Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sejak pertama ditemukan, laju perkembangan teknologi semakin hari bertambah pesat.
Hal ini seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Laju
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin hari semakin pesat
perkembangannya dewasa ini, hal ini disebabkan adanya tuntutan dan kebutuhan manusia yang
juga semakin berkembang di berbagai bidang (Anton S Philip, 2001).
Tidak dapat dipungkiri, perkembangan TIK di suatu Negara memberikan manfaat besar
bagi kemajuan, kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa. Era tahun 70-an dan 80-an telah
menjadi saksi bidang ilmu ini khususnya ilmu komputer dan komunikasi data mengubah secara
mendalam teknologi, produk, dan perusahaan-perusahan dari industri sekarang yang
mengkombinasikan bidang komunikasi dan komputer. Revolusi dalam bidang komunikasikomputer tersebut telah menghasilkan beberapa fakta penting. Pertama membuat tidak adanya
perbedaan yang mendasar antara pengolahan data (Komputer) dan komunikasi data (perangkat
switching dan transmisi). selain itu juga membuat tidak ada perbedaan yang mendasar antara
komunikasi data, suara dan video. dan mampu menghilangkan perbedaan antara komputer
prosesor tunggal, komputer multiprosesor, jaringan local, jaringan metropolitan, dan jaringan
jarak jauh.
Salah satu dampak dari kecenderungan ini berpengaruh besar terhadap industry computer
dan komunikasi, mulai dari pabrikasi komponen hingga integrasi sistem. Dampak lainnya adalah
adanya pengembangan system terintegrasi yang memproses dan mentransmisikan semua tipe
data dan informasi. Mulai dari berupa teknologi maupun susunan standar teknis diarahkan
menuju sistem public terintegrasi yang memungkinkan sumber-sumber informasi dan data dapat
diakses dengan mudah dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun.
Oleh karena itu pengetahuan dalam bidang komunikasi data dan computer menjadi
penting, khususnya bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga kedapan Indonesia dapat lebih
maju dalam berbagai bidang. Materi dari bidang ilmu komunikasi data dan komputer pada
dasarnya mencakup banyak materi, namun pada makalah ini akan dibahas hanya sebatas untuk
materi transmisi data pada subbab konsep dan terminologinyai serta subbab transmisi data digital
dan analog.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan terminologi pada transmisi data?
2. Bagaimana transmisi digital dan analog pada pada transmisi data?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui konsep dan terminologi pada transmisi data.
2. Mengetahui transmisi digital dan analog pada pada transmisi data.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Transmisi data terjadi diantara transmitter dan receiver melalui beberapa media transmisi.
Media transmisi dapat diklasifikasikan sebagai terpandu atau tidak terpandu. Pada kedua hal itu,
komunikasi berada dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Dengan media terpandu (guide
media), gelombang dikendalikan sepanjang jalur fisik; contoh-contoh guide media adalah twisted
pair, kabel coaxial, serta serat optik. Media tak terpandu (unguided media) juga disebut nirkabel,
menyediakan alat untuk mentransmisikan gelombang elektromagnetik, tetapi tidak
mengendalikannya; contohnya adalah perambatan (propagation) melalui udara, ruang hampa
udara, dan air laut.
Istilah link langsung (direct link) digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua
perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver tanpa
melalui peralatan perantara, berbeda dengan amplifier atau repeater yang digunakan untuk
meningkatkan kekuatan sinyal. Perhatikan bahwa hal ini dapat diterapkan pada media terpandu
dan tak terpandu.
Media transmisi terpandu adalah titik ke titik ( poin to point) jika ia menyediakan link
langsung diantara dua perangkat dan membagi media yang sama. Pada konfigurasi multipoint
terpandu lebih dari dua perangkat membagi media yang sama.
Sebuah transmisi dapat berupa simplex, half duplex atau full duplex. Pada transmisi
simplex sinyal-sinyal ditransmisikan hanya dalam satu arah., satu stasiun sebagai transmitter dan
yang lainnya sebagai receiver. Pada operasi halfduplex kedua stasiun dapat mentransmisikan
tetapi hanya satu stasiun pada saat yang sama. Pada operasi full duplex, kedua stasiun dapat
mentransmisikan secara bersamaan. Pada kasus berikutnya media membawa sinyal pada kedua
arah pada saat yang sama.
adalah sinyal yang intensitasnya mempertahankan level yang konstan selama beberapa periode
waktu dan dengan tiba-tiba berubah ke level konstan lainnya.
Sebuah fungsi dengan bentuk persamaan sebelumnya dikenal sebagai sinusoid. Gambar 3.3
menunjukkan dampak dari keberagaman masing-masing dari tiga parameter. Pada bagian (a) dari
gambar 3.3, frekuensinya adalah 1 Hz; sehingga periodenya adalah T=1 detik. Bagian (b)
memiliki frekuensi dan fase yang sama, namun amplitudo tertingginya sebesar 0,5. Pada bagian
(c) kita memiliki f=2 yang ekuivalen dengan T=0,5. Bagian (d) menunjukkan dampak dari
pergeseran fase sebesar /4 radian, yaitu 45 derajat (2 radian = 3600 = 1 periode).
Gambar 3.3
Pada gambar 3.3 sumbu horizontalnya adalah waktu; grafik yang menampilkan nilai suatu sinyal
pada titik tertentu dan dalam jarak tertentu sebagai suatu fungsi waktu. Grafik-grafik yang sama
ini, dengan suatu perubahan skala dapat digambarkan dengan sumbu horizontal dalam jangka
waktu tertentu. Dalam hal ini grafik tersebut menunjukkan nilai sebuah sinyal pada titik tertentu
pada waktu tertentu sebagai fungsi jarak. Sebagai contoh, untuk transmisi sinusoidal (contohnya
jarak sebuah gelombang radio elektromagnetik dari antenna radio, atau jarak suara dari pengeras
suara) dalam waktu tertentu, intensitas sinyal bervariasi secara sinusoidal sebagai fungsi jarak
dan sumber.
Terdapat dua keterkaiatan sederhana diantara dua gelombang sinus, satu dalam hal waktu
dan lainnya dalam hal jarak. Panjang gelombang dari sebuah sinyal adalah jarak yang ditempati
oleh satu siklus tunggal, atau dengan kata lain jarak antara dua titik dari fase yang bersesuaian
dari dua putaran yang berurutan. Anggap saja sinyal bergerak dengan kecepatan v. Maka dari itu,
hubungan panjang gelombang dengan periode: =v T. Ekuivalen dengan f= v.
Jadi, dapat kita katakana bahwa untuk setiap sinyal, terdapat fungsi domain waktu s(t) yang
menentukan amplitude sinyal pada setiap waktu tertentu. Hamper sama dengan itu terdapat suatu
fungsi domain frekuensi S(f) yang menentukan amplitude tertinggi dari frekuensi sinyal yang
konsisten. Gambar 3.5 a menunjukkan fungsi domain untuk sinyal dalam gambar 3.4 c. perlu
diperhatikan bahwa dalam kasus ini, S(f) diskrit. Gambar 3.5 (b) menunjukkan fungsi domain
frekuensi untuk pulsa kuadrat tunggal yang bernilai 1 diantara X/2 dan X/2, dan 0 dimanamana. Perlu diperhatikan bahwa dalam kasus ini, S(f) kontinu dan tidak memiliki nilai tidak 0
untuk jangka waktu yang tidak terbatas, mesipun besarnya komponen-komponen frekuensi
dengan cepat menjadi lebih kecil untuk f yang lebih besar. Karakteristik-karakteristik ini umum
terjadi pada sinyal-sinyal nyata.
Spektrum sebuah sinyal adalah rentang frekuensi dimana spectrum berada. Untuk sinyal
pada gambar 3.4 c, spectrum memanjang mulai dari f ke 3f. Bandwidth mutlak dari suatu sinyal
adalah lebar spectrum. Pada kasus seperti dalam gambar 3.4 c, bandwidthnya adalah 2f.
Beberapa sinyal seperti dalam gambar 3.5 b memiliki bandwidth yang tidak terbatas.
Bagaimanapun juga, sebagian besar energi dalam sinyal ditempatkan pada suatu band frekuensi
yang relative sempit. Band ini disebut bandwidth efektif, atau hanya bandwidth.
Istilah final untuk menentukannya adalah komponen dc (dc component). Jika suatu sinyal
mencakup sebuah komponen frekuensi nol, komponen itu adalah suatu arus langsung (dc) atau
komponen konstan. Sebagai contoh gambar 3.6 menunjukkan hasil penambahan suatu komponen
dc ke sinyal dalam gambar 3.4 c. Tanpa komponen dc, suatu sinyal memiliki amplitude rata-rata
sebesar nol, seperti yang dapat dilihat dalam domain waktu. Dengan suatu komponen dc, sinyal
memiliki frekuensi term pada f=0 dan amplitude rata-rata bukan nol.
10
11
Agar dapat menjelaskan hubungan ini, amati gelombang persegi (square wave) dari gambar 3.2
b. Anggap saja pulsa positif mewakili biner 0 dan pulsa negative mewakili biner 1. Kemudian
bentuk gelombang mewakili deretan biner 0101.... durasi dari masing-masing pulsa adalah
1/(2f); sehingga kecepatan datanya adalah 2f bit perdetik (bps).
Pada gambar 3.4 dengan menambahkan gelombang sinus pada frekuensi f dan 3f, kita
memperoleh sebuah bentuk gelombang yang mulai menyerupai gelombang pesergi yang asli.
Dengan menambahkan suatu gelombang sinus pada frekuensi 5f, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.7 a. Saat kita menambahkan multiple ganjil tambahan f, skala yang sesuai, bentuk
gelombang yang dihasilkan semakin mendekati gelombang persegi.
Tentu saja, dapat pula ditunjukkan bahwa komponen-komponen frekuensi dari gelombnag
persegi dengan amplitudo A dan A- dapat dinyatakan sebagai berikut:
Jadi bentuk gelombang ini memiliki komponen-komponen frekuensi yang tidak terbatas
dan oleh karena itu bandwidth yang tidak terbatas. Bagaimanapun juga amplitudo tertinggi dari
komponen frekuensi ke-k, kf, hanyalah 1/k, sehingga sebagian besar energy bentuk gelombang
ini berada dalam komponen-komponen awal. Jika kita membatasi bandwidth sampai batas tiga
komponen frekuensi yang pertama maka bentuk gelombang yang dihasilkan mendekati bentuk
gelombang persegi yang asli seperti pada Gambar 3.7 a.
12
13
14
Komponen-kompnen frekuensi dari percakapan biasa dapat berkisar antara 100 Hz dan 7
kHz. Meskipun sebagian besar energi dalam percakapan dikonsentrasikan pada frekuensi yang
lebih rendah, dari uji cobayang telah dilakukan menunjukkan bahwa frekuensi dapat mencapai
600 atau 700 Hz, sedikit menambah kejelasan percakapan tersebut sehingga dapat diterima
telinga manusia. Percakapan biasa memiliki jangkauan dinamis antara DB: yaitu kekukatan yang
dihasilkan dari teriakan terkeras kemungkianan dapat mencapai 300 kali lebih besar dari bisikan
terlemah. Figur 3.9 juga menunjukkan spectrum akustik dan range dinamis untuk musik.
Contoh umum lainnya mengenai data analog adalah video. Di sini, lebih muda untuk
mengarekteristikkan data dipandan dari segi layar TV (tujuan) dibandingkan dengan tampilan
asli (sumber) yang direkam oleh kamera TV. Untuk memproduksi suatu gambarpada layar,
sebuah sinar elektron memindai (scan) sepanjang permukaan layar dari kiri ke kanan dan dari
atas kebawah. Untuk televise hitam putih, jumlah iliminasi yang dihasilkan (dalam skala hitam
ke putih) dititik manapun proposional terhadap intensitas sinar ketika melewati titik tersebut.
Jadi, dalam waktu tertentu sinar yang menerima nilai intensitas analog untuk menghasilkan
kecerahan (brightness) yang diinginkan pada titik tersebut diatas layar. Lebih jauh lagi, ketika
sinar menindai, nilai-nilai analog berubah. Oleh karena itu, gambar video dapat dianggap sebagai
sinyal analog bergantung pada waktu.
Figur 3.10 menggambarkan proses pemindaian. Pada akhir setiap jalur scan, sinar
diarahkan kembali dengan cepat ke kiri ( jejak vertical). Sinar tersebut dipadamkan (dihilangkan)
sepanjang interval jejak.
Untuk mencapai resolusi yang memuaskan, sinar memproduksi sejumlah 483 garis
horizontal dengan kecepatan 30 layar penuh per detik. Hasil uji coba telah menunjukkan bahwa
15
kecepatan ini akan menghasilkan suatu sensasi kerlipan bukannya gerakan pelan. Untuk
menyediakan gambar yang bekas kerlipan tanpa menanbah bandwidth, digunakan teknik
interlacing (penjalinan) digunakan. Seperti yang digambarkan pada Figur 3.10, garis scan
bernomor ganjil dan garis scan bernomor gelap discan secara terpisah, dengan field ganjil dan
gelap secara bergantian pada urutan proses scan. Field ganjil adalah scan dari A ke B dan field
genap adalah scan dari C ke D. Sinat tersebut mencapai pertengahan garis terendah layar setelah
241,5 baris. Pada titik ini, sinar tersebut dengan cepat ditempatkan kembali ke bagian atas layar
dan mulai lagi dipertengahan garis yang paling atas dari layar yang dapat dilihat untuk
menghasilkan 241,5 baris yang terjalin dengan himbuhan asli. Jadi layar di refresh 60 kali per
detik bukannya 30, dan kerlipatan dapat dihindari.
Contoh umum dari data digital adalah teks dan string katakter. Data tekstual merupakan
data yang paling nyaman untk manusia, tetapi mereka, yang dalam bentuk karakter, tidak mudah
untuk disimpan atau ditrasmisikan oleh pengolahan data dan sistem komunikasi. Sistem seperti
itu didesain untuk data biner. Jadi, sejumlah kode telah direncanakan sehingga karakter dapat
diwakili oleh sederetan bit. Mungkin awalnya contoh paing umum untuk hal ini adalah kode
Morse. Saat ini, kode teks yang paling umum digunakan adalah Internasional Reference
Alphabet (IRA). Setiap karakter dalam kode ini diwakili oleh pola 7 bit yang unik; sehingga 128
karakter yang berbeda dapat diwakili. Jumlah yang jauh lebih besar dari yang dibutuhkan, dan
beberapa pola mewakili karakter kontrol yang tak terlihat. Karakter yang dikodekan dengan IRA
hampir selalu disimpan dan ditransmisikan menggunakan 8 bit per karakter. Bit kedelapn adalah
bit paritas yang digunakan untuk deteksi kesalahan . Bit ini diatur sedemikin rupa sehingga biner
1 dalam setiap aktet, selalu ganjil (paitas gelap). Jadi suatu transmisi kesalahan yang dapat
mengubah suatu bit tunggal , ataupun apa pun jumlah bit yang ganjil, akan terdeteksi.
tegangan yang mungkin ditransmisikan melalui media kabel, contohnya tingkat tegangan positif
konstan mungkin mewakili biner 0 dan tingkat tegangan negatif konstan mungkin mewakili biner
1.
Keuntungan utama dari pensinyalan digita adalah lebih murah dibandingkan pensinyalan
analog dan tidak perlu rentan terdapat gangguan noise. Kerugian utama adalah sinyal digital
mengalami atenuasi lebih banyak dibandingan sinyal analog. Figur 3.11 menunjukkan urutan
dari pulsa tegangan, dibangkitkan oleh suatu sumber yang menggunakan dua tingkat tegangan,
dan tegangan yanag diterima tidak jauh dari bawah media pengantar. Oleh karena adanya
atenuasi, atau pengurangan dari kekuatan sinyal dari frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi, pulsapulsa tersebut membulat dan menjadi lebih kecil. Seharusnya sudah jelas bahwa atenuasi ini
dapat segera mengarahkan pada hilangnya informasi yang ada dalam sinyal yang disebarkan.
Selanjutnya, pertama-tama kita melihat pada beberapa contoh khusus dari tipe-tipe sinyal
kemudian membahas hubungan antara data dan sinyal.
Contoh mari kita kembali pada tiga contoh yang ada di sub bagian sebelumnya, masing-masing
contoh, kita akan mendeskripsikan sinyal tersebut dan memperkirakan banwidthnya.
Contoh yang paling dikenal dari informasi analog adalah audio, atau akustik, informasi, dalam
bentuk gelombang suara, dapat ditangkap secara langung oleh manusia. Tentu saja, suatu bentuk
dari informasi akustik adalah percakapan manusia. Bentuk informasi ini mudah dikonversikan
dalam bentuk sinyal elektromagnetik untuk transmisi (Figur 3.12). intinya, semua frekuensi
suara, yang amplitudonya dihitung dalam ukuran kekerasan, dikonversi dalam bentuk frekuensi
elektromagnetik, yang amplitudonya diukur dalam volt. Perangakat telepon terdiri dari suatu
mekanisme sederhan untuk membuat konversi seperti itu.
17
Dalam grafik sinyal analog umum ini, variasi ampitudo dan frekuensi membawa gradasi
dari kekerasan dan titinada dalam percakapan atau musik. Sinyal-sinyal serupa digunakan untuk
mentransmisikan gamber-gambar televise, tetapi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi.
Pada kasus data akustik (suara), data tersebut dapat diwakilkan secara langsung dengan
sebuah sinyal elektromagnetik didiami dengan spectrum yang sama.bagaimanapun juga, perlu
adanya kompromi antara ketepatan suara ketika ditransmisikan secara elektrik dan biaya
transmisi, yang naik seiring dengan naiknya bandwidth. Seperti yang disebutan,spectrum
percakapan rata-rata lebih tinggi dari 100 Hz sampai 7 kHz, meskipun bandwidth yang lebih
sempit akan menghasilkan reproduksi suara yang dapat diterima. Spektrum standar untuk sebuah
kanal suara adalah 300 sampai 3400 Hz. Hal ini cukup untuk transmisi percakapan,
meminimalkan kapasitas transmisi yang diperlakukan, dan memungkinkan penggunaan
seperangkat telepon yang tidak terlalu mahal. Transmitter, telepon mengkonversi sinyal suara
akustik yang datang menjadi sinyal elektromagnetik pada jangkauan 300 sampai 3400 Hz. Sinyal
ini kemudian ditransmisikan melalui sistem telepon kesebuah penerima, yang menghasilkan
kembali dalam bentuk suara akustik.
Sekarang, mari kita liat pada sinyal-sinyal video. Untuk memproduksi sesuatu sinyal
video, suatu kamera TV, yang melaksanakan fungsi-fungsi yang serupa dengan penerima TV,
digunakan. Satu komponen kamera adalah suatu plat yang peka cahaya, dimana sebuah gambar
difokuskan secara optic. Sinar elektronmenyapu plat dati kiri ke kanan dan atas ke bawah, dalam
cara yang sama seperti yang dilukiskan dalam Figur 3.10 untuk penerima. Ketika penerima
menyapu, suatu sinyal elektrik analog dikembangkan secara proposional dengan kecerahan dari
gambar pada titik tertentu. Kita menyebutkan bahwa total garis 483 discan pada kecepatan 30
scan penuh per detik. Hal ini adalah jumlah perkiraan yang tercatat dalam jumlah waktu yang
hilang selama interval jejak vertical. Standar AS aktual adalah 525 garis, tetapi sekitar 24 garis
hilang selama jejak vertical. Jadi, frekuensi scanning horizontal adalah (525 garis) x (30
scan/detik) = 15.750 garis perdetik.
Sekarang, kita berada dalam posisi untuk memperkirakan bandwidth yang dibutuhkan
untuk sinyal video. Untuk melakukan hal ini, kita harus memperkirakan frekuensi atas
(maksimum) dan rendah (minimum) dari band tersebut. Kita menggunakan penalaran berikut
untuk mencapai frekuensi maksimum. Frekuensi maksimum akan terjadi scan horizontal jika
tampilan tersebut berganti antara hitam dan putih secepat mungkin. Kita dapat memperkirakan
nilai maksimum ini dengan mempertimbangkan resolusi dari gambar video tersebut. Pada
dimensi vertical, terdapat 423 garis, sehingga resolusi vertical maksimum adalah 483.
Percobaan-percobaan telah menunjukkan bahwa resolusi subjektif aktual tersebut sekitar 70%
dari angka tersebut, atau sekitar 338 garis. Demi memperoleh gambar yang seimbang, resolusi
horizontal dan vertical seharusnya hampir sama. Oleh karena rasio lebar dan tinggi dari sebuah
layar TV adalah 4:3, resolusi horizontal seharusnya sekitar 4/3 x 338 = 450 garis. Pada kasus
terburuk, suatu garis scan akan mencapai 450 elemen bergantian hitam dan putih. Scan tersebut
akan menghasilkan sebuah gelombang, masing-masing putaran gelombang terdiri dari tingkat
tegangan yang ebih tinggi (hitam) dan lebih rendah (putih). Jadi, terdapat 450/2 =225 putaran
dari gelombang 52,5s, untuk sebuah frekuensi maksimum sekitar 4,2 MHz. sesungguhnya,
18
penalaran kasar ini cukup akurat. Batas yang leih rendah adalah frekuensi dc atau nol, dimana
komponen dc bersesuaian dengan rata-rata cahaya dari tampilan (nilai rata-rata dengan
kecerahan melebihi tingkat acuan hitam). Jadi, bandwidthnya sinyal video kira kira 4MHz 0 =
4 MHz.
Pembahasan berikutnya tidak mempertimbangkan warna atau komponen audio dari
sinyal. Dengan mencakup hal-hal ini dihasilkan bandwidthnya yang tetap sekitar 4 MHz.
Akhirnya, contoh ketiga yang dideskripsikan adalah kasus umum dari data biner. Dat biner
dibangkitkan oleh terminal, computer, dan perlengkapan pengolahan data lainnya, kemudian
dikonversikan dalam pulsa-pulsa tegangan digital untuk ditransmisi, seperti diilustrasikan dalam
figur 3.13. sinyal yang biasa digunakan untuk dat seperti itu menggunakan dua tingkat tegangan
(dc) yang konstan, satu tingkat untu biner 1dan lainnya untuk biner 0. (pada bab 5, kita akan
melihat bab ini adalah salah satu alternatif, dianggap sebagai NRZ). Sekali lagi, kita tertarik pada
bandwidth dari sinyal seperti itu. Hal ini akan bergantung, pada kasus khusus apa pun, pada
bentuk yang tepat dari bentuk gelombang dan urutan 1 dan 0. Kita dapat memperoleh beberapa
pemahaman dengan mengamati figur 3.8 (di bandingkan dengan figur 3.7). seperti yang dapat
diliat, semakin besar bendwidth sinyal, semakin terpecaya bandwidth itu dalam memperkirakan
suatu aliran pulsa digital.
Input pengguna pada PC dkonversi dalam deretan digit biner (1 dan 0). Pada grafik suatu
sinyal digital umum ini, biner satu diwakilkan dengan -5 volt dan biner nol diwakili dengan +5
volt. Sinyal untuk masing-masing bit memiliki durasi 0,02 ms, memberikan kecepatan data
50.000 bit per detik (50 kbps).
19
pada pebahasan berikutnya,kita melihat pada sinyal-sinyal analog yang digunakan untuk
menmpilkan data analog dan digital yang digunakan untuk mewakili data digital. Umumnya,
data analog adalah sebuah fungsi waktu dan mempergunakan spectrum frekuensi yang terbatas ;
data seperti itu dapat diwakilkan dengan sebuah sinyal elektromagnetik yang menggunakan
spectrum yang sama. Data digital dapat diwakili dengan sinyal-sinyal digital, dengan tingka
tegangan yang berbeda untuk masing- masing dari dua digit biner.
Seperti yang diilustrasikan pada Figur 3.14, ini bukanlah satu-satunya kemungkinan. Data
digigital dapat juga diwakili oleh sinyal-sinyal analog dengan menggunakan sebuah modem
(modulator/demodulator). Modem tersebut mengkonversi rangkaian pulsa tegangan biner
(bernilai-2) dalam suau sinyal analog dengan mengkodekan data digital dalam suatu frekuensi
pembawa. Sinyal yang dihasilkan mempergunakan sebuah spectrum frekuensi tertentu yang
terpusat disekita pembawa dan mungkin menyebar sepanjang media yang cocok dengan
pembawanya. Modem-modem yang paling umum merepresentasikan ata digital dalam spectrum
suara dan oleh karena itu memungkinkan data-data tersebut disebarkan melalui jalur telepon
suara bertingkat. Pada ujung jalur, modem lainnya mendemodulasikan sinyal tersebut untuk
menemukan kembali data asli.
20
Figur 3.14 Persinyalan Digital dan Analog dari Data Digital dan Analog
Pada sebuah operasi yang sangat mirip dengan yang dilakukan oleh modem, data analog
dapat diwakili dengan sinyal-sinyal digital. Perlengakapn yang melakukan fungsi ini untuk data
suara adalah sebuah cadec (coder-decoder). Pada dasarnya. Codec mengambil sinyal analog yang
secara langsung mewakili data suara dan memperkirakan sinyal itu dengan sebuah aliran bit.
Pada penerima ujung, aliran bit digunakan untuk membentuk kembali data analog.
sinyal analog.
Tidak dipergunakan
Sehingga, Figur 3.14 menyarankan bahwa data dapat dikodekan dalam sinyal-sinyal dalam
bebagai cara. Kita akan kembali pada topik ini Bab 5.
21
Teknologi digital: kedatangan teknologi large-scale integration (LSI) dan very=largescale integration (VSLI) dapat menyebabkan penurunan terus menerus dalam biaya dan
ukuran untaina digital. Perlengkapan analog tidak menunjukkan penurunan yang sama.
Integritas data: dengan menggunakan repeater bukannya amplifier, efek noise dan
gangguan sinyal lainnya tidak menumpuk. Dengan demikian, memungkinkan untuk
mentransmisika data pada jarak yang lebih jauh dengan kualitas lebih rendah melalui
peralatan digital sambil tetap mempertahankan integritas data.
22
Integrasi : dengan memperlakukan data analog dan data digital secara digital, semua
sinyal memiliki bentuk yang sama da dapat diperlakukan dengan sama. Dengan
demikian, skala ekonomis dan kenyamanan dapat diperoleh dengan memadukan suara,
video, dan data digital.
23
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari urain pada bab pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan , antara lain:
1.
Terminologi dari transmisi data adalah proses transimisi atau pengiriman data yang terjadi
antara transmitter dan receiver melalu media tertentu.
2.
Media transmisi dibagi menjadi dua yaitu, media terpandu (guided media) dan media tak
terpandu (Unguided media) atau yang sering disebut dengan nirkabel.
3.
Pada transmisi data terdapat 3 jenis jalur transmisi. Jenis pertama berupa link langsung
(direct link), jenis kedua yaitu titik ke titi (point-to-point) dan yang ketiga yaitu multilink
(multipoint).
4.
Dalam transmisi data dikenal beberpa konsep yang terkait dalam proses transimsi. Konsep
pertama yaitu konsep yang menjelaskan hubungan proses transmisi dengan domain waktu.
Sedangkan konsep kedua yaitu konsep domain frekuensi, yaitu konsep yang menjelaskan
hubungan antara kecepatan data dan bandwith dalam proses transmisi data.
5.
24