Está en la página 1de 49

METODE KOOPERATIF BERBAGAI

TIPE PEMBELAJARAN

YOSI APRIYANTI
NOLI KRISNANTO
RIZKI RABBECA
MARLIA ANGGRAINI
DEBBI HARTANTO
SITTI UTAMI
IKKA FITRIANI

1. PEMBELAJARAN KOOPERATAIF
TIPE JIGSAW
Pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk.
Dengan langkah aplikasinya sebagai berikut:

Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa


kelompok.
b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli
maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan
presentasi masing-masing kelompok .
a.

1. PEMBELAJARAN KOOPERATAIF
TIPE JIGSAW
c.
d.
e.

Guru memberikan kuis untuk siswa secara


individual.
Guru memberikan penghargaan pada
kelompok melalui skor.
Materi sebaiknya secara alami dapat
dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.

1. PEMBELAJARAN KOOPERATAIF
TIPE JIGSAW
f.

Perlu diperhatikan bahwa jika


menggunakan tipe Jigsaw untuk belajar
materi baru, perlu dipersiapkan suatu
tuntunan dan isi materi yang runtut serta
cukup.

2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT


(Number Heads Together)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT


dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993).
Pada umumnya NHT digunakan untuk
melibatkan siswa dalam penguatan
pemahaman pembelajaran atau mengecek
pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan tipe NHT:

2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT


(Number Heads Together)
a.

b.

c.

Guru menyampaikan materi pembelajaran


atau permasalahan kepada siswa sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Guru memberikan kuis secara individual
kepada siswa untuk mendapatkan skor
dasar atau skor awal.
Guru membagi kelas dalam beberapa
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor
atau nama.

2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT


(Number Heads Together)
d.
e.

f.

Guru mengajukan permasalahan untuk


dipecahkan bersama dalam kelompok.
Guru mengecek pemahaman siswa dengan
menyebut salah satu nomor (nama) anggota
kelompok untuk menjawab.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada akhir pembelajaran.

2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT


(Number Heads Together)
g.
h.

Guru memberikan tes/kuis kepada siswa


secara individual.
Guru memberi penghargaan pada kelompok
melalui skor penghargaan berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini).

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD


(Student Teams Achievement Divisions).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang


digunakan untuk mendukung dan memotivasi
siswa mempelajari materi secara berkelompok.

Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin (1995) dan


merupakan salah satu tipe kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD


(Student Teams Achievement Divisions)

Pada proses pembelajaran kooperatif tipe


STAD, melalui empat tahapan, lebih jelasnya
tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran
tersebut adalah:
a. Tahapan penyajian materi,
b. Tahap kerja kelompok
c. Tahap tes individu
d. Tahap perhitungan skor perkembangan
individu

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD


(Student Teams Achievement Divisions)

Langkah-langkah penerapan pembelajaran


kooperatif tipe STAD:

a.

Guru menyampaikan materi pembelajaran


atau permasalahan kepada siswa sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap
siswa secara individual sehingga akan
diperoleh skor awal.

b.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD


(Student Teams Achievement Divisions)
c.
d.

Guru membentuk beberapa kelompok.


Bahan materi yang telah dipersiapkan
didiskusikan dalam kelompok untuk
mencapai kompetensi dasar. Bahan materi
yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam
kelompok untuk mencapai kompetensi
dasar.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD


(Student Teams Achievement Divisions)
e.

f.
g.

Guru memfasilitasi siswa dalam membuat


rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa
secara individual.
Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini).

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


(Team Assisted Individualization atau
Team Accelerated Instruction)

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini


dikembangkan oleh Slavin.
Tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual.
Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa secara individual.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


(Team Assisted Individualization atau
Team Accelerated Instruction)

a.

b.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe


TAI adalah sebagai berikut:
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Guru memberikan kuis secara individual
kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar
atau skor awal.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


(Team Assisted Individualization atau
Team Accelerated Instruction)
c.
d.
e.

Guru membentuk beberapa kelompok.


Hasil belajar siswa secara individual
didiskusikan dalam kelompok.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


(Team Assisted Individualization atau
Team Accelerated Instruction)
e.
f.

Guru memberikan kuis kepada siswa secara


individual.
Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari skor dasar ke
skor kuis berikutnya (terkini).

5. Model Pembelajaran Kooperatif:


Think-Pair-Share

Dikemukakan oleh Frank Lyman (1985).


Model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang mampu
mengubah asumsi bahwa metode resitasi
dan diskusi perlu diselenggarakan dalam
setting kelompok kelas secara keseluruhan
Langkah-langkah pelaksanaan antara lain:

5. Model Pembelajaran Kooperatif:


Think-Pair-Share
a.
b.
c.

Guru menyampaikan inti materi atau


komptensi yang ingin dicapai.
Siswa diminta untuk berfikir tentang materi
atau permasalahan yang disampaikan guru.
Siswa diminta berpasangan dengan teman
sebelahnya (kelompok dua orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masingmasing.

5. Model Pembelajaran Kooperatif:


Think-Pair-Share
d.
e.

f.
g.

Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap


kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
Berawal dari kegiatan tersebut, guru
mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang
belum diungkap siswa.
Guru memberikan kesimpulan.
Penutup.

6. Model Pembelajaran Kooperatif :


Picture and Picture

Sesuai dengan namanya, tipe ini


menggunakan media gambar dalam proses
pembelajaran yaitu dengan cara
memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
Melalui cara seperti ini diharapkan siswa
mampu berpikir dengan logis sehingga
pembelajaran menjadi bermakna.

6. Model Pembelajaran Kooperatif :


Picture and Picture

a.
b.
c.

Langkah-langkah pelaksanaannya:
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
Guru menunjukkan atau memperlihatkan
gamabar-gambar kegiatan yang berkaitan
dengan materi.

6. Model Pembelajaran Kooperatif :


Picture and Picture
d.

e.
f.

g.

Guru menunjuk atau memanggil siswa


secara bergantian memasang/ mengurutkan
gambar menjadi urutan yang logis.
Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran
urutan gambar tersebut.
Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru
mulai menanamkan konsep atau materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
Kesimpulan.

7. Model Pembelajaran Kooperatif :


Problem Posing

Tipe pembelajaran kooperatif problem posing


merupakan pendekatan pembelajaran yang
diadaptasikan dengan kemampuan siswa, dan
dalam proses pembelajarannya difokuskan pada
membangun struktur kognitif siswa serta dapat
memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan
kreatif.

Proses berpikir demikian dilakukan siswa dengan


cara mengingatkan skemata yang dimilikinya
dengan mempergunakannya dalam merumuskan
pertanyaan.

7. Model Pembelajaran Kooperatif :


Problem Posing

Dengan pendekatan problem posing siswa


dapat pengalaman langsung dalam
membentuk pertanyaan sendiri.

8. Model Pembelajaran Kooperatif :


Problem Solving

Problem solving (pembelajaran berbasis


masalah) merupakan pendekatan pembelajaran
yang menggiring siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah (problem).
Masalah dapat diperoleh dari guru atau dari
siswa.
Dalam proses pembelajarannya siswa dilatih
untuk kritis dan kreatif dalam memecahkan
masalah serta difokuskan pada membangun
struktur kognitif siswa.

9. Model Pembelajaran Kooperatif :


Team Games Tournament (TGT)

Pada pembelajaran kooperatif tipe Team


Games Tournament (TGT), peserta didik
dikelompokkan dalam kelompok-kelompok
kecil beranggotakan empat peserta didik yang
masing-masing anggotanya melakukan
turnamen pada kelompoknya masing-masing.
Pemenang turnamen adalah peserta didik
yang paling banyak menjawab soal dengan
benar dalam waktu yang paling cepat.

10. Model Pembelajaran Kooperatif :


Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)

Tipe CIRC dalam model pembelajaran


kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang
diadaptasikan dengan kemampuan peserta
didik, dan dalam proses pembelajarannya
bertujuan membangun kemampuan peserta
didik untuk membaca dan menyusun
rangkuman berdasarkan materi yang
dibacanya.

11. Model Pembelajaran Kooperatif


: Learning Cycle (Daur Belajar)

Learning Cycle merupakan tipe


pembelajaran yang memiliki lima tahap
pembelajaran, yaitu
(1) tahap pendahuluan (engage)
(2) tahap eksplorasi (exploration)
(3) tahap penjelasan (explanation)
(4) tahap penerapan konsep (elaboration)
(5) tahap evaluasi (evaluation).

12. Model Pembelajaran Kooperatif :


Cooperative Script (CS)

Model pemebelajaran ini dikemukakan oleh


Dansereau dkk (1985).
Dalam tipe pembelajaran Cooperative Script
siswa berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari
materi yang dipelajari.
Langkah-langkah pelaksanaan:

12. Model Pembelajaran Kooperatif :


Cooperative Script (CS)
a.
b.

c.

Guru membagi siswa berpasangan


Guru membagi wacana atau materi tiap
siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.

13. Model pembelajaran kooperatif


make a match (mencari pasangan)

Dikembangkan oleh Lorna Curran


(1994).
Salah satu keunggulan tehnik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan.
Langkah-langkah penerapan metode
make a match sebagai berikut:

13. Model pembelajaran kooperatif


make a match (mencari pasangan)
a.

b.
c.

Guru menyiapkan beberapa kartu yang


berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu
yang bertuliskan soal/jawaban.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari
kartu yang dipegang.

13. Model pembelajaran kooperatif


make a match (mencari pasangan).
Setiap siswa mencari pasangan kartu
yang cocok dengan kartunya.
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi
agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya.
d.

13. Model pembelajaran kooperatif


make a match (mencari pasangan).
g.

h.

Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3


siswa lainnya yang memegang kartu yang
cocok.
Guru bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.

14. Model pembelajaran kooperatif


tipe Group Investigation

a.
b.
c.

d.

Dikembangkan oleh Sharan (1992), dengan langkahlangkah sebagai berikut:


Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
heterogen.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok.
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok
mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda
dari kelompok lain.
Masing-masing kelompok membahas materi yang ada
secara kooperatif yang bersifat penemuan.

14. Model pembelajaran kooperatif


tipe Group Investigation
e.

f.
g.
h.

Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok


menyampaikan hasil pembahasan
kelompok.
Guru memebrikan penjelasan singkat
sekaligus memberikan kesimpulan.
Evaluasi.
Penutup.

15. Model pembelajaran kooperatif


PBL (Problem Base Learning)

PBL (Problem Based Learning) adalah suatu


pendekatan pengajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata.
Sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dari materi pelajaran.

16. Model pembelajaran kooperatif Two


Stay Two Stray ( dua tinggal-dua tamu)

a.

Model ini diajukan oleh Spencer Kagan


(1992), dimana dalam model ini memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi kepada
kelompok lainnya.
Langkah-langkah pelaksanaan:
Siswa bekerjasama dalam kelompok yang
berjumlah 4 (empat) orang.

16. Model pembelajaran kooperatif Two


Stay Two Stray ( dua tinggal-dua tamu)
b.

c.

d.

e.

Setelah selesai maka dua orang dari masingmasing kelompok menjadi tamu kelompok yang
lain.
Dua orang yang tinggal dalam kelompok
membagikan hasil kerja dan informasi kepada
tamu.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan hasil temuan mereka dan
kelompok lainnya.
Kelompok mencocokkan dan membahasa hasil
kerja mereka.

17. Model pembelajaran kooperatif


inside Outside Circle (IOC)

Dikemukakan oleh spencer Kagan, dimana


pada pembelajaran ini siswa saling membagi
informasi pada saat bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dengan singkat dan
teratur.

Adapaun langkah-langkah pelaksanaannya


sebagai berikut:

17. Model pembelajaran kooperatif


inside Outside Circle (IOC)
a.
b.
c.

Separuh kelas berdiri dan membentuk


lingkaran kecil dan menghadap keluar.
Separuh yang lain membentuk lingkaran diluar
lingkaran pertama dan menghadap kedalam.
Dua siswa berpasangan dari lingkaran kecil
dan besar berbaga informasi, pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan.

17. Model pembelajaran kooperatif


inside Outside Circle (IOC)
d.

e.

Kemudian siswa yang berada pada lingkaran


kecil diam di tempat, sementara siswa yang
berada pada lingkaran besar bergeser satu
atau dua langkah searah jarum jam.
Sekarang giliran siswa yang berada di
lingkaran besar yang membagi informasi dan
seterusnya.

18. Model pembelajaran kooperatif


Snowball throwing

a.
b.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan


Snowball throwing adalah sebagai berikut:
Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan.
Guru membentuk kelompok-kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang
materi.

18. Model pembelajaran kooperatif


Snowball throwing
c.

d.

Masing-masing ketua kelompok kembali ke


kelompoknya masing-masing, kemudian
menyampaikan materi yang diajarkan guru
kepada temannya.
Kemudian masing-msiang siswa diberi satu
lembar kertas kerja untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi dan sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.

18. Model pembelajaran kooperatif


Snowball throwing
e.

f.

g.
h.

Kemudin kertas yang berisi pertanyaan tersebut


dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
kepada siswa lain selama 15 menit.
Setelah siswa mendapat satu bola/ satu
pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
Evaluasi.
Penutup.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.BelajarMengajarLimaMetodPe
mbelajaran.com
http://www.Jenis-JenisModelPembelajara
nKooperatifuntukDiterapkanDiKelasAnda.
com
www.jumridahusniTipe-TipePembelajaranKo
operatifdanTeknikAplikasinya.com
www.MetodePembelajaranKooperatifI.com

CUKUP SEKIAN DAN


TERIMA KASIH

También podría gustarte