Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
POSYANDU LANSIA
I.
NAMA MAHASISWA
NIM
: 1310221070
TANGGAL KEGIATAN
: 16 FEBRUARI 2015
NAMA KEGIATAN
: POSYANDU LANSIA
LOKASI KEGIATAN
PENDAHULUAN
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian dari
pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah
digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Selanjutnya pemmbangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber
sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional. Pengembangan sumber
daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.
Salah satu upaya untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan yang optimal adalah
pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, tidak terkecuali kelompok
usia lanjut. Uapaya pelayanan kesehatan usia lanjut bertujuan agar kelompok usia ini selama
mungkin aktif, mandiri dan berguna. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan
pada kelompok usia lanjut, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui
beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah posyandu lansia,
pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah puskesmas dan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan adalah rumah sakit.
Usia lanjut merupakan aset sumber daya manusia yang bernilai sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sehingga diharapkan sebagai figur tersendiri yang
dapat meningkatkan mutu kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Mereka termasuk
golongan yang patut dihargai dan dihormati sesuai dengan eksistensinya dalam strara di
masyarakat.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan nonpemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upaya promotif dan preventif (pencegahan). Pengertian usia lanjut addalah
mereka yang telah berusia 60 tahu keatas.
Tujuan pembentukan Posyandu lansia secara garis besar antara lain :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan pern serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia
lanjut.
Mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para lanjut
usia, maka program posyandu lansia diselenggarakan dengan upaya promotif melalui
pembinaan, penyuluhan tentang penyakit degeneratif dan pola hidup sehat, upaya kuratif
melalui pengobatan terhadap usia lanjut, dan upaya rehabilitatif melalui pengembalian secara
maksimal mungkin kemandirian usia lanjut.
Keberhasilan pembangunan kesehatan akan menyebabkan terjadinya penurunan angka
kematian, sedangkan angka kematian sangat berpengaruh terhadapa usia harapan hidup.
Peningkatan usia harapan hidup dari tahun ke tahun akan berakibat pada peningkatan jumlah
dan proporsi penduduk lansia.
Batasan lansia sesuai dengan undang-undang No. 4 tahun 1965 adalah 55 tahun.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program esehatan lansia, maka Depkes membuat
pengelompokan lansia sebagai berikut :
1. Kelompok Pertengahan Umur
Kelompok masa persiapan lansia (virilitas) adalah umur 45-54 tahun. Kelompok ini
menampakkan keperkasaan fisik dan kemantapan jiwa.
2. Kelompok Lanjut Usia Dini
Umur 55 64 tahun, merupakan kelompok yang mulai memasuki usia lanjut
(presenium).
3. Kelompok Lanjut Usia
masyarakat.
c. Melaksanakan kegiatan dikelompok usia lanjut :
(1) Menyiapkan tempat, alat-alat dan bahan
(2) Memberikan pelayanan usia lanjut:
(a) Mengukur tinggi dan berat badan
(b) Mencatat hasil pelayanan dalam buku register dan KMS (Kartu Menuju Sehat).
(c) Memberikan penyuluhan perorangan sesuai hasil layanan
(d) Melakukan pencatatan
(e) Mengunjungi sasaran yang tidak hadir dikelompok usia lanjut
Mekanisme Kerja
Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima terhadap lanjut usia di
kelompoknya, dibutuhkan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang benar dan tepat
waktu, serta pengendalian yang akurat.
1. Perencanaan
Dalam menyusun perencanaan dibutuhkan data-data:
a. Jumlah penduduk dan KK di wilayah cakupan
b. Kondisi sosial ekonomi penduduk di wilayah cakupan
c. Jumlah lanjut usia keseluruhan (per kelompok umur)
d. Kondisi kesehatan lanjut usia di wilayah cakupan
e.
f.
g.
h.
i.
dan kekerasan
Data tersebut diatas dapat diperoleh dari Kelurahan/Desa atau melalui PKK dengan
kegiatan Dasawisma dimana satu kader membina 10 keluarga. Untuk sosial ekonomi, mandiri
dan cacat serta produktif harus dibuat kriteria yang jelas. Rencana yang perlu disusun adalah:
a. Frekuensi kegiatan posyandu lanjut usia
Frekuensi kegiatan posyandu tergantung dari banyaknya jenis kegiatan yang
dilakukan posyandu tersebut. Untuk pencapaian lanjut usia sejahtera dibutuhkan
kegiatan sbb:
1) Olah raga/senam minimal 1 minggu sekali
2) Pengajian 1 minggu sekali
3) Pengukuran IMT dan pemeriksaan kesehatan setiap bulan
4) Pemberantasan buta aksara tergantung kondisi (peserta, pengajar, waktu dan
tempat)
5) Konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi serta masalah sosial,
karya/usaha ekonomi produktif dan pendidikan, peningkatan pendapatan dan
lain-lain sesuai kesepakatan.
6) Setelah memperhatikan banyaknya kegiatan maka penyelenggaraan posyandu
dimusyawarahkan dengan warga/anggota, sehingga menghasilkan kesepakatan
bersama.
b. Jenis Kegiatan Posyandu
Pada dasarnya jenis kegiatan posyandu lanjut usia tidak berbeda dengan
kegiatan posyandu balita atau kegiatan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat lain di masyarakat. Namun posyandu lanjut usia kegiatannya tidak
hanya mencakup upaya kesehatan saja tetapi juga meliputi upaya sosial dan karya
serta pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena permasalahan yang dihadapi
lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya masalah kesehatan namun juga masalah
sosial, ekonomi dan pendidikan yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama
lainnya.
Sebelum kita membicarakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh posyandu,
terlebih dahulu para penyelenggara posyandu diharapkan mengerti tujuan
penyelenggaraan posyandu seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu :
1) Kegiatan pengukuran IMT melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan.
Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.
5) Dokumentasi
6) Biaya tak terduga (10% dari keseluruhan kebutuhan biaya)
e. Pengembangan kegiatan
Untuk merencanakan pengembangan kegiatan yang perlu diperhatikan adalah
1) apakah kegiatan yang ada dibutuhkan masyarakat?
2) apakah kegiatan yang akan dikembangkan merupakan penyempurnaan dari
kegiatan sebelumnya atau peningkatan kualitas?
3) apakah pengembangan kegiatan ini merupakan suatu hal yang baru?
4) apakah posyandu mempunyai sumberdaya yang cukup untuk pengembangan
kegiatan?
5) bagaimana caranya agar kegiatan tersebut tetap langgeng?
Semua pertanyaan tersebut harus dijawab dengan cara mendiskusikan dengan
semua pengurus, tokoh kunci, ataupun perwakilan anggota dan melakukan
monitoring dari kegiatan yang sudah ada atau studi banding ke posyandu atau
LSM/institusi yang telah melaksanakan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
telah disepakati. Namun dapat diuraikan berdasarkan pengelopokan kegiatan sebagai
berikut :
a. Kegiatan pelayanan kesehatan, gizi
b. Kegiatan senibudaya, olahraga dan rekreasi
c. Kegiatan peningkatan spiritual
d. Kegiatan kesejahteraan/sosial
e. Kegiatan pendidikan ketrampilan
Kegiatan tersebut di atas diatur sesuai dengan ketenagaan dan waktu tersedia dan
dapat dilakukan pada sebuah gedung, dibawah tenda ataupun di tempat terbuka. Pada
prinsipnya kegiatan kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar dapat memantau
kondisi kesehatan.
Pada beberapa daerah, penyelenggaraan posyandu lanjut usia dilaksanakan pada
hari dan tempat yang sama dengan jam yang berbeda dengan posyandu balita. Hal ini
kelihatannya sulit dilakukan, namun ternyata memberikan banyak manfaat. Dengan
diintegrasikan penyelenggaraan posyandu balita dengan posyandu lanjut usia dapat
terjalin solidaritas antar tiga generasi.
3. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi. Apapun
bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu dimonitoring dan dievaluasi untuk mengetahui
tingkat keberhasilan ataupun perkembangan, serta hambatan dan peluang. Demikian
pula halnya dengan posyandu lanjut usia.
- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT).
- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pojok gizi.
Dengan sistem 5 meja :
1. MEJA 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut, kemudian peserta yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. MEJA 2 : Pengukuran tinggi, berat badan dan pencatatan kegiatan sehari-hari
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, kemudian menghasilkan
penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang ditentukan dengan mencari titik temu
antara garis bantu yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi
badan.
3. MEJA 3 : Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status
mental
Kader melakukan pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop.
Kemudian kader melakukan permeriksaan status kesehatan mental dengan
menggunakan pedoman metode 2 menit dengan 2 tahap pertanyaan. Kader melakukan
pencatatan di KMS lansia meliputi: Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan,
tinggi badan.
4. MEJA 4 : Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)
5. MEJA 5: Pemberian penyuluhan dan konseling
Tahap
1
Kegiatan
Pendaftaran
kegiatan sehari-hari,
penimbangan
berat
Pencatatan
status
Pelaksana
Kader
buku
pencatatan
KMS, BPPK Lanjut Usia
Meja, kursi
Kader
(IMT
Alat tulis
perlu bantuan
Buku registrasi dan buku
petugas)
pencatatan kegiatan
KMS, BPPK Lanjut Usia
Timbangan
Meteran
Stetoskop
Petugas (bisa
Tensimeter
dibantu Kader)
BPPK Lanjut Usia
Pemeriksaan
Hb Talquist
Sahli
Cuprisulfat
Combur Test
Meja, kursi
KMS
Leaflet
Poster
BPPK Lanjut Usia
Petugas
(bisa
dibantu Kader)
Petugas
Kesehatan
Indikator
Pratama
Frekuensi pertemuan (x/thn) <8
Kehadiran kader (pada hari- <3
Madya
8-9
>3
Purnama
>10
>3
Mandiri
>10
>3
<50%
50-60%
>60%
>60%
<25%
20-50%
>50%
>50%
<50%
50-60%
>60%
>60%
<50%
50-60%
>60%
>60%
8-9
1
-
10
2
<50%
10
>2
>50%
H)
Pelayanan kesehatan :
-
Cakupan
penimbangan
(CB)
Cakupan
pemeriksaan
laboratorium (CL)
Cakupan
pemeriksaan
kesehatan
pengukuran
(termasuk
tekanan
(CP)
Senam lanjut usia
<8
Kegiatan sektor terkait
0
Pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat
Pencatatan dan Pelaporan
HASIL PENGAMATAN
Posyandu Lansia Dusun Sempu dilaksanakan tanggal 16 setiap bulan bersamaan
dengan kegiatan posyandu balita. Kegiatan ini dimulai puku; 09.00 11.00 WIB dan
dilaksanakan di rumah warga setempat yang telah dihibahkan untuk pelaksanaan posyandu.
Petugas posyandu yang terlibat diantaranya 1 bidan desa dan 5 orang kader dari warga
setempat. Sistem pelayanan yang diselenggarakan posyandu lansia Dusun Sempu dengan
menggunakan sistem 3 meja karena digabung dengan posyandu balita dengan kegiatan
masing-masing meja sebagai berikut:
-
Meja I
Melakukan kegiatan pendaftaran
Meja II
Melakukan penimbangan berat badan dan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan
tekanan darah dan pencatatan di buku laporan petugas
Meja III
Melakukan penyuluhan berupa kegiatan edukasi dan pemberian pengobatan dalam hal
ini dilakukan oleh petugas kesehatan
Secara umum alur pelayanan posyandu lansia Dusun Sempu menggunakan sistem 3
meja. Saat peserta posyandu lansia datang langsung menuju ke meja pendaftaran (Meja I), di
meja pendaftaran peserta didata tanpa dikenakan biaya, kemudian setelah itu peserta
langsusng menuju ke meja II untuk dilakukan
kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah dan pencatatan di buku laporan petugas, setelah
itu lansia ke meja III melakukan penyuluhan berupa kegiatan edukasi dan pemberian
pengobatan dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan. Kelebihan posyandu lansia
Dusun Sempu adalah sudah terkoordinir dengan baik alur pemeriksaan yaitu dengan sistem
meja yang ada. Kekurangan dari posyandu lansia Dusun Sempu adalah tidak dilakukan
pemeriksaan dan pencatatan secara lengkap seperti pengukuran tinggi badan dan dalam hal
penyediaan kartu menuju sehat (KMS) lansia yang belum ada, dan penyuluhan berkala yang
masih kurang.
III.
A. INPUT
INPUT
Man
Kelebihan
Tersedia
tenaga
Kekurangan
kesehatan Dari hasil
pengamatan
seperti :
1 Bidan Desa
5 Kader
untuk
posyandu
masih kurang.
Tidak ada dana tambahan
mandiri
posyandu
untuk
penjualan PMT.
Masalah dana dirasa cukup
daerah
kebutihan
dari
setempat
pelaksanaan
kegiatan.
Dana
didapatkan
posyandu.
posyandu balita)
Dana
digunakan
keperluan
Methode
kas
dan
untuk
uang
transportasi kader
Metode yang digunakan
pada posyandu lansia adalah
Material
Mechine
sistem 3 meja
Metode yang
digunakan
tetapi
bergabung
posyandu
posyandu
yaitu
Sistem
masih
dengan
balita
untuk
pelaksanaannya
pengadaan
berlnagsungnya posyandu,
tetapi
berat
badan,
tanda-tanda
dan
masih
sehingga
tempat
bergabung
dengan baik.
Tidak tersedianya
KMS.
Tidak
tersedia
buku
poster
obat-obatan
B. PROSES
Proses
P1
Kelebihan
Kekurangan
Tersedia jadwal tanggal Tidak ada shift penggantian
(Perencanaan)
pelayanan posyandu
Hari buka posyandu pukul
09:00
sampai
kader
dengan
selesai
Sasaran para lansia yang
tinggal di sekitar Dusun
Sempu
Dilakukan
sebelum
brefing
dan
sesudah
pelaksanaan posyandu
Semua
lansia
yang
mengalami darah tinggi
akan
diberikan
obat
Tidak
(Pelaksanaan,
Penggerakan)
bidan desa
Ketersediaan
pada lansia
Tidak
dilakukan
penyuluhan
setelah
posyandu
Kegiatan di rumah warga
kooperatif
Cangkupan sasaran sesuai
pedoman posyandu
Semua lansia dilakukan
P2
alat
telah
dilakukan
yang terlatih
darah
Jika terdapat kasus berat
akan
P3
(Pengawasan,
Penilaian
Pengendalian)
dan
dirujuk
ke
puskesmas
Terdapat evaluasi jangka
Kurangnya
saat
puskesmas
Laporan dibuat
berlangsung.
Laporan dicatat
manual
di
buku
secara
tulis
pengawasan
kegiatan
manual.
posyandu
secara
diberikan
tidak
oleh
setempat
Evaluasi
dinkes
berkala
ada
laporan
pengantinya.
Belum
ada
kegiatan
posyandu selesai
Dilakukan koreksi koreksi
lansia
karena
tersedianya
belum
KMS
di
C. LINGKUNGAN
Lingkungan
kurangnya
penduduk sekitar.
menimbang
badan,
pengukuran
tekanan
darah ke posyandu.
IV.
SIMPULAN
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan
oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif
(pencegahan). Pengertian usia lanjut addalah mereka yang telah berusia 60 tahu
keatas.
Sistem pelayanan yang diselenggarakan posyandu lansia Dusun Sempu dengan
menggunakan sistem 3 meja karena digabung dengan posyandu balita dengan
kegiatan masing-masing meja sebagai berikut : Meja I adalah untuk pendaftaran, Meja
II adalah untuk penimbangan berat badan dan pelayanan kesehatan berupa
pemeriksaan tekanan darah dan pencatatan di buku laporan petugas, dan Meja III
adalah untuk penyuluhan berupa kegiatan edukasi dan pemberian pengobatan dalam
hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan.
Posyandu telah memiliki sistem meja namun dalam penerapannya masih belum
sempurna karena meja yang digunakan belum genap 5, masih ada penggabungan,
tidak dilakukannya pengukuran tinggi badan, pemeriksaan IMT, dan belum adanya
pencatatan kesehatan lansia pada KMS lansia. Waktu dan tempat pelaksanaan masih
bersamaan dengan posyandu balita oleh karena jumlah kader 5 orang masih kurang
untuk melayani dengan seksama.
V.
SARAN
Posyandu lansia di Dusun Sempu masih perlu melakukan evaluasi sistem 5 meja,
kemudian perlu adanya pelatihan pengisian KMS lansia agar kesehatan lansia
terpantau.
BIDAN DESA
()
MAHASISWI