Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
LATAR BELAKANG
. Ilmu matematika merupakan mata pelajaran yang pasti diajarkan baik di SD, SMP,
maupun SMA. Di SMA biasanya materi yang diajarkan merupakan pengembangan dari
materi di jenjang sebelumnya, seperti halnya materi eksponen dan logaritma. Ketika
berbicara tentang matematika yang terbayang adalah bahwa matematika itu sulit. Sebab yang
terfikir adalah teori-teori dan rumus-rumus yang banyak dan merepotkan. Padahal, justru
disitulah letak daya tarik matematika, mampu mengasah kesabaran dan ketajaman logika
seseorang.
Matematika selalu dilibatkan dan dibutuhkan oleh seluruh bidang keilmuan dan segala
aspek kehidupan, termasuk ilmu kimia, fisika dan bidang ilmu lainnya. Hubungan antara
kimia, fisika dengan matematika seolah hubungan ibu dan anak. Dimana sang anak selalu
bersandar pada ibunya untuk memecahkan segala kerumitan hidupnya. Matematika selalu
dibutuhkan oleh ilmu kimia untuk menyelesaikan permasalahannya, misalnya penggunaan
logaritma dalam menentukan derajat keasaman.
Dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi maupun dalam kehidupan sehari-hari, fungsi
eksponen dan logaritma seringkali digunakan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa
pertumbuhan. Misalnya uang yang diinvestasikan di bank, pertambahan penduduk dan lain
sebagainya. Hal ini dikarenakan logaritma merupakan invers atau kebalikan dari eksponen.
Logaritma juga digunakan untuk memecahkan masalah-masalah eksponen yang sulit untuk
dicari akar-akar atau penyelesaiannya
BAB II
ISI MATERI
A. EKSPONEN
Untuk menemukan dan memahami konsep eksponen, maka kita perhatikan
ilustrasi dibawah ini:
Misalkan kita mempunyai beberapa lembar kaca. Andaikan setiap lembar kaca mengurangi
cahaya yang menembusnya sebanyak 10 %, maka intensitas cahaya yang berhasil menembus
lembaran kaca ke 1, 2, 3 sampai ke-t adalah ?
Penyelesaian :
Lembaran kaca 1 : 100 (1-0,10) = 90
Lembaran kaca 2 : 90 (1-0,10) = 100 (1-0,10) (1-0,10) = 100 (1-0,10) 2 = 81
Lembaran kaca 3 : 81 (1-0,10) = 100 (1-0,10) (1-0,10) (1-0,10) = 100 (1-0,10) 3 =72,9
..
..
..
Lembaran kaca ke-t : 100 (1-0,10) (1-0,10) (1-0,10) ... (1-0,10) = 100 (1-0,10) t
(1-0,10) merupakan bilangan pokok
t merupakan pangkat (eksponen) dari bilangan pokok
Berdasarkan ilustrasi di atas maka kita dapat menuliskan bahwa eksponen itu
adalah bentuk perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Misalkan a adalah
bilangan ril dan x adalah bilangan bulat positif.
ax
a :a =a
x y
a2
x> y .
a3 3 5 35 2
=a : a =a =a .
a5
(bilangan pokok) adalah bilangan bulat positif, dan -n (eksponen / pangkat) adalah
an =
1
1
atau n =an
n
a
a
Selanjutnya jika x dan y bilangan bulat positif, kita sudah memiliki sifat
x
a :a =a
x y
a =a
x y
. Sehingga
a :a =1 . Dari
=a =1 .
C. PANGKAT PECAHAN
Pangakat biasanya ditemui sebagai bilangan bulat atau bilangan asli. Satu lagi
pangkat yang mulai di pelajari di SMA, yaitu pangkat pecahan. Pangkat pecahan ini
berhubungan dengan operasi akar.
Pecahan adalah bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk
m
n
dengan
sebagai: a n , a B , a 0 .
Defenisi dari pangkat pecahan secara umum adalah sebagai berikut:
m
n
a = am , n>2 , n a 0
Dari defenisi diatas dapat dilihat bagaimana hubungan antara pangkat pecahan
dengan operasi akar. Pembilang pada pangkat pecahan merupakan pangkat dari
bilangan yang diakarkan, sedangkan penyebut pada pangkat pecahan merupakan nilai
pangkat akar.
Terdapat dua cara untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pangkat
pecahan. Yaitu:
1) Menyelesaikan pangkat pecahan dengan mengubah bentuk pangkat pecahan
menjadi operasi akar.
Berikut ini adalah beberapa cara menyelesaikan pangkat pecahan dengan mengubah
bentuk pangkat pecahan menjadi operasi akar:
Menarik akar secara langsung dari bilangan berpangkat di dalam akar
setelah sebelumnya menghitung hasil pangkatnya. Cara ini digunakan jika
dalam menghitung pangkat dan menarik akar, keduanya mudah dilakukan.
3
3
2
Contoh : 4 2 = 4 = 64=8
a =a
1
m
n
1 m
n
( )
=a
1
n
menjadi operasi
akar, kemudian bilangan hasil dari menarik akar dipangkatkan oleh m. Cara
ini digunakan sebagai alternatif cara pertama, yaitu jika kesulitan dalam
menghitung pangkat dan menarik akar secara langsung dari bilangan yang
sudag dipangkatkan, misalnya karena alasan bilangan hasil pangkatnya
sangat besar.
2
3
27 =27
1
2
3
1 2
3
( ) =( 27 ) =3 =9
= 27
1
n
perkalian
1
n
m
n
dan m.
3
2
3
2 2
4 =( 2 ) =2
3
2
=23=8
2
3
2
3
27 =3 =3
2
3
=3 2=9
dengan
bentuk
Bilangan
25 ,
dengan
1
9
p,qZ,q0 .
tersebut bisa didapatkan akarnya, yaitu suatu bilangan rasional. Sedangkan bilanganbilangan seperti
p
q
dengan
b
didapatkan bentuk akar a= c .
b
didapatkan bentuk akar a= c .
Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk akar dapat dilakukan jika bentuk
akarnya senama. Bentuk akar yang senama adalah bentuk akar yang mempunyai
eksponen dan basis yang sama. Operasi penjumlahan dan pengurangan pada
bentuk akar dapat dilakukan dengan menggunakan sifat distributif. Untuk
a , b , dan c bilangan Rasional , dan c 0
berlaku:
a c+ b c=
a b= a b
p
q
p
q
dengan
q
q
r
r
r
r
,
,
,
p+ q p q p + q p q
pada
bentuk akar ( a+ b ) .
Menyederhanakan bentuk
( p+ q ) 2 pq
E. LOGARITMA
Bentuk
a>0, dan
a 1,a
disebut juga
basis.
2. Untuk setiap
a>0,
bilangan berpangkat
a x > 0 , maka
y >0 .
Karena ruas kiri dan ruas kanan ekuivalen maka disimpulkan bahwa
a log y
terdefenisi jika
No
1.
Sifat Logaritma
a
log 1 = 0 untuk a>0, a 1
2.
log a = 1
a
=a x y
y
a
3.
log a x = x
( a x ) =am .n
aa y = y
a x . b x =( a . b ) x
a
a
=
x
b
b
log
4.
5.
6.
log
x
a
a
y = log x - log y
Sifat ekponen
x
a . a =a x+ y
x
()
1
=an dan a 0
n
a
7.
a
log b
1
loga
a
log bm
8.
9.
n
log x = a log x
10.
11.
a0 =1 dan a 0
logb
x
log a
log xn = n .a log x
( )
x
n
y
n
( a )( a )=( a )
x
m
x+ y
n
y
n
( a )( a )= ( a )
am log x =
1 x
ay= ay
1
.a
m log x
x
y
x y
+
m n
a = ax
BAB III
SOAL DAN KUNCI PENYELESAIAN
A.
Kadar radioaktif suatu zat meluruh secara eksponensial dengan laju peluruhan 25
% setiap jam. Tinggal berapa persen kadar radioaktif yang tersisa dari zat tersebut
setelah 5 jam ?
Jawab :
Langkah dalam menyelesaikan soal ini adalah sebagai berikut :
a. Soal memberikan informasi bahwa kadar radioaktif mula-mula po dan setelah
n jam menjadi pn . Laju peluruhan yang diketahui adalah 25 %. Kadar
radioaktif meluruh setelah 5 jam, yang ingin dicari adalah berapa % sisa kadar
radioaktif setelah 5 jam.
b. Dari langkah (a) diperoleh persamaan :
pn = po (1 0,25)n
c. Setelah 5 jam akan diperoleh p5 dengan nilai :
p5
= po (1 0,25)5
= po ( 0,75)5
= po ( 0,2373)
= 0,2373 po
Setelah 5 jam kadar radioaktif zat tersebut tertinggal 23,7 % dari kadar
radioaktif zat mula-mula (po)
3.
Harga jual sebuah mobil menyusut secara eksponensial dengan laju pertumbuhan
30 % setahun. Jika harga mobil tersebut pada awal tahun 2005 adalah Rp.
100.000.000,00, hitung harga jual mobil tersebut pada awal tahun 2009.
Jawab :
Masalah ini dapat dselesaikan dengan 2 cara sebagai berikut :
Cara I :
pn = po (1 i)n
= 100.000.000 (1 0,3)4
= 100.000.000 ( 0,7)4
= 10.000 (7)4
= 24.010.000
9
Cara II :
Pada tahun 2005 = Rp. 100.000.000,00
Pada tahun 2006
Susutnya = 30 % x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 30.000.000,00
Nilai jualnya = Rp. 100.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 = Rp. 70.000.000,00
Pada tahun 2007
Susutnya = 30 % x Rp. 70.000.000,00 = Rp. 21.000.000,00
4. Di dalam sebuah uji coba ledakan nuklir, sebagian strontium 90 terlepas ke
atmosfer. Zat ini mempunyai waktu paruh 28 tahun.
a) Nyatakan persentase P strontium 90 yang tersisa di atmosfer sebagai fungsi
dari:
(i)
(ii)
berlalu adalah
(ii)
1
2
()
P=100
1
2
()
t
28
t
28
Log
1
2
()
50
28
1
2
()
50
28
=2+
50
1
log
28
2
10
2+
Log
50
(0,3010299 )=2(0,5377)
28
P=1,4624
P=29,003234
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun peta konsep dari pemaparan materi tentang eksponen dan logaritma pada bab
sebelumnya yang merupakan kesimpulan dari seluruh pembahasan materi yaitu sebagai
berikut:
11
BILANGAN
MATERI
PRASYARAT
MASALAH
OTENTIK
BASIS
PANGKAT
BASIS
BILANGAN
EKSPONEN
BILANGAN
LOGARITMA
OPERASI
HASIL
NUMERUS
HASIL
LOGARITMA
SIFAT-SIFAT
EKSPONEN
SIFAT-SIFAT
LOGARITMA
DAFTAR PUSTAKA
Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA, Salinan Permendikbud No 69, 2013
Sri, Kuntarti, Sulistiono, Matematika SMA dan MA untuk kelas X semester 1, Esis, 2007.
Sobirin, Kumpulan lengkap rumus matematika SMA, Puspa swara, Jakarta, 2006.
Matematika.com/pangkat-akar/pangkat-pecahan.php (diakses tanggal 21 September 2013)
12
Pintardenganmatematika.wordpress.com/2012/01/26/pangkat-bulat-negatif-dan-nol/ (diakses
tanggal 21 September 2013)
13