Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang akan mengalami proses penuaan seiring dengan bertambahnya usia.
Penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Saat
mengalami proses penuaan banyak perubahan yang terjadi dalam diri seseorang, antara lain
penurunan fungsi organ-organ tubuh, penurunan daya ingat dan kondisi kejiwaan yang labil.
Salah satu masalah yang sering dialami lansia seiring dengan proses penuaan adalah
penurunan pemenuhan kebutuhan seksual.
Perubahan fisiologis pada wanita dan pria serta adanya masalah medis merupakan
beberapa penyebab dari penurunan pemenuhan kebutuhan seksual. Orang yang berumur
diatas 50 tahun umumnya mengalami kerusakan biologis parsial yang meningkat menjadi
ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan seksual1. Penurunan pemenuhan kebutuhan
seksualitas pada lansia menyebabkan lansia hanya melakukan penekanan kebutuhan
seksualitas pada pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi intim, dan hubungan fisik mencari
kesenangan. Perlu adanya hubungan intim yang teratur untuk mempertahankan kemampuan
dari elastisitas dinding vagina wanita dan kemampuan lubrikasi sehingga kebutuhan
seksualitas lansia terpenuhi. Dibutuhkan suatu pengertian dari pria dalam memahami kondisi
seksual pasangannya sehingga tidak timbul masalah lain yang lebih berat 2. Mungkin
menurut sebagian orang hal ini tabu untuk dibicarakan, sehinngga banyak dari para lansia
membiarkan masalah ini berlarut-larut tanpa mencari solusi yang tepat untuk
menyelesaikannya.
Beberapa lansia memiliki koping yang salah dalam menghadapi masalah kebutuhan
seksualitas. Banyak pria yang sering marah karena merasa istrinya tidak bisa memenuhi
kebutuhan seksualitasnya dan memilih untuk menikah lagi. Penanganan yang salah ini harus
dikaji dan diperbaiki. Perbaikan dalam penanganan masalah kebutuhan seksual pada lansia
bisa dilakukan oleh perawat, lansia sendiri, dan keluarga. Peran perawat sangat dibutuhkan
dalam hal ini sehingga nantinya kebutuhan seksual para lansia tetap dapat terpenuhi. Peran
perawat salah satunya yaitu dengan melakukan pengkajian yang tepat dan memberikan
intervensi untuk mengatasi masalah seksualitas pada lansia. Lansia sendiri harus bisa
menyadari kondisinya dan kondisi pasangannya. Keluarga berperan dalam memberikan
dukungan positif kepada lansia sehingga lansia bisa menerima kondisi seksualitasnya.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada lansia dengan
2.
BAB II
ISI
KASUS 5
Bp. A berusia 65 tahun. Sejak 3 bulan yang lalu Bp. A tidak aktif bekerja karena sudah
pensiun TNI. Bp. A mempunyai istri Ny. R berusia 64 tahun. Bp. A mempunyai kebiasaan olah
raga seperti bulu tangkis, senam dan lari pagi sejak menjadi mahasiswa di akademi. Kebiasaan
berolah raga tersebut selalu Bp. A jalani sampai saat ini, sedangkan Ny. R jarang mengikuti olah
raga. Bp. A sampai saat ini selalu memiliki keinginan untuk selalu berhubungan intim dengan
Ny. R, apalagi setelah berolah raga Bp. A merasa badannya segar dan biasanya keinginan
memenuhi kebutuhan seksualitasnya meningkat. akan tetapi Ny. R selalu mengatakan mudah
lemes dan tidak mungkin berhubungan intim seperti waktu masih muda. Penolakan yang
berulang-ulang dari Ny. R, membuat Bp. A marah-marah, bahkan sampai Bp. A mempunyai
keinginan untuk menikah lagi.
A. TEORI PENUAAN
Penuan adalah perubahan fisik dan tingkah laku yang terjadi pada semua orang.
Peroses penuaan dibahas dalam beberapa toeri penuaan antara lain :
1. Teori Biologis
Teori biologis merupakan proses penuaan secara fisik yang meliputi perubahan
fungsi dan struktur, yang berpengaruh pada pengembangan, panjang usia dan kematian.
Teori biologi menjelaskan mengapa orang mengalami penuaan dengan cara yang berbeda
dari waktu ke waktu dan faktor apa yang mempengaruhi usia panjang, perlawanan
terhadap penyakit dan kematian atau perubahan seluler 3. Salah satunya yaitu perubahan
pada fungsi dan struktur sistem reproduksi.
2. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang tambah usia, pertahanan mereka terhadap
organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita
berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi, sehingga banyak lansia lebih berhati-hati
dan berusaha menghindar untuk berhubungan dengan pasangannya3.
3. Teori Neuroendokrin
Penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon
tertentu yang mempunyai dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Kasus
tersebut bisa diketahui sistem neuroendokrin berpengaruh dimana sistem hormon pada
lansia dapat berubah seiring dengan aktivitas dan perubahan-perubahan yang lain pada
lansia3.
4. Teori Psikososiologis
Teori
psikososiologis
menjelaskan
bagaimana
pengaruh
perubahan
psikososiologis seseorang seiring pertambahan usia. Perubahan sikap dan perilaku pada
seseorang juga dapat mempengaruhi pola seksualitasnya3.
5. Teori kepribadian
Teori lingkungan menyebutkan penuaan yang sehat tidak bergantung pada jumlah
aktivitas sosial seseorang tetapi pada kepuasan orang tersebut pada aktivitas sosial yang
dia lakukan. Menurut Jung pada teori kepribadian terdapat aspek-aspek pertumbuhan
psikologis yang tidak menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Pengembangan
kepribadian orang dewasa memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert.
Keseimbangan antara kedua hal tersebut penting bagi kesehatan. Menurunya tanggung
jawab serta tuntutan dari keluarga dan ikatan sosial yang terjadi pada lansia mengakibat
lansia manjadi introvert3.
6. Teori tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah aktifitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh
seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang
sukses3.
7. Teori disengagement
Teori disengagement menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran
dan tanggung jawab dalam masyarakat. Menurut ahli teori ini penarikan diri dapat
diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari dan penting untuk fungsi yang tepat dari
masyarakat sedang tumbuh. Manfaat pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah
mempunyai waktu untuk merefleksikan hidupnya dan untuk menghadapi hadapan yang
tidak terpenuhi3.
8. Teori aktifitas
Teori aktifitas merupakan lawan langsung dari teori disengagement yang
berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
Gagasan pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang dengan pentingnya perasaan
yang dibutuhkan orang lain. Kesempatan untuk berperan dengan cara penuh arti bagi
seseorang yang penting adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia.
Hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup. Selain
itu pentingnya aktifitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah
kehilangan dan pemeliharaan kesehatan disepanjang masa3.
9. Teori kontinuitas
Teori ini menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau
memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan terpenuhinya kebutuhan diusia tua.
Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu dan kepribadian untuk sebagian
dasar memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan akibat penuaan3.
B. PERUBAHAN - PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PENUAAN
Lansia mengalami beberapa perubahan fisiologis pada sistem reproduksinya. Hal ini
berpengaruh pada aktifitas seksual lansia, yang cenderung mengalami penurunan fungsi
seksualnya. Perubahan terjadi pada wanita maupun pria.
1. Perubahan fisiologis pada wanita antara lain :
a.
Menopause
Sarrel dalam bukunya menjelaskan ada lima perubahan dasar fungsi seksual
yang terjadi pada wanita yang mengalami menopause. Perubahan tersebut antara lain
penurunan respon seksual, timbulnya rasa nyeri saat bersenggama, menurunnya
aktifitas seksual, menurunnya hasrat atau gairah berhubungan seksual serta adanya
masalah pada pasangan seksual. Perubahan fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kadar
hormon ovarium. Penatalaksanaan serta terapi dapat dilakukan pada lansia dengan
menopause untuk aktifitas seksualitas seperti terapi sulih hormon. Terapi ini
hendaknya dilakukan setelah didiskusi dengan dokter maupun perawat1.
b.
c.
Fase arousal
meningkat;hasrat sangat
bisa bervariasi.
mempengaruhi libido.
Pembesaran payudara
menurun.
biasanya membaik.
Kemampuan mengontrol
muskular)
lanjutnya usia.
menurun.
refrakter, dimana
sukar terjadi.
Diabetes
Diabetes yang berpotensi pada laki-laki bahkan pada usia muda. Diabetes
menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus menyebabkan neuropati autonomik.
Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi dan disfungsi vasokonstriksi yang
memberikan kontribusi untuk terjadinya disfungsi seksual. Pengobatan baru seperti
Viagra dapat mencegah individu dari impoten5.
2.
Artritis
Nyeri sendi seperti artritis dapat mengganggu aktivitas seksual. Beberapa posisi
bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau kontraktur fleksi mungkin
mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri dan kaku mungkin berkurang
dengan pemanasan, latihan, analgetik sebelum aktivitas seksual. Pengobatan anti
inflamasi dapat mengurangi nyeri namun dapat juga menurunkan gairah seksual5.
3. Infark Miokard
Masalah jantung juga dapat mengganggu aktivitas seksual yang normal. Resiko
kematian pada penderita jantung masih rendah, tetapi sebaiknya lansia dengan riwayat
penyakit jantung konsultasi dengan dokter. Penderita stroke tidak menghalangi dalam
melakukan hubungan seksual dengan memodifikasi posisi atau penggunaan alat bantu.
Pasien pasca stroke memilki banyak masalah yaitu :
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena pasien
mengalami ansietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas, takut akan
kehilangan cinta atau dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah dan malu atas
situasi. Pola seksual termasuk kuantitas dan kualitas aktivitas seksual sebelum stroke
sangat penting untuk diketahui sebelum nasihat spesifik tentang aktivitas seksual
ditawarkan. Sistem saraf otonomik jarang mengalami kerusakan pada stroke, maka
respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi
permanen maka diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan penglihatan
mungkin membatasi pengenalan orang atau benda-benda, dalam beberapa kasus, pasien
dan pasangannya mungkin perlu belajar untuk menggunakan area yang tidak mengalami
kerusakan. Kelemahan motorik dapat menimbulkan kesulitan mekanik, namun dapat
diatasi dengan bantuan fisik atau teknik bercinta alternatif. Kehilangan kemampuan
berbicara mungkin memerlukan sistem non-verbal untuk berkomunikasi3,5.
4. Efek Pembedahan
Histerektomi serta mastektomi tidak mengubah fungsi seksual pada lansia,
walaupun kehilangan organ tertentu membuat wanita merasa berbeda serta menimbulkan
ketakutan. Konseling dapat dilakukan untuk membantu wanita menghadapi kondisinya.
Prostatektomi tidak mengganggu ereksi, karena telah ditemukan pembedahan dengan
metode baru yang tidak merusak saraf5.
5. Konsumsi Obat dan Alkohol
Alkohol dan pengobatan dapat mempengaruhi fungsi seksual pada lansia.
Konsumsi alkohol mengakibatkan penundaan orgasme pada wanita dan gangguan ereksi
pada laki-laki. Digitalis, diuretik, antihipertensif, transquilizer, dan antidepresan dapat
menyebabkan masalah pada kehidupan seksual laki-laki dan perempuan. Penyesuaian
obat atau dosis
Pemeriksaan Fisik
Adanya lesi
Adanya keluaran
Nyeri testis
Masa pada testis
Jawaban
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
5.
6.
7.
8.
9.
b.
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
10.
Pemeriksaan Fisik
Adanya lesi
Adanya keluaran
Dispare urin
Nyeri tulang pelvis
Cystocola / rectocela
Penyakit kelamin
Infeksi
Perhatian sebelum melakukan aktivitas seksualitas
Riwayat menstruasi
(umur menstruasi pertama, tanggal terakhir
menstruasi)
Riwayat menopause
(umur, gejalanya, masalah setelah menopause)
Jawaban
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
Yes/No
d.
e.
seksualitas Anda?
Apa perhatian yang Anda miliki untuk memenuhi kebutuhan seksual Anda?
Bagaimana cara yang Anda lakukan saat melakukan hubungan seksual dengan
pasangan Anda seiring bertambahnya usia?
Apa intervensi atau informasi yang dapat saya berikan untuk membantu memenuhi
kebutuhan seksualitas Anda?
Apa pertanyaan Anda untuk melanjutkan kebutuhan seksual Anda dan fungsinya? 5
F. ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS 5
Bp. A berusia 65 tahun. Sejak 3 bulan yang lalu Bp. A tidak aktif bekerja karena
sudah pensiun TNI. Bp. A mempunyai istri Ny. R berusia 64 tahun. Bp. A mempunyai
kebiasaan olah raga seperti bulu tangkis, senam dan lari pagi sejak menjadi mahasiswa di
akademi. Kebiasaan berolah raga tersebut selalu Bp. A jalani sampai saat ini, sedangkan Ny.
R jarang mengikuti olah raga. Bp. A sampai saat ini selalu memiliki keinginan untuk selalu
berhubungan intim dengan Ny. R, apalagi setelah berolah raga Bp. A merasa badannya segar
dan biasanya keinginan memenuhi kebutuhan seksualitasnya meningkat. akan tetapi Ny. R
selalu mengatakan mudah lemas dan tidak mungkin berhubungan intim seperti waktu masih
muda. Penolakan yang berulang-ulang dari Ny. R, membuat Bp. A marah-marah, bahkan
sampai Bp. A mempunyai keinginan untuk menikah lagi.
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Bp. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 65 Tahun
Pekerjaan
: Pensiunan TNI
sewaktu masih muda dahulu, Ny. R merasa lemas saat berhubungan intim.
c. PEMERIKSAAN FISIK
1) TTV
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Pernapasan
: 24x/menit
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 370 C
2) PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK SEKSUALITAS
Organ Reproduksi Laki-laki
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemeriksaan Fisik
Adanya lesi
Adanya keluaran
Nyeri testis
Masa pada testis
Masalah pada prostat
Penyakit kelamin
Perubahan pengendalian hubungan seksual
Impoten
Perhatian sebelum melakukan aktivitas
Jawaban
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
seksualitas
Pemeriksaan Fisik
Adanya lesi
Adanya keluaran
Dispare urin
Nyeri tulang pelvis
Cystocola / rectocela
Penyakit kelamin
Infeksi
Perhatian sebelum melakukan aktivitas
9.
seksualitas
Riwayat menstruasi
(umur menstruasi pertama, tanggal terakhir
10.
menstruasi)
Riwayat menopause
(umur, gejalanya, masalah setelah
menopause)
Jawaban
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
15 tahun, 16
November 1982
54 tahun; tidak
menstruasi, nyeri
dan badan terasa
panas; libido
menurun
d. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1) Kebutuhan seksualitas
Sebelum istrinya memasuki usia menopause kebutuhan seksual pasien selalu
terpenuhi dan tidak bermasalah.
Saat istrinya memasuki usia menopause kebutuhan seksual pasien tidak terpenuhi
dengan baik.
2) Kebutuhan ADL
Sejak muda sampai saat ini pasien selalu berolahraga setiap hari, badannya selalu
segar dan bugar.
3) Kebutuhan Stress dan Koping
Sebelum istrinya memasuki usia menopause pasien bisa mengatasi stress yang
dialami dan bisa menemukan koping yang tepat dalam mengatasi masalahnya.
Saat istrinya memasuki usia menopause pasien tidak bisa mengatasi masalah yang
dialami. Pasien mudah marah dan mudah tersinggung. Pasien ingin menikah lagi.
4) Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan istrinya sekarang yang mudah lemas
dan selalu menolak jika diajak berhubungan seksual.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
1.
Data Fokus
Masalah
Ds : Bp. A mengatakan kebutuhan Ketidakefektifan
Etiologi
Hambatan
hubungan
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan
dengan seksualitas
orang terdekat
pola
berhubungan
hubungan seksual.
Ny. R mengatakan terasa nyeri saat
berhungan intim.
Ny. R mengatakan bahwa melakukan
hubungan intim dilakukan hanya 2 bulan
sekali.
Do : Usia istri memasuki menopause (64
tahun)
2.
Gangguan
pola
dalam Ketidakefektifan
melepaskan berhubungan
tekanan
gangguan
koping
dengan
dalam
pola
melepaskan tekanan7
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
Kode
(NIC)
Setelah
5248
dilakukan
Intervensi Keperawatan
1. Bangun
hubungan
Rasional
1. Membantu perawat dalam
pola
seksualitas tindakan
berhubungan
dengan
hubungan
keperawatan
teraupetik
hubungan
kepada
dari
seksual,
4356
pasien
dan
seksual
secara
memberikan
intervensi
2. Membantu
pasien
pasangannya
mengetahui
dan
untuk
fungsi
dari
hubungan seksual.
3. Pasien dapat mengetahui
kondisi kesehatannya bisa
seksualitas.
mempengaruhi kebutuhan
4. Diskusikan
dengan
pasien
istrinya
dan
pentingnya modifikasi
pada aktivitas seksual,
seperti : Posisi yang
nyaman
saat
melakukan
kebutuhan seksual
intim
(memberikan
selain
ganjalan
bantal
intim
dan
tepat.
3. Diskusikan efek dari
pemenuhan
berhubungan
mengkajian
hambatan pemenuhan
kebutuhan
bina
saling
percaya.
2. Berikan
orang terdekat
dan
hubungan
berhubungan).
5. Diskusikan
alternatif
saat
bentuk
ekspresi
seksualitas.
4. Modifikasi bisa digunakan
jika
seperti
hubungan
biasanya
memuaskan.
seksual
tidak
dan
istrinya,
seperti :
a. Bermesraan
b. Makan
malam
romantis berdua
c. Jalan-jalan berdua
d. Nonton tv bersama
6. Tunjukkan
kepada
pasien terapi sex yang
tepat,
seperti
mengingat
kenangan
kebiasaan
pendidikan
seksualitas
kepada
pasien
istrinya
dan
7. Mengurangi
seksualitas
kebiasaan
yang
merugikan.
dengan
8. Memberikan
pasien
pengetahuan
seksualitas
untuk
memenuhi
kebutuhan seksualnya,
seperti :
a. Tidur berdua tanpa
busana
b. Berciuman
10. Sarankan istri pasien
untuk
9. Mengetahui
cara
yang
memakai
lubrikan
saat
berhubungan intim.
11. Sarankan istri pasien
untuk
berolahraga,
minimal seminggu 2
kali.
12. Ajarkan
saat
melakukan
melakukan
pasien
senam
kegel.
13. Bantu keluarga dalam
mengatasi
10. Agar
kebiasaan
sesuai9.
12. Membant
mengoreksi
meningkatkan
kekencangan
2.
Ketidakefektifan
Setelah
koping
tindakan
berhubungan
dengan
dilakukan 5230
keperawatan
dalam
1. Gunakan
sebagai
kesabaran
pendekatan
terhadap pasien.
2. Ajarkan pasien dalam
mengembangkan
hubungan.
3. Bantu
tekanan
yang efektif 8:
1. Pasien bisa mengatasi
mengidentifikasi respon
dengan
kriteria hasil :
a. Pasien mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
efektif berfokus
pada penyelesaian
masalahnya
b. Pasien mampu
pasien
pemecahan
yang
masalah
digunakan
saat
dengan
pasien.
2. Membuat hubungan pasien
baik.
3. Membantu
menunjukkan
5. Membantu menghilangkan
sebelumnya.
5. Instruksikan pada pasien
teknik
mengidentifikasi
pola koping yang
berfokus pada
efektif
menghadapi
relaksasi, misalnya :
a. Napas dalam
b. Mengenang
masa
yang
klien
masalah-masalah
penggunaan
vagina.
1. Untuk membina hubungan
melepaskan
tertekan
otot-otot
berdua
c. Mendengarkan lagu-
6. Mengingatkan
bahagia pasien.
memori
penyelesaian
masalah
c. Pasien melaporkan
penurunan tingkat
stress dengan tidak
ingin menikah lagi
d. Pasien dapat
lagu kenangan
6. Bantu pasien untuk
mengingat
bahagia
membangun komunikasi
yang
terhadap
pasien9.
perubahan pola
seksual yang
terjadi
e. Pasien bisa
menggunakan
strategi koping
yang efektif
berfokus pada
penyelesaian
masalah
f. Pasien melaporkan
penurunan
perasaan yang
negatif.
bersama
istrinya.
7. Bantu istri pasien dalam
beradaptasi
perkembangan
saat
hal-hal
efektif
dengan
istrinya
harmonis.
lebih
sambil telanjang, berciuman, berpelukan, tidur bersama sambil telanjang, dan makan berdua.
Sehingga Bapak A tidak perlu meminta menikah lagi untuk memenuhi kebutuhan
seksualitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses menua pasti akan dialami oleh semua orang. Penuaan yang dialami oleh
semua orang pasti akan menimbulkan banyak masalah, dan salah satu maslah tersebut
adalah tentang pemenuhan kebutuhan seksualitas. Ada beberapa teori penuaan yang
mendukung munculnya masalah pemenuhan kebutuhan seksualitas, diantranya yaitu
Teori Biologis, Teori Imunitas, Teori Neuroendokrin, Teori Psikososiologis, Teori
kepribadian, Teori Tugas Perkembangan, Teori Disengagement, Teori Aktifitas, dan Teori
Kontinuitas. Masalah pemenuhan kebutuhan seksualitas juga disebabkan oleh reaksi
perubahan fisiologis pada organ reproduksi wanita ataupun pria. Wanita mengalami
perubahan fisiologis pada payudara, saluran genitalia, dan menopause, sedangkan pria
mengalami perubahan fisiologis yaitu terjadinya disfungsi ereksi. Hal yang bisa
mempengaruhi kebutuhan seksualitas pada lansia yaitu adanya reaksi atau komplikasi
yang ditimbulkan oleh beberapa penyakit seperti penyakit Diabetes, penyakit Artritis,
penyakit Infark Miokard, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, serta efek dari Pembedahan
dan efek dari Konsumsi Obat dan Alkohol. Diperlukan asuhan keperawatan yang tepat
dalam mengatasi pemunuhan kebutuhan seksualitas pada lansia. Ada beberapa instrument
yang bisa dipakai untuk melakukan pengkajian pada pemenuhan kebutuhan seksualitas.
Perawat perlu melakukan pengkajian yang mendalam dan membina hubungan terapeutik
dengan pasien dan keluarganya sebelum memberikan asuhan keperawatan sehinggaa
asuhan yang diberikan sesuai dengan keadaan pasien. Peran keluarga sangat diperlukan
dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan seksualitas pada lansia.
B. SARAN
1. Lansia harus mampu melakukan komunikasi efektif dengan pasangannya.
2. Dalam pemenuhan kebutuhan seksualitas lansia tidak harus berhubungan intim tetapi
bisa dengan cara lain.
3. Keluarga harus memberikan perhatian dan dukungan yang lebih kepada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Ed.2.
Jakarta : EGC
2. Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik, Ed.4 Vol.1. Jakara : EGC
3. Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi. 2000. Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ).
Jakarta : FKUI
4. Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya
5. Hoffman, Gloria.1999. Basic Geriatric Nursing, Ed.2. Philadelphia : Mosby
6. Lueckenotte, Annettte G. 2000. Gerontologic Nursing, second edition. Philadelphia : Mosby
7. Nanda. 2009-2011. Diagnos Keperawatan. Jakarta : EGC
8. Johnson, Marion, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition. St.
Louis, Missouri : Mosby inc
MAKALAH
KASUS 5
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS PADA LANSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Gerontik II
Oleh Kelompok 5 :
Ainur Rahmah Amalia
G2B009064
Zuniati
G2B009066
G2B009068
G2B009070
Ema Maulina
G2B009072
G2B009077
Janitra Kharisma
G2B009079
G2B009081
Wajinah
G2B009083
Siti Shofiyah
G2B009095
Rani Soraya W.
G2B009096