Está en la página 1de 18

ADOPSI DAN DIFUSI DALAM

PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT


Pengertian adopsi dan difusi
Proses adopsi dan difusi dalam
pengembangan hutan rakyat di
pedesaan

1. Pengertian Adopsi:
Proses perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan
(cognitive), sikap (affective) maupun keterampilan (psychomotoric) pada seseorang setelah menerima sesuatu yang
baru (inovasi).
Kognitif
Informatif

pengetahuan

Inovasi

Psikomotorik

Pesan

Keterampilan

Persuasif dan
Entertainment

Afektif
Sikap

Adopsi Inovasi
Perubahan perilaku

Rogers and Shomaker--inovasi : ide-ide


baru, praktek-praktek baru, atau obyek-obyek
yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru
oleh individu atau masyarakat tani sasaran
Lionberger- hal yang baru-sesuatu yang
dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya
pembaharuan dalam masyarakat
Mosher---adoption of an innovation is the
process by which a particular farmer is exposed
to, considers, and finally rejects or practices a
particular innovation.
Rogers-traditionally, the process of
adoption, in connection with agricultural
extension, usually comprises five successive or
stages, awareness, interest, evaluation, first trial,
and either repeated use or rejection

Sumber Inovasi

Proses Adopsi

Penerima/Pengetrap
Inovasi
Proses Difusi

Pengetrap Lain

Pengetrap Lain

Pengetrap Lain

2. Tahapan Adopsi
a.

Awareness atau kesadaran


Sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang
ditawarkan.
b. Interest atau tumbuhnya minat
Ditandai dengan keinginan bertanya/mengetahui lebih
lanjut.
c. Evaluation atau penilaian (terhadap baik/buruk atau
manfaat inovasi)
Penilaian aspek teknis, ekonomis dan sosial budaya.
d. Trial atau mencoba
Menerapkan dalam skala kecil
e. Adoption atau menerima/menerapkan
Menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan
penilaian dan uji coba.

Proses pengambilan keputusan dalam proses adopsi


menurut Rogers dan Shoemaker
Dipikirkan menggunakan akal/pikiran
Dirasakan menggunakan hati/perasaan
Menolak

Pengambilan keputusan
Menerima

Tidak melanjutkan

Konformasi
Melanjutkan Adopsi

Menunda

Ragam pesan menurut tahapan adopsi

Sadar

Minat

Menilai

Mencoba

Menerapkan

Persuasif
Informatif

Entertainment

Faktor yg mempengaruhi kecepatan adopsi


1.
2.
3.
4.
5.

Sifat inovasi
Sifat sasaran
Cara pengambilan keputusan
Saluran komunikasi yg digunakan
Keadaan komunikator/penyampai
inovasi
6. Ragam sumber informasi

1. Sifat Inovasi
Jenjang kepentingan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sifat Inovasi
Tingkat keuntungan (profitability)
Biaya yg diperlukan (cost of innovation)
Tingkat kerumitan/kesederhanaan
(complexity/simplicity)
Kesesuaian dgn lingkungan fisik
(physical compatibilty)
Keseuaian dgn lingkungan budaya
(cultural compatibility)
Tingkat mudahnya komunikasi
(communicability)
Penghemetan tenaga kerja & waktu
(saving of labour and time)
Dapat tidaknya dipecah/dibagi (divisibility)

2. Sifat Sasaran (menurut Rogers, 1971)


a.
b.
c.
d.
e.

2,5 % kelompok perintis (innovator)


13,5 % kelompok pelopor (early adopter)
34,0 % kelompok penganut dini (early majority)
34,0 % kelompok penganut lambat (late majoroty)
16,0 % kelompok orang-orang kolot (laggard)

Perintis

2,5 %

Pelopor

Penganut
dini
34 %

13,5 %

X-2

Penganut
lambat

Kelompok
kolot

34 %
16 %

X (waktu)

X+

Faktor yg mempengaruhi kecepatan seseorang


mengadopsi inovasi (Lionberger, 1960):
1.
2.
3.
4.
5.

Luas usahatani
Tingkat pendapatan
Keberanian mengambil resiko
Umur
Tingkat partisipasi dalam organisasi di luar
lingkungan sendiri
6. Aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru
7. Sumber informasi yg bermanfaat

Sifat individu yg mempengaruhi kecepatan


adopsi (Dixon, 1982)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Prasangka interpersonal
Pandangan terhadap kondisi lingkungan yang terbatas
Sikap terhadap penguasa
Sikap kekeluargaan
Fatalisme
Kelemahan aspirasi
Hanya berpikir untuk hari ini
Kosmopolitnes
Kemampuan berpikir kritis
Tingkat kemajuan peradaban

6. Ragam sumber informasi

Urutan
Jenjang
1

Sumber Informasi menurut tahapan Adopsi


Sadar

Minat

Media
masa

Media
masa

Menilai

Mencoba

Menerapkan

Teman/tetangga

Teman/tetangga

Komunikator pembangunan/penyuluh

Komunikator
pembangunan/penyuluh

Pedagang

Media masa

Pedagang

Media masa

Pedagang

Peran Utama Penyuluhan Kehutanan


dalam Proses Adopsi suatu Inovasi
Membantu petani menjadi sadar tentang
adanya suatu innovasi
Membicarakan dengan petani sehingga
petani menjadi tertarik
Membantu petani melakukan penilaian
Memberikan dorongan dan membantu
melakukan percobaaan di lahan petani

4. Proses Difusi Inovasi Kehutanan


Proses difusi inovasi kehutanan: proses
dimana inovasi pertanian menyebar diantara
petani-petani sampai pada jumlah yang
besar (Valera, 1987)
Waktu merupakan faktor penting dalam
proses difusi; (1) pengambilan keputusan
dari awareness sampai
penerimaan/penolakan, (2) menentukan
tingkat adopsi (jumlah pengadopsi)
Pada tahap awal petani umumnya masih
banyak yang ragu, setelah melihat
keberhasilan petani lain baru mau mencoba

5. Penelitian Adopsi Inovasi Kehutanan


Penelitian adopsi inovasi sangat diperlukan di
bidang kehutanan dalam rangka mengevaluasi
manfaat dan efektifitas inovasi (teknologi, cara, ide
yang baru) yang dihasilkan melalui berbagai
penelitian, pengembangan dan kajian kehutanan
Penelitian dapat dilakukan dengan pemodelan antara
adopsi (Y) dengan faktor yang mempengaruhinya
(X1, X2, X3,dst)
Hasil peneltian adopsi dapat digunakan untuk
merancang strategi penyebarluasan inovasi baru
yang lainnya sehingga akhirnya diterapkan oleh
client/target sasaran.

INOVASI DALAM PENGEMBANGAN


HUTAN RAKYAT
1.
2.
3.
4.
5.

Pengadaan benih
Penanaman
Pemeliharaan
Pemanenan
Pemasaran hasil

Aspek
1. Produksi

Masalah
Ketersediaan lahan.

Arah dan strategi

Penelitian &

perbaikan

Pengembangan

Akses/hak guna
lahan negara.

thd

Rentabilitas rendah.

2. Pemanenan
dan
pemasaran

Peran terhadap
pendapatan masih
rendah

Pengayaan
tanaman
dgn sistim agroforestri , baik oleh jenis
kayu maupun nonkayu.

Panen masih
diserahkan ke pihak
luar petani.

Petani/kelompok
petani harus mampu
panen.

Struktur pasar
monopsonistiklokal

Struktur pasar
kompetitif terbuka

Bentuk2 hak guna dan


tenurial yang adil dan
aman.
Jenis dan silvikultur
pengayaan dalam sistim
agroforestri
Appropriate technologies secara lokal.
Pendidikan &
latihan.
Kelompok pemasar.
Market information
system.

3. Industri pengolahan

4. Kelembagaan

Masih terbatas pada


industri primer

Masih ada peraturan


yang menghambat.
Belum cukup
peraturan yang
mendukung.

Perlu dikembangkan
indusri. sekunder/
tersier.
Dukungan
investasi
UKM
Aturan
pelaksanaan
hak guna lahan
negara untuk hutan
rakyat.
Aturan yang
memudahkan
pemanenan dan
angkutan kayu rakyat.

Mendorong
pelakupelaku industri baru
Industri sekunder/ tersier
yang sesuai (teknologi,
ekonomi dan manajemen
usaha).
Pendidikan & latihan
Bentuk2 hak guna dan
tenurial yang adil dan
aman.
Prosedur pemanenan dan
pengangkutan
yang
aman secara hukum.

También podría gustarte