dan keandalannya, maka perawatan


yang terprogram perlu direncanakan.

Pembentukan Organisasi Bagian Perawatan


Dalam pengembangan suatu organisasi pekerjaan perawatan, perlu
diselaraskan secara tepat antara faktor-faktor keteknikan, geografis dan
situasi personil yang mendukung. Beberapa konsep dasar dapat
diterapkan dalam memantapkan suatu organisasi sehingga semua
aktivitas dapat berjalan efektif. Di samping itu, berbagai faktor yang
menyangkut masalah lokal harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan organisasi yang baik. Hal khusus yang penting
diperhatikan adalah bahwa struktur organisasi yang telah terbentuk tidak
menimbulkan hubungan birokrasi semu, sehingga tidak menghambat
kelancaran tugas di departemen. Tidak kalah pentingnya adalah adanya
hubungan nyata dan bersifat formal yang secara jelas membatasi
wewenang serta tanggung jawab.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan


departemen perawatan
Masalah lokal juga dapat mempengaruhi pembentukan
organisasi departemen perawatan. beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan adalah :
a. Jenis pekerjaan
b. Kesinambungan pekerjaan
c. Situasi geografis
d. Ukuran pabrik
e. Ruang lingkup bidang perawatan pabrik
f. Keterandalan tenaga kerja yang terlatih

Dasar-dasar Organisasi Bagian Perawatan


Beberapa konsep dasar organisasi departemen perawatan yang baik adalah:
a. adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya tumpang
tindih (over lap) dalam kekuasaan.
b. hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan
tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
c. menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas.
d. susunan personil yang tepat dalam organisasi.

Inventaris Fasilitas
Inventaris adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian,
termasuk gedung dan isinya. inventarisasi dimaksudkan untuk memberi
tanda pengenal terhadap semua fasilitas yang dimiliki industri .
Hal yang mendasar dalam perencanaan adalah menentukan dimana
peralatan-peralatan itu harus ditempatkan sehubungan dengan fungsinya
dalam pekerjaan. untuk pelaksanaan kerja yang baik, perlu didukung
adanya informasi mengenai sarana yang dibutuhkan. Dalam hal ini, perlu
adanya sistem inventarisasi perlengkapan yang baik. Daftar dari setiap
peralatan dan bagian-bagiannya perlu diberi tanda pengenal dan
ditempatkan dengan jelas di lokasinya masing-masing. Adanya
inventarisasi yang baik dapat memberikan informasi tentang keadaan
peralatan yang sebenarnya, sehingga hal ini akan membantu pelaksanaan
program produksi.

Spesifikasi Pekerjaan Perawatan


Spesifikasi pekerjaan adalah suatu keterangan mengenai
pekerjaan yang akan dilakukan. Penentuan spesifikasi ini sangat penting
untuk elemen-elemen mesin yang memerlukan perhatian khusus dalam
perawatannya, di mana membutuhkan cara kerja yang lebih teliti dan
komplek. Dalam melaksanakan pekerjaan perawatan tersebut perlu
mengikuti prosedur yang diberikan oleh pembuat mesin dan perlu
memperhatikan adanya toleransi-toleransi yang telah ditetapkan. Berikut
adalah ilustrasi yang menunjukkan spesifikasi pekerjaan dalam daftar
rencana perawatan untuk mesin diesel penggerak generator listrik.
Program Perawatan Terencana
Program perawatan adalah suatu daftar lokasi setiap pekerjaan
perawatan berikut dengan penentuan waktu pelaksanaannya masingmasing.

Perencanaan Waktu Perawatan


Program perawatan dapat berjalan dengan adanya faktor-faktor yang
menunjang seperti: metode, material, alat perkakas, suku cadang,
pelaksana dan frekuensi perawatan yang dibutuhkan. Dalam hal ini,
waktu pelaksanaan perawatan perlu ditentukan frekuensinya menurut
keperluan setiap peralatan. Pelayanan perawatan pada masing-masing
peralatan perlu diseimbangkan, tidak terlalu kurang dan tidak terlalu
lebih. terlalu kurangnya perawatan (under maintained) dapat
mengakibatkan timbulnya kerusakan yang lebih awal, sedangkan terlalu
banyaknya perawatan (over maintained) dapat menimbulkan pekerjaanpekerjaan yang tidak diperlukan sehingga terjadi pemborosan.

Dasar-dasar biaya perawatan


Besarnya biaya perawatan akan
berpengaruh terhadap kesiapan fasilitas
(equipment availability). Sebaliknya, kesiapan
fasilitas yang akan dicapai dipengaruhi juga
oleh timbulnya biaya yang disediakan.

Hal-hal yang menimbulkan biaya perawatan:


- biaya pembelian material dan peralatan
- biaya penyewaan atau pembelian peralatan bantu
- upah tenaga kerja
- biaya sub kontrak
- biaya transportasi
- overhead administrasi
- fee atau laba dan kontigensi atau allowance
Kualitas perkiraan biaya perawatan:
- tersedianya data atau informasi
- teknik atau metode yang digunakan
- kecakapan dan pengalaman estimator
- tujuan pemakaian perkiraan biaya

Estimasi Biaya
Estimasi biaya memegang peranan penting dalam pelaksanaan
kegiatan pekerjaan perawatan dan memiliki fungsi dengan spektrum yang
amat luas, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
sumber daya seperti material, tenaga kerja, bentuk penanganan maupun
waktu. Estimasi biaya dibedakan dari anggaran, dalam hal perkiraan biaya
terbatas pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan kerja
tertentu atau keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan
terinci perkiraan biaya, bagian paket kerja atau keseluruhan yang
dikaitkan dengan waktu (time-phased). definisi perkiraan biaya menurut
National Estimating Society-USA adalah sebagai berikut :
Estimasi biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah
biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada data
atau informasi yang tersedia pada waktu itu.

Aktivitas Pekerjaan Perawatan


Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas
yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan
kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik
seperti dalam kondisi sebelumnya.
Istilah perawatan dapat diartikan sebagai pekerjaan
yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap
fasilitas, seperti: bagian dari pabrik, peralatan, gedung
beserta isinya, sehingga mencapai standar yang dapat
diterima. dalam hal ini, gabungan dari istilah "perawatan"
dan "perbaikan" ("maintenance" and "repair") sering
digunakan karena sangat erat hubungannya. maksud dari
penggabungan tersebut ialah:
- Perawatan, sebagai aktivitas untuk mencegah
kerusakan.
- Perbaikan, sebagai tindakan untuk memperbaiki
kerusakan.

Bentuk / Sistem Perawatan :


- Perawatan Preventif ( Preventive Maintenance )
- Perawatan korektif ( Corrective Maintenance )
- Perawatan berjalan ( Running Maintenance )
- Perawatan Prediktif ( Predictive Maintenance )
- Perawatan setelah terjadi kerusakan ( Breakdown
Maintenance )
- Perawatan Darurat ( Emergency Maintenance )
Cara lain pengganti perawatan :
- Perawatan dengan cara penggantian ( Replacement instead
of maintenance )
- Penggantian yang direncanakan ( Planned replacement )

Bentuk / Sistem Perawatan

A. Perawatan Preventif ( Preventive Maintenance )


Pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan,
atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Perawatan preventif dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi,
perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau mesinmesin selama beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Perawatan preventif
dilaksanakan sejak awal sebelum terjadi kerusakan.
Perawatan preventif ini penting diterapkan pada industri-industri yang proses
produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis, misalnya:
Pabrik kimia, industri pengerolan baja, kilang minyak, produksi masal dan
sebagainya.
Apabila terjadi kemacetan produksi karena adanya kerusakan dapat
menimbulkan biaya yang sangat tinggi.
Apabila terjadi kerusakan kecil pada bagian fasilitas yang vital dapat
mengakibatkan kegagalan seluruh proses.
Apabila kegagalan atau kerusakan yang terjadi sangat membahayakan, seperti
pada ketel, bejana bertekanan, alat pengangkat dan sebagainya.

B. Perawatan Korektif ( Corrective Maintenance )


Pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas
sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Perawatan korektif termasuk dalam cara perawatan
yang direncanakan untuk perbaikan.
Dalam perawatan korektif ini dapat mengadakan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasi rancangan
peralatan agar lebih baik. Menghilangkan problems
yang merugikan untuk mencapai kondisi operasi
yang lebih ekonomis.

C. Perawatan Berjalan ( Running Maintenance )


Pekerjaan perawatan yang dilalcukan pada saat
fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan ini termasuk cara perawatan
yang direncanakan untuk diterapkan pada
peralatan dalam keadaan operasi.
Perawatan dalam kondisi berjalan diterapkan pada
mesin-mesin yang harus beroperasi teru s dalam
melayani proses produksi. Kegiatan perawatan
dilakukan dengan jalan monitoring secara aktif.
Diharapkan hasil dari perbaikan yang dilakukan
secara cepat dan terencana ini dapat menjamin
kondisi operasi produksi tanpa adanya gangguan
yang mengakibatkan kerusakan.

D. Perawatan Prediktif ( Predictive Maintenance )


Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi
fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan
pancaindera atau dengan alat alat monitor yang
canggih. Teknik-teknik dan alai bantu yang dipakai
dalam memonitor kondisi ini adalah untuk efisiensi
kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui
dengan cepat dan tepat. Perawatan dengan sistem
monitoring sangat penting dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan
pembongkaran total untuk menganalisisnya.

E. Perawatan setelah terjadi kerusakan ( Breakdown


Maintenance )
Cara perawatan yang direncanakan untuk memperbaiki
kerusakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan setelah
terjadi kerusakan, dan untuk memperbaikinya harus
disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya.
Beberapa peralatan pabrik yang beroperasi pada unit
tersendiri atau terpisah dari proses pembuatan, tidak akan
langsung mempengaruhi seluruh proses produksi apabila
terjadi kerusakan. Untuk peralatan tersebut tidak perlu
diadakan perawatan, karena biaya perawatan lebih besar
daripada biaya kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini
peralatan dibiarkan beroperasi sampai terjadi kerusakan,
sehingga waktu untuk produksi tidak berkurang.
Penerapan sistem perawatan ini dilakukan pada mesinmesin industri yang ringan, apabila terjadi kerusakan dapat
diperbaiki dengan cepat.

F. Perawatan Darurat (Emergency

Maintenance)
Pekerjaan perbaikan yang segera dilakukan
karena terjadi kemacetan atau kerusakan
yang tak terduga. Perawatan darurat ini
termasuk cara perawatan yang tidak
direncanakan (unplanned emergency
maintenance).

BAHASAN
PRINSIP2 MAINTENANCE MANAGEMENT
MAINTENANCE BUSINESS STRATEGY
MAINTENANCE PROGRAMS
PLANNING AND SCHEDULING
PERFORMANCE INDICATOR
COMPUTER-BASE MAINTENACE
MANAGEMENT SYSTEM

STM-01

MANAGEMENT IN GENERAL

MANAGEMENT BY OBJECTIVE / MBO


TOTAL QUALITY MANAGEMENT / TQM
JUST IN-TIME
PROJECT MANAGEMENT
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM
ORGANIZATION MANAGEMENT
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
ETC

MAINTENANCE MANAGEMENT

Perbandingan Management
Masa Lalu

Abad XXI

STABILITAS , PREDICTABILITY

PERUBAHAN YANG BERKELANJUTAN.

UKURAN DAN SKALA EKONOMI

KECEPATAN DAN KEMAMPUAN UNTUK


MERESPON.
LEADERSHIP DARI SETIAP ORANG.

LEADERSHIP DARI PUNCAK.

KEKAKUAN ORGANISASI.

PENGENDALIAN MELALUI ATURAN DAN HIRARKI.

INFORMASI DIJAGA DAN TERTUTUP.

FLEXIBILITAS PERMANEN.
PENGENDALIAN MELALUI VISI DAN VALUES
INFORMASI DIBAGI.

ANALISIS KUANTITATIF

KREATIVITAS DAN INTUISI.

KEBUTUHAN TENTANG KEPASTIAN

DAPAT MENERIMA KERAGUAN

REAKTIF , PENGHINDARAN RESIKO

PROAKTIF , BERANI MENANGGUNG RESIKO

STM-01

CONT..
INDEPENDENSI ORGANISASI.

SALING KETERGANTUNGAN.

INTEGRASI VERTICAL.

VIRTUAL INTEGRATION.

BERFOKUS KEINTERN ORGANISASI

BERFOKUS PADA LINGKUNGAN


KOMPETITIF.

KEUNGGULAN KOMPETITIF YANG


BERTAHAN LAMA.
BERSAING DALAM PASAR YANG TELAH
ADA.

PENEMUAN SECARA TERUS MENERUS


KEUNGGULAN.
BERSAING DALAM PASAR MASA
DEPAN

STM-01

PERBEDAAN

PEMIMPIN

MENEMUKAN (INOVASI)
ORISINAL
MENGEMBANGKAN
BERFOKUS PADA ORANG
MEMILIKI PERSPEKTIF JANGKA
PANJANG.
BERTANYA APA & BAGAIMANA
MEMBERI PERHATIAN PADA MASA
DEPAN.
MEMULAI.
MENANTANGNYA.
PRIBADINYA SENDIRI.
MELAKUKAN HAL-HAL YANG
BENAR.

MANAGER

MENGELOLA.
TIRUAN
MEMPERTAHANKAN.
BERFOKUS PADA SISTIM &
STRUKTUR
MEMILIKI PANDANGAN JANGKA
PENDEK.
BERTANYA BAGAIMANA & KAPAN
LEBIH MEMPERHATIKAN PADA
HASIL AKHIR.
MENIRU
MENERIMA STATUS QUO.
TENTARA YANG KLASIK
MELAKUKAN HAL-HAL DENGAN
BENAR

STM-01

KEMAMPUAN (ABILITIES) DAN KETRAMPILAN


(SKILLS)
MANAGER ABAD 21
SOCIAL OBJECTIVITY

KEMAMPUAN BERTINDAK BEBAS


DARI RASIAL,ETNIS JENIS KELA
MIN/GENDER DAN PRASANGKA2
LAIN

INNER WORK STANDARD.

KEMAMPUAN UNTUK MEMEDUKAN


DAN MEMPERTEMUKAN
PERSONALIA YANG MAMPU
MENCAPAI TUJUAN TINGGI.

INTROSPECTION.

KEMAMPUAN UNTUK BELAJAR


DARI PENGALAMAN SERTA
BELAJAR SENDIRI.

ADAPTIBILITY.
KEMAMPUAN UNTUK
MEMODIFIKASI LINGKUNGAN
PERSONAL UNTUK MENCAPAI
TUJUAN.
STM-01

CONT..
ENTREPRENEURISM.

KEMAMPUAN UNTUK MELIHAT KE


SEMPATAN (WALAUPUN KECIL)
DAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN.

STAMINA.

KEMAMPUAN UNTUK BEKERJA


DNG JAM KERKA PANJANG.

SELF CONFIDENCE.

KEMAMPUAN UNTUK
KEMANTAPAN DALAM BERTINDAK
TEGAS/TEPAT.

STM-01

PERUBAHAN SIKAP :
PANDANGAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

CARA HIDUP
TERHADAP WAKTU
PENGELUARAN
TERHADAP TANTANGAN
PERUBAHAN
SIKAP MENTAL
POLA PIKIR
INSIATIF
DAYA INOVASI
KETERGANTUNGAN
ADAPTASI
HUBUNGAN SOSIAL
DISIPLIN DIRI

LAMA :
KONSUMTIF
KURANG MENGHARGAI
MUDAH DAN CEPAT
DEFENSIF
MENUNGGU & CURIGA
TGT PENDEKATAN
STATIS
TIDAKBERKEMBANG
RENDAH
TINGGI
RENDAH
SEMPIT
RENDAH

BARU :
PRODUKTIF
MENGHARGAI
HEMAT PERHITUNGAN
OFENSIF
SEBAGAI KESEMPATAN
SELALU POSITIF
PROGRESIF
BERKEMBANG
TINGGI
RENDAH
TINGGI
LUAS
TINGGI

STM-01 Page :

PARADIGMA
ASPEK

LAMA

FOKUS USAHA
WAWASAN
STANDARD KINERJA
STRUKTUR ORGANISASI
SUMBER KEKUASAAN

PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
NASIONAL
HIRARKI-MAPAN
SUMBERDAYA DAN
INFORMASI
INDIVIDUAL
FISIK-BAKU,UNIVERSAL

KINERJA
KEBUTUHAN PELANGGAN
SIFAT PASAR
KONSEP BISNIS

PASAR-PENJUAL
MENJUAL APA YANG
BISA DIBUAT

UKURAN KEBERHASILAN

LABA

STRATEGI BISNIS
FUNGSI TEHNOLOGI
MANUSIA

BARU
PERMINTAAN PASAR
JANGKA PANJANG
INTERNASIONAL
JARINGAN KERJASAMA
INTELEK DAN
SARANA PRODUKSI
TIM-ORGANISASI
PSIKO-SOSIAL,
BERVARIASI, LOKAL
PASAR-PEMBELI
MEMBUAT APA YANG
BISA DIJUAL

KELANGSUNGAN HIDUP
USAHA
KOMPETISI
KOLABORASI
PENGHASIL ENERGI
PELIPAT GANDA DAN
KETRAMPILAN ARTIFISIAL KOMPETENSI

STM-01 Page :

PARADIGMA.

(sambungan)

ASPEK
KONSEP KUALITAS
PERAN PEKERJA
PENCIPTA NILAI TAMBAH
KEPEMIMPINAN
SUMBER DAYA INSANI

LAMA
KUALITAS ITU MAHAL
SUMBERDAYA MANUSIA
PROSES PRODUKSI
TRANSAKSIONAL
KEAHLIAN KETRAMPILAN

BARU
KUALITAS ITU GRATIS
ANGGOTA PERUSAHAAN
KEGIATAN BISNIS
TRANSFORMASIONAL
KOMPETENSI, MOTIVASI,
KEMAMPUAN, WAWASAN,
DAN INOVASI

STM-01 Page :

SIKAP KEPRIBADIAN MENUJU


SUKSES :

ANTUSIAS
KOMITMEN TINGGI
PUNYA VISI PRIBADI DAN BISNIS
MEMILIKI MOTIVASI PRESTASI TINGGI
INSIATIF (SELF STARTER)
KREATIF
KEYAKINAN DIRI YANG TINGGI
SIKAP MENTAL YANG POSITIF
MENGHARGAI DIRI SENDIRI
JUJUR
TERBUKA AKAN KRITIK
SABAR (TIDAK PERNAH PUTUS ASA)
PANDAI BERGAUL

STM-01 Page :

MANAGERS LEARN FROM


1. CHALLENGING SITUATION
2. HARDSHIPS
: 18 %
3. OTHER PEOPLE
4. PERSONAL EVENTS
5. TRAINING, ETC

: 50 %
: 18 %
: 6%
: 6%

STM-01 Page :

GROWING EXPECTATIONS
OF MAINTENANCE

THIRD GENERATION :
- Hanger plant availability & reliabi
- Greater safety
SECOND GENERATION
: product quality
- Better
- Hanger plant availability
- No damage to the environment
FIRST GENERATION
:
- Longer
equipment
life
- Longer
equipment life
- Fix it when it broke
- Lower costs
- Greater cost effectiveness
1930

1940

1950

1960

1970

1980

1990

2000

STM-01 Page :

CHANGING MAINTENANCE
TECHNIQUES

THIRD GENERATION :
- Condition monitoring
- Design for reliability & maintainab
- Hazard
studies
SECOND GENERATION
:
- Small, fast computers
- Schedule overhauls
- Failure
- System for planning
& modes & effects analysis
FIRST GENERATION
:
controlling
work - Expert systems
- Fix it when it broke
- Multi skill & team work
- Big, slow computers
1930

1940

1950

1960

1970

1980

1990

2000

STM-01 Page :

5-STAGES TO WORLD CLASS


MAINTENANCE

RELIABILITYRELIABILITY
BREAKPREVENTIVECONDITION
CENTERED
BASED
DOWN
MAINTENANCE
MONITORING
MAINTENANCE
MAINTENANCE

STM-01 Page :

TAHAPAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Pendahuluan
Struktur Organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
Maintenance
Kerakteristik pekerjaan Maintenance
Karakteristik biaya pemeliharaan
Pola-pola pelaksanaan Maintenance
Maintenance Strategy yang optimum
Rangkuman dan Penutup

STM-01 Page :

TANTANGAN TERHADAP
MAINTENANCE
KK
LL

CANGGIH
RUMIT

OTOMATISASI

MAINTENANCE

BIAYA
PEMELIHARAAN

QUALITAS
PENYERAHAN
PRODUK

SUMBER
DAYA
MANUSIA
STM-01 Page :

PRINSIP
KERJA
KARAKTERISTIK

LINGKUNGAN

BIAYA

FAKTOR YANG
PERLU DIPERHATIKAN KONSTRUKSI
& FILSAFAT PEDALAM
RANCANGAN
PERAWATAN
INSTALASI
BAHAN/
FLUIDA
KERJA

PERSONEL &
PERALATAN
ENERGI

STM-01 Page :

UMUR PAKAI
KETERPERCAYAAN

PERAWATAN
SEMAKIN
MENONJOL

INSTALASI
DALAM ERA
TEKNOLOGI
MAJU

KEUSANGAN

SISTEM
KONTROL
MODUL

STM-01 Page :

KESALAHAN
RANCANGAN

KESALAHAN
PEMBUATAN

OPERASI

KERUSAKAN

KONDISIONING

KESALAHAN
PEMASANGAN

STM-01 Page :

DEFINISI MAINTENANCE

Maintenance adalah suatu kegiatan yang


terencana dari semua sumber daya yang
diperlukan untuk menjamin agar suatu
instalasi atau bangunan dapat berfungsi
memenuhi kebutuhan yang diharapkan dan
sesuai dengan sifat rancang bangunnya.

STM-01 Page :

SASARAN
MAINTENANCE

Dengan kegiatan maintenance bertujuan


agar
peralatan
dan
fasilitas
dapat
bermanfaat serta dalam keadaan siap
beroperasi atau berfungsi secara handal dan
sangkil dan beroperasi dengan aman.
STM-01 Page :

ORGANIZATION AND SCOPE

CRAFT CONCEP VS AREA CONCEP

CENTRALIZATION VS DECENTRALIZATION

USING OUTSIDE CONTRACTORS /


OUTSOURCING / 3RD PARTIES
advantages
disadvantages

STM-01 Page :

SCOPE :

1. PRIMARY FUNCTIONS :
MAINTENACE OF EXISTING PLANT.
MAINTENANCE OF EXISTING BUILDING AND GROUND
EQUIPMENT INSPECTION AND LUBRICATION
UTILITIES GENERATION AND DISTRIBUTION
ALTERATIONS TO EXISTING EQUIPMENT AND BUILDINGS
NEW INSTLATIONS OF EQUIPMENT AND BUILDINGS
..
.
2. SECONDARY FUNCTIONS :
STORE KEEPING / WAREHOUSING
PLANT PROTECTION
WASTE DISPOSAL / SALVAGE
ADMINISTRATION
..
.

STM-01 Page :

BASIC CONCEPTS :

ESTABLISH REASONABLY CLEAR DIVISION AND


AUTHORITY WITH LITTLE OR NO LAP.
KEEP VERTICAL LINES OF AUTHORITY AND
RESPONSIBILITY AS SHORT AS POSSIBLE.
MAINTAIN OPTIMUM NUMBER OF PEOPLE REPORTING
TO ONE PEOPLE.

STM-01 Page :

1.
2.
3.

MENGUKUR EFISIENSI
KEGIATAN

MAINTENANCE COSTS
AVAILABILITY PERFORMANCE
SAFETY

*
*

DIRECT MAINTENANCE COST


UNDIRECT MAINTENANCE COST

STM-01 Page :

MAINTENANCE PROBLEM *ICEBERG*

MAINTENANCE

QUALITY LOSSES
ENERGY LOSSES
CAPITAL LOSSES
PRODUCTION
LOSSES

CAPACITY LOSSES
WORK ENVIRONMENT
LOST MARKET
INCREASED
INVESTMENT /
DECREASE OF
EQUIPMENT LIFE

STM-01 Page :

DIRECT MAINTENANCE
COST

WAGES AND SALARIY


MATERIAL COSTS
ADMINISTRATION COSTS
COSTS OF TRAINING
SPARE PART COSTS
CONTRACTED WORK FORCES
MODIFICTIONS COSTS

^^ INDIRECT MAINTENANCE COST :


LOSS OF REVENUE OR OTHER LOSSES
AS A RESULT OF NTERRUPTION TO PRODUCTION
AS A RESULT OF MAINTENANCE

STM-01 Page :

PROCEDURES OF MAINTENANCE

CORRECTIVE MAINTENANCE :
PLANNED C.M
UNPLANNED C.M
PREVENTIVE MAINTENANCE :
DIRECT P.M : -- FIXED TIME BASED
INDIRECT P.M : -- CONDITION BASED
SUBJECTIVE
OBJECTIVE
IMPROVEMENT MAINTENANCE :
DESIGN OUT
LIFE TIME EXTENTION
STM-01 Page :

STRUKTUR ORGANISASI
MAINTENANCE
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Sederhana
Jenjang seminim mungkin
Rentang kendali lebar
Tidak tumpang tindih tanggung jawab,
fungsi atau tugas
Aturan yang jelas
Wewenang dan tanggung jawab
Tanggung jawab jelas dan dimengerti
Wewenang sebanding dengan tanggung jawab
Pimpinan bertanggung jawab atas hasil yang dicapai
Perbedaan wewenang dan tanggung jawab
Melaporkan pada satu orang saja
Kepada siapa dan siapa melapor
STM-01 Page :

FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN
DALAM MEMBENTUK STRUKTUR
ORGANISASI MAINTENANCE
+
+
+
+
+
+
+

Situasi geografis
Jenis peralatan (equipment)
Kontinuitas operasi
Ukuran pabrik
Kualitas sumber daya manusia
Ruang lingkup bagian Maintenance
Jenis perusahaan

STM-01 Page :

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEGIATAN
MAINTENANCE
-

Rancang bangun
Moda operasi (operasi mode)
Rencana / proyeksi dari produksi
Letak posisi dan geographinya
Maintenability dan accesibility-nya
Teknik perawatan yang diterapkan
Dukungan teknis pembuat mesin
Persediaan suku cadang
Sumber daya manusia
Peralatan (tools)
Metoda inspeksi / pemeriksaan
Syarat-syarat keselamatan
Standard acuan, data historis perawatan
Cuaca dan gangguan alam
Peraturan-peraturan
Faktor kesulitan
STM-01 Page :

KARAKTERISTIK PEKERJAAN
PEMELIHARAAN
TIPE
PEKERJAAN
PERBAIKAN
- Darurat
- Ditunda
- Angkat lepas

SKALA
PRIORITAS

SKALA
PERENCANAAN

TINGGI

RENDAH

KETERANGAN
Mesin dihentikan
kerugian produksi
Dicarikan waktu luang
produksi
Dikerjakan di bengkel
Umum tanpa
mengganggu produksi

PREVENTIVE
- Rutin
- Off-line kecil
- Off-line besar
(overhaul)

Sedapat mungkin
dikerjakan saat luang
produksi
RENDAH

TINGGI

Dikerjakan dalam luang


produksi atau shutdown

STM-01 Page :

THE LEVEL OF MAINTENANCE


DETERMINES OPTIMUM PRODUCTION AT THE LOWEST COSTS

X
HIGH

MAINT. COST

CONTROLABLE
MAINTENANCE COST

PREV. MAINTENANCE
PRODUCTION LOST
BREAK DOWN

LOW

LEVEL OF MAINTENANCE

HIGH Y

STM-01 Page :

MAINTENANCE MANAGEMENT
MANUAL

ORGANIZATIONAL MANUAL
POLICY MANUAL
PROCEDURE MANUAL
INSTRUCTIONAL MANUAL
TECHNICAL MANUAL
ORGANIZATION CHART
JOB TITLE , DESCRIPTION , QUALIFI
CATION ETC
CRAFTMAN KNOWLEDGE AND SKILL
SPECIFICATION
JOB RELATION AND COMMUNICATION.
POLICY AND PROCEDURE GUIDE
REPORT SYSTEM
REPAIR CHECK LIST
ETC
STM-01 Page :

MAINTENANCE TASKS : (MAJOR)

INSPECTION
REPLENISHING CONSUMABLES
TROUBLE SHOOTING
REMOVAL
REMOVAL AND REPLACEMENT
REMOVAL AND INSTALLATION
REPAIR
ADJUSMENT ND REALIGNMENT
CALIBRATION
FUNCTIONAL TESTING
REFURBISHING
CONDITIONING
MODIFICATION
FABRICATION

STM-01 Page :

SEBERAPA LUAS TUGAS MAINTENANCE

SEBAGIAN KECIL TUGAS

MAINTENANCE RESPONSIBILITY

THE QUALITY OF WORK DONE


THE PRODUCTIVITY OF WORK FORCE
THE UNIT COST PER JOB

STM-01 Page :

MAINTENANCE PROBLEMS (COMMON) :

LOW PRODUCTIVITY OF CRAFTMEN


SUPERVISORS NOT PRESENT ON THE JOB
POOR EQUIPMENT CONDITION
OPERATION DO NOT HAVE EQUIPMENT READY WHEN
CRAFTMEN ARRIVE
CAN NOT FIND SPECIAL TOOLS
MATERIAL NOT AVAILABLE OR UNDER SPECIFICATION
LACK OF GOOD EQUIPMENT RECORDS/ADMINISTRATION
PREVENTIVE MAINTENANCE INEFFECTIVE
HIGH LEVEL OF BREAKDOWN
HIGH OVERTIME
COST SKYROCKETING
LACK OF JOB COMMUNICATION
STM-01 Page :

FAKTOR2 PERTIMBANGAN STRUKTUR ORGANISASI :

SITUASI GEOGRAFI
JENIS PERALATAN
KONTINUITAS OPERASI
UKURAN PABRIK
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
RUANG LINGKUP
JENIS PERUSAHAAN

STM-01 Page :

FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN

RANCANG BANGUN
MODA OPERATION
RENCANA/PROYEKSI DARI PRODUKSI/OPERASI
LETAK POSISI DAN GEOGRAFI
MAINTAINABILITY AND ACCESABILITY
TEHNIK PERAWATAN YANG DITERAPKAN
DUKUNGAN TEHNIK PEMBUAT MESIN
PERSEDIAAN SUKU CADANG
SUMBER DAYA MANUSIA
PERALATAN
METODA INSPEKSI
SYARAT2 KESELAMATAN
STANDARD ACUAN , DATA HISTORIS PERAWATAN
CUACA DAN GANGGUAN ALAM
PERATURAN2 KERJA
FAKTOR KESULITAN
STM-01 Page :

STM-01 Page :

POLA-POLA PELAKSANAAN
MAINTENANCE
I.

Break down Maintenance

II.

Preventive Maintenance (PM)

III.

Predictive Maintenance (PdM)

IV.

Reliability Based Maintenance

V.

Total Productive Maintenance

STM-01 Page :

POLA-POLA PELAKSANAAN
MAINTENANCE

Waktu :
1)
Planned Maintenance.
2)
Unplanned Maintenance.

Bentuk :
1) Preventive Maintenance.
2) Corrective Maintenance.
3) Running Maintenance.
4) Predictive Maintenance.
5) Breakdown Maintenance.
6) Emergency Maintenance.
7) Improvement Maintenance

Fixed Time Maintenance (FTM)


Condition Based Maintenance (CBM).
STM-01 Page :

BREAK DOWN MAINTENANCE


Hal ini dapat berlaku bila
A.

Upaya penjadwalan tidak dapat dilakukan karena


permasalahan tidak mudah diketahui, dan resiko yang
timbul dari kerusakan berulang. Tidak berdampak terhadap
kerugian financial dan konsekuensi keselamatan dan
lindungan lingkungan.

B.

Langkah-langkah pencegahan (preventive) dan prediksi


(predictive) tidak dapat dilakukan secara cost effective
terhadap kerusakan yang berkonsekwensi operasional atau
non operasional.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
TERMINOLOGI
POTENSIAL FAILURE :
INDENTIFIKASI KEADAAN FISIK PERALATAN
YANG DAPAT DIDETEKSI DIMANA TELAH
BERLANGSUNG SUATU PROSES MENUJU KE
FUNCTIONAL FAILURE.
FUNCTIONAL FAILURE :
KETIDAKMAMPUAN SUATU PERALATAN
MEMENUHI STANDAR YANG DIHARAPKAN.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
DIFINISI :
MELAKSANAKAN
PERIODIK
INSPEKSI
ATAU
MEMERIKSA, UNTUK MENGETAHUI KONDISI SUATU
PERALATAN TERPASANG DAN DITINDAK LANJUTI
DENGAN
MELAKUKAN
KOREKSI
DINI
AGAR
PERALATAN TERSEBUT TETAP BEROPERASI DENGAN
AMAN BAGI KESELAMATAN MANUSIA / LINGKUNGAN
DAN MEMENUHI BATAS PERFORMANCE YANG
DIHARAPKAN.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


1.

Pemeriksaan secara berkala pada setiap asset atau


peralatan kilang untuk mengatasi gangguan yang
mungkin
terjadi,
yang
dapat
menyebabkan
terhentinya produksi atau menggancam keselamatan
manusia dan lingkungan atau/dan peralatan.

2.

Menjaga agar peralatan kilang atau produksi


terhindar dari kerusakan atau kondisi yang tidak
diinginkan dengan peningkatan atau perbaikan
sebelum kerusakan menjadi lebih parah.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
OBJECTIVE :
OBJECTIVE UTAMA MELAKUKAN P.M SUATU PERALATAN
ADALAH UNTUK MENCEGAH ATAU SEKURANG-KURANGNYA
MENGURANGI
KONSEKWENSI
AKIBAT
KEGAGALAN
PERALATAN DALAM MENJALANI FUNGSINYA AGAR MERAIH
AVAILABILITY YANG OPTIMAL.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE

DESIGN :
1. MUDAH DAN AMAN DILAKSANAKAN
2. MINIMUM WAKTU OUT OF SERVICE
3. MINIMUM COST
4. MINIMUM DEPRESIASI.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
RENTANG EFFECTIVE

FAIL
BLOCK
URE
EFFECTIVE
VIBRAT
AGE
RANGE OF P.M.
LOOSE
ION
HEAT NESS

COS
T
AND
DO
WN
TIM
E

DETERIOTATION

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE

REFERENSI PELAKSANAAN :
1. SERVICE MANUAL PABRIK
2. MAINTENANCE RECORDS
3. OPERATOR PERALATAN
4. PERSONEL MAINTENANCE

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)

A. Kegiatan program PM secara garis besar


meliputi 5 (lima) aspek :
1.
2.
3.
4.
5.

Penyusunan program PM
Penjadwalan pekerjaan PM
Pelaksanaan pekerjaan PM
Evaluasi hasil dari pekerjaan PM
Analisa rekayasa terhadap peralatan dan
fasilitas dengan tujuan untuk
memperkecil kebutuhan pemeliharaan.

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE

START UP PROGRAM :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

LIST PERALATAN YANG AKAN DI P.M.


TENTUKAN TINGKAT SKALA PRORITAS
SIAPKAN CHECK LIST PELAKSANAAN
ESTIMASI KEBUTUHAN MHR.
TENTUKAN INTERVAL PERIODIK PELAKSANAAN
KEBUTUHAN MANPOWER
PERENCANAAN MASTER JADWAL PELAKSANAAN
STANDAR PROCEDURE KERJA

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

TERBITKAN WORK ORDER PELAKSANAAN


MONITOR PEKERJAAN PERBAIKAN DARI P.M.
MONITOR AKTUAL WAKTU TERHADAP ESTIMASI
REPORT HASIL PELAKSANAAN
EVALUASI INTERVAL WAKTU PELAKSANAAN
CHECK METODE PELAKSANAAN
EVALUASI ITEM CHECK LIST PELAKSANAAN
EVALUASI PROSEDUR KERJA
EVALUASI KEBUTUHAN MANPOWER

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


B. Frekuensi pekerjaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Harian
Mingguan
Dua mingguan
Empat mingguan/bulanan
Kwartalan
Tahunan
Kelipatan 1 - 2 diatas

STM-01 Page :

PREVENTIVE
MAINTENANCE
REFERENSI INTERVAL WAKTU :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

UMUR, KONDISI DAN NILAI


SYARAT KESELAMATAN
KONDISI KERJA DAN LINGKUNGAN
PROBABILITAS KERUSAKAN
PROBABILITAS KEAUSAN
SENSITIVITAS TOLERANSI PERUBAHAN

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan
frequency :
-

Frekuensi pemakaian
Usia, Kondisi, Harga
Kebutuhan standard keselamatan
Jam operasi
Kehandalan
Paparan terhadap debu, gesekan, korosi
Kerusakan karena penyalahgunaan, pembebanan
lebih, getaran tinggi
- Keperluan untuk penyelarasan

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE
LINGKUP KERJA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

MONITOR PERFORMANCE DAN EVALUASI PERALATAN


PELUMASAN
KEBERSIHAN
KALIBRASI DAN PENALAAN
PENGANTIAN SUKU CADANG
REPARASI
INSPEKSI
PERBAIKAN KECIL HASIL INSPEKSI

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


C. Aktivitas :

Pelumasan
Pembersihan
Panalaan/penyesuaian (adjustment)
Reparasi kecil atas kerusakan yang ditentukan ketika
diadakan pemeriksaan
Penggantian komponen/bahagian tertentu yang telah aus
Overhaul
Pengecatan atau pengerjaan akhir
Inspeksi untuk sertifikasi atau yang lainnya
Peneraan (calibration)

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


C. Lingkup dan rincian kerja :
Hal-hal khusus yang harus dilakukan seperti :
periksa, ukur, ganti, uji (test), tata, tera, dll.
Pedoman methoda kerja khusus
Memuat daftar bahan atau suku cadang
Standard batasan atau ambang batas yang diizinkan
Ketentuan-ketentuan keselamatan kerja dan alat-alat

STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


E. Keuntungan dari program PM :
1. Lebih sedikit :
- Penghentian produksi
- Kerja lembur
- Jenis pekerjaan perbaikan besar dan perbaikan berulang
- Biaya perbaikan , penggantian suku cadang
- Kerusakan produksi, ceceran dan bahan yang terbuang
- Peralatan cadangan (standby), sehingga investasi lebih
kecil
2. Penundaan atau penghapusan sama sekali budget yang
dicadangkan untuk penggantian peralatan kilang yang diduga
rusak sebelum usia pakai tercapai.
3. Penurunan biaya tenaga kerja dan material yang dipakai pada
setiap peralatan yang masuk program.
STM-01 Page :

PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


E. Keuntungan dari program PM :
(Lanjutan)

4. Dapat mengidentifikasi peralatan mana yang paling banyak


memakan biaya pemeliharaan sehingga mudah
menginvestigasi untuk perbaikan atau mencari penyebab
penyimpangan, apakah karena salah operasi,
penyalahgunaan oleh operator, salah pemeliharaan atau
kekedaluwarsaan.
5. Pengendalian suku cadang lebih baik, sehingga memperkecil
cadangan (inventory).
6. Keselamatan pekerjaan lebih terjamin dan peningkatan
perlindungan terhadap peralatan kilang, sehingga
menurunkan kompensasi kecelakaan dan premi asuransi.
7. Biaya produksi menjadi lebih rendah.

STM-01 Page :

FAILU
RE
BLOCKA
GE

EFFECTIVE
VIBRATI
RANGE OF P.M.
SEPARA
LOOSEN
ON
TION
HEAT
ESS

COST AND
DOWNTIME

DETECTION ORIENTATION OF P.M.

DETERIORATION

STM-01 Page :

TUGAS DAN TANTANGAN

PREDICTIVE MAINTENANCE
(PdM)
#

Predictive maintenance atau kadang disebut on


condition
maintenance
atau
condition
based
maintenance adalah melakukan usaha pemantauan
kondisi dari peralatan untuk mendapatkan gambaran
keadaannya,
dan
akan
mengambil
tindakan
perbaikan apabila diperlukan. Bila tidak diketemukan
gejala gangguan maka peralatan dibiarkan saja
beroperasi walaupun telah mencapai kurun waktu
yang lama.

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE


KONSEP DASAR :
#
#

Didasari kenyataan bahwa sebahagian besar kegagalan peralatan


tidaklah terjadi sekejap saja, tapi membutuhkan interval waktu.
Makin dini suatu potensi kegagalan dapat dideteksi makin besar
interval waktu P-F sehingga memberikan peluang yang besar
untuk melakukan tindakan mencegah konsekwensi dari kegagalan
itu sendiri. Hal ini yang mendorong perkembangan teknologi
untuk coba menciptakan peralatan deteksi yang mampu
memberikan sebesar interval waktu P-F.
Basis teknologi condition maintenance untuk mengetahui gejala
proses awal dari kegagalan telah lama diterapkan dengan
menggunakan indera : penglihatan, penciumam, sentuhan,
pendengaran (visual inspeksi).

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE


KONSEP DASAR : (lanjt)
# Penggunaan teknik indra manusia ini memiliki kelemahan yaitu
relatif tidak presisi dan sangat tergantung tingkat kepekaan indra
manusia yang relatif tidak sama. Untuk mengatasi kelemahan
indra manusia dipergunakan peralatan deteksi yang dapat
mengetahui sedini mungkin potensial failure dan pengunaan
peralatan deteksi ini.
# Didunia maintenance dikenal dengan nama condition maintenance
system (predictive maintenance).
# Penggunaan peralatan deteksi potensial failure merubah konsep
teknik perawatan dari time base menjadi condition base.

STM-01 Page :

Condition or
Resistance to failure

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE


Point where failure
starts to occur
(not necessarily related
to age)

Point where we can


detect that
failure is in the process
of occurring
(potential failure)
Point where it
has failed
(functional
failure)

TIME

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE

Condition or
Resistance to failure

The P-F interval

F
TIME

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE

Condition or
Resistance to failure

KONSEP DASAR :

P1. Change in Vibration


Characteristic (P-F
Interval 1-9 Months)
P2. Particle which can
be detected by oil
analysis (P-F
Interval noise
1P3. Audible
6 Months)(P-F Interval 1-4
Weeks)
P4. Heat (by touch)
(P-F Interval 1-5 Days)

TIME

FUNCHTIONAL FAILURE
(BEARING)

STM-01 Page :

Predictive Maintenance secara teknis


dapat dilaksanakan dengan efektif bila :
+ Kondisi dari kegagalan potensial dapat
terdeteksi
+ P-F interval-nya konsisten
+ Pemantauan dapat dilakukan pada interval
yang lebih pendek dari interval P-F
+ P-F interval cukup panjang untuk mengadakan
tindakan pencegahan agar kegagalan fungsi
dapat dihindari

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE
TECHNIQUE
KONSEKWENSI KEGAGALAN PERALATAN :
1. KOSEKWENSI TERSEMBUNYI
Kegagalan peralatan tidak terdeteksi dalam keadaan
operasi normal oleh operator dan umumnya terjadi pada alat
proteksi not fail safe
2. KONSEKWENSI KESELAMATAN JIWA DAN LINGKUNGAN
Kegagalan peralatan yang dapat mencederai / membunuh
manusia atau yang dapat merusak lingkungan sekitarnya
3. KONSEKWENSI OPERASIONAL
Kegagalan peralatan yang dapat mempengaruhi produksi
(output, costumer service, operating cost)
4. KONSEKWENSI NON-OPERASIONAL
Kegagalan peralatan yang tidak aspek keselamatan atau
produksi dan hanya mempengaruhi biaya langsung perbaikan
peralatan
STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE


GEJALA POTENSIAL FAILURE :
1. DYNAMIC
Gejala dimana telah berlangsung proses potensial failure khusus-nya pada peralatan rotating
yang disebabkan adanya emmisi energi gelombang abnormal berupa vibrasi, pulsa dan efek
akustik
2. PARTICLE
Gejala dimana telah terjadi proses potensial failure yang disebabkan adanya pelepasan
partikel bermacam ukuran dan bentuk ke lingkungan dalam keadaan beroperasinya peralatan
3. CHEMICAL
Gejala dimana telah berlakunya proses potensial failure yang disebabkan adanya komponen
chemical yang terlepas ke lingkungan
4. PHISICAL
Gejala dimana telah berlangsungnya proses potensial failure yang disebabkan adanya
perubahan fisis atau struktur yang dapat dilihat langsung seperti perubahan dimensi, retak dan
erosi
5. TEMPERATUR
Gajala dimana telah berlangsungnya proses potensial failure yang disebabkan adanya
perubahan temperature didalam peralatan
6. ELECTRICAL
Gejala dimana telah berlangsungnya proses potensial failure yang disebabkan adanya

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE TECHNIQUE


TIME BASED VERSUS CONDITION BASED
ACTION

TIME BASED

CONDITION BASED

1. DIANOSTIC

Use repair history to predict


equipment life

Uses diagnostic tools

2. INSPECTION

Standard service of inspection


lubrication used to extent equipment
life time

Compares current operation


normal operating profile

3. DETECTION OF
ABNORRMAL
CONDITION

Visual inspection evaluating of


history

Monitoring during operation to


normal operation profile

4. CORRECTION OF
DEVICIENCIES

Components replacement periodic


overhaul

Spot replacement of only


unsound components

5. COST OF REPAIR

Possible replacement of sound


components possible overstocking
parts

more accurate inventory

STM-01 Page :

CONDITION MAINTENANCE
TECHNIQUE
START-UP OF A TIME BASED MAINTENANCE PROGRAM :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

SELECT SYSTEM
DEFINE SYSTEM FOR ANALYSIS
DETERMINE SYSTEM FUNCTIONS
IDENTIFY POTENTIAL FUNCTIONAL FAILURE (LOOSE
OF FUNCTION)
DEFINE FAILURE MODES (CAUSE OF FAILURE)
DEFINE FAILURE EFFECTS (WHAT HAPPEN UPON
FAILURE)
COMPLETE DECISION LOGIC DIAGRAM
MAINTENANCE TASKS AND FREQUENCY
(PREDICTIVE OR CORECTIVE OR PREVENTIVE)

STM-01 Page :

RELIABILITY BASED MAINTENANCE


#

Reliability based maintenance atau


juga
sering
disebut
dengan
reliability centered maintenance,
adalah upaya yang dilakukan untuk
menentukan kebutuhan perawatan
terhadap
asset
agar
dapat
berfungsi sebagai mana mestinya
tanpa kendala.

STM-01 Page :

FAILURE RATE

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE
USEFUL LIFE

TIME IN SERVICE

STM-01 Page :

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE

FAILURE RATE

A. Bath tub curve, pertama kegagalan dini dan diikuti dengan


kecepatan kegagalan yang konstan kemudian adanya gejala kausan
sebelum kegagalan total. Suatu batas usia yang dikehendaki dapat
ditentukan asalkan beberapa komponen dapat bertahan sampai usia
dimana keausan mulai terjadi.

TIME IN SERVICE
STM-01 Page :

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE

FAILURE RATE

B. Kecepatan kegagalan secara konstan atau naik perlahan diikuti


dengan gejala keausan.

TIME IN SERVICE
STM-01 Page :

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE

FAILURE RATE

C. Kecepatan kegagalan meningkatkan secara perlahan, tapi tidak


memberikan gejala keausan. Sehingga batas usia pakai tidak dapat
ditentukan.

TIME IN SERVICE
STM-01 Page :

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE

FAILURE RATE

D. Kecepatan kegagalan rendah ketika komponen tersebut masih baru


atau baru saja di overhaul, selanjutnya meningkat dengan cepat
sampai tingkat konstan.

TIME IN SERVICE
STM-01 Page :

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE

FAILURE RATE

E. Kecepatan kegagalan konstan sepanjang usia pakainya, Dalam


praktek, hampir semua elemen bantalan luncur mengikuti patern
ini.

TIME IN SERVICE
STM-01 Page :

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE
Kegagalan dini diikuti dengan konstan atau sangat lambat kenaikan
dari kecepatan kegagalan. Khususnya untuk konponen elektronika
atau sistim yang rumit yang tidak memiliki patern kegagalan yang
dominan.
FAILURE RATE

F.

TIME IN SERVICE
STM-01 Page :

= 4%

D=

FAILURE RATE

A=

FAILURE RATE

RELIABILITY BASED
MAINTENANCE

TIME IN SERVICE

= 2%

E=

FAILURE RATE

FAILURE RATE

TIME IN SERVICE

B=

F=

FAILURE RATE

FAILURE RATE

= 5%
TIME IN SERVICE

= 14%
TIME IN SERVICE

TIME IN SERVICE

C=

= 7%

= 68%
TIME IN SERVICE

STM-01 Page :

TOTAL PRODUCTIVE
MAINTENANCE

TPM didefinisikan sebagai sistem pemeliharaan untuk


memaksimumkan efektifitas peralatan produksi dengan
mengurangi penyebab resiko kerusakan yang mengganggu
keseluruhan sistem produksi.
Aplikasi TPM dilakukan dengan sistem manajemen
pemeliharaan secara terpadu dengan menganut first line
maintenance, pengendalian penyediaan suku cadang
berdasarkan prioritas dan kritikalitas peralatan produksi /
spare
part
dengan
memanfaatkan
fasilitas
M.I.S.
(Management Information System)
Keterlibatan sumber daya manusia terkait dalam proses
pemeliharaan
ditentukan
pada
otomatisisasi
untuk
mengurangi human error serta menerapkan pendekatan
multi-skilling untuk meningkatkan fleksibilitas sumber daya
dan pengurangan outsourcing.
STM-01 Page :

TOTAL PRODUCTIVE
MAINTENANCE
Aktifitas TPM dan Target Kerugian yang dihindari :
AKTIFITAS

ELIMINASI KERUGIAN YANG


MENJADI TUJUAN UTAMA TPM.

TINDAKAN KOREKTIF

Otomatisasi

Production Loss Reduced Rate (kerugian produksi)

Multi Skilling, Pelatihan

RCM

Kegagalan peralatan; biaya tinggi

Koordinasi antar bagian Detail analisis FMEA

Keselamatan dan Kesehatan


Kerja

Kecelakaan Kerja, Kerusakan Lingkungan, Citra Buruk

Meningkatkan Safety Awareness (MSC, MSI), Pelatihan /


refreshment

Standarisasi Mutu

Rendahnya Mutu Produk, Kerja Kerusakan yang


repetitif

Koordinasi antar group untuk meningkatkan peranan QA/QC.

Sistem Logistik dan Pengadaan

Biaya Pengadaan Barang, Biaya Penyimpanan, Aftik &


Kadaluarsa

Koordinasi Engineer, data base group, user dan bagian


perencanaan. Standarisasi Prosedur

Problem Solving

Kerugian Energi (Energy Lost), Biaya Kesehatan,


Waktu Produksi

Koordinasi Operation Maintenance, Technical, Safety dan


Marketing

Sistem Administrasi
Maintenance

Birokrasi dan tidak efisien Paper Work

Komputerisasi (MIS)

Oendidikan dan Pelatiham

Semua resiko diatas

Misi dan Visi Korporat, Strategi Jangka Panjang

STM-01 Page :

MAINTENANCE DEPARTMENT BUSINESS STRATEGY

OTHER
DEPT.
SUPPORT

SUBJECT

- GOV - REG
- COY - PP - G
CORPORATE
OBJECTIVE

OBJECT

Application of a sound
preventive maintenance
program by using more
condition based maint.

Provision of an
adequately staffed
and supervised group

MISSION
To maintain the high plant
reliability to meet production
target-efficiently

Material and spare


parts are consistent
with current condition
The skills and knowledge of human
resources
Tools and supporting
equipment
Maintenance budget
allocation

STRATEGY & EFFORT

Maintenance of the
facilities on plants,
supporting
equipment,
including
housekeeping

Maintenance management system

SWOT

Max. utilization of
local resource, unit rate
contract
Human resource develop
ment, quality
Up date with advance
industrial maintenance
practices, technology,
new methodize, equip. &
materials maintenance
procedure manuals /
guides, close cooperation
with other departments

- Safety
- Quality
Speedy

OBJECTIVE
Facilities and plant
equipment are on the
functioning and operating safety, continuously,
economically meet or
perform at their
designed characteristic

AU D IT

ENG. DEPT.
FEED BACK

STM-01 Page :

MAINTENANCE STRATEGY YANG


OPTIMUM
#

Penerapan sistem pemeliharaan yang direkayasa, artinya meninggalkan sistem pemeliharaan


berdasarkan kebiasaan kepada sistem pemeliharaan yang berdasarkan pengetahuan.

Lebih menekankan pada peran perencanaan; sehingga perbandingan pekerjaan pemeliharaan yang
direncanakan lebih besar dari yang tidak direncanakan.

Perawatan dilakukan lebih banyak berdasarkan kondisi peralatan, dari pada berdasarkan waktu
kuantitas.

Meningkatkan kualitas dan ketrampilan karyawan. Yang dibutuhkan adalah kualitas bukan kuantitas.

Para teknisi dilengkapi dengan peralatan yang canggih; seperti alat perkakas, peralatan uji dan
diagnosa, data teknis dan sistem informasi yang baik; sehingga produktivitas pekerja dapat
meningkat

Lebih banyak memanfaatkan jasa pelayanan karyawan kontrak sehingga dapat menurunkan jumlah
karyawan tetap; terutama untuk pekerjaan yang hanya membutuhkan keterampilan rendah.

Mengikuti perkembangan teknik-teknik pemeliharaan yang baru; material dan peralatan yang
mutahir.

Bentuk organisasi yang dapat mendukung kebutuhan produksi secara luwes dan cepat tanggap.

Adanya dukungan tenaga ahli dibidangnya, sehingga pemecahan permasalahan dilakukan tuntas baik
jangka pendek maupun jangka panjang.

STM-01 Page :

RANGKUMAN DAN PENUTUP


Kegiatan pemeliharaan menghendaki keterlibatan berbagai disiplin
# keahlian, sehingga memerlukan pengorganisasian yang baik,
pengelolaan yang efektif, untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
Belum ditemukan rumusan bentuk organisasi pemeliharaan yang
terbaik untuk dipilih dan diterapkan yang dapat memenuhi kebutuhan
# suatu pabrik. Biasanya kombinasi dari beberapa bentuk organisasi
pemeliharaan yang dianggap baik.
Struktur organisasi maintenance haruslah dibentuk agar penempatan
orang-orang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya agar dapat
# dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi.
Tidak ada satu pola program pemeliharaan yang dapat mencakup
semua kebutuhan pemeliharaan pada suatu industri atau pabrikan.
# Dengan penerapan kombinasi pola-pola yang ada akan didapatkan hasil
pemeliharaan yang optimal.

STM-01 Page :

TOTAL MAINTENACE CONCEPT


(disadur dari : Dr Ir Rachmat Kentarjo Bachrum / ITB).

Integrasi secara total kegiatan :

DAN MANAGEMENT PERAWATAN.


DENGAN MEMANFAATKAN SECARA MAKSIMUM :

PERAWATAN PREVENTIVE.
PERAWATAN PREDICTIVE.
CORRECTIVE.
REPARASI.
REHABILITASI.

PEMERIKSAAN TAK MERUSAK.


ANALISA KERUSAKAN.
SISTIM INFORMASI PERAWATAN.

SEBAGAI USAHA UNTUK :


MEMPERLAMBAT PROSES DETEORISASI PENUAAN
INSTALASI .
STM-01 Page :

DITUNTUT PENGUASAAN PENGETAHUAN INSTALASI


DARI :
>

PRINSIP KERJA INSTALASI.

>
>
>

KARAKTERISTIK
KONSTRUKSI DAN FILSAFAT PERENCANAAN
BAHAN DAN ENERGI.

SERTA IMPROVISASI PERALATAN & SUKU CADANG.


DENGAN CARA :

MERANCANG KEMBALI.
MEMBUAT.
MEMASANG.
MENGUJI DAN
MENGOPERASIKAN.

SERTA PENGUASAAN PENGUJIAN TAK MERUSAK DAN


KEMAMPUAN MELAKSANAKAN ANALISA KERUSAKAN

STM-01 Page :

Analisis

kerusakan :

MEMBUTUHKAN
SISTIM INFORMASI OPERASI DAN PERAWATAN :
Data operasi.
Kesiapan ( availability )
Keandalan ( reliability )
Prestasi dan
Rekaman kerusakan.
MEKANISME KERUSAKAN
PENENTUAN KOMPONEN KRITIS
METODE DETEKSI KERUSAKAN.
Pemerikasaan tak merusak
Tehnik analitik kerusakan.
Analisa Tegangan.
Analisa Creep
Analisa Kelelahan.
STM-01 Page :

MEASURING MAINTENANCE PERFORMANCE


MAINTENANCE ADMINISTRATION :
1. Manpower efficiency :

goal = 80%.

% = total man-hours allowed for jobs


x 100 %
total man-hours spent on same jobs
2. Overtime hours per month :
% = total overtime hours works
total hours worked

goal = 6 %.
x 100 %

3. Maintenance work orders planned and scheduled daily :


90 %.
% = work orders planned and scheduled x 100 %
total work orders executed

goal =

STM-01 Page :

4. Preventive maintenance coverage.


15%.
% = total mhrs spent on PM work order
total mhrs worked during a period

Goal = 11x 100%

5. Material delivered to work site by warehouse


99 %.
% = number of requsitions delivered
x 100%
total requsitions received by w/h

Goal =

6. Stock requsition filled from stock


92 %.
% = number requisitions for which item in stock
total requisitions received

Goal =

7. Equipment availability
90%.
%=
equipment running time

x 100%

Goal =
x 100 %
STM-01 Page :

8. Maintenance cost as percent of plant investment-book Goal =


3 - 5 %.
% = total maintenance cost x 100 %
plant investment - book
9. Maintenance cost as percent of sales.
= 6 - 8 %.
% = total maintenance cost x 100 %
$ values of sales

Goal

STM-01 Page :

RELIABILITY (PROBABILITY TO SURVICE).. >95%


AVAILABILITY ( RATIO OF AVAILABILITY TIME TO
MAX. AVAILABLE TIME) . >95%
QUALITY RATE ( RATIO OF QUALITY PRODUCTION
TO TOTAL PRODUCCTION ) >95%
PERFORMANCE EFFICIENCY ( RATIO OF ACTUAL
THROUGH PUT TO MAX.THROUGH PUT). >95%
( HOWARD F.FINLEY)

1.SAFETY (INJURIES PER 200.000 MHRS).. .. < 2.


2.TRAINING (SPENDING COST OVER TOTAL MAINTENANCE
COST)
. > 4%.
3. MAINTENANCE COST (TOTAL MAINTENANCE COST OVER
TOTAL OPERATING COST )
< 14 %
4. PLANNED MAINTENANCE

> 90 %
5. REACTIVE MAITENANCE
.
< 10%
6. MAINTENANCE OVER TIME ..
..
< 5%
7. MAINTENANCE REWORK
..
.
0 %.
8. INVENTORY TURN OVER ( TURN RATIO OF SPARE
PARTS)

.
> 3.
( HOWARD F.FINLEY )
STM-01 Page :

DECLINE IN QUANTITY OF
MAINTENANCE REQUESTS

Maintenance Requests

250
200

Tota
lR

Maint. Req.
Initiated by Prod.

150

eque
s

ts

Work Formerly Requested


Now Included On Scheduled
Check Sheets

Maintenance
Requests
Initiated By
Preventive
Maintenance

100

Work Load Held Steady By


Plant Reviewing Committee

50
0

Program
Preparation

Time In Years

4
STM-01 Page :

LOST PRODUCTION
BEFORE, DURING, AND AFTER INSTALLATION
OF PREVENTIVE MAINTENANCE

Maintenance Requests

350
300
250
200
150
100
50

Time In Years

4
STM-01 Page :

Angka-angka dibawah adalah riil. Bagi Plant Manager angka ini penting bila dinyatakan dalam uang.
Menggunakan angka $20 per manhour (kina bisa mencapai US$ 24) sebagai rata-rata payroll tukang
(gajih, fringe benefits dan overhead departemen) dan dengan memisalkan jumlah tukang 100, dapat
dihitung biaya kegiatan diatas sebagai berikut :
Kegiatan
Waktu Hilang Atas Persetujuan
Waktu Menunggu
Berjalan Ke dan Dari Gudang
Keperluan Pribadi
Lambat Mulai Pulang Duluan
Tunggu Giliran
Menunggu Tugas Menerima Instruksi
Mengambil dan Mengembalikan Tools
Sub Total
Kerja Produktif Langsung
Biaya Total Tahunan

Menit/hari
84
51
81
22
26
28
27
18
-------------337
143
-------------480

Biaya/Tahun
$ 278,000
$ 442,000
$ 702,000
$ 191,000
$ 225,000
$ 243,000
$ 234,000
$ 156,000
--------------$ 2,921,000
$ 1,240,000
--------------$ 4,161,000

Jadi sebagai pengembalian dari pembelanjaan $ 4,161,000 pertahun pabrik tersebut menerima $
1,240,000 nilai pekerjaan yang berguna. Balans sebesar $ 2,921,000 dibelanjakan untuk kegiatan :
menemukan apa yang akan dikerjakan, persiapan pekerjaan, keperluan pribadi, waktu menunggu yang
masih bisa dihindari, dan waktu hilang yang disetujui bersama secara tidak tertulis.

STM-01 Page :

TYPICAL MAINTENANCE DAY


480 TOTAL MINUTES
Idle Time
51

Travel
81 Minutes

Personal
22

11%

17%

5%
4%

Work Rules
84 Minutes

6%

16%

6%
5%
30%

Tools
4
Waiting
27
Instructions
28
L Start E Quit
26

143 Muinutes
Direct Work

STM-01 Page :

MAINTENANCE WORKER UTILIZATION


TOTAL WORKING TIME

100% PAID TIME

BASED ON CONTRACTUAL WORK DAY


DIRECT WORK
Productive Work On
The Job To Be Done

27.2%

AUXILIARY ACTIVITIES
Associated With Job
* Get Instructions
* Get Materials
* Walk to Job
* Get Tools
* Decide How to do Job

25.7%

NON-PRODUCTIVE
Idle Due Too
* Poor Planning
* Personal Time
* Fatigue Time
* Misc. Delay Time

47.1%

Sample Size, 765 Craftsmen


Craftsmen these plants ---------- 1300
Approximate Annual Cost ------- $39 million

STM-01 Page :

MAINTENANCE EFFECTIVENESS
TIME-RATE OF DETERIORATION BASED ON
EQUIPMENT CONDITION GRADES

EQUIPMENT CONDITION GRADE *


10

BRAND NEW

9
8

7.5 to 7.2 Restored


Would like to see 6.8
as plant running
average
5.5 to 5.0 grade at
point of restoration
Unit will take itself
out of service
SCRAP

Approx grade @ restoration


Impact of
PM program

7
6

{ 5
{

4
3
2

t
t = Reasonably finite
for each component of
production equipment
or facility

10. ... Extremely clean and unusually orderly - Perfect


9. ... Excellent - Something to be proud of by anyone's
standards
8. ... Very good and superior to most
7. ... Good - Orderly, efficlent, and the standard to be
achleved

6. ... Acceptable, but not good enough to be optimum

Value of
restoration

Rate curve
w/d PM

Unit taken
out of service
Unit takes itself
out of service

t2

Value of
Restoration in
manhrs &
materials
Length of
time out of
service

5. ... Barely acceptable - Tolerable but only temporarilly


4. ... Below standard and has an adverse effect on
equipment use
3. ... So bed as to lower effeciency and render use
potential y unsafe.
2. ... Very bed thereby making the item hazardous
1. ... So bad that the item is Inoperable

T = DURATION - WEEKS / MONTHS / YEARS

STM-01 Page :

Equipment Condition Audit Rating


Definitions
ECA Rating
10. --- Brand New
9. --- Excellent
8. --- Very Good
7. --- Good, serviceable
6. --- Acceptable
5. --- Barely acceptable
4. --- Below standard
3. --- Poor
2. --- Bad
1. --- Unusable

Definition Of Condition
Virtually the equipment of new: free of corrosion, patches major surface
degradation, dents. Or other distortion and deterioration; safe reliable
operation can be expected.
Restored to new or original condition through repair, straightening,
overhaul and major rebuild; blemishes and imperfections in appearance
do not affect safe reliable operation.
Respectable industrial standards are being adhered to; satisfactorily meets
requirements for safe reliable operation.
Maintenance attention will be required in the near future to assure
continued safe reliable operation.
Maintenance attention is required now; there is inadequate assurance of
safe reliable operation.
Maintenance is overdue; failure can be expected in the near future.
Maintenance is long overdue; failure can be expected at anytime;
economic corrective action could be to overhaul.
Failure is imminent; economic corrective action is question able.
Dispose or scrap.

STM-01 Page :

Computer-base Maintenance
Management System [ CMMS ] :

Why It Is Needed And Steps To


Ensure Successful Implementation.

STM-01 Page :

Presentation Outlines.

What is CMMS.

Computer system.
Driving force for using CMMS.
Selecting a CMMS.
Involving departments.
Misconceptions of CMMS.
Evaluating a CMMS.
Making a CMMS operational.
What information need to be loaded into the system.
Daily inputs to the CMMS.

STM-01 Page :

WHAT
IS
CMMS
?
CMMS is an on line computer system of

Maintenance Management which is


integrating the following activities:

Maintenance Planning [Preventive and Predictive].


Work Scheduling and Control
Material Requirement Planning [MRP].
Warehousing and Inventory Control.
Purchasing.
Accounting.
STM-01 Page :

COMPUTER SYSTEMS

Computer Systems are part of the Maintenance


Management System which is the whole
ensemble of Policy, Organization, Practices and
Procedures.
There are 5 Main Computer System required for
Maintenance Management :
1. Equipment Control

=>

2. Work Control

=>

3. Inventory Control

=>

4. Cost Reporting

=>

5. Management Reporting=>

For the equipment which is


needed maintenance effort.
For the people who work on
the equipment.
For materials and spare-parts
needed for maintenance.
For the cost incurred in the
work.
For measuring performance
and communicate the results
to management.
STM-01 Page :

DRIVING FORCE FOR


USING
CMMS
The following is the driving force for
using CMMS:
The need of company to improve efficiency,
especially in reducing maintenance cost, in
facing globalization era competitions.
By using CMMS company can achieve:

Inventory Reduction by 30 %.
Downtime Decrease by 20 %
Personnel Productivity Increases by 8.5 %

STM-01 Page :

DRIVING FORCE FOR USING


CMMS [Cont.]
Advent of practical distributed
processing and developments of :

data

Wide availability of software.


The micro computer.
Data Base Management System [DBMS].
Expanded memory capability.
Local Area Networks [LAN] or Client/Server
system.

With these developments, company no longer


have to depend on main frame computer which
is very expensive.
Ability of CMMS to allow users to view work
order histories and use it to prevent failures,
hence to lengthen intervals between failures.
STM-01 Page :

SELECTING A CMMS

The following is the five step procedure for


selecting CMMS :
Step One :

Outline and define work processes and flows. CMMS


often require changes in the work-flows of
organizations, depending on how the computerized
system demands action and how the users actually
respond.
Securing the right system will increase chances for a
successful implementation and provide the benefits
expected.

Step Two :

Determine if the CMMS will meet reporting needs.


Definitions of reporting requirements should be broad
enough to cover future needs. These requirements
define not only what is wanted, but also whenSTM-01
and how
. :
Page

SELECTING A CMMS [Cont.]


Step Three :

Determine if the software can interface with existing system.


Many plants choose not to change existing purchasing or
inventory software packages when installing a CMMS.
Management should never feel forced to install other new
software as part of a CMMS implementation unless
interfacing is totally impossible.

Step Four :

Vendor should provide onsite training and support during


the critical part of implementation.
Ask how much support you can expect to receive.

Step Five :

Evaluate software by how it can meet future requirements.


Work closely with the staff to determine if current hardware
will be used in the future. Often a new CMMS can not be
used on an existing system.
STM-01 Page :

INVOLVING DEPARTMENTS

The issue of CMMS is not on complexity of the system,


but this system must cross departmental lines and
boundaries to gain full benefits of CMMS.
CMMS is used not just by maintenance department, so
that the packages require support from other elements
of organization. The decision-making process for a
CMMS must involving various departments to have a
better chance of a successful, cost saving CMMS
implementation.
Some pros and cons exist when involving various
departments in selecting and implementing a CMMS.
However, their acceptance to getting the needed
functionality is important in the decision-making
process.
STM-01 Page :

MISCONCEPTION OF CMMS

Considering that the investment may cost up to


$ 1,000,000.- for software, installation and
employee training, the average life of a
CMMS is relatively short, only 5 years.
The short useful life of the CMMS is not
caused by faulty software or hardware of
computers,
but
because
of
users
misunderstanding of maintenance management
processes or misconceptions about what a
computer system will do.

STM-01 Page :

MISCONCEPTION OF CMMS [Cont.]

The following is examples of misconception:


A computer will not run itself.

The system continually requires people from within


organization to enter data and support it.

A computer will not always be right.

Garbage in, garbage out, meaning that the output is only


as good as the input.

A computer will not become obsolete.

A computer system is useful as long as it does not become


cumbersome. However, demands on the system may grow
to be greater than its design capacity.

A computer will not always make an organization run


better - it can make it worse.

What ever you do wrong with a manual system will be done


faster with a computer.
STM-01 Page :

EVALUATING A CMMS

A CMMS should be evaluated periodically to


ensure that the plant is getting the most from the
program. An excellent way to do evaluation is
through an objective analysis, which audits
information flow.
Three information flow paths must be done
when reviewing a process using a CMMS :
1.

Data that flow into the system.

2.

Processing of data within CMMS.

3.

Output from the system.


STM-01 Page :

EVALUATING A CMMS
The flow path review
should include :
[Cont.]
Work Request and Work Order systems.

The goal of this review is to establish what happens to work


requests and work orders from issuing up to closure.
This information is critical in identifying potential
opportunities, as well as problems in CMMS.

Stores and Materials systems.

To study documentation of material allocation to a work


order and potential return to stores if not required.
Procedures for entering new parts or materials into the store
system also require investigation.

STM-01 Page :

MAKING A CMMS
Implementing
a CMMS in the organization is not a
OPERATIONAL

part-time job. It needs an established firm /


consultant who can bring a system up faster, do it
less cost and do it correctly the first time, and
provides everything necessary to make CMMS
operational.

Consultants are highly qualified in the following


disciplines :
Experience and Expertise.

They deal every day with developing CMMS, so that the


Trial and Error method of implementation is eliminated.

Focused Plan of Attack.

Employees already wear many hats, but consultant comes in


only wearing one hat and focuses only on the project.
STM-01 Page :

MAKING A CMMS OPERATIONAL


[Cont.]

Consultants are highly qualified in the


following disciplines [Cont.]:
Time.

Highly skilled CMMS developers will complete the


project much faster than employees who are not yet
familiar with the system.

Reliability and Services.

Consultant will back up the system with strong


support teams that work according to the clients
schedule and budget.
They are professionals who understand CMMS and
are committed to making the system operational.

STM-01 Page :

MAKING A CMMS OPERATIONAL


[Cont.]

Other important points:


Start-up of the CMMS is more critical to success
than choosing the software.
A CMMS is only as good as the information that
goes into the system.
Almost 50% of all CMMS fail because of a lack of
commitment, and funds for the implementation.

STM-01 Page :

WHAT INFORMATION NEED TO


BE
LOADED
INTO
THE
SYSTEM
The following information need to be

loaded into CMMS :

Equipment Numbering Schemes.


Equipment Nameplate Information.
Spare-parts Numbering Schemes.
Spare-parts Nameplate Information.
Preventive Maintenance Procedures.
Vendor Identification Information.
STM-01 Page :

DAILY INPUTS TO THE CMMS

In order for anyone to effectively use the CMMS,


employees must daily :
Enter Work Order [WO].
Add all employees time, material used, contractor
cost and any equipment rental costs to W.O.
Close W.O. to equipment history record.
Plan any W.O.s that have been requested.
Enter and close any emergency W.O.
Reorder any spare-parts below minimum stock
quantities.
Generate necessary reports.
STM-01 Page :

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN SUKU CADANG


Suku cadang atau material merupakan bagian pokok
yang perlu diperhitungkan dalam pengaruhnya terhadap biaya
total perawatan. keadaan ini tidak sama pada tiap-tiap
industri, tergantung dari sistem pengelolaannya, umur
peralatan dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan suku
cadang.
Kontrol suku cadang
Biaya perawatan banyak ditimbulkan karena adanya
kebutuhan material, sedangkan biaya material terjadi
karena :
- harga bahan dan suku cadang.
- biaya pengangkutan dan penyimpanan suku cadang.
Untuk pengelolaan suku cadang yang terkontrol dengan
baik, perlu adanya :
- sistem penyimpanan.
- sistem pencatatan (record system).

Fungsi Pengendalian Suku Cadang


- Mengelola penyimpanan barang secara efektif. termasuk tata
letak, sarana untuk penyimpanan, pemanfaatan ruang
gudang, prosedur penerimaan dan pengeluaran barang, suku
cadang dan lain-lain.
- tanggung jawab teknis, untuk keberadaan suku cadang.
termasuk metode penyimpanan, prosedur perawatan untuk
mencegah kerusakan, pencegahan kehilangan.
- sistem pengontrolan. stok (persediaan suku cadang).
catatan inventarisasi, prosedur pemesanan, pengadaan
barang.
- perawatan untuk bahan-bahan khusus, dalam pengiriman
barang, dalam proses pemakaian, kesiapan suku cadang
dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai menurut
kebutuhannya.
- melindungi suku cadang dari kerugian atau kehilangan
karena penyimpanan yang kurang terkontrol, dan mencegah
adanya pemindahan barang tanpa diketahui.

Faktor-faktor penting yang mendasari


pengendalian suku cadang, yaitu :
- persediaan ( stok maksimum )
- persediaan ( stok minimum )
- standar pemesanan.
- batas pemesanan kembali.
- waktu pengadaan.
Penyimpanan suku cadang
Penyimpanan suku cadang ini biasa
ditempatkan dalam gudang perawatan dan dikelola
dengan baik sehingga mempermudah
penyediaannya pada saat dibutuhkan.
- gudang suku cadang khusus
- gudang suku cadang biasa
- gudang perawatan umum

Dasar-dasar pengendalian suku cadang


Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian suku cadang adalah
bahwa penyimpangan stok tidak terlalu lebih atau tidak terlalu kurang
dari yang dibutuhkan. jumlah maksimum dan minimum penyimpangan
suku cadang harus ditentukan secermat mungkin. batas-batas tersebut
dapat ditentukan berdasarkan pengalaman dan kebutuhan nyata. (lihat
gambar berikut ini) :

Faktor-faktor penting yang mendasari pengendalian suku cadang, yaitu :


Persediaan ( stok maksimum )
Menunjukkan batas tertinggi penyimpanan suku cadang dengan jumlah yang
menguntungkan secara ekonomi.
Persediaan ( stok minimum )
Menunjukkan batas terendah penyimpanan suku cadang dengan batas yang
aman. untuk mengatasi bila timbal kebutuhan suku cadang di atas batas
normal, maka paling tidak harus selalu ada persediaan (stok cadangan) dalam
jumlah tertentu.
Standar pemesanan.
Menunjukkan jumlah barang atau suku cadang yang dibeli pada setiap
pemesanan. pemesanan kembali dapat diadakan lagi untuk mencapai jumlah
stok yang dibutuhkan.
Batas pemesanan kembali.
Menunjukkan jumlah barang yang dapat dipakai selama waktu pengadaannya
kembali (sampai batas stok minmum). pada saat jumlah persediaan barang
telah mencapai batas pemesanan, maka pemesanan yang baru segera
diadakan.

RANGKUMAN DAN PENUTUP

Kegiatan pemeliharaan menghendaki keterlibatan berbagai


disiplin keahlian, sehingga memerlukan pengorganisasian
yang baik, pengelolaan yang efeltif, untuk mendapatkan kinerja
yang optimal.
Belum ditemukan rumusan bentuk organisasi pemeliharaan
yang terbaik untuk dipilih dan diterapkan yang dapat
memenuhi kebutuhan suatu pabrik. Biasanya kombinasi dari
beberapa bentuk organisasi pemeliharaan yang dianggap baik.
Struktur organisasi maintenance haruslah dibentuk agar
penempatan orang per-orang sesuai dengan kemampuan dan
keterampilannya agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin
dalam pencapaian tujuan organisasi.
Tidak ada satu pola program pemeliharaan yang dapat mencakup
semua kebutuhan pemeliharaan pada suatu industri atau
pabrikan. Dengan penerapan kombinasi pola-pola yang ada akan
didapatkan hasil pemeliharaan yang optimal.

STM-01 Page :

THE END
STM-01 Page :

SEMOGA BERMANFAAT

TERIMA KASIH

STM-01 Page :

KALAU COCOK KASIH TAU


TEMAN, KALAU TIDAK
COCOK KASIH TAU
INSTRUKTUR

También podría gustarte