Está en la página 1de 21

SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. URAIAN TEKNIS UMUM


I. LINGKUP PEKERJAAN
I.1 Lingkup pekerjaan yang ditentukan dan diumumkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan
Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Timur adalah Pemasangan Atap Canopy
Depan Ruang Fraksi Demokrat dan PDI Perjuangan, Perbaikan Atap
Genting dan Water Profiing.
II. JENIS DAN MUTU BAHAN
II.1 Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus menggunakan bahan yang baru.
II.2 Tanda pengenal.
1. Apabila pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk/bahan yang dihasilkannya, baik berupa cap merk dagang atau
sebagai pengenal kualitas/kelas/ kapasitas, maka semua bahan dari
pabrik/produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan
ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.
2. Khusus untuk bahan pekerjaan instalasi (daya, penerangan,
komunikasi, alarm, plumbing dan lain-lain) kecuali ditetapkan oleh
Pengawas/Direksi, bahan sejenis dengan fungsi yang berbeda harus
diberi tanda pengenal yang berbeda pula. Tanda pengenal ini dapat
berupa warna atau tanda lain yang harus sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang berlaku. Dalam hal ini harus dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi.
II.3 Merk Dagang dan Kesetaraan.
1. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/produk di dalam
persyaratan teknis, secara umum harus dimengerti sebagai
keharusan memakai produk tersebut.
2. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan
bahan/produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas
penampilan yang setara dengan bahan/produk yang memakai merk
dagang yang disebutkan dapat diterima apabila sebelumnya telah
diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi atas ijin dari Pemberi Tugas
tentang kesetaraan tersebut.
3. Penggunaan bahan/produk yang disetujui sebagai "setara" tidak
dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya tidak akan ada
perubahan harga.
II.4 Penggantian (Substitusi).
1. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas, Kontraktor dapat
menggantikan sesuatu bahan/produk dengan sesuatu Bahan/produk
lain yang berbeda dari produk yang disyaratkan dan setaranya.
2. Apabila akibat penggantian bahan/produk terjadi perhitungan harga
kurang/lebih
maka
akan
diperhitungkan
sebagai
pekerjaan
tambah/kurang.
II.5 Persetujuan Bahan.
1. Untuk menghindarkan penolakan
dengan sangat agar sebelum

bahan dilapangan dianjurkan


sesuatu bahan/produk akan
1

dibeli/dipesan/ diproduksi, terlebih dulu dimintakan persetujuan dari


Direksi atas kesesuaian dari bahan/produk tersebut dengan
persyaratan teknis, guna diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis
yang dilampirkan pada contoh/brosur dari bahan/produk yang
bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi di lapangan.
2. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya
merupakan
tanggung
jawab
Kontraktor
tanpa
pertimbangan keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti
tersebut diatas tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor dari
kewajibannya untuk mengadakan bahan/produk yang sesuai dengan
persyaratannya,
serta
tidak
merupakan
jaminan
akan
diterima/disetujuinya seluruh bahan/produk tersebut dilapangan,
sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh bahan/produk tersebut
adalah sesuai dengan contoh/brosur yang telah disetujui.
II.6 Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan/produk kepada Direksi
harus diserahkan contoh dari bahan/produk tersebut, dengan ketentuan
sebagai berikut
1. Jumlah Contoh :
1. Untuk bahan/produk yang tidak dapat diberikan sesuatu Sertifikat
Pengujian yang dapat disetujui/diterima oleh Direksi sehingga
perlu untuk diadakan Pengujian, maka kepada Direksi harus
diserahkan sejumlah bahan/produk sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam Standar Prosedur Pengujian, untuk dijadikan
Benda Uji guna diserahkan kepada lembaga Penguji yang ditunjuk
oleh Direksi.
2. Untuk bahan/produk yang mempunyai Sertifikat Pengujian, maka
harus diserahkan 2 (dua) buah contoh, yang masing-masing
disertai dengan salinan Sertifikat Pengujian yang bersangkutan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Contoh yang disetujui :
1. Contoh yang diserahkan kepada Direksi dan telah memperoleh
persetujuan, harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai
persetujuannya serta dipasang tanda pengenal persetujuannya
pada 2 (dua) buah contoh, yang semuanya akan dipegang oleh
Direksi. Bila dikehendaki Kontraktor dapat memintakan sejumlah
set tambahan dari contoh berikut Tanda Pengenal Persetujuan dan
surat keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi
Kontraktor.
2. Pada waktu Direksi sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang
disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan/produk bagi
pekerjaan, maka Kontraktor berhak meminta kembali contoh
tersebut untuk dipasang pada pekerjaan.
3. Waktu Persetujuan Contoh
1. Merupakan tanggung jawab dari Kontraktor untuk mengajukan
contoh pada waktunya, sehingga Pemberian persetujuan atas
contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
Jadwal Pengadaan Bahan (paling akhir 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum mendapat persetujuan bahan).
2. Untuk bahan/produk yang persyaratannya tidak dikaitkan
dengan kesetaraan pada sesuatu merk dagang tertentu,
keputusan atas contoh akan diberikan oleh Direksi dalam waktu
tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Persetujuan yang akan
melibatkan keputusan tambahan diluar Persyaratan Teknis
(seperti penentuan model, warna dll), maka keseluruhan

3.

4.

5.

6.

7.

keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua


puluh satu) hari kerja.
Untuk
bahan/produk
yang
masih
harus
dibuktikan
kesetaraannya dengan sesuatu merk dagang yang disebutkan,
keputusan atas contoh akan diberikan oleh Direksi dalam waktu
21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian
kesetaraan.
Untuk bahan/produk yang bersifat Pengganti (substitusi),
keputusan Persetujuan akan diberikan oleh Direksi dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak diterimanya
seluruh bahan-bahan pertimbangan secara lengkap.
Untuk bahan/produk yang bersifat Peralatan/Perlengkapan
ataupun
produk
lain
yang
karena
sifat/jumlah/harga
pengadaannya tidak memungkinkan untuk diberikan contoh
dalam bentuk bahan/produk jadi, maka permintaan Persetujuan
bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut, dengan
dilengkapi :
a. Spesifikasi
Teknis
lengkap
yang
dikeluarkan
oleh
Pabrik/Produsen.
b. Surat-surat seperlunya dari Agen/Importir sesuai petunjuk
Direksi antara lain Surat keagenan Surat Jaminan Suku
Cadang dan Jasa Purna Penjualan (After Sales service) dan
lain-lain.
c. Katalog untuk warna, Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) dan
lain-lain.
d. Sertifikat-sertifikat
Pengujian/Penetapan
Kelas
serta
dokumen-dokumen lain sesuai petunjuk Direksi.
Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas,
keputusan atas contoh dari bahan/produk yang diajukan belum
diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi,
maka dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh
Direksi.
Penyimpanan Bahan.
a. Persetujuan atas sesuatu bahan/produk harus dimengerti
sebagai perijinan untuk memasukkan bahan/produk tersebut
ke dalam lapangan serta pemeriksaan keadaannya pada saat
persetujuan diberikan.
b. Bahan/produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus
segera disimpan dengan cara yang betul dan baik, sesuai
ketentuan untuk masing-masing Bahan/produk yang telah
ditetapkan serta sesuai dengan petunjuk Direksi apabila
tidak diisyaratkan pabrik.
c. Kontraktor yang akan memakai bahan/produk tersebut harus
bertanggung
jawab
selama
dalam
penyimpanan,
bahan/produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan/produk menjadi tidak layak untuk dipakai dalam
pekerjaan, maka Direksi berhak untuk memerintahkan agar :
- bahan/produk tersebut harus segera dikeluarkan dari
lapangan untuk diganti dengan yang memenuhi
persyaratan.

III. URAIAN PEKERJAAN


III.1 Informasi Site
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar
memahami kondisi/ pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah
memperhitungkan segala permasalahan yang dihadapi.
3

2. Kontraktor
harus
memperhatikan
secara
khusus
mengenai
pengaturan
lokasi
tempat
bekerja,
penempatan
material,
pengamanan
dan
kelangsungan
operasi
selama
pekerjaan
berlangsung.
3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian
gambar, persyaratan teknis dan agenda-agenda dalam dokumen
lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
III.2 Penyediaan
Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan
pekerjaan yang sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur,
termasuk sarana bantu seperti alat-alat penarik dan pengangkat,
andang-andang dan sebagainya.
1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan
lancar. Semua peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi
pekerjaan atau dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alatalat berat. Yang melalui jalan umum agar tidak mengganggu lalu
lintas.
3. Pengawas atau Direksi berhak memerintahkan untuk menambah
peralatan yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki semua kerusakan
yang diakibatkannya serta membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas.
Kontraktor harus menyiapkan tenda-tenda untuk para pekerja waktu
hujan.
III.3 Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
1. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak
harus dianggap seperti yang tertera di gambar-gambar kontrak atau
tercantum di uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di
atas, apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar
dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh ditolak, diubah, atau
dipengaruhi penerapan atau interpretasi dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.
2. Kekeliruan pada uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan
bagian-bagian dari gambar, uraian dan syarat-syarat tidak boleh
membatalkan kontrak ini tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap
suatu perubahan yang dikehendaki Pemberi tugas.
3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara
bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari
syarat-syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini.
Semua kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan
harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak
yang bersangkutan.
III.4 Petunjuk dan Instruksi.
Semua petunjuk dan instruksi Direksi/Pemberi Tugas yang dikeluarkan
secara tertulis harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor. Apabila
Kontraktor tidak dapat menerima atau menyetujui pendapat atau
perintah Direksi/Pemberi tugas, harus mengajukan keberatan secara
tertulis dalam waktu 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam. Dan apabila
dalam jangka waktu tersebut Kontraktor tidak mengajukan keberatan
maka dianggap telah menyetujui dan menerima perintah Direksi/Pemberi
Tugas untuk dilaksanakan.

IV. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN


IV.I Gambar-gambar rencana pekerjaan yang meliputi bestek, detail
konstruksi, situasi dan sebagainya yang telah dibuat perancang telah
disampaikan kepada rekanan bersama dokumen lainnya. Rekanan tidak
boleh mengubah/menambah tanpa ijin tertulis dari Pemberi tugas.
Semua gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini, atau digunakan untuk
maksud-maksud lain.
IV.2 Gambar-gambar Tambahan.
Bila Direksi/Pemberi Tugas menganggap perlu, Pemborong harus
membuat
gambar
detail
penjelasan
(shop
drawings)
yang
diperiksa/disahkan oleh Pengawas. Gambar-gambar tersebut menjadi
milik Pemberi tugas.
IV.3 As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).
Untuk semua gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar
perubahan di lapangan baik penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas
atau tidak, Kontraktor harus membuat as built drawing yang jelas,
gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan
semua biaya pembuatannya ditanggung Pemborong.
IV.4 Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan.
Rekanan harus menyimpan di lokasi pekerjaan satu set gambar kontrak
lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, berita acara
aanwijzing dan time schedule dalam keadaan baik selama masa
pelaksanaan pekerjaan, dan harus tersedia bila Pemberi tugas atau
wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
IV.5 Contoh Barang.
1. Selama pembangunan, semua bahan/barang bagi pelaksanaan harus
sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
2. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan
harga satuan bahan/upah adalah mengikat, rekanan harus
menawarkan harga-harga tersebut sesuai RKS dan Berita Acara
Aanwijzing.
3. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak bisa dipergunakan bila
belum mendapat persetujuan Pengawas secara tertulis.
V. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
V.1 Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail
maka gambar detail yang diikuti.
V.2 Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka
ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.
V.3 Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang
diperlukan, maka RKS yang diikuti.
V.4 Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada
dengan RKS, baik tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka
rekanan wajib bertanya kepada Pengawas secara tertulis.
V.5 Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat
Penjelasan (Aanwijzing).
V.6 Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
VI. PELAKSANAAN
VI.1 Rencana Pelaksanaan
1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah
menerima SPK dari Pemberi Tugas, rekanan harus segera
mengadakan persiapan termasuk pembuatan jadwal pelaksanaan
5

berupa Bar Chart dan Network Planning selambat-lambatnya 7


(tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK, yang berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus
disahkan Pengawas/Direksi dan Pemberi Tugas.
2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas Bar Chart dan
Network Planning apabila Direksi meminta diadakannya perbaikan /
penyempurnaan atas Bar Chart dan Network Planning tersebut,
paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi atas Rencana kerja tersebut.
4. Bar Chart dan Network Planning tersebut harus selalu berada di
lokasi pekerjaan agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa
diikuti dan diberi tanda garis tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada
hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah
penanggulangannya.
VI.2 Gambar Kerja.
1. Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar belum cukup
memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan
terlaksana, Kontraktor wajib untuk mempersiapkan Gambar Kerja
yang terperinci yang akan memperlihatkan Cara Pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
2. Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh Direksi.
3. Gambar Kerja harus diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya dalam rangkap 2 (dua).
VI.3 Rencana Mingguan dan Bulanan
1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu selama proses
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Kontraktor wajib menyerahkan
kepada Direksi suatu Rencana Mingguan yang berisi Rencana
Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
dalam Minggu berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan,
Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi suatu Rencana Bulanan
yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai Rencana
Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk
dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan Rencana
Mingguan maupun Bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam
melaksanakan perintah Direksi dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru Kontraktor
diwajibkan untuk menyampaikan Pemberitahuan kepada Direksi
mengenai hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.
VI.4 Dokumentasi
1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi
serta pengirimannya ke pihak Direksi dan ke pihak lain yang
memerlukan.
2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :
Laporan-laporan perkembangan Pekerjaan.
- Foto-foto hasil pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan
dalam album. Foto-foto tersebut menggambarkan kemajuan
pekerjaan dan dibuat minimal peristiwa sebagai berikut :
a. Sebelum pekerjaan dimulai;
b. Pelaksanaan pekerjaan atap canopy;
c. Pelaksanaan pekerjaan waterprofiing;
6

d. Pekerjaan telah selesai 100% dan siap untuk diserahkan pada


penyerahan pertama.
VI.5 Ketentuan jam kerja.
1. Jam kerja Kontraktor adalah jam kerja menurut kebiasaan setempat
( 6 hari seminggu )
2. Jika Kontraktor menghendaki, diluar ketentuan waktu jam kerja
menurut kebiasaan setempat, atau pada hari-hari libur nasional, atau
sebelum matahari terbit, atau setelah matahari terbenam, maka
Kontraktor diharuskan mengajukan ijin sebelumnya kepada Direksi
secara tertulis dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam.
3. Bilamana Direksi dalam keadaan tersebut menganggap perlu
pengawasan, maka biaya pengawasan dibebankan kepada Kontraktor.
Kecuali, jika penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah akibat
dari sifat keadaan pekerjaan .
VII. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN
VII.1 Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan.
Pemborong harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus bertanggung
jawab sepenuhnya bagi semua alat konstruksi, cara-cara teknik, urutan
dan prosedur koordinasi semua bagian yang ada di dalam kontrak.
VII.2 Pegawai pemborong yang melaksanakan.
1. Sebagai pemimpin sehari-hari pelaksanaan pekerjaan, Pemborong
harus dapat mendelegasikan kepada seorang Pelaksana yang ahli
pada bidangnya, cakap diberi kuasa, penuh tanggung jawab, dan
selalu berada di tempat pekerjaan, di samping itu Pemborong harus
membuat susunan organisasi kerja di lapangan sesuai dengan bidang
keahlian serta pekerjaan yang ada.
2. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan, Pelaksana harus
mempelajari dan memahami semua isi gambar, RKS dan Berita Acara
Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kualitas bahan yang harus dilaksanakan.
3. Perubahan konstruksi maupun bahan-bahan bangunan dapat
dilaksanakan bila ada ijin tertulis dari Pemberi tugas berdasarkan
rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong untuk membetulkan dan melaksanakan sesuai gambar
dan bestek.
4. Pengawas berhak menolak penunjukan Pelaksana oleh Pemborong
didasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku, dan kecakapan.
Dalam hal ini Pemborong harus segera menempatkan Pelaksana lain
dengan persetujuan Pengawas.
VIII. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)
Apapun kebangsaan kontraktor, sub kontraktor, leveransir, dan
penengah (arbirator) dan dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan
atau bagian pekerjaan berada, undang-undang Republik Indonesia
adalah undang-undang yang melindungi kontrak ini, untuk memudahkan
komunikasi demi kelancaran jalannya pelaksanaan pekerjaan, rekanan
wajib memberikan alamat tetap yang jelas dengan nomor telepon
kepada Pemberi tugas.
IX. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
IX.1 Keamanan dan Kesejahteraan.
7

Selama pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib mengadakan semua


yang diperlukan bagi
para pekerja dan tamu seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum,
dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Rekanan juga wajib memenuhi
semua persyaratan, tata tertib, ordonasi Pemerintah pusat dan lokal.
IX.2 Terhadap Wilayah Orang Lain.
Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan
harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang
berdekatan.
IX.3 Terhadap Milik Umum.
Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak
pemakai jalan bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan
kaki selama kontrak berlangsung. Rekanan juga bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas fasilitas umum seperti
saluran air, listrik, dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan
Pemborong. Semua biaya pemasangan kembali dan perbaikan kerusakan
menjadi tanggung jawab Pemborong.
IX.4 Terhadap Bangunan yang Ada.
Selama masa pelaksanaan kontrak, Pemborong bertanggung jawab
penuh atas semua kerusakan utilitas, jalan, saluran pembuangan dan
sebagainya dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi
Pemborong dalam arti yang luas. Itu semua diperbaiki Pemborong hingga
dapat diterima oleh Pemberi tugas.
IX.5 Keamanan terhadap Pekerjaan.
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan,
termasuk bahan-bahan bangunan, perlengkapan instalasi yang ada
hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Pemberi tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan dari
semua kemungkinan kerusakan, kehilangan, dan sebagainya bagi
seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan yang dilaksanakan oleh
pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa, atau menimba
seperti apa yang dikehendaki atau yang diinstruksikan.
IX.6. Dalam pelaksanaan pekerjaan, rekanan berkewajiban menjaga agar
tidak mengganggu proses kegiatan aktivitas kerja pada lingkungan
Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Timur.
IX.7 Apabila terjadi kehilangan di kantor disebabkan oleh pekerja rekanan,
maka hal itu menjadi beban dan tanggung jawab rekanan.
X. LAPORAN BULANAN, MINGGUAN DAN HARIAN
Rekanan membuat laporan bulanan/mingguan/harian tentang kemajuan
pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut minimal mengenai
semua keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama masa
pelaksanaan pekerjaan yang mencakup mengenai:
Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan.
Uraian kemajuan pekerjaan.
Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di
tempat pekerjaan.
Keadaan cuaca.
Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan pekerjaan.
Kunjungan tamu-tamu lain.
8

Kejadian khusus.
Foto-foto ukuran kartu post sesuai petunjuk Direksi.
Pengesahan Pemberi tugas.
XI. JAMINAN KESELAMATAN BURUH
XI.1 Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan
yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
XI.2 Air minum dan air untuk Pekerjaan. Pemborong harus senantiasa
menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan untuk
para pekerjanya. Air untuk keperluan bangunan selama masa
pelaksanaan bisa menggunakan/menyambung pipa air yang telah ada
dengan meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran) atau air
sumur yang bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air meragukan Direksi,
harus diperiksakan pada laboratorium.
XI.3 Kecelakaan. Bila terjadi kecelakaan pada pekerja Pemborong saat
pelaksanaan, Kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu
untuk keselamatan korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain
menjadi tanggung jawab Pemborong. Kejadian tersebut harus segera
dilaporkan pada Jawatan Perburuhan dan Direksi.
XI.4 Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk
pertolongan pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada di
Direksi keet.
XII. ALATALAT PELAKSANAAN PENGUKURAN
Selama masa pelaksanaan, Pemborong harus menyediakan/menyiapkan
alat-alat, baik untuk sarana pekerjaan maupun yang diperlukan untuk
memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain pengaduk beton, pompa
air, dan sebagainya. Penentuan semua titik duga letak bangunan, sikusiku bangunan, maupun datar (water pass) dan tegak lurusnya
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur instrumen water
pass atau theodolit.
XIII. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
XIII.1 Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak
memperkerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
XIII.2

Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan


perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru
dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik. Semua pekerjaan
yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak.

XIII.3 Pengujian Hasil Pekerjaan


1. Dalam pengajuan penawaran, Pemborong harus memperhitungkan
semua biaya pengujian, pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan,
Pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman
yang tidak memenuhi syarat-syarat (penolakan bahan) yang
dikehendaki.
2. Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan Tolok Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dan
ditetapkan dalam Persyaratan Teknis
9

3. Kecuali dipersyaratkan lain, maka Badan/Lembaga yang akan


melakukan Pengujian dipilih atas persetujuan kedua pihak.
4. Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan
menjadi beban Kontraktor.
XIII.4 Penutupan hasil Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan
yang lain, sehingga secara visuil menghalangi Direksi untuk
memeriksa Bagian Pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Direksi mengenai rencananya
untuk melaksanakan Bagian Pekerjaan yang pertama tersebut,
sehingga Direksi berkesempatan secara wajar melakukan
pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui
kelanjutan pekerjaannya.
2. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas,
memberikan
hak
kepada
Direksi
untuk
memerintahkan
pembongkaran kembali Bagian Pekerjaan yang menutupi tersebut,
guna pemeriksaan Pekerjaan yang terdahulu dengan resiko
pembongkaran dan pemasangannya kembali menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
3. Apabila laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil
langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka
waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, maka
Kontraktor berhak melanjutkan Pelaksanaan Pekerjaan serta
menganggap Direksi telah menyetujui Bagian Pekerjaan yang
ditutup tersebut.
4. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi terhadap suatu
pekerjaan, tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan atau Kontrak Pekerjaan.
XIV. PEKERJAAN TIDAK BAIK
XIV.1 Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Pemborong
membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa,
atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barangbarang, baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan
pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pekerjaan dan
sebagainya menjadi beban Pemborong untuk disesuaikan kontrak.
XIV.2 Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.
XV. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
XV.1 Pemborong wajib sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya menurut
ketentuan pada AV pasal 2 ayat 3 dan gambar detail yang telah
disahkan Direksi, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam
bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik. Pemborong selanjutnya wajib pula tanpa
tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan
pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal
tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
XV.2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah
atau persetujuan tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan
penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
10

disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar
harga upah dan satuan pekerjaan.
XV.3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis
Pengawas adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya.
XVI. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN
XVI.1 Dokumen Terlaksana.
1. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar Perlaksana (as build drawings).
b. Spesifikasi Teknis terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang
telah dilaksanakannya.
2. Penyusunan Dokumen terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan
tersebut dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
3. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
a. Dokumen Pelaksanaan.
b. Gambar Perubahan Pelaksanaan.
c. Perubahan Spesifikasi Teknis.
d. Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai
petunjuk Direksi.
4. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
a. Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan
bersaluran banyak yang secara operasional membutuhkan
identifikasi yang bersifat lokatif, Dokumen Terlaksana ini harus
dilengkapi dengan Daftar Instalasi/Peralatan/Perlengkapan yang
mengidentifikasikan lokasi dari masing-masing barang tersebut.
b. Kecuali dengan izin khusus dari Direksi dan Pemberi Tugas,
Kontraktor harus membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas. Kontraktor tidak dibenarkan
membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen
Terlaksana tanpa izin dari Pemberi Tugas.
XVI.2 Penyerahan.
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1. 2 (dua) set Dokumen terlaksana.
2. Untuk peralatan / perlengkapan :
a. 2 (dua) set Pedoman Operasi ("Operation Manual") dan Pedoman
Pemeliharaan (Maintanance Manual).
b. Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
a. Semua kunci orisinil.
b. Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
c. Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci.
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran
Cukai, Surat Fiskal Pajak dan lain-lain) yang diperlukan.
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi.

11

B. PEKERJAAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I.1. Pengukuran lahan
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pekerjaan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah tertera kebenarannya.
2. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Direksi/Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alatalat
waterpas/theodolith
yang
ketepatannya
dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpas beserta Petugas
yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/Pengawas
selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
6. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas/Direksi agar
dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar Rencana dan Persyaratan Teknis.
7. Segala pekerjaan pengukuran termasuk tanggungan Kontraktor.
I.2Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti
Merah ukuran (4/6 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak
bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,50
meter satu sama lain.
2. Papan dasar pelaksanaan/bouwplank dibuat dari kayu semutu Meranti
atau bahan lain yang disetujui Direksi/Pengawas, dengan ukuran tebal
3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya
(waterpas).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/Pengawas.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian
tanah pondasi.
5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor
harus melaporkan kepada Direksi/Pengawas.
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar
pelaksanaan termasuk tanggungan Kontraktor.
I.3. Sarana Air Kerja dan Penerangan
1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama pekerjaan
berlangsung, Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air
bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar
mandi / WC selama berlangsungnya pekerjaan.
2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber lain, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air
tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk keperluan
kantor Direksi, kantor pelaksana, kamar mandi/wc atau tempat-tempat
lain yang dianggap perlu.
3. Kontraktor juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kantor Direksi dan
penerangan pekerjaan pada malam hari sebagai keamanan selama
pekerjaan
berlangsung.
Penyediaan
penerangan/tenaga
listrik
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
12

4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau


dengan Generator set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan
termasuk instalasi dan armateur stop kontak serta sakelar/ panel.
I.4. Keamanan Pekerjaan
1. Kontraktor harus bisa menjamin keamanan pekerjaan baik untuk
barang-barang Kontraktor, milik Pengawas/Direksi, serta menjaga
keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja
ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Kontraktor harus bisa menempatkan petugas keamanan selama 24 jam
penuh setiap hari yang dibagi dalam 3 gelombang waktu bekerja
(shift), dan harus melakukan pemeriksaan pengamanan setiap hari
setelah selesai pekerjaan.
3. Untuk menjaga ketertiban maka para pekerja diharuskan menggunakan
tanda pengenal pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas
keamanan yang sedang bertugas.
I.5. Bangunan Sementara (Bouwkeet)
Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara
untuk gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan dengan.
Rekanan harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan Pengawas
dengan perlengkapan papan tulis, meja dan kursi, buku harian, serta buku
catatan harian pengawasan seperlunya. Semua bouwkeet perlengkapan
rekanan Pemborong dan sebagainya, pada waktu selesainya pekerjaan
harus dibongkar dan harus disingkirkan dari tapak/lokasi, dan semua
bangunan eksisting yang terganggu harus diperbaiki. Semua biaya
menjadi beban Pemborong. Pembongkaran bangunan sementara tersebut
hanya dengan persetujuan Pemberi tugas atau Pengawas.
I.6. Direksi Keet
Untuk pembangunan pekerjaan ini, pemborong harus membuat direksi
keet ukuran 32 m atau disesuaikan kebutuhan dengan konstruksi yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan. Bangunan tersebut berfungsi atau
digunakan sebagai gudang, ruang pelaksana, ruang penjaga, ruang rapat,
ruang tamu, ruang gambar, dapur kecil dan KM/WC. Pondasi dari
pasangan batu belah dengan spesi 1 pc : 6 ps. Kolom dari kayu kamper
ukuran 8 x 12 cm dipasang vertikal pada jarak 3 m. Dinding dilapis triplek
4 mm dan dicat. Lantai bangunan bagian bawah terbuat dari rabat beton
yang diyiyit halus. Penutup atap dari asbes gelombang kecil atau seng
gelombang warna BJLS 40. Langit-langit dari triplek 4 mm, dicat dan
dipasang setinggi 3 m dari lantai. Kusen pintu/jendela dibuat dari kayu
kamper 6/12 yang dicat. Daun pintu terbuat dari teakwood panil ganda
yang dilengkapi kunci dengan dua kali putar, sedangkan jendela naco
dilengkapi teralis. Untuk perlengkapan, Pemborong harus menyediakan
antara lain:
1. Peralatan obat-obatan
2. Peralatan keselamatan kerja : topi; jaket; sepatu; dll.
3. Sarana penerangan listrik, lampu-lampu, dll.
4. Perlengkapan kebutuhan KM/WC, dapur kecil, wastafel, dll.
5. Kebutuhan konsumsi sederhana untuk rapat lapangan/Direksi.
6. Perabot meja dan kursi gambar.
7. Peralatan tulis dan papan tulis.
8. Peralatan meja dan kursi untuk rapat.
9. Meja/rak untuk menyimpan barang-barang contoh.
10.
Buku direksi untuk mencatat semua instruksi dari Direksi
Pekerjaan.
11.
Helm
13

Semua peralatan dalam Direksi Keet harus baru dan layak dipakai. Dan
semua biaya dibebankan pada Pemborong. Barang-barang tersebut diatas
tetap milik Kontraktor dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan apabila
bangunan telah selesai.
I.7 Alat Komunikasi dan Transportasi
1. Untuk memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait
Kontraktor wajib mengadakan alat komunikasi
2. Untuk melancarkan jalannya pekerjaan maka Kontraktor diwajibkan
menyediakan 1 kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi
Kontraktor dalam pengangkutan barang-barang kantor misalnya
pengangkutan benda-benda uji dan lain-lain atau untuk persediaan
apabila terjadi keperluan yang sangat mendadak, serta 1 kendaraan
roda empat untuk keperluan transportasi Pengawas.
3. Kontraktor
diwajibkan
untuk
menyediakan
komsumsi
dalam
pertemuan-pertemuan rutin atau tamu-tamu Pemberi Tugas yang
mempunyai kepentingan dengan pekerjaan dan semua biaya
dibebankan pada Pemborong.
I.8 Pagar Pengaman Pekerjaan.
Sebelum
melaksanakan
pekerjaan
apapun,
Pemborong
harus
membuat/memasang pagar pengaman sebagai batas antara daerah
pekerjaan dan daerah umum, dengan biaya dibebankan pada Pemborong.
Pagar kerja ini terbuat dengan konstruksi :
1. Tiang kayu bulat (dolken) ditanam sedalam 60 cm dan dicor dengan
campuran 1 pc : 3 ps pada setiap jarak 3 m.
2. Tinggi kayu yang kelihatan minimal 2.40 m dari muka tanah.
3. Untuk perangkai tiang satu dengan lainnya, digunakan 3 deret kayu
meranti merah 5/7 yang dipasang horisontal sejajar atas, bawah dan
tengah.
4. Bagian luar pagar ditutup seng gelombang warna BJLS 40 yang
dipasang vertikal dengan konstruksi rangka dan paku payung.
5. Pada daerah-daerah tertentu sesuai petunjuk Pengawas, diberi pintu
untuk kepentingan pekerjaan, yang lebarnya disesuaikan kebutuhan
Pemborong.
I.9 Pemadam Kebakaran
1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan alat
pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk memadamkan api
akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.
2. Pada tiap lantai bangunan dengan radius 50 m disediakan 1 unit
tabung pemadam kebakaran demikian juga untuk Direksi keet, kantor
Kontraktor dan gudang penyimpanan.
I.10 Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus
diadakan oleh rekanan bila
diperlukan, sesuai kebutuhan dan
kepentingan pekerjaan.
I.11 Pembuatan Los Kerja dan Tempat Istirahat
1. Kontraktor harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat
istirahat dan tempat sholat bagi para pekerja.
2. Los kerja merupakan bangunan yang cukup memadai untuk bekerja
bagi tukang / pekerja yang mempunyai kondisi cukup baik, terlindung
dari pengaruh panas atau hujan yang dapat menghambat kelancaran
pekerjaan.
I.12 Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar
dipersiapkan dengan baik dan berkoordinasi dengan pihak user. bila
14

pihak Pemberi tugas tidak dapat memenuhi, maka rekanan (pemborong)


harus menyediakan sendiri.
II. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
II.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
pembongkaran bangunan lama seperti tertera pada gambar dan juga
pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati
sehingga tidak merusak bagian lainnya yang tidak semestinya
dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang lain,
personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya
sendiri.
b. Material
bekas
bongkaran
yang
oleh
Direksi
lapangan
direkomendasikan dapat digunakan kembali dan yang akan
digunakan kembali didalam pelaksanaan ini dengan yang tidak
direkomendasikan untuk dipakai kembali namun memiliki kondisi
baik, harus dipisah-pisahkan dan ditempatkan dilapangan pekerjaan
sesui petunjuk Direksi dan dibuatkan berita acara serah terima
kepada owner.
III. PEKERJAAN ATAP
III.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan rangka besi hollow dan penutup atap;
dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Pekerjaan yang berhubungan dengan ini :
- Pekerjaan konstruksi Atap;
- Pekerjaan Penutup atap;
- Pekerjaan Talang;
- Pekerjaan Waterproofing.
III.2. Bahan-bahan
1. Penutup Atap
a. Penutup atap canopy memakai bahan polycarbonate merk Twin
Lite dengan ketebalan yang ditentukan 6 mm.
b. Warna penutup atap canopy adalah gelap, harus rata dan tidak
cacat/retak.
c. Sebelum dipasang kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
penutup atap canopy kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Rangka Atap
Rangka atap menggunakan rangka besi hollow dengan dimensi
40x40x2 mm (utama) dan 40x20x2 mm (pembagi).
III.3. Pelaksanaan
1. Penutup Atap
a. Penutup atap bahan polycarbonate ini dipasang sesuai pada
gambar dan diperkuat dengan paku skrup untuk bahan tersebut
serta penguat lain yang diperlukan.
b. Bahan yang datang di lokasi pekerjaan harus lengkap dengan
lapisan pelindung dari pabrik dan dapat dibuka setelah mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas.

15

c. Pada tahap akhir pemasangan polycarbonat, tambahkan sealant


di setiap sambungan maupun di sisi baut/skrup pengikat untuk
menahan masuknya air melewati lokasi-lokasi tersebut.
1. Rangka Atap
Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan besi/baja adalah
sebagai berikut :
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau
disesuaikan dengan Standard Peraturan Perencana Bangunan
Besi/baja Indonesia 1983. Material yang digunakan adalah:
- Pipa besi hitam kotak/hollow mengunakan mutu ST38 atau
setara.
- Pipa stainless steele mengunakan mutu ASTM A312 atau
setara.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari
pabrik atau sertifikat pengujian dari laboratorium yang disetujui
Pengawas.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal
baik, yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku.
d. Bahan struktur besi/baja tidak boleh cacat atau bengkokbengkok, jadi harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail-detail Konstruksinya ditunjukkan
dalam gambar-gambar untuk itu.
e. Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan
ketepatan dan keahlian tinggi. Pengelasan harus menggunakan
las listrik untuk bagian-bagian yang struktural. Permukaan yang
dilas harus sama dan rata dan kelihatan teratur. Las-lasan yang
menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya
kontraktor.
f. Pembakaran di bengkel atau di lapangan untuk pemotongan atau
penyambungan harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
Dalam hal persetujuan diberikan, maka bagian yang dibakar
tersebut harus diselesaikan dengan baik sehinga sama dengan
hasil pemotongan.
g. Permukaan besi/baja harus dibersihkan dari korosi dengan
semprotan pasir (sand blasting) atau semprotan butir besi/baja
atau cara lain yang sama efektifnya sehingga permukaan
memperoleh warna metalik. Bekas las-lasan harus dikikir dan
dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya.
h. Segera setelah dibersihkan seperti cara diatas, Apabila
ditentukan pekerjaan galvanisasi untuk pelat besi/baja atau pipapipa maka yang dimaksud proses galvanisasi celup panas. Kawat
las yang digunakan adalah ARCH Welding dengan
menggunakan Mild Steeel Electrode jenis Eutetic Rod Unimatic
6000(AC-DC) dengan tensile strength 68,000 psi = 4760 pascal
atau kawat las lain yang setera. Pengelasan kontruksi dan
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC
Spesification.
Perlidungan Material Baja
a. Semua pekerjaan besi/baja, baut dan alat penyambung lainnya
yang dipakai harus dilindungi dari serangan karat. Perlindungan
diadakan dengan menyikat kawat besi/baja sehingga betul-betul
bebas dari karat. Semua permukaan bahan besi/baja yang sukar
dicapai harus diberi lapisan pelindung terhadap karat sebelum
pemasangan diselenggarakan.

16

b. Kontraktor maupun sub kontraktor harus bertanggung jawab atas


pekerjaan ini. Persetujuan yang diberikan oleh Pengawas tidak
berarti membebaskan kontraktor maupun sub kontraktor dari
tanggung jawab.
c. Perubahan ukuran / dimensi dari profil besi/baja rencananya,
harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
d. Kontraktor diharuskan membuat gambar Kerja (shop drawing)
dari pekerjaan besi/baja ini dan perhitungan konstruksi apabila
diadakan perubahan perubahan praktis dari rencana semula.
Gambar kerja dan perhitungan ini diserahkan kepada
Direksi/Pengawas.
e. Gambar kerja tersebut diatas meliputi seluruh bagian dari
pekerjaan
kostruksi
seperti
detail-detail
pemasangan,
penyambungan, lubang-lubang, baut-baut, las, pemotongan,
pertemuan pada pemutusan, penguatan, ukuran-ukuran, dimensi
dari bahan dan lain-lain yang secara teknis diperlukan. Gambar
rencana berlaku sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.
Pola ( Mal )
a. Pola ( mal ) pengukuran dan peralatan- peralatan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus
disediakan kontraksi fabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita besi/baja yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Ukuran-ukuran dari pekerjaan
besi/baja yang tertera dalam gambar rencana dianggap ukuran
pada suhu 25OC.
b. Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada plat maka semua alat
plat harus diperiksa kerataannya, semua batang-batang
diperiksa kelurusannya, harus bebas
dari puntiran, apabila
diperlukan harus diperbaiki sehingga plat-plat disusun akan
kelihatan rapi seluruhnya.
c. Pekerjaan besi/baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselasaikan siku
terhadap bidang yang potong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan.
d. Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las
pemotong, maka pada pemotongan tersebut terbuang metal
diperkenankan sebanyak-banyaknya 3 mm pada plat yang
tebalnya lebih kecil atau sama dengan 11 mm dan sebanyakbanyak 6 mm pada plat yang tebalnya lebih besar dari 11 mm.
Las pemotong untuk Memotong digerakan secara mekanis dan
diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan
tetap. Pinggiran yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
dan lurus dan untuk menghaluskannya harus digunakan gerinda.
Gerinda bergerak searah dengan las pemotong, sedemikian rupa
sehingga pinggiran tersebut bebas dari seluiruh bekas kotoran
besi.
Pengelasan
a. Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las, dibawah
pengawasi langsung seorang yang menurut anggap Konsultan
Pengawas mempunyai kemampuan dan pengalaman yang sesuai
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
b. Sub kontraktor harus mengajukan cara pengelasan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan
persetujuan yang telah diberikan tidak dapat dirubah tanpa
persetujuan lebih lanjut.
17

c. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur
listrik) dengan ketentuan sebagai berikut :
- Tebal las minimum
:
3,5 mm
- Panjang las minimum
:
70 mm
- Panjang las maksimum
: 40 tebal
d. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama dengan
kekuatan baja. Kelas E 60 atau grade SAW 1 sesuai ASTM
A233.
e. Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan
sambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran elektroda, tebal
masing-masing bagian yang dilas dan ukuran dari las serta
kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus diajukan sub
kontraktor terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas sebelum pekerjaan las listrik tersebut dilakukan.
f. Ukuran elektroda arus dan tegangan listrik serta kecepatan
busur listrik yang digunakan pada las listrik harus seperti yang
dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak dapat
diadakan penyimpangan-penyimpangan tanpa persetujuan
tertulis dari Pengawas.
g. Plat-plat yang akan dilas harus bebas dari kotor-kotoran besi,
minyak, cat, karat atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi
mutu las. Las dengan retak susud, retak pada bagian dasar,
berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
h. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua potonganpotongan dan sebagainya
harus dijepit bersamasama pada saat dilubangi, dibor sehingga
mata bor menembus tebal secara sekaligus. Cara lain batang
tersebut dilubangi sendirisendiri dengan menggunakan mal.
i. Setelah selesai dibor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan
apabila diperlukan platplat dan sebagainya dapat dilepas
kembali. Diameter lubang untuk baut HTB adalah 11,5mm lebih
besar dari pada diameter yang tertera dalam gambar rencana.
j. Dalam hal lubang tidak dibor sekaligus untuk seluruh tebal
elemen elemen lubang dapat dibor dengan ukuran yang lebih
kecil dan diperbesar kemudia saat montase percobaan.
Pemasangan / Erection
a. Kontraktor harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat
yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan baut atau las dari
seluruh pekerjaan besi/baja tersebut.
b. Pekerjaan besi/baja tidak boleh dipasang sebelum cara dan alat
yang akan digunakan mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan hati-hati dan
dipasang dengan teliti. Drift yang dipakai mempunyai diameter
lebih kecil dari lubang baut dan digunakan untuk membawa
bagian-bagian pada posisinya yang tepat seperti disyaratkan
dibawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat
merusak atau menggangu material tidak diperkenankan.
d. Setiap kesalahan pada pekerjaan dibengkel yang menyulitkan
pekerjaan montase serta menyulitkan pada saat pemasangan
harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
e. Permukaan yang dikerjakan dengan mesin harus dibersihkan
terlebih dahulu sebelum dipasang. Struktur besi/baja harus
dipasang sedemikian rupa sehingga struktur tersebut dapat
membentuk lawan lendut seperti yang tertera pada gambar
rencana.
f. Pemasangan permanen baut tidak boleh dilakukan sebelum
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
18

g. Sambungansambungan
besi/baja terpasang.

dibuat

permanen

setelah

struktur

IV. PEKERJAAN WATERPROOFING


IV.1. Pekerjaan Pelapisan Dinding/Beton
IV.1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian
syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
2. Bagian yang di waterproofing antara lain sebagai berikut :
a. Plat atap dan/atau talang beton
b. Balkon/teras terbuka
c. Sambungan bubungan dengan genting
d. Bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar
IV.1.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan Water proofing yang dipakai adalah dengan Standar sesuai
yang ditentukan oleh produsen berupa cairan Heavy Bodied Acrylic
Polymer-Gel dengan penulangan serat fiberglass jenis expose yang
tahan terhadap UV, Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas/Direksi.
2. Area yang akan diberi water proofing harus bebas dari kotoran
(debu, minyak, sisa adukan dan lain lain).
IV.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih
dahulu harus di serahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direks/Pengawas.
2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil waterproofing dalam
bentuk dami/contoh kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
3. Permukaan beton harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak
dengan sikat baja menggunakan air bertekanan tinggi, sambungan
pengecoran, pertemuan sudut dinding dengan lantai dan
permukaan spesi pengisi bubungan harus dibobok/dikerik terlebih
dahulu dan dibersihkan dengan cara disikat dengan sikat baja dan
disemprot dengan air bertekanan tinggi.
4. Water proofing system coating dengan perbandingan 3 kg coating :
1 liter air bersih. Aduk hingga rata selama 2-3 menit. Coating
pertama dengan konsumsi 0,5 / 0,75 kg Formdex Plus / m2 dengan
waktu seating 2-3 jam, kemudian dilanjutkan dengan pengisian
bekas bobokan/kerikan dengan menggunakan FORMROCK 122.
Setelah mengering dapat dilanjutkan dengan coating kedua dengan
konsumsi 0,5 / 0,75 kg / m2. Permukaan bidang yang telah
diwaterproofing harus dilindungi terhadap hujan, matahari,
genangan air dan debu (ditutup dengan plastik atau sejenisnya).
5. Coating yang telah diaplikasi harus dijaga kelembabannya selama
minimum 7 (tujuh) hari agar proses kristalisasi terus berlangsung
hingga mencapai hasil yang optimal.
6. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat dan sebagainya, harus
tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
7. Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan water
proofing dianggap selesai.

19

IV.1.4. Syarat Pemeliharaan


Perbaikan
Apabila pada permukaan beton atau spesi sambungan genting dengan
bubungan yang telah dilapisi waterproofing terkena noda/kotoran,
maka harus segera dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan waterproofing beton dan spesi
sambungan genting dengan bubungan yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan pengotoran pada permukaan tersebut.
V. PEKERJAAN LAIN LAIN
Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum
tercantum dalam RKS ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di
lapangan yang harus diselesaikan : misalnya pembersihan lokasi /
pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di lapangan.
Pekerjaan Pembersihan Lapangan Selama Pekerjaan Berlangsung.
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area
kerja selama pekerjaan berlangsung termasuk material yang harus
dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga
harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta
areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa
harga satuan pekerjaan.
VI. PEMELIHARAAN PEKERJAAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA
Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya antara lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah
melaksanakan kewajiban pada masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat
laporan berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai
dibangun ) serta laporan pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang
rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak
pengawas lapangan / direksi dan konsultan pengawas

PENUTUP
Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang
selanjutnya merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan
pada pelaksanaan pekerjaan dan semua tambahan atas yang
ditandatangani Pejabat Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan
Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Timur dan merupakan pedoman dalam
proses pelaksanaan berikutnya.
Surabaya, 31 Oktober 2012

20

Konsultan Perencana,
CV. MEGA PERMAI

ACHMAD FATHONI, ST
Direktur

21

También podría gustarte