Está en la página 1de 12

Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan

Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

Analisis Produktivitas Sumur setelah


Pengasaman Menggunakan Persamaan
Kurva IPR Aliran Dua Fase
Djoko Askeyanto1) dan Edward ML Tobing2)
1)

Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran


Jl. SWK 104 Lingkar Utara, Condongcatur, Yogyakarta 55283
2)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS
Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150
Teregistrasi I tanggal 6 Agustus 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 23 November 2012
Disetujui terbit tanggal: 31 Desember 2012

ABSTRAK
Kurva Inow Performance Relationship (IPR) merupakan hubungan antara laju produksi terhadap
tekanan alir dasar sumur. Bila kurva IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva pipa alir, maka perpotongan kedua kurva tersebut merupakan laju produksi yang optimum. Pengaruh faktor skin terhadap
kurva IPR akan mengubah kemiringan kurva, sehingga laju produksi akan berubah pada suatu tekanan alir
dasar sumur. Stimulasi pengasaman terhadap sumur akan menyebabkan faktor skin menjadi lebih kecil,
sehingga akan mengubah kemiringan kurva IPR serta naiknya laju produksi optimum. Perkiraan kenaikan
laju alir produksi tersebut diperoleh dari kurva IPR yang ditentukan berdasarkan hasil uji produksi dan
transient tekanan sumur setelah dilakukan stimulasi pengasaman. Dalam tulisan ini diusulkan persamaan
kurva IPR untuk sumur yang telah dilakukan stimulasi pengasaman berdasarkan data uji produksi dan
transient tekanan sumur sebelum stimulasi pengasaman dilakukan, dan sumur tersebut diproduksikan
dari reservoir bertenaga dorong gas terlarut (aliran dua fase minyak dan gas). Persamaan IPR tersebut
dikembangkan menggunakan simulator sumur tunggal aliran dua fasa. Rentang data yang luas dari sifat
batuan dan uida reservoir yang menggambarkan sistem sumur reservoir, digunakan untuk mengembangkan
persamaan tersebut dengan cara statistik. Perkiraan kenaikan laju produksi minyak optimum setelah
stimulasi pengasaman berdasarkan persamaan yang diusulkan, dapat digunakan untuk menganalisis nilai
keekonomian operasi pengasaman pada sumur tersebut.
Kata kunci: stimulatif pengasaman, kurva inow performance relationship, aliran dua fase
ABSTRACT
Inow Performance Relationship curve is the relationship between production rate versus well owing
pressure. When the IPR curve is combined with tubing pressure curve, the intersection between two curves
is becomes the optimum production rate. The skin factor is very inuential on slope of the curve IPR that
will affect the change of production rate in accordance with the bottom whole owing. The Stimulation
of acidizing on the well will result in reduction of skin factor value, which causes changes in the slope
of curve IPR that resulted in optimum ow rate. The production ow rate estimates were obtained from
the curve IPR that determined by production and well pressure transient test after stimulation acidizing.
In this paper proposed the equation of IPR curve for well that have done acidizing stimulation based on
production and pressure transient test prior to the acidizing stimulation data, in which the reservoir has
gas solution drive mechanism for oil and gas production (two phase ow oil and gas). The IPR equation
was developed by using single well two phase ow simulator. Reservoir rock and uid data that describes
a system of reservoir in well that are used to develop the equation is done by statistical. This equation in
addition can be used to estimate the optimum production rate and also to analyze the economical operation
of the acidizing work per well.
Keywords: stimulation acidizing, inow performance relationship curve, two phase ow
153

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

I. PENDAHULUAN
Kinerja produktivitas sumur dapat digambarkan
dengan persamaan Inow Performance Relationship
(IPR) atau dalam bentuk kurva yang merupakan
hubungan antara laju produksi dan tekanan alir dasar
sumur pada suatu tekanan reservoir. Dan bila kurva
IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva pipa
alir, maka perpotongan antara kurva IPR tersebut
dengan kurva pipa alir merupakan laju alir yang
optimum. Pada awalnya kinerja produktivitas sumur
yang dinyatakan sebagai productivity index (PI)
mempunyai harga yang tetap, sehingga kurva IPR
merupakan garis linier. Akan tetapi untuk sumur yang
mempunyai tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari
tekanan saturasi, maka uida yang mengalir terdiri
dari dua fase (minyak dan gas), sehingga anggapan
tersebut di atas tidak dapat lagi digunakan. Harga
PI dari sumur tersebut akan semakin besar dengan
semakin besarnya laju produksi, sehingga kurva IPR
tidak lagi berbentuk linier.
Hal lain yang sangat memengaruhi bentuk kurva
IPR adalah faktor skin, sehingga akan mengubah
harga PI. Dengan demikian perubahan harga faktor
skin akan mengubah kurva IPR. Klins 4) dalam
penelitiannya telah mengembangkan persamaan
IPR untuk sumur yang mengalami kerusakan atau
perbaikan dengan rentang harga skin dari -4 sampai
dengan +6. Untuk sumur yang telah dilakukan
stimulatif pengasaman atau perbaikan, metoda
yang telah dikembangkan tersebut mempunyai
keterbatasan pada anggapan yang digunakan dan
data yang tersedia, sehingga perkiraan kurva IPR
yang dihasilkan kurang memadai.
Stimulatif pengasaman akan menyebabkan
harga faktor skin menjadi lebih kecil, sehingga
kemiringan kurva IPR menjadi lebih besar dan
menyebabkan kenaikan laju alir optimum. Besar
kenaikan laju alir optimum tersebut digunakan
untuk menganalisis keekonomian setelah dilakukan
stimulatif pengasaman. Pada kenyataannya, kenaikan
laju alir optimum tersebut diperoleh melalui kurva
IPR yang ditentukan dari data uji produksi dan
transient tekanan setelah stimulatif pengasaman
dilakukan.
Dalam tulisan ini diusulkan persamaan IPR untuk
sumur yang telah dilakukan stimulatif pengasaman
dengan menggunakan data uji produksi dan transient
tekanan sebelum pengasaman dilakukan. Untuk
154

mengembangkan kurva IPR tersebut digunakan


simulator sumur tunggal aliran dua fase. Simulator ini
didasarkan pada persamaan partial differential untuk
gas, minyak, dan air serta penyelesaian persamaan
tersebut dilakukan secara numerik menggunakan
metoda nite difference dan fully implicit. Model
matematik tersebut telah di run dalam rentang
yang luas dari sifat batuan dan fluida reservoir,
serta pada selang harga faktor skin dari -4 sampai
dengan +20, untuk memperoleh hubungan antara
laju alir minyak dan tekanan alir dasar sumur pada
berbagai harga tekanan reservoir. Persamaan kurva
IPR usulan diperoleh dari hasil regresi non linier
yang merupakan fungsi faktor skin. Dan persamaan
tersebut telah divalidasi terhadap persamaan kurva
IPR yang dipublikasikan oleh Fetkovich, Vogel,
dan Standing. Sedangkan keberhasilan stimulatif
pengasaman dapat dilihat dari perubahan esiensi
aliran, sehingga dikembangkan pula hubungan
antara faktor skin dengan efisiensi aliran untuk
memperkirakan kurva IPR. Model plot Vogel 7)
digunakan untuk menggambarkan bentuk umum
dari produktivitas sumur tersebut. Dengan demikian
maka kurva IPR setelah stimulatif pengasaman dapat
diperkirakan dengan menggunakan data uji produksi
dan transient tekanan yang diperoleh sebelum
stimulatif pengasaman, serta perkiraan harga faktor
skin setelah stimulatif pengasaman.
II. STIMULATIF PENGASAMAN
Tujuan dilakukan stimulatif pada sumur adalah
untuk memperbaiki atau meningkatkan produksi
sumur tersebut. Kadang-kadang pada perioda awal
produksi sumur menunjukkan permeabilitas reservoir
yang rendah, sehingga diperlukan stimulatif untuk
dapat dimulainya produksi dari suatu reservoir.
Tetapi pada keadaan yang lain, stimulatif dilakukan
juga untuk memperbesar permeabilitas disekitar
sumur, karena produksi dari sumur tersebut sudah
rendah. Salah satu jenis stimulatif yang umum
diterapkan pada sumur minyak adalah pengasaman.
Sedangkan kondisi pengasaman dilakukan dibawah
tekanan rekah batuan reservoir, yang mempunyai
tujuan memperbaiki permeabilitas alami dari batuan
tersebut. Pengasaman sumur dilakukan dengan cara
memompakan larutan asam kedalam sumur, agar
dapat melarutkan semen jenis limestone, dolomite
atau calcite yang terletak diantara butir batuan
sedimen (lihat Gambar 1).

Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan


Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

Jenis pengasaman yang dapat dilakukan pada


sumur minyak terdiri dari pengasaman matrix dan
pengasaman rekah. Pengasaman matrix dilakukan
dengan cara memompakan larutan asam melalui
sumur sehingga larutan asam tersebut dapat masuk
kedalam pori-pori batuan reservoir. Fungsi larutan
asam pada jenis pengasaman ini adalah untuk melarutkan sedimen dan padatan lumpur yang menghalangi permeabilitas batuan, dan memperbesar
pori-pori alami reservoir serta menstimulatif aliran
hidrokarbon. Pengasaman matrix dilakukan pada
kondisi tekanan yang cukup rendah untuk mencegah terjadi rekahnya batuan reservoir. Sedangkan
pengasaman rekah membutuhkan tekanan pemompaan asam yang tinggi ke dalam sumur.
Akibatnya batuan reservoir akan rekah dan dapat
melarutkan sedimen yang menghalangi permeabilitas
batuan. Pengasaman rekah ini akan membentuk
saluran yang menerus sehingga dapat mengalirkan
hidrokarbon. Jenis asam yang biasa digunakan
untuk stimulatif sumur minyak adalah HCL (asam
khlorida), yang berguna untuk melarutkan carbonate,
limestone atau dolomites dari batuan, atau HF (asam
ourida) yang digunakan untuk melarutkan quartz,
pasir dan clay dari batuan reservoir.
III. PENGEMBANGAN MODEL
Model yang dikembangkan adalah model
matematik yang dapat menggambarkan sumur
produksi dari suatu reservoir dengan tenaga pendorong
gas terlarut, yang merupakan model matematik aliran
dua fase minyak dan gas dari boundary reservoir ke
sandface (Eclipse-100 versi 2005). Model matematik
tersebut merupakan model radial two-phase single
well, yang dikembangkan dengan menyelesaikan
persamaan partial differential untuk fasa minyak
dan gas secara numerik. Model tersebut terlebih
dahulu divalidasi, yaitu untuk aliran satu fasa
(minyak), dua fasa (minyak-gas) dan tiga fasa (gasminyak dan air) dengan membandingkan kemiringan
hubungan antara dimensionless wellbore pressure
drop terhadap dimensionless time, yang didapat
dari model dan persamaan analitik. Plot dari model
tersebut menghasilkan kemiringan sebesar 1.151
pada perioda early transient, seperti yang dinyatakan
dalam persamaan analitik. Dengan menggunakan
model ini, distribusi tekanan dan saturasi sepanjang
reservoir pada berbagai laju alir produksi dapat
dihitung. Gas dan minyak mengalir dari reservoir

Gambar 1
Stimulasi pengasaman sulfur

ke dasar lubang sumur, sesuai dengan hukum aliran


fase-ganda dalam media berpori. Dalam model ini
tidak didenisikan batas gas-minyak, sehingga gas
dan minyak akan mengalir secara serempak dari
reservoir ke dasar lubang sumur. Selain itu, reservoir
dianggap bersifat homogen dan isotropis dengan tebal
konstan. Reservoir merupakan reservoir tertutup,
tidak ada aliran uida pada batas luar reservoir. Pada
keadaan awal, tekanan reservoir di setiap titik dalam
reservoir sama besar dan demikian pula halnya harga
saturasi awal untuk gas dan minyak. Bila dalam
media berpori terjadi aliran aliran dua fase (minyak
dan gas), maka pada keadaan awal tekanan reservoir
harus lebih rendah dari pada tekanan saturasi. Selain
itu harga saturasi air mula-mula di setiap titik lebih
rendah dibandingkan dengan saturasi air kritis. Hal
ini perlu ditentukan untuk memastikan bahwa aliran
yang terjadi adalah aliran gas dan minyak. Selain
itu dapat juga dilakukan anggapan bahwa ada atau
tidak ada hambatan di sekitar lubang sumur, dengan
demikian faktor skin ditentukan berkisar dari -4
sampai dengan +20.
Untuk merepresentasikan kondisi produksi,
dimulai sejak sumur dibuka sampai mencapai
waktu aliran mantap, dianggap bahwa besarnya
laju produksi konstan, sedangkan tekanan alir dasar
sumur berubah. Dan anggapan lain adalah tekanan alir
dasar sumur tetap sedangkan laju produksi berubah.
Dengan menggunakan model ini, maka dapat dihitung tekanan alir dasar sumur pada setiap harga laju
produksi yang tetap dari waktu ke waktu.
Aliran uida dua fase gas dan minyak, yang
mengalir secara radial dalam reservoir berpori yang
155

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

berbentuk silindris dengan tebal konstan, dapat


dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial.
Persamaan diferensial tersebut dipecahkan secara
serempak, dengan menggunakan syarat awal dan
syarat batas. Pemecahan persamaan diferensial dan
syarat batasnya tersebut dilakukan secara numerik,
dengan menggunakan nite difference, dan metode
fully Implicit. Dengan cara ini reservoir dapat dibagi
dalam grid-blok, dimana ukuran grid-blok makin
dekat ke lubang sumur semakin kecil. Dengan
menggunakan simulator sumur tunggal ini, dapat
diperoleh antara lain distribusi tekanan dan saturasi
secara radial sepanjang reservoir di setiap grid-blok
pada saat kondisi aliran steady state tercapai. Dengan
demikian tekanan serta saturasi minyak atau gas pada
sand face dapat ditentukan, berdasarkan tekanan
dan saturasi pada grid-blok yang terdekat dengan
lubang sumur. Perhitungan ini dilakukan dimulai
pada periode transient sampai dengan tercapainya
waktu pseudo steady state.
Untuk dapat mengembangkan persamaan kurva
inow performance pada sumur yang telah dilakukan
stimulatif pengasaman, maka model matematik yang
telah disiapkan kemudian di run untuk berbagai
pasangan data. Sembilan pasangan data yang
digunakan ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Dengan model matematik tersebut, hubungan antara
tekanan alir dasar sumur dan laju alir minyak pada

berbagai kondisi setelah dilakukan stimulatif dapat


dihitung.
IV. PENGEMBANGAN PERSAMAAN
KURVA IPR
Model matematik telah di run dalam rentang yang
luas dari data sifat-sifat batuan dan uida reservoir
serta ukuran yang berbeda dari reservoir. Rentang
dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel
2. Untuk suatu pasangan data pada berbagai tekanan
reservoir dan faktor skin tertentu (faktor skin mulai
dari -4 sampai dengan +20), maka hubungan antara
tekanan alir dasar sumur dan laju alir minyak dapat
dihitung.
Pengembangan persamaan kurva Inflow
Performance Relationship berdasarkan model plot
Vogel7), yaitu plot antara perbandingan tekanan alir
dasar sumur dengan tekanan reservoir (Pwf/Pr) terhadap
perbandingan laju alir minyak dengan laju alir minyak
maksimum pada harga faktor skin= -4 (Qo/Qo max@S= -4).
Qo max@S= -4 adalah laju alir maksimum akibat stimulatif
pengasaman pada kondisi skin faktor mencapai -4.
Gambar 2 dan 3 masing-masing adalah plot Pwf/Pr
terhadap Qo/Qo max@S= -4, yang menggambarkan kurva
Inow Performance Relationship tidak berdimensi
(dimensionless) untuk faktor skin = - 4 dan faktor skin
= -3. Kurva inow performance yang diperoleh dari
model tersebut, dikelompokkan berdasarkan harga

Tabel 1
Pasangan input data-1

156

Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan


Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

Tabel 2
Pasangan input data-2

Gambar 2
Plot Pwf/Pr terhadap Qo/(Qo maks @S= -4)
untuk faktor skin = -4

Gambar 3
Plot Pwf/Pr terhadap Qo/(Qo maks @S= -4)
untuk faktor skin = -3

faktor skin. Analisis regresi non linier telah dilakukan


untuk setiap titik data dari setiap kelompok faktor
skin berdasarkan acuan harga koesien korelasi, dan
menghasilkan persamaan berikut:

Harga konstanta C0, C1, dan C2 untuk setiap harga


faktor skin ditunjukkan pada Tabel 3. Selanjutnya
harga konstanta C0, C1, dan C2 masing masing diplot
terhadap harga faktor skin, yang dapat dilihat pada
Gambar 4 dan Gambar 5. Analisis regresi non linier
kembali dilakukan terhadap setiap titik data dari
kelompok konstanta persamaan C0, C1, dan C2, yang
menghasilkan persamaan berikut ini:

Qo
(Qo max@ S

4)

Pwf
C 0  C1
Pr

P
 C 2 wf

Pr

(1)

157

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

C 0 0.5931996  6.623898 E  02 * S  4.610498E  03 * S 2  1.198159 E  04 * S 3

(2)

C1 2.268323E  02  2.320974 E  02 * S  2.113592 E  03 * S 2 1.5317119 E  05 * S 3

(3)

0.5971794  8.422183E  02 * S  6.202954 E  03 * S 2  1.573787 E  04 * S 3

(4)

C2

V. PERKIRAAN FAKTOR SKIN SETELAH


STIMULATIF PENGASAMAN
Setelah stimulatif pengasaman dilakukan pada
suatu sumur, selain harga faktor skin yang berubah,
demikian juga harga esiensi alirannya. Esiensi
aliran (FE) merupakan perbandingan produktivitas
pada suatu harga faktor skin dengan produktivitas
pada harga faktor skin sama dengan nol, atau

wQo

wP
wf
s

wQo

wP
wf
S 0

Js
Jo

FE

(5)

Berdasarkan Persamaan (1), Qo pada suatu harga


faktor skin adalah:

Qos

^ Qo maks @ S

4

P
`C o  C1 wf

Pr

 C 2 wf
Pr

wQo

wP
wf

S  12.60957 

14.71987
0.1480145 FE

(9)

Harga esiensi aliran setelah stimulatif pengasaman,


dapat didekati dengan persamaan yang dikembangkan
oleh Muskat 8):

FE
(6)

D ln re / rw
Js
ln(re / rw )  D ln(re / rw ) J o

(10)

Parameter D ditentukan berdasarkan persamaan


yang dikembangkan oleh Schechter dan Gidley 8)
berikut ini:

sehingga,
wQo

wP
wf

Dengan mensubsitusikan konstanta C1 dan C2


(Tabel 3) untuk faktor skin sama dengan nol, dan
konstanta C1 dan C2 untuk suatu harga faktor skin,
maka esiensi aliran untuk suatu harga perbandingan
(Pwf/Pr) dapat ditentukan. Plot antara faktor skin
terhadap esiensi aliran dapat dilihat pada Gambar 6.
Analisis regresi non linier terhadap data plot tersebut
diperoleh persamaan esiensi aliran yang merupakan
fungsi faktor skin berikut ini:

^Q

omaks @ S  4

^Q

omaks @ S  4

^Pr `

` CP

Pwf
 2C 2
Pr

Pwf
C1  2C 2

Pr

, atau

(7)

I
D exp[2(I  I1 )]
I1

(11)

dimana:
Bila disubsitusikan Persamaan (7) ke dalam
persamaan (5), maka diperoleh:

Pwf

C1  2C 2

Pr s
FE

Pwf

C1  2C 2
Pr S

158

(8)
0

I 1  (1  S ol )(1  I1 )

(12)

Sol adalah kelarutan batuan formasi terhadap


larutan asam dalam satuan % berat, yang ditunjukkan
pada Tabel 4. Dengan diketahui harga perkiraan
esiensi aliran setelah stimulatif pengasaman, maka
perkiraan harga faktor skin dapat ditentukan dengan
Persamaan (9).

Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan


Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

VI. VALIDASI PERSAMAAN KURVA IPR


USULAN
Berdasarkan persamaan kurva Inow Performance
Relationship usulan yang telah dikembangkan pada
Persamaan (1), maka perlu dilakukan validasi
terhadap persamaan tersebut. Data uji yang digunakan
dalam validasi tersebut, dibagi dalam 3 (tiga) kategori
yang terdiri dari:

kurva Inow Performance Relationship dilakukan


berdasarkan usulan Persamaan (1), dan dibandingkan
dengan metoda yang dikembangkan oleh Fetkovich
dan Vogel, yang ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil
plot antara Pwf terhadap Qo dapat dilihat pada
Gambar 7. Persen perbedaan antara hasil perhitungan

A. Faktor skin = 0, esiensi aliran (FE) = 1 dan


faktor kemiringan Fetkovich (n) = 1
Data hasil uji produksi dan transient tekanan
yang digunakan untuk memvalidasi persamaan
kurva Inflow Performance Relationship usulan
dalam kategori A, mengacu pada makalah yang
dipublikasikan oleh Fetkovich3). Dalam makalahnya,
Fetkovich mengajukan faktor kemiringan n yang
menunjukkan pola aliran yang terjadi di dalam sumur.
Harga n sama dengan satu menunjukkan pola aliran
laminer, sedangkan jika harga n sama dengan
0.5 menunjukkan pola aliran turbulen. Perhitungan

Gambar 4
Plot konstanta C0 dan C2 terhadap faktor skin

Tabel 3
Harga konstanta C0, C1 dan C2

Gambar 5
Plot konstanta C1 terhadap faktor skin

Tabel 4
Laju reaksi 15% HCL untuk batuan karbonate

Gambar 6
Plot esiensi aliran terhadap
faktor skin pada berbagai (Pwf/Pr)

159

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

Qo untuk berbagai Pwf berdasarkan usulan Persamaan


(1) dengan metoda Fetkovich, berkisar pada rentang
5.23% sampai dengan 5.64%. Pada tekanan alir
sama dengan nol, perkiraan laju alir maksimum
berdasarkan persamaan usulan lebih kecil 5.31%
dibandingkan dengan perkiraan laju alir maksimum
dengan metoda Fetkovich.
B. Faktor skin = 0, esiensi aliran (FE) = 1 dan
faktor kemiringan Fetkovich (n) 1
Berdasarkan data hasil uji produksi dan transient
tekanan yang terdapat pada makalah yang dipublikasikan oleh Comacho2), kemudian digunakan
untuk memvalidasi persamaan kurva Inflow
Performance Relationship usulan dalam kategori B.
Perhitungan kurva Inow Performance Relationship
dilakukan berdasarkan usulan Persamaan (1) dan
dibandingkan dengan metoda yang dikembangkan
oleh Fetkovich dan Vogel. Hasil perhitungan yang
diperoleh ditunjukkan pada Tabel 6, serta hasil plot
antara Pwf terhadap Qo dapat dilihat pada Gambar
8. Persen perbedaan antara hasil perhitungan Qo
untuk berbagai Pwf berdasarkan usulan Persamaan (1)
dengan metoda Fetkovich, berada pada rentang 0.7%
sampai dengan 3.86%. Pada tekanan alir sama dengan
nol, perkiraan laju alir maksimum berdasarkan
persamaan usulan lebih kecil 3.66% dibandingkan
dengan perkiraan laju alir maksimum dengan metoda
Fetkovich.
C. Faktor skin # 0, esiensi aliran (FE) #1
Mengacu pada data hasil uji produksi dan
transient tekanan yang terdapat dalam makalah
yang dipublikasikan oleh Klins4), maka kemudian
digunakan untuk memvalidasi persamaan kurva Inow
Performance Relationship usulan dalam kategori C.
Perhitungan kurva Inow Performance Relationship
dilakukan berdasarkan usulan Persamaan (1), dan
dibandingkan dengan metoda yang dikembangkan
oleh Standing dan Klins, yang ditunjukkan pada
Tabel 7. Hasil plot antara Pwf terhadap Qo dapat
dilihat pada Gambar 9. Persen perbedaan antara
hasil perhitungan Qo untuk berbagai Pwf berdasarkan
usulan Persamaan (1) dengan metoda Standing,
berkisar pada rentang 0.81% sampai dengan 5.47%.
Pada tekanan alir sama dengan nol, perkiraan laju
alir maksimum berdasarkan persamaan usulan lebih
kecil 3.54% dibandingkan dengan perkiraan laju alir
maksimum dengan metoda Standing.
160

VII. PERKIRAAN KURVA IPR SETELAH


STIMULATIF PENGASAMAN
Dengan menggunakan data uji produksi dan
tekanan transient sebelum stimulatif pengasaman
dilakukan serta menggunakan usulan Persamaan (1)
Tabel 5
Kurva Inow Perfomance Relationship
untuk faktor skin = 0 dan n = 1

Tabel 6
Kurva Inow Perfomance Relationship
untuk faktor skin = 0 dan n = 1.040

Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan


Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

pada data uji, kurva Inow Performance Relationship


sumur produksi yang dilakukan stimulatif pengasaman
dari reservoir dengan tenaga dorong gas terlarut atau
aliran dua fasa minyak dan gas dapat diperkirakan.
Anggapan yang diterapkan setelah stimulatif
pengasaman adalah parameter tekanan reservoir tidak
berubah bila dibandingkan dengan tekanan reservoir
sebelum stimulatif pengasaman dilakukan. Langkah
kerja perhitungan adalah mengikuti langkah kerja
perhitungan kurva Inow Performance Relationship
dengan metoda Vogel.

Data perkiraan setelah stimulastif pengasaman


Jari-jari penembusan asam = 3.0 ft
Kelarutan formasi

= 90.0%

VIII. CONTOH PEMAKAIAN


Sumur L-3 yang terletak di Sumatera Selatan
dilakukan uji produksi dan transient tekanan,
yang jika kemudian hari akan dilakukan stimulatif
pengasaman.
Data uji produksi dan transient tekanan sebelum
pengasaman adalah sebagai berikut:
Tekanan reservoir

Gambar 7
Plot Pwf terhadap laju produksi minyak
untuk faktor skin = 0 dan n = 1

= 128.0 psig

Tekanan alir dasar sumur = 17.0 psig


Laju produksi minyak

= 29.5 STB/hari

Skin faktor

= 0.0

Esiensi aliran, FE

= 1.0

Porositas batuan

= 17.0%

Jari-jari lubang sumur

= 0.375 ft

Jari-jari pengurasan

= 187.0 ft

Tabel 7
Kurva Inow Perfomance Relationship
untuk faktor skin = -3.6 dan n = 1.6558

Gambar 8
Plot Pwf terhadap laju produksi minyak
untuk faktor skin = 0 dan n = 1.040

Gambar 9
Plot Pwf terhadap laju produksi minyak
untuk faktor skin = -3.6 dan FE = 1.6558

161

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

Buat kurva Inow Performance Relationship


sebelum dan sesudah stimulatif pengasaman dari
sumur tersebut.
Penyelesaian:
1. Perbandingan harga tekanan alir dasar sumur
terhadap tekanan reservoir adalah:

Pwf
Pr

17.0
0.132812
128.0

2. Untuk harga S=0, berdasarkan persamaan (2),


(3), dan (4), maka didapat konstanta sebagai
berikut:
C0 = 0.57966
C1 = -0.01009

8. Untuk harga skin faktor pada langkah 7, hitung


kembali harga C 0, C 1, dan C 2 seperti pada
langkah 2, dan didapat
C0 = 0.903631
C1 = 0.138692
C2 = -0.99671
9. Mengacu hasil yang diperoleh dari langkah
8, kemudian ulangi langkah 3 dan 4 untuk
menghitung Q o setelah pengasaman untuk
berbagai harga tekanan alir dasar sumur. Pada
Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan kurva
Inflow Performance Relationship, setelah
pengasaman berdasarkan Persamaan (1), dan
kurva tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.

C2 = -0.57357
3. Berdasarkan konstanta tersebut, maka harga laju
produksi maksimum untuk S = - 4 dapat dihitung
dengan persamaan 1) berikut ini:
(Qomaks @ S

4

29.5
(0.57966  0.01009(0.132812)  0.57357(0.132812) 2 )
51.918 STB / hari

4. Selanjutnya berdasarkan harga Qmax@ S = -4


tersebut, maka dapat dihitung laju produksi pada
tekanan alir dasar sumur yang lain, misalnya:
Pwf

0.0 psig ,

Qo 51.91809(0.57966) 30.09 STB / hari


Pwf 100.00 psia,

Qo 51.91809 0.57966  0.01009(0.78125)  0.57357(0.78125) 2

11.51 STB / hari

Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan


kurva Inow Performance Relationship, sebelum
pengasaman berdasarkan Persamaan (1) dan kurva
tersebut ditunjukkan pada Gambar 10.
5. Perkiraan kurva Inow Performance Relationship setelah stimulasi dilakukan dengan terlebih
dahulu menghitung faktor porositas batuan
sesudah pengasaman dengan Persamaan (12),
dan diperoleh sebesar 0.917
6. Hitung harga perbandingan permeabilitas (D)
dengan Persamaan (11) yang diperoleh sebesar
129.62
7. Berdasarkan hasil dari langkah 6, harga esiensi
aliran dapat dihitung dengan Persamaan (10) dan
didapat sebesar 1.497379. Kemudian dengan
menggunakan Persamaan (9), maka harga skin
faktor = - 3.66346.
162

Tabel 8
Kurva Inow Perfomance Relationship
untuk sumur stimulatif pengasaman
(contoh perhitungan)
Pwf
(psia)

Pwf/Pr

Qo, STB/hari
sebelum
Pengasaman

Qo, STB/hari
setelah
Pengasaman

128

120

0.94

3.43

8.18

100

0.78

11.51

20.96

80

0.63

18.14

31.2

60

0.47

23.31

38.92

40

0.31

27.02

44.11

20

0.16

29.29

46.78

30.09

46.91

Gambar 10
Plot Pwf terhadap laju produksi minyak
contoh perhitungan

Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan


Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

IX. KESIMPULAN
a. Perkiraan kurva Inflow Performance
Relationship setelah stimulatif pengasaman dapat
dilakukan, dengan menggunakan persamaan
usulan berdasarkan hasil uji produksi dan
transient tekanan sebelum dilakukan stimulatif
pengasaman, sejauh tekanan reservoir tidak
berubah dan dalam rentang faktor skin mulai
dari -4 sampai dengan + 20.
b. Dalam perencanaan stimulatif pengasaman pada
suatu sumur, maka harga faktor skin setelah
stimulatif pengasaman dapat diperkirakan dari
hubungan antara esiensi aliran dengan faktor
skin.
c. Berdasarkan persamaan usulan kurva Inflow
Performance Relationship untuk sumur yang
telah dilakukan stimulatif pengasaman, maka
perkiraan kenaikan laju produksi optimum dapat
ditentukan, yang selanjutnya dapat digunakan
untuk menganalisis nilai keekonomian dari
operasi pengasaman tersebut.
X. DAFTAR SIMBOL
C0, C1, C2 = konstanta persamaan Inow Performance
Relationship
FE = Esiensi aliran
JS = Produktivitas formasi pada suatu harga faktor
skin, bbl/hari/psi
Jo = Produktivitas formasi pada harga faktor skin
sama dengan nol, bbl/hari/psi
k = Permeabilitas batuan, mD
kS = Permeabilitas zona altered, mD
n = Faktor kemiringan Fetkovich
Pr = Tekanan reservoir, psia
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia
Qo = Laju produksi minyak, STB/hari

Qmax@S= - 4 = Laju produksi minyak maksimum pada


faktor skin= - 4, STB/hari
re = Jari-jari pengurasan, feet
rs = Jari-jari penembusan stimulatif pengasaman,
feet
rw = Jari-jari lubang sumur, feet
S = Faktor skin
Sol = Kelarutan formasi terhadap larutan asam, %
berat
D = kS/k
I = Porositas batuan mula-mula, fraksi
I

= Porositas batuan setelah pengasaman, fraksi

KEPUSTAKAAN
1. Comacho, R.G. and Ragavan, R. , 1987, Inow
Performance Relationships for Solution Gas Drive
Reservoirs, SPE Paper No. 16204
2. Fetkovich, M.J: The Isochronal Testing of Oil
Wells, SPE Reprint Series No.14. Pressure Transient
Testing Method, 1980 Edition.
3. Guo, B. and Lyons, W.C. , 2007,Petroleum
Production Engineering, Elsevier Science and
Technology Books.
4. Klins, M.A. and M.W, Majcher, 1982, Inflow
Performance Relationships for Damaged or Improved
Wells Producing Under Solution Gas Drive, SPE
Paper No. 19852.
5. Reference Manual and Technical Description Eclipse
2005, Schlumberger Eclipse Reservoir Simulation
Software, 2005.
6. Standing, M.B. , September 1971, Inflow
Performance Relationships for Damages Wells
Producing by Solution Gas Drive, Journal of
Petroleum Technology.
7. Vogel, J.W., January 1968,Inflow Performance
Relationship for Solution Gas Drive Wells, Journal
of Petroleum Technology.
8. Williams, B.B., Gidley, J. L. and Schechter, R.S.,
1979, Acidizing Fundamentals. Vol 6, Society of
Petroleum Engineers of AIME, Dallas, New York.

163

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

164

También podría gustarte