Está en la página 1de 4

Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang sudah ada lama di dunia.

Penyakit
dengan gejala yang serupa ditemukan di ensiklopedia medis dari Cina tertanggal
tahun 992. Kota-kota pelabuhan abad 18 dan 19 menciptakan kondisi lingkungan
yang sesuai bagi pertumbuhan nyamuk demam berdarah. Nyamuk dan virus yang
berperan dalam penyakit ini terus menyebar ke berbagai daerah baru dan telah
menyebabkan banyak epidemi di seluruh dunia. Salah satu epidemi Demam Berdarah
pada Anak yang paling pertama terjadi di daerah Asia Tenggara.
http://klikharry.com/2012/02/08/demam-berdarah-pada-anak/
Perlu diketahui terlebih dahulu oleh ibu-ibu, Demam Berdarah Dengue itu tidak
menyerang setiap waktu. Demam Berdarah Dengue juga tergantung dari musim yang
ada saat itu. Demam Berdarah Dengue terutama terjadi pada saat musim hujan. Di
Indonesia dengan iklim tropis dan curah hujan tinggi, DBD sudah menjadi
langganan setiap tahun. Angka kejadiannya paling tinggi pada musim penghujan
yaitu sekitar bulan Februari, Maret, dan April. Di pedesaan, peningkatan kasus sudah
mulai terjadi di bulan Desember, sedangkan untuk perkotaan, puncak terjadi pada
bulan Mei-Juni.
Ingat, Demam saja ada banyak penyebabnya. Bisa karena infeksi saluran pernafasan
seperti pilek, radang amandel maupun penyakit amandel (tonsilitis). Infeksi bisa juga
menyerang telinga, saluran kencing, saluran pencernaan, dan lain-lain. Pendeknya,
apa saja bisa diserang oleh virus dan bakteri. Demam itu adalah pertanda adanya
infeksi, dan tubuh sedang memerangi virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit
tersebut. Demam satu hari tidak menjadi indikasi perawatan di Rumah Sakit.Di
rumah, anak harus dipastikan minum banyak cairan dan dipantau suhunya setiap hari.
Jika demam berlanjut, orang tua untuk datang kembali di hari ke-3 demam untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium.
Demam berdarah pada anak sebenarnya disebabkan oleh infeksi virus dengue tipe 1-4,
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa
spesies Aedes lainnya. Nyamuk ini kakinya belang-belang putih-hitam dan
mengigitnya justru di siang hari. Tidak semua orang yang terkena virus dengue akan
mengalami demam dengan gejala berat, sebagian lagi hanya sakit ringan. Di
Indonesia sendiri, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan, dan yang dihubungkan
dengan gejala DHF yang parah adalah tipe 3. Kekebalan (imunitas) terhadap satu
jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya. Jumlah kasus DHF
utamanya meningkat pada musim hujan dimana sumber air bersih bagi
perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan
program pembersihan lingkungan yang baik.
Virus Dengue
Virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.
Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit
ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah
terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10
hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia
sehat yang digigitnya.

GEJALA AWAL
Banyak yang berpendapat bahwa gejala Demam Berdarah pada Anak itu adalah
dengan munculnya bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang meski kulit
diregangkan, gusi berdarah, mimisan, dan tinja berdarah. Bintik-bintik merah di kulit
bisa muncul sendiri atau dibuat muncul dengan uji bendung. Biasanya uji bendung
dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah yang digembungkan di
seputar lengan hingga pembuluh darah tertekan. Bila positif, akan muncul bintikbintik merah.
INGAT, TIDAK SELURUH DEMAM BERDARAH PADA ANAK MEMPUNYAI
UJI BENDUNG YANG POSITIF
Uji bendung yang positif menunjukkan bahwa telah terjadi kelainan konsentrasi di
dalam darah.
Menurut Info Penyakit Menular yang dikeluarkan Departemen Kesehatan, ruam
berupa bercak merah tidak selalu muncul pada hari pertama pasien mengalami panas
tinggi. Bercak merah bisa muncul pada hari keempat sakit berupa bercak-bercak
merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Kadang-kadang bercak merah
hanya muncul pada daerah tangan atau kaki saja. Sementara pada awal panas, ruam
yang muncul bisa berupa flushing (kemerahan pada muka, leher, dan dada).
Pada hari pertama, arah penyakitnya belumlah keliatan. Orangtua hanya perlu
mengawasi kondisi fisik anak dan gejala-gejala lain yang menyertai demam. Jika
anak demam tapi tenang-tenang saja, masih bisa jalan, makan dan minum, bahkan
bermain, maka orangtua tak perlu khawatir. Bahkan kalau perlu tidak usah
menurunkan demamnya. Cukup diberi air minum yang banyak. Obat penurun panas
baru perlu diberikan jika anak merasa gelisah dan tidak nyaman dengan kondisi
panasnya. Tetapi jika anak misalnya cenderung lemas, muntah-muntah, dehidrasi,
tidak mau makan, dan sangat rewel sebaiknya orangtua mulai waspada, terlebih lagi
jika anak mulai mengalami gejala sesak nafas atau ada bintik merah di permukaan
kulit, dan sebagainya. Jika gejala ini muncul, anak harus dibawa ke dokter.
Jika demam terusmenerus selama 3 hari dan mendingin pada hari ke 4 dan 5 disertai
menggigil hebat, bisa jadi itu adalah Demam Berdarah pada Anak.
Gejala yang harus diwaspadai:
Demam tinggi mendadak, >38 C, 2-7 hari
Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa
Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
Nyeri kepala, pusing
Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
Wajah kemerahan
cairan-infus Trombosit turun belum pasti Demam Berdarah pada Anak.

Pemeriksaan darah yang dilakukan terlalu dini (misalnya demam baru satu hari)
belum bisa memperkirakan apakah benar anak terkena DEMAM BERDARAH
DENGUE, karena trombosit dan hematokrit masih normal. Panas hari ketiga
penurunan trombosit bisa dideteksi. Kalau normal 150.000-400.000/ul darah, hari
ketiga turun jadi 100.000-150.000/ul, hari keempat 50.000-100.000/ul hari kelima
kurang dari 50.000/ul atau jumlah trombosit terendah. Hemokonsentrasi, yaitu
pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler),
ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Kadar hematokrit penanda kebocoran pembuluh darah, terus meningkat dan
puncaknya pada hari kelima. Jumlah hematokrit normal tergantung umur, janis
kelamin, dan berat badan.
Dengue Syok Syndrome
Syok Demam Berdarah
Demam mendadak turun, ujung-ujung jari teraba dingin, denyut nadi kecil dan cepat
serta tekanan darah menurun dan anak tampak lemas. Semua ini terjadi akibat cairan
merembes ke luar dari pembuluh darah. Anak seolah-olah kekurangan cairan darah
dan sirkulasi tubuh menjadi gagal berfungsi. Akhirnya anak mengalami syok.
Tandanya, kulit teraba dingin terutama ujung jari dan kaki, biru di sekitar mulut, anak
gelisah sekali dan lemas, nadinya lemah dan cepat bahkan bisa tidak teraba
denyutnya.
Pengobatan dan tatalaksana Demam Berdarah
Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas jika
demam, vitamin penambah nafsu makan, antimuntah jika dibutuhkan. Perlu diingat
juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DHF murni (tanpa
adanya infeksi bakterial).
Pengobatan DHF sesungguhnya bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak
memerlukan obat untuk kausanya (seperti antivirus). Yang paling ditekankan adalah
nutrisi dan hidrasi alias makan dan minum yang cukup. Lebih ditekankan untuk
minum yang banyak, untuk mengatasi efek kebocoran plasma darah dan
meningkatkan jumlah trombosit. Bila kaki dan tangan dingin, tanda terjadi shock,
atasi dengan infus atau minum sebanyak-banyaknya.
Hari keenam jumlah trombosit meningkat dan kembali normal pada hari kedelapan.
Hematokrit juga berangsur turun dan normal kembali pada hari yang sama. DHF
umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7-8 hari, jika tidak ada
infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda
penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan
minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali.
Pencegahan
Tindakan paling efektif adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin
menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pencegahan Demam Berdarah
pada Anak dapat dilakukan dengan mengendalikan jumlah nyamuk, antara lain

dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,


mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup
dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan
ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah. Nyamuk pembawa virus
dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk
abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk.
Selain itu dapat juga digunakan larvasida.
GERAKAN 3M
GERAKAN 3M
Penyakit Demam Berdarah pada anak belum diketahui obatnya maupun vaksinnya.
Masyarakat DIHARAPKAN berperan aktif mengambil peran memutuskan mata
rantai penularan penyakit DBD agar penyebarannya dapat ditekan atau dicegah sedini
mungkin dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN dilakukan
melalui kegiatan 3 M Plus secara berkala minimal seminggu sekali di perumahan,
tempat kerja, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya.
3 M Plus adalah menguras tempat penampungan air/bak mandi, menutup rapat-rapat
tempat penempungan air, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan secara teratur seminggu sekali, plus memburu dan membunuh jentik nyamuk,
mengenakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, memasang kawat kassa dan
menutup lubang potongan bambu.
Memberi pertolongan pertama apabila ada anggota keluarga yang menderita panas
tanpa sebab yang jelas dengan memberi obat penurun panas atau mengompres dengan
air hangat, memberi minum sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh,
selanjutnya penderita segera dibawa ke sarana kesehatan terdekat untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
Fogging atau pengasapan hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat secara
selektif untuk penanggulangan terfokus di daerah yang ada penderita DBD yang
sudah menular.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan demam berdarah pada anak selalu muncul
tiap tahun yaitu Indonesia merupakan daerah tropis sebagai tempat yang sangat cocok
untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegepty penular DBD dan musim hujan
merupakan saat perkembangbiakan tercepat.
Faktor-faktor lainnya adalah kesadaran kebersihan lingkungan yang rendah, budaya
menyimpan air di tempat terbuka pada sebagian besar masyarakat Indonesia
memberikan tempat bagi nyamuk Aedes aegepty untuk berkembang biak, populasi
penduduk yang padat serta mobilitas manusia yang tinggi juga menyebabkan
penularan penyakit demam berdarah dengan cepat.

También podría gustarte