Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Sumber Dana
Tahun Anggaran
Lokasi Pekerjaan
Dibuat Oleh
:
:
:
:
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat di dalam
dokumen lelang dan uraian yang diberikan saat rapat penjelasan yang telah
didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing).
Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi di dalam mengikuti
Pelelangan Umum Paket Penigkatan Jalan Blang Tampu - Ketipis
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapanpelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing
pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam
metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil
gangguan terhadap lalu lintas.
DIVISI 1. UMUM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat di dalam
dokumen lelang dan uraian yang diberikan saat rapat penjelasan yang telah
didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing).
Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi di dalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Peningkatan Sp. Jalan Blang Pulo
Blang Pulo.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapanpelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan
Rambu-rambu, lampu-lampu
Arah dan petuniuk jalan
Pagar penghalang sementara
Bendera-bendera
Dan lain-lain
Batas-batas dan ukuran-ukuran pokok dinyatakan dala metric atau sesuai dengan
gambar, sedangkan ukuran lain yang belum tercantum dalam gambar dan RKS
dirundingkan bersama Direksi Teknis / konsultan pengawas.
Bahan yang dipasang di lokasi pekerjaan harus sudah mendapat ijin dari Direksi
Teknis / konsultan pengawas.
Bahan yang ditolak oleh Direksi Teknis / konsultan pengawas harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
k. Cube/cylinder moulds
Untuk pemeriksaan / uji aspal :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan
berpedoman pada beberapareferensi (standar rujukan) sebagai berikut :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu Perusahaan sesuai ISO
9001 / 2008Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan
dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.Pengendalian mutu ini dijalankan
untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalampekerjaan
ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE
2.1 (1) Galian Untuk Saluran Drainase Dan Saluran Air
Penggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat)
untuk konstruksi drainase dibentuk sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan
dimensi dari saluran baru maupun saluran lama yang disesuaikan dengan gambar
kerja dengan memenuhi kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah
hasil galian dibuang dan diratakan ditempat yang ditunjuk oleh direksi untuk
mencegah terjadinya dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Apabila dasar
saluran dari hasil penimbunan maka tanah dasarkan akan dipadatkan dengan
menggunakan stamper sampai mendapatkan CBR
2.2. (1) Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta
dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis ketinggian dan dimensi mengacu kepada
gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi
saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi
dalam pipa. Pemasangan dengan manual dan menggunakan alat bantu
secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat
Concrete Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas
permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak melebihi permukaan bahu jalan
agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu
persatu dengan ketebalan spesi 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus
terhadap diding saluran. Sedangkan untuk lantai saluran agar tidak terjadi
sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir.
Bahan bahan yang dibutuhkan.
Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet,
padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu dan ukurannya dengan persetujuan
Direksi).
Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland semen yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus
berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh (belum
mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus
mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat
gudang khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah.
Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air
tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahanbahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/
mortar.
2.3.(3) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang Diameter Dalam 55 cm 65 cm
Gorong-gorong adalah bangunan pelengkap dari suatu sistem drainase yang dibuat
akibat adanya persimpangan antara saluran drainase dengan jalan.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:
Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan
peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang
diperlukan.
Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan.
Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak
membahayakan pengguna jalan.
Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.
Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan.
Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang dan disambung
dengan cincin penyambung dari beton.
Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton
bertulang seperti yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi
pekerjaan.
Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang
disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat
Pelaksanaan pekerjaan gorong gorong dikerjakan tidak langsung secara keseluruhan
melainkan bertahap dari satu sisi, setelah selesai baru dilanjutkan sisi lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara total.
DIVISI. 3 PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah ini meliputi: Galian biasa, timbunan pilihan.
Pekerjaan tanah merupakan awal dari konstruksi jalan, pekerjaan ini antara lain
menggali bagian permukaan yang lebih tinggi dari rencana muka jalan dan juga
menimbun bagian yang lebih rendah. Untuk lebih efektif dalam pelaksanaan ini harus
diatur bagian mana yang bisa dikerjakan dahulu, baik terhadap pekerjaannya maupun
terhadap pengguna jalan yang melewatinya.
3.1.(1a) Galian Biasa
a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings
termasuk didalamnyasistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka pekerjaan tanah untuk pondasipelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih
dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasantop soils.
b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja
yang disetujui.
c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini
akan dibuang kelokasipembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan
elevasi rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan
(subgrade) pada lokasi galian tersebut.
3.2. (2) Timbunan Pilihan
Pekerjaan dimulai dengan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan,
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui, timbunan pilihan menggunakan
bahan tanah berbutir yang disetujui sebagai timbunan, Timbunan pilihan digunakan
sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar,
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan
menggunakan pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka
untuk lalu lintas Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih
dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm
1. Permukaan yang akan ditimbun distripping/dibersihkan terlebih dahulu dengan
motor grader dari rumput, humus dan material lainnya.
4. Permukaan yang sudah rata dipadatkan dengan Vibro Roller sambil permukaan
jalan disiram air dengan menggunakan alat water tanker
`
Lapis pondasi agregat Klas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan
dibawah lapisan Lapis Pondasi Klas A, dengan tebal pada 20 cm. bahan material
Klas B terdiri dari Fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4) dan fraksi
aregat halus (lolos saringan no. 4) dengan rentang komposisi dan syarat sifat
bahan yang diatur dalam spesifikasi teknik. Pekerjaan dilakukan secara mekanik
(memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base
camp/stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi
pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan motor
greder, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang
cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller, dengan
tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk
menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi, maka
sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dengan
menggunakan Water Tanker. Sekelompok pekerja akan merapikan hamparan
dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator
Roller, Water Tank dan alat bantu.
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1 (2)(a) LAPIS RESAP ASPAL CAIR
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1.
Wheel Loader memuat agregat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersamasama dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt
dengan komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt
panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt
Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem roller, pemadatan utama oleh
Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan
pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua
rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk
mendapatkan kepadatan yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok
pekerja akan merapihkan tepid dan sambungan hamparan secara manual,
sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.
2.
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7) a Beton K-250
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga
ukuran partikel terbesar tidak lebih dari dari jarak minimum antara baja tulangan
dengan kayu acuan.
1. Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
3. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan
digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
5. Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air
yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu
perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.
ini
mencangkup
pengadaan
dan
pemasangan
baja
tulangan
untuk