Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara yang membentang dari 6 o08 LU
hingga 11o15 LS, dan dari 94o45 BT hingga 141o05 BT. Dengan beragamnya
bahasa, agama dan budaya yang ada di seluruh wilayah, menjadikan Indonesia
mempunya karakteristik khas tersendiri.
Kedaulatan Indonesia pertama kali diakui secara de facto oleh sejumlah
negara pada masa revolusi fisik 1945-1949. Pada tahun 1946, Mesir dan
Amerika mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto kemudian diberi
pengakuan de jure oleh Mesir, Syiria, Lebanon, Saudi Arabia, Yordania, dan
Yaman pada tahun yang sama.1 Sehingga pada akhirnya Indonesia dapat
menyatakan dirinya sebagai negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan
makmur.2 Tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
untuk melindungi wilayah dan warga Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia.3
Kemerdekaan Indonesia tentunya menjadi pemacu semangat bangsa Indonesia
dalam upaya pembangunan di segala bidang demi mewujudkan tujuan
tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengelola potensi bangsa
Indonesia yang terdiri dari beragam daerah serta sumber daya adalah melalui
1 Anthony R. Mauna, Skripsi, Pembukaan Hubungan Diplomatik
Indonesia-Mesir tahun 1947. Latar Belakang dan Prospek, Universitas
Nasional, FISIP, 1997, p.95.
2 Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,
paragraf kedua.
3 Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,
paragraf keempat.
2.2.
Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara merupakan penerapan dari strategi geopolitik.
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel (18441904)
sebagai ilmu bumi politik (Political Geography). Istilah ini kemudian
dikembangkan dan diperluas oleh sarjaan ilmu politik Swedia, Rudolph
Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964) dari Jerman
menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari
dua istilah di atas terletak pada titik perhatian dan tekanannya, pada
bidang geografi atau politik. Ilmu bumi politik (Political Geography)
mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik
mempelajari
fenomena
memaparkan
dasar
politik
dari
pertimbangan
aspek
dalam
geografi.
menentukan
Geopolitik
alternatif
Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional diartikan sebagai kondisi dinamis suatu
bangsa, yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi. Istilah khas Indonesia Ketahanan Nasional mulai muncul
pada tahun 1960-an. Dalam bahasa Inggris, disebut sebagai national
resillence. Sejarah munculnya konsepsi ini berawal dari saat meluasnya
pengaruh komunisme dari Uni Soviet dan Cina di awal tahun 1960-an
yang pada masa teresebut menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Berdasarkan rumusan konsep ketahanan nasional dalam Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) tahun 1998, disebutkan Ketahanan Nasional
meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,
ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan.
- Ketahanan ideologi berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi
-
Pancasila;
Ketahanan politik berlandaskan demokrasi politik berdasarkan
berdasarkan Pancasila;
Ketahanan sosial budaya dijiwai kepribadian nasional berdasarkan
Pancasila;
Ketahanan pertahanan keamanan dilandasi dengan kesadaran bela
negara seluruh rakyat.
ekonomi
yang
kebijakan
Damai
Melalui
Dialog,
dan
3.2.
13
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/03/04083978/Menakar.Otono
mi.Khusus.Aceh.dan.Papua
yang cukup besar. Kondisi tersebut lambat laun pastinya akan memecah
belah bangsa Indonesia sendiri. Dampaknya pun akan semakin meluas
dan berpengaruh terhadap kestabilan visi bangsa Indonesia dalam
membangun sistem kehidupan nasional Indonesia. Perlawanan rakyat
Aceh terhadap pemerintah bangsanya sendiri tentunya bertentangan
dengan
wawasan
nusantara
karena
wawasan
nusantara
sendiri
yang
sebesar-besarnya
untuk
mengembangkan
dan
ketidakpuasan dan
16
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/03/04083978/Menakar.Otono
mi.Khusus.Aceh.dan.Papua
17 Kebijakan Otonomi Khusus di Indonesia: Pembelajaran dari Kasus
Aceh, Papua, Jakarta, dan Yogyakarta. 2008. Jakarta: Kemitraan.
baik dari
dan
rangka menjaga
19
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/03/04083978/Menakar.Otono
mi.Khusus.Aceh.dan.Papua