Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KROMATOGRAFI
LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah teknik laboratorium
Yang dibina oleh bapak Sarwono
Oleh :
Kelompok 1
Offering B
Edy Kurniawan
Firdausi Nuzuliya
Immas Siva Fauza
Intan Sartika
Nur Istiqlalial
Sari Rahma Putri
(130341614816)
(130341614785)
(130341603377)
(130341614811)
(130341614808)
(100341400696)
A. TOPIK
yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbsi. Contoh khas kromatografi partisi
adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien untuk
pemisahan senyawa organik.
b. Paper kromatografi
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan
mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas
saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam
pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol,
asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi kertas diterapkan
untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki
sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap
(tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang
dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi
kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka. Kimiawan Inggris Richard Laurence
Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis
asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran
kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil
dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak
pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari
titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino
diidentifikasi.
c. Kromatografi gas
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat
berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya,
untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi,
alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam
gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen,
nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah
seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di
permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai
fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap
dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan
dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa
yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu. Metoda ini khususnya
sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon
dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses
dilakukan dengan teknik ini.
d. HPLC
Akhir-akhir ini, untuk pemurnian (misalnya untuk keperluan sintesis) senyawa
organik skala besar, HPLC (high precision liquid chromatography atau high
performance liquid chromatography) secara ekstensif digunakan. Bila zat melarut
dengan pelarut yang cocok, zat tersebut dapat dianalisis. Ciri teknik ini adalah
penggunaan tekanan tinggi untuk mengirim fasa mobil kedalam kolom. Dengan
memberikan tekanan tinggi, laju dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan dengan
besar. Silika gel atau oktadesilsilan yang terikat pada silika gel digunakan sebagai fasa
stationer. Fasa stationer cair tidak populer. Kolom yang digunakan untuk HPLC lebih
pendek daripada kolom yang digunakan untuk kromatografi gas. Sebagian besar kolom
lebih pendek dari 1 m. Kromatografi penukar ion menggunakan bahan penukar ion
sebagai fasa diam dan telah berhasil digunakan untuk analisis kation, anion dan ion
organik (Handayani, 2011).
Selain contoh kromatografi di atas, ada beberapa jenis kromatografi yang
pantas kita kenal. Anonim (2011) mengatakan bahwa kromatografi ada dua jenis, yaitu
kromatografi cair atau Liquid Chromatography dan kromatografi Kromatografi
Pertukaran Ion (Ion-Exchange Chromatography).
a. Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau
molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase
stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun
interaksinya berbeda dikarenakan perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion
exchange), partisi (partitioning), atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah
satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit
komponen tersebut melewati kolom. Terdapat beberapa jenis kromatografi cair,
diantaranya: reverse phase chromatography, High Performance Liquid Chromatography
(HPLC), size exclusion chromatography, serta supercritical fluid chromatography.
k. Terbentuk jell
l. Mengambil 1 spot jell menggunakan
pipa kapiler
m. Meletakkan ke garis 2 cm tepat di
tengah
n. Mencelupkan ke tabung reaksi
berpenutup berisi larutan petroleum eter
dan aseton dengan rasio 1:1dengan
membuka tutup terlebih dahulu, spot
o. Mengamati
pergerakan
pelarut
jangan sampat
tercelup
p. Mengangkat kertas kromatografi apabila
pelarut mendekati garis tinggi 10 cm
q. Mengamati spektrum warna yang
terbentuk
r. Mengukur Rf tiap spektrum warna.
2. Kromatografi daun berwarna ungu
Pada dasarnya sama dengan langkah kromatografi pada daun berwarna
hijau (Passiflora edulis) yang membedakan adalah pada perlakuan terhadap daun,
khususnya poin j, lapisan yang terbentuk dari proses pencucian adalah lapisan
bening dan merah pekat.
3. Kromatografi daun berwarna kuning
Pada dasarnya sama dengan langkah kromatografi pada daun berwarna
hijau (Passiflora edulis) yang membedakan adalah yang membedakan adalah pada
perlakuan terhadap daun, khususnya poin j, lapisan yang terbentuk dari proses
pencucian adalah lapisan bening dan kuning pekat.
G. DATA PENGAMATAN
1. Kromatografi daun berwarna hijau (Passiflora edulis)
No.
Warna
Panjang lapisan
Rf = ...
(cm)
1.
Hijau
9
Rf =
2.
Kuning
= 0,9
9,6
Rf =
=1
Warna
Panjang lapisan
Rf = ...
(cm)
1.
Hijau
10
Rf =
=1
Warna
Panjang lapisan
Rf = ...
(cm)
1.
Kuning
8,1
Rf =
= 0,81
H. ANALISIS DATA
molekul
protoplasma
pada
daun
menggunakan
terknik
dan fasa stationer. Pada percobaan kali ini, objek yang menjadi pusat pengamatan adalah
plastida untuk menemukan jenis pigmen klorofil apa saja yang terkandung di dalamnya.
Tahap awal yang dilakukan adalah dengan menimbang daun sebanyak 2 g,
baik itu daun berwarna merah, kuning, maupun hijau. Kemudian, daun tersebut dicacah
atau dipotong kecil-kecil dan dihaluskan menggunakan mortar dan pistis. Tujuan dari
pengguntingan kecil-kecil adalah untuk mempermudah proses penghalusan. Dilanjutkan
dengan mencampurkan pelarut berupa petroleum eter dan aseton sebanyak 1:1. Pada kali
ini, kami membuat campuran pelarut berupa 25 ml petroleum eter dan 25 ml aseton.
Pencampuran pelarut dengan daun tersebut bertujuan untuk mempermudah perlarutan.
Setelah merata dimasukkkan ke dalam corong pemisah dan dicuci sebanyak 3 sampai 4
kali untuk memperoleh hasil yang maksimal. Posisi corong pemisah saat dilakukan
pengocokan adalah dengan posisi tertidur dan pengocokan dilakukan dengan memutar.
Setelah selesai proses pengocokan, didapatkan lapisan bening dan hijau pekat. Lapisan
bening itu dibuang secara perlahan dengan membuka kran. Membuka kran jangan terlalu
besar agar lapisan hijau pekat tidak terbuang. Lapisan hijau pekat tadi diuapkan di gelas
arloji hingga terbentuk jell, lalu diambil 1 spot menggunakan pipa kapiler. Mengapa
menggunakan pipa kapiler? Agar spot yang diambil tidak terlalu besar. Sebenarnya, jika
tidak ada pipa kapiler bisa menggunakan tusuk gigi dengan peran yang sama. Spot tadi
diusapkan ke kertas kromatografi harus tepat di tengah garis dengan tinggi 2 cm.
Ketinggian ini diukur dari ujung bawah kertas. Di kertas kromatografi juga diberi tanda
garis menggunakan pensil diukur setinggi 10 cm dari garis hitam setinggi 2 cm. Saat
mencelupkan kertas ke pelarut dalam tabung rekasi, spot tidak boleh mengenai pelarut
dan pergerakan pelarut jangan melebihi batas garis tinggi 10 cm, agar spektrum warna
yang terbentuk akurat. Tabung reaksi untuk menampung pelarut menggunakan tabung
reaksi berpenutup. Tujuan dari penutupan tabung reaksi adalah untuk menghindari
penguapan pada pelarut atau desakan keluar.
Dari percobaan didapatkan data percobaan sebagai berikut :
1.
a.
b.
Hijau : 0,9
Kuning : 1
Nilai Rf setiap spektrum warna diukur dengan cara membagi tiap ketinggian
spektrum warna yang dihasilkan dengan angka 10. Angka 10 didapatkan dari pengukuran
dari batas garis dengan tinggi 2cm ditarik ke atas hingga 10 cm. Ketinggian 10 cm ini
merupakan batas perjalanan pelarut. Jadi, saat pelarut mendekati batas ini, proses
perjalanan
harus
dihentikan
dengan
mengangkat
kertas
kromatografi
dan
harus
dihentikan
dengan
mengangkat
kertas
kromatografi
dan
dari batas garis dengan tinggi 2 cm ditarik ke atas hingga 10 cm. Ketinggian 10 cm ini
merupakan batas perjalanan pelarut. Jadi, saat pelarut mendekati batas ini, proses
perjalanan
harus
dihentikan
dengan
mengangkat
kertas
kromatografi
dan
K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kromatografi. (Online)
(http://www.merckchemicals.co.id/kromatografi/c_Ttyb.s1Ly6IAAAEWmuAfVhTl,
diakses tanggal 6 Desember 2011).
Handayani. 2011. Kromatografi. (Online)
(http://industri18riaty.blog.mercubuana.ac.id/2011/07/06/kromatografi/, diakses
tanggal 6 Desember 2011).
Meggy. 2008. Prinsip Perbedaan Keterabsorbsian (Kromatografi). (Online)
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Meggy%20Yulia%20A
%20060221/prinsip_perbedaan_keterabsorpsian.htmlhttp://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/kromatografi/, diakses tanggal
6 Desember 2011).
Lampiran
No.
Gambar
Keterangan
1.
2.
3.
6.
Tabung reaksi
7.
Labu erlenmeyer
8.
Corong kaca
9.
10.
Gelas arloji
11.
12.
Mortar dan pistis
13.
Pipa kapiler
14.
Corong pemisah
15.
16.
Neraca analitik
17.
18.
Pipet tetes
19.
Kertas saring
20.
Kertas kromatografi
21.
22.
Spatula
Gunting
Pensil
Aseton
Aquades
Petroleum eter