Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
terpenting dari kotak tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah ini . Pada kotak
tersebut, contoh dibebani gaya vertikal (N) melalui pelat beban (loading plate) dan secara
berangsur-angsur akan timbul tegangan geser dengan membuat pergeseran di antara
kedua bagian kotak tersebut.
geser (l).
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
harga tegangan normal efektif pada saat tekanan air pori nol. Geser murni yang dihasilkan
pada contoh hanya ditentukan dengan perkiraan, dan tegangan geser pada bidang runtuh
tidak merata. Keruntuhan terjadi dari tepi sampai pusat contoh. Selama percobaan, luas
contoh yang dibebani beban geser dan vertikal tidak akan tetap. Keuntungan dari
percobaan ini adalah .kesederhanaannya, dan kemungkinan dalam persiapan contoh bila
contoh tersebut pasir.
Prinsip Alat Geser Langsung
Pengujian baku untuk kotak geser (shear box) dilakukan pada contoh tanah bujur sangkar
bersisi 60 mm setebal 25 mm. Contoh tanah digeser mendatar dalam kotak terbelah
sepanjang
bidang
yang
telah ditentukan
sekitar pertengahan
tingginya,
setelah
memberikan beban vertikal tertentu yang konstan. Rincian alat dan tata-cara pengujian
disusun oleh Akroyd (Laboratory Testing in Soil Engineering, Soil Mechanis Ltd, 1958).
Umumnya disiapkan tiga contoh dan 1 contoh tanah dan dgeser dengan tiga tegangan
normal yang berlainan. Gerakan vertikal contoh tanah diukur selama pengujian geser
berlangsung, juga gaya gesernya. Tingkat pergerakan tergantung pada jenis pengujian
(yakni terdrainasi atau tidak-terdrainasa) dan bila terdrainasi tergantung pada permeabilitas
tanah yang sedang diuji.
Pengujian terhadap pasir
Pengujian kotak geser semula dikembangkan sebagai sarana mengukur sudut geser
dalam (angle of internal friction) tanah berbutir kasar. Pada pasir bersih, pengujian ini
bersifat cepat karena drainasi sedemikian cepatnya sehingga tidak terbentuk tekanan
pori berlebih.
Dari rangkaian tiga pengujian dengan tekanan normal berlainan, nilai pada Persamaan
Coulomb
Nilai
tan
dapat ditentukan.
tidak hanya tergantung pada jenis pasir, namun juga pada bentuk ikatan butir
tanah.
Bayangkan ikatan pasir dalam bidang Iongsor. Ikatan yang padat akan membuatnya
mengembang saat bergeser dan ikatan menjadi Iebih Ionggar.
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
Sifat geseran yang sangat berbeda dari contoh pasir padat maupun lepas ini diperlihatkan
dalam gambar di bawah ini.
Sifat geseran yang sangat berbeda dari contoh pasir padat maupun lepas ini diperlihatkan
dalam gambar di bawah ini.
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
Terlihat bahwa
Alasan perbedaan ini adalah bahwa pasir padat mengembang ketika digeser dan hal ini
memerlukan upaya ekstra melawan tegangan normal.
Bila perpindahan sangat besar, contoh pasir padat akan mengembang dengan ikatan yang
lebih longgar serta menghasilkan nilai
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
Perbandingan tinggi contoh uji terhadap diameter adalah 2 : 1 dan diameter yang
dipergunakan adalah 38 mm. Bila perbandingan Iebih besar dan 3 : 1 contoh akan
tertekuk dan tidak mengalami Iongsor dengan tekanan yang sebenarnya.
Dipakai tingkat tekanan yang konstan (regangan terkontrol), biasanya sekitar 2 %
dan tinggi contoh per menit. Pengontrolan tekanan biasanya tidak diperlukan dalam
pengujian ini.
Contoh tanah dikatakan Iongsor pada saat contoh tak dapat menahan peningkatan
tekanan lagi, yakni titik yang memberikan tahanan perubahan bentuk maksimum
akibatan tekanan aksial. Pada saat contoh tanah ditekan dapat terjadi sedikit
penggembungan (bulging / barelling), demikian pula akibat selubung karet yang
dipakai dalam pengujian triaksial.
Untuk contoh tanah yang plastis sehingga tegangan aksial takkan mencapai nilai
maksimum, kelongsoran dianggap terjadi bila regangan aksial mencapai tingkat
tertentu (misal 20 %). Bentuk longsoran diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
Peralatan uji baling-baling di laboratorium yang pertama kali dirancang oleh Road
Research Laboratory di lnggris sekitar tahun 1954, didasarkan pada penggunaan
peralatan uji baling-baling lapangan seperti diuraikan oleh Skempton (1948). Pada
tahap awal, uji baling-baling di laboratorium dipakai untuk meneliti hubungan Kuat
Geser Tak-Terdrainasi dengan Kadar Air suatu tanah kohesif.
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
Saat ini uji baling-baling di laboratorium terutama dipakai untuk mengukur Kuat Geser
lempung dan gambut (peat) yang terlalu lunak untuk dibentuk sebagai contoh uji
yang memenuhi syarat. Peralatan uji baling-baling ini tersedia dengan sistim
penggerak tangan maupun memakai motor.
Dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah membentuk pasangan (kopel)
dikerjakan di salah satu ujung batang seperti diperlihatkan pada Gambar (a) di bawah
ini. Momen gaya pada sumbu batang disebut momen torsi T, sebesar (F x d/2) x 2 =
F x d, yakni momen kopel. Bila ujung lain batang tersebut ditahan oleh kopel yang
sama besar dan berlawanan arah seperti pada Gambar (b) di bawah, maka batang
disebut mengalami torsi (torsion) akibat pengaruh puntir dari kedua gaya
berlawanan arah tersebut.
Torsi dapat ditahan oleh tegangan geser merata (s) per satuan luas yang bekerja di
sepanjang bidang lengkung tabung yang tertumpu pada batang (lihat Gambar di
bawah). Gaya keliling total adalah s x
dh
(3.1.)
Dimensi baling-baling uji adalah diameter bilah D (mm) setinggi H (mm), terpasang
pada ujung bawah batang bergaris tengah kecil. Baling-baling memutar tabung tanah
dan bila momen torsi dilakukan terhadap batang melalui alat pegas terkalibrasi di
ujung atas, maka torsi dapat diukur.
Selama momen torsi yang diberikan lebih kecil dan yang diperlukan untuk
melongsorkan tanah, maka momen ini dapat ditahan oleh momen torsi yang sama
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
besar dan berlawanan arah akibat tahanan geser tanah yang bekerja pada
permukaan tabung pada putaran tersebut. Bila momen torsi yang diherikan pada
baling-baling diperbesar sampai cukup untuk menyebabkan tabung tanah berputar,
dianggap bahwa tehanan geser maksimum, yakni kuat geser tanah, tercapai
serentak pada semua permukaan gelincir.
Momen torsi penahan total (Tr) terdiri dan dua komponen (T1, T2) dengan:
T1 = torsi akibat tahanan geser pada permukaan tabung, dan
T2 = torsi akibat tahanan geser pada kedua permukaan tutup tabung.
Jadi, Tr = T1+2T2
Dari Pers. (3.1), didapat: = T11/2 ( D2Hs) [N.mm]
Permukaan tutup tabung dapat dibagi menjadi sejumlah sektor kecil, masing-masing
merupakan segitiga kecil dengan tinggi r dan r = 1/2 D.
Bila tegangan bekerja merata pada sektor, garis kerja gaya resultant akan melalui
pusat berat segitiga, yakni sejauh 2/3 r (atau D/3) dan pusat Iingkaran. Maka nilai T2
adalah:
T2 = 1/4 ( D2s)x D/3 =
Maka jumlah torsi penahan
D2s/12
Tr = T1 + 2 T2
= 1/2 ( D2 Hs) + 2 ( D2 s/12)
=
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
1000.K .0 f
H D
.D 2 ( )
2
6
Deskripsi
Sangat lunak
Lunak
Teguh
Kaku
Sangat kaku
Keras
Karakteristik
Keluar dari sela jari bila diremas
Hancur oleh tekanan lunak
Hancur oleh tekanan kuat
Dapat digores dengan jari
Dapat digores dengan kuku
Nilai tipikal kuat geser lempung terkompaksi diperlihatkan dalam tabel di bawah
ini. Nilai-nilai tentang tanah terkompaksi pada kepadatan kering maksimum
(maksimum dry density) berdasarkan uji kompaksi AASHTO T99 (memakai
pemukul 5,5 lb).
Kelas*
Tegangan Dasar
Undrained [kN/m]
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
SM
SC
ML
CL
MH
CH
Terkompaksi
Jenuh
50
74
67
86
72
103
20
11
9
11
20
11
' (derajat)
34
31
32
28
25
19
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2
Nilai tipikal sudut tahanan geser untuk pasir dan kerikil diperlihatkan dalam tabel di
bawah ini.
Nilai Tipikal Sudut Tahanan Geser Tanah Tidak Berkohesi
(derajat)
Jenis Tanah
Lepas
Padat
Pasir Seragam, butiran bulat
27
34
Pasir bergradasi baik, butiran
33
45
bersudut
Kerikil berpasir
35
50
Pasir berlanau
27-33
30-34
Lanau inorganik
27-30
30-35
Nilai Tipikal untuk tanah terkompaksi diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Deskripsi Tanah
Campuran pasir-kerikil bergradasi baik
Campuran pasir-kerikil bergradasi baik
Kerikil berlanau, pasir-kerikil-lanau bergradasi jelek
Pasir berlempung, pasir-kerikil-lempung bergradasi jelek
Pasir bersih bergradasi baik, pasir berkerikil
Pasir bersih bergradasi jelek, pasir berkerikil
DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 2