Está en la página 1de 10

TUGAS KELOMPOK

PENGANTAR ILMU EKONOMI PETERNAKAN

PENAWARAN DAN ELASTISITAS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
RUHUL IZZA ARAS (I111 14 336)
MARWAH (I111 14 312)
HERLY M (I111 14 333)
ARUNG BANDONG (I111 14 032)
MUHAMMAD SYAIR (I111 14 346)
SRI UTHAMI BAKRI (I111 14 046)
HARIANTO (I111 14 070)
A. HUSMAENTIN (I111 11 280)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan, dan masyarakat secara
keseluruhannya akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu
persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan atau suatu masyarakat harus
membuat keputusan tentang cara yang terbaik dan menentukan prioritas untuk melakukan suatu
kegiatan ekonomi. Sehingga munculah prinsip ekonomi dimana setiap individu, suatu
perusahaan, atau masyarakat dituntut agar mengelola resources untuk pemenuhan kebutuhan
sebagai solusi masalah kelangkaan.
Khusus dalam sudut pandang suatu perusahan atau penyedia barang atau jasa dihadapkan
pada masalah salah satunya adalah penentuan jumlah penawaran barang. Banyak hal yang
menentukan jumlah penawaran barang. Salah satu penentu jumlah penawaran adalah harga. Dan
dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran berhubungan secara positif dengan harga. Dalam
hukum penawaran yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya, menyatakan bahwa jika
semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah penawarannya
akan meningkat pula. Namun, suatu perusahan dihadapkan pada pasar yang kompleks, sehingga
memungkinkan terjadinya pergeseran hingga pada suatu kondisi baik elastisitas ataupun
inelastisitas.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami salah satu
permasalahan di bidang ekonomi yang memerlukan pernyataan kuantitatif mengenai jumlah
barang yang ditawarkan. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti
dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Elastisitas penawaran digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran yang penting dalam
pembuatan keputusan produksi, karena tingkat elastisaitas ini menggunakan sensitivitas dari
penawaran barang terhadap perubahan harga. Informasi elastisitas penawaran mengukur
responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga.
Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai hal apa saja yang terdapat di dalam
elastisitas supply mencakup pengertian, jenis, cara pengukuran, dan faktor yang mempengaruhi
elastisitas supply.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian elastisitas supply ?
2. Apa saja jenis elastisitas supply ?
3. Bagaimana cara pengukuran elastisitas supply ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi elastisitas supply?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat penulisan dari makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian elastisitas supply.


Mengetahui jenis elastisitas supply.
Mengetahui cara pengukuran elastisitas supply.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi elastisitas supply.
BAB 2
PEMBAHASAN

ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY)


2.1 Pengertian Elastisitas Penawaran (Supply)
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat
berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan
harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan
sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini
dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda
terhadap jumlah penawaran sejumlah barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga
terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran (Sukirno,
2010).
Menurut pendapat beberapa ahli lain, pengertian elastisitas penawaran (supply) adalah:
a. Elastisitas supply atau elastisitas penawaran merupakan sebuah ukuran akan seberapa
besar respons para penjual terhadap perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar.
Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas penawaran produk oleh produsen terhadap
perubahan harga jual produk itu, dengan mengasumsikan beberapa faktor lain yang
mempengaruhi penawaran produk itu konstan (ceteris paribus) (Gasperz, 1999).
b. Price elasticity of supply a measure of how much the quantity supplied of a good
responds to a change in the price of that good, computed as the percentage change in
quantity supplied divided by the percentage change in price (Mankiw, 2002).
c. Menurut McEachern, elastisitas harga dari penawaran adalah ukuran kepekaan kuantitas
yang ditawarkan terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang
ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga (Rokokdukun, 2012).
d. Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang
diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut (Hastuti, 2011).
Jadi menurut kelompok kami elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan
jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur
persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga.
2.2 Jenis Elastisitas Penawaran (Supply)
Elastisitas penawaran menggambarkan pengaruh dari harga suatu barang terhadap jumlah
yang akan dijual. Jika kenaikan harga barang dibarengi dengan peningkatan barang yang
ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada sebaliknya,
jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka
kejadian penawarannya disebut dengan inelastis.
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu:
a. Penawaran elastisitas sempurna
Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika
perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai
kooefisiennya = (tidak terhingga).

Contohnya terjadi pada produk-produk baru di pasaran seperti mie instan dengan merk
baru. Pada harga yang tetap, produksi akan dapat bertambah dalam berbagai jumlah sebab
memang masih memiliki banyak stok barang.

Gambar 2. 1 Kurva Penawaran Elastisitas Sempurna. Sumber: Rusmita (2011)


b. Penawaran Elastis
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang
lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan
penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya
>1.
Contoh kasus ini adalah pada perusahaan tekstil dimana terjadi kenaikan harga kain
sebesar 22%, hal tersebut akan mebuat pabrik tekstil yang sudah memiliki stok bahan yang
cukup besar sehingga dapat menambah jumlah produksi kain dengan presentase sebesar 67%.

Gambar 2.2 Kurva Penawaran Elastis. Sumber: Rusmita (2011)


c. Penawaran dengan elastisitas uniter
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan
jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan harga sama
dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1.
Kasus ini bisa dicontohkan pada penjual daging sapi yang sekaligus memiliki peternakan
sapi. Pada saat terjadi peningkatan harga daging sebesar 22%, penjual daging tgersebut akan
melakukan kenaikan penawaran jumlah daging sebesar 22%, mengingat daging masih dapat
disimpan dalam lemari pendingin.

Gambar 2.3 Kurva Penawaran Elastis Uniter. Sumber: Rusmita (2011)


d. Penawaran tidak elastis (Inelastis)
Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan
penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1.
Contohnya pada kasus peningkatan harga cabai melonjak tinggi sebesar 22%, hal tersebut
akan membuat para petani cabai berusaha untuk meningkatkan produksinya, namun karena
keterbatasan biaya produksi dan luas lahan maka peningkatan jumlah yang diproduksi tidak
mencapai 22%, hanya sekitar 10%.
Gambar 2.4 Kurva Penawaran Inelastis. Sumber: Rusmita (2011)
e. Penawaran inelastis sempurna
Penawaran inelastis sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat
mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0.
Contoh dari jenis elastisisitas ini adalah ikan, yang tidak tahan lama yang dibawa ke
pasar untuk dijual dengan berapa pun harga yang akan mereka peroleh, sebab apabila mereka
tidak menuruti harga yang ada kemungkinan ikan akan busuk dan tidak dapt dijual kembali.

Gambar 2.5 Kurva Penawaran Inelastis Sempurna. Sumber: Rusmita (2011)


Namun, dalam dunia nyata, elastisitas yang terjadi hanya ada dua macam yaitu inelastis
sempurna dan inelastis. Hal tersebut dikarenakan supply atau penawaran terkait erat dengan
fungsi produksi. Salah satu unsur utama dalam fungsi produksi yang akhirnya mempengaruhi
kurva penawaran adalah biaya produksi. Apabila biaya produksi untuk barang rendah, maka akan
menguntungkan bagi produsen untuk menawarkan dalam jumlah yang banyak. Apabila biaya
produksi tinggi, perusahaan akan memproduksi sedikit. Biaya produksi sendiri sangat ditentukan
oleh harga input, seperti tenaga kerja, energi atau mesin yang jelas mempunyai pengaruh sangat
kuat terhadap biaya untuk memproduksi suatu tingkat produksi tertentu. Sehingga dalam jenis
elastisitas supply, hanya ada 2 jenis yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Sebab, seberapa
pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi jumlah barang ditawarkan
dikarenakan sebuah proses penambahan produk memerlukan penambahan biaya produksi yang
juga besar dan biaya produksi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak akan
mempengaruhi prosentase perubahan jumlah produk seperti digambarkan pada kurva inelastis
sempurna, kalaupun dapat dipenuhi prosentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan tidak

akan terlalu besar dan relatif lebih rendah dari presentase perubahan harga, seperti yang
tergambar dalam kurva inelastis.
2.3 Cara Pengukuran Elastisitas Penawaran (Supply)
Rumus koefisien elastisitas penawaran adalah sebagai berikut:
Es =

Qs / Qs

Qs

Es =

P / P
P
Qs
Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan

Persentase perubahan harga

Penafsiran terhadap elastisitas penawaran adalah sebagai berikut :


Besaran

Kategori

Pengaruh bila harga

Pengaruh bila harga naik

Elastisitas
Es > 1

Elastisitas
Elastisitas

Turun
Jumlah yang ditawarkan

Jumlah yang ditawarkan naik

turun dengan % yang

dengan prosentase yang lebih

lebih besar

besar

Jumlah yang ditawarkan

prosentase kenaikan harga


Jumlah yang ditawarkan

turun dengan % yang

naik dengan prosentase

lebih kecil

yang lebih kecil dibandingkan

Es < 1

Es = 1

Inelastis

Unitary elastis Jumlah yang ditawarkan


turun dengan % yang sama

dibandingkan

prosentase kenaikan harga


Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang
sama

dengan

prosentase

Es = ~

Elastis

Tidak menjual sama

kenaikan harga
Menjual dengan segala

Es = 0

Sempurna
Inelastis

Sekali
Jumlah yang ditawarkan

Kemampuan
Jumlah yang ditawarkan

Sempurna

tidak berubah
tidak berubah
Tabel 2.1 Penafsiran Elastisitas Penawaran.

Dalam perhitungan elastisitas supply ada beberapa rumus, yaitu:


a. Elastisitas (Point Elasticity)
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran pada suatu
titik tertentu pada kurva penawaran.
b. Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran antara dua
titik koordinat (P,Q) pada suatu kurva penawaran.
c. Elastisitas Kumulatif
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran lebih dari dua
titik pada suatu kurva penawaran.* dengan N = n-1
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran (Supply)
Dua faktor dapat dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran
tersebut dianalisis (Sukirno, 2010).
A. Sifat Perubahan Biaya Produksi

Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan


produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan bersifat tidak
elastis apabilakenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang
sangat tinggi. Tetapi jika penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang
tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan mengalami pertambahan
yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu
faktornya yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang
dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru
haruslah dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan
menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan
produksi sangat sukar diperoleh.
B. Jangka Waktu Analisis
Di dalam menganalisis penagruh waktu, kepada elastisitas penawaran, biasanya
dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat, jangka pendek dan jangka panjang.
1. Masa amat singkat yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu
dimana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dengan demikian
penawarannya bersifat elastic sempurna. Keadaan ini ditunjukkan dalam gambar
penawaran masa amat singkat, misalkan pada mulanya jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah Q. seterusnya misalkan terjadi kenaikan perrmintaan, yaitu dari
DD menjadi D1D1. Dalam masa yang sangat singkat jumlah barang tidak dapat
ditambah, maka harga mengalami kenaikan yang tinggii (dari P menjadi P1).
2. Jangka Pendek didalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat
ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas
yang tersedia itu dengancara menggunakan factor-faktor produksi, termasuk barang
modal, secara lebih intensif. Antara lain caranya ialah memperpanjang jam kerja,
memperbaiki manajemen produksi,menggunakan tenaga kerja lebih efektif

dan

sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan. Tetapi
pertambahan itu tidaklah terlallu besar. Keadaan ini ditunjukkan dalam gambar jangka
pendek. Karena produksi dapat ditambah dar Q menjadi Q1 maka kenaikan permintaan
dar DD menjadi D1D1 tidak menaikkan harga sebesar seperti yang berlaku dalam masa
yang amat singkat.
3. Jangka panjang produksi dan jumlah barang yang ditaarkan dapat dengan mudah
ditambah dalam jangka panjang. Oleeh karenanya penawaran bersifat elastic, yaitu
seperti yang ditunjukkan dalam gambar jangka panjang. Dapat dilihat bahwa barang yang
diperjualbelikan bertambah sebesar QQ1 karena permintaan bertambah dari DD menjadi
D1D1. Pertambahan ini adalah jauh lebih besar dari pertambahan dalam jangka pendek.
Oleh karena pertambahan penawaran yang cukup besar tersebut kenaikan harga---dari P
menjadi P1----adlah lebih kecil daripada dalam keadaan jangka waktu amat singkat dan
jangka pendek.
C. Faktor Lain
Adapun beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu:
1) Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.

Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak
elastis apabila salah satu dari berbagai hal berikut terjadi:
a) Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi
saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka
penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan
produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
b) Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan
memerlukan

pabrik/mesin

baru,

misalnya,

yang

membutuhkan

investasi

besar.Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah


sebaliknya.
2) Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera
memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
3) Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis
penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah
produsenmemenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga
kerja ebih fleksibel,sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permasalahan ekonomi yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan sebagai penyedia
barang dan jasa adalah penentuan jumlah penawaran barang. Salah satu penentu jumlah
penawaran adalah faktor harga. Untuk mengetahui sensitivitas perubahan penawaran barang
karena perubahan harga, maka diperlukan suatu pengukuran yang disebut elastisitas penawaran.
Elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang
dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur presentase perubahan jumlah
penawaran yang terjadi akibat presentase perubahan harga.
Jika kenaikan harga barang diikuti dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka
kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Jika peningkatan harga tidak diikuti dengan
adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut inelastis.
Elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu penawaran elastisitas
sempurna, penawaran elastis, penawaran dengan elastis uniter, penawaran inelastis, dan
penawaran inelastis sempurna. Cara pengukuran elastisitas penawaran adalah dengan
membandingkan presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase
perubahan harga.
Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah sifat perubahan biaya produksi,
jangka waktu analisis, dan faktor lain seperti kemampuan penjual ataupun produsen untuk
merubah jumlah produksi, stok persediaan, kemudahan substitusi faktor produksi atau input.
3.2 Saran
Dalam mengukur koefisien elastisitas disarankan menggunakan elastisitas titik, karena
untuk membedakan dampak perubahan harga turun dan harga naik atas perubahan jumlah yang
diminta/ditawarkan. Rumus elastisitas perubahan busur hanya baik digunakan bila kita ingin
mengekstrapolasi (perhitungan ramalan) dan interpolasi (perhitungan penyisipan).

DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi Revisi dan
Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.
Hastuti,

Kusuma.

2011.

Elastisitas

Permintaan

dan

Penawaran.

http://khastuti.blogspot.com/2011/10/elatisitas-permintaan-dan-penawaran.html.

Sitasi

tanggal 12 Maret 2013.


Mankiw, Gregory. 2002. Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat
Noor, Henry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rokokdukun,

2012.

Elastisitas

Permintaan

dan

Penawaran.

http://goedanggaram.wordpress.com/2012/11/09/elastisitas-permintaan-dan-penawaran/.
Sitasi tanggal 12 Maret 2013.
Rusmita,

Herlena.

2011.

Elastisitas

Penawaran.

http://lenacantic.wordpress.com/2011/10/19/elastisitas-penawaran/. Sitasi tanggal 12 Maret


2013.
Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

También podría gustarte