Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Fokus utama dalam subsistem kontrol keuangan adalah perilaku organisasi
atas
pengendalian
megharuskan
adanya
perluasan
lingkup
Rumusan masalah
Bagaimana
Aspek
Keperilakuan
mempengaruhi
suatu
Tujuan umum
1.
2.
3.
4.
Aktivitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
definisi. Pendapat pertama menurut Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku
dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi.
Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya ; juga aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka
berada. Tujuannya adalah memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
2.2 Unsur utama perilaku oeganisasi
1. aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri sebagai hasil studi psikologi.
2. adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan
manusia dalam organisasi. uang misalnya merupakan salah satu faktor
pertimbangan mengapa seseorang memasuki organisasi, oleh sebab itu ilmu
ekonomi perlu juga mendapat perhatian psikologi.
3. perilaku organisasi sebagai suatu disiplin mengakui bahwa individu dipengaruhi
oleh bagaimana di atas dan siapa yang mengawasi mereka. oleh sebab itu struktur
organisasi menyerap peranan penting dalam membahas perilaku organisasi
4. walaupun disadari akan adanya keunikan masing masing individu, perilaku
organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya
tujuan organisasi secara keseluruhan. dengan demikian selalu diusahakan agar
usaha masing masing individu selaras dengan tujuan organisasi
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan beberapa hal yang sangat penting
untuk diperhatikan, pertama perilaku organisasi adalah suatu bidang yang
3 | Aspek Keperilaku an pada Pengendalian
Keuangan
interdisipliner dan yang memanfaatkan hasil dari cabang ilmu yang lain. kedua
walaupun mendapat timbangan dari ilmu yang lain, bidang ilmu ini tetap dapat
berdiri sendiri, karena pusat perhatiannya pada manusia dalam berorganisasi.
ketiga perilaku organisasi memberikan arahan dan petunjuk bagi pencapaian
tujuan dengan lebih balk. hal berbeda dengan psikologi dan organisasi sosiologi
yang hanya memberi bantuan untuk dapat mengerti dan menguraikan tindakan
seseorang atau kelompok, sedangkan perilaku organisasi berhubungan dengan
pemanfaatan pengetahuan bagi pencapalan tujuan organisasi sebagaimana yang
diharapkan.
2.2.1
a.
b.
Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan
efisiensi organisasi.
c.
d.
b.
Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan
untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan
pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
c.
Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin
dari
ilmu
psikologi.karena,
adanya
organisai
adalah
adanya
manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
prinsip
keuangan
ini
digarisbawahi
dengan
adanya
Fungsi Keuangan
Walaupun perincian antar-organisasi bervariasi, fungsi keuangan yang
utama adalah dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk
suatu organisasi.Dana dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan eksternal dan
dialokasikan untuk penggunaan yang berbeda-beda. Arus dana di dalam
perusahaan dipantau. Imbalan untuk sumber-sumber perhitungan ini dapat berupa
tingkat pengembalian (return), pembayaran kembali, serta produk dan
6 | Aspek Keperilaku an pada Pengendalian
Keuangan
Dilema Pengendalian
Beberapa tahun lalu, suatu perusahaan yang menghasilkan produk baja
perusahaan
mungkin
lebih
tinggi
dibandingkan
beberapa
3.4.1
orang-orang yang ada dalam organisasi dan bukan pada mesin.Oleh sebab itu,
pengendalian keuangan dapat dipahami secara baik melalui desain penekanan
pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan.Namun, tidak semua desain
pengendalian fokus pada perilaku manusia.Aplikasi mekanikal dari pengendalian,
seperti termometer yang mengendalikan temperatur tubuh, lebih menekankan
pada sifat mekanikal dibandingkan dengan sifat perilaku.Perlatan-perlatan dari
metode mekanikal serta kelistrikan tentu juga dapat digunakan untuk
memengaruhi perilaku.Misalnya, suatu sistem absensi yang berfungsi sebagai
pengaman untuk mencegah keterlambatan atau suatu sistem komputer yang
membatasi kebebasan akses dalam mengoperasikan komputer merupakan contoh9 | Aspek Keperilaku an pada Pengendalian
Keuangan
perilaku
terhadap
pengendalian
keuangan.Hal
ini
dapat
10 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
adalah pemisahan antara tugas pencatatan dengan tugas penjagaan fisik aset.Hal
ini dilakukan mengingat bahwa laporan-laporan kinerja dan pengendalian kualitas
disebut sebagai salah satu contoh dari bentuk pengendalian administrasi. Tanpa
memedulikan perbedaannya, pengendalian akuntasi dan administratif dapat
dilakukan dengan merancang dan mengimplementasikan sistem pengendalian
keuangan yang diharapkan akan mendukung proses administrasi. Perluasan dari
konsep tradisional atas pengendalian megharuskan adanya perluasan lingkup
pengendalian akuntasi dan laporan keuangan guna mencakup proses administrasi
organisasi.
Perluasan lingkup atas keterlibatan akuntan terhadap proses administratif
tidak dapat disangkal lagi adalah sesuatu yang penting dalam pengendalian
akuntasi.
Pengetahuan
mengenai
pengendalian
akuntasi
tradisional
dan
Pengendalian Terpadu
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu
variabilitas.Anggaran,
laporan-laporan
akuntasi,
biaya
terhadap
implementasi
rencana.Pada
kondisi
seperti
ini,
operasi. Pengendalian operasi merupakan suatu proses implementasi atas rencanarencana manajemen. Contoh-contoh pengendalian terhadap pengorganisasian subsubsistem meliputi aplikasi pembelian dan persediaan, perhitungan biaya standar,
dan sub-subsistem rumah tangga, seperti administrasi penggajian dan manajemen
kredit.Di berbagai organisasi, pengendalian pengoperasian merupakan tanggung
jawab manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan
pengoperasian
lewat
sesuatu
yang
tidak
formal
dan
berfokus
pada
manusia.Organisasi yang lebih kompleks dan lebih besar dituntut untuk lebih
memformalkan pengendalian operasi guna menjamin suatu standar yang efektif
dan meningkatkan efiseiensi operasi.
C. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal
yang disusun dari komunikasi non-verbal.Komunikasi tersebut dihasilkan secara
rutin dari statistic yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan.
Evaluasi ini akan memengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan
perubahan atas proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan balik.
Suatu rancanangan yang formal dan sistematis dikumpulkan untuk koleksi dan
penyaringan umpan balik.Hal ini membutuhkan variabel-variabel yang dapat
diidentifikasi,
ukuran-ukuran
yang
definitif,
dan
aktifitas
pengumpulan
Perencanaan,
operasi,
dan
aktifitas-aktifitas
umpan
balik
telah
diidentifikasi sebagai tiga aspek dari proses administrasif yang sangat didukung
oleh rancangan pengendalian terpadu. Ketika setiap dimensi ini dibahas, dimensidimensi tersebut bukanlah aktivitas-aktivitas yang terkait.Desain dari subsistem
perencanaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, penciptaan
dukungan pengendalian bagi operasi, dan keputusan untuk menekankan ukuranukuran umpan balik tertentu guna mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan
yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada adalah beberapa contoh dari
hubungan.Hubungan ini dapat ditata untuk menciptakan kumpulan yang besar jika
suatu organisasi dapat menghubungkan sub-subsistem pengendalian secara baik
guna mendukung perencanaan, operasi, dan fungsi umpan balik.
Saling keterkaitan di antara sub-subsistem pengendalian juga memegang
peranan yang penting atas hasil yang kurang memuaskan.Logikanya, perencanaan
lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal
dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang diterapkan. Demikian pula,
jika urutan-urutan umpan balik diasumsikan bersifat netral dan relatif longgar,
maka bisa diharapkan bahwa umpan balik dipandang sebagai tindakan
pengumpulan ukuran-ukuran umpan balik itu sendiri dan tidak akan berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
tahapan-tahapan
perencanaan
dan
operasi.
Bagaimanapun juga, logika yang sederhana ini tidak sesuai untuk kondisi yang
kompleks.Manipulasi atas ukuran-ukuran umpan balik dapat menjadi lebih
diutamakan dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.Sebagai
konsekuensinya, ukuran-ukuran umpan balik lebih menekankan pada operasi dan
bukannya pad hal-hal yang bersifat evaluasi terhadap operasi itu sendiri.Sebagai
contoh, dalam suatu perusahaan dengan biaya produksi tetap yang tinggi,
kesuksesan manajer produksi diukur berdasarkan biaya produksi rata-rata yang
lebih rendah dapat meningkatkan kesuksesannya dengan menghasilkan produk
dalam jumlah besar. Jika perusahaan lebih fokus pada jumlah produk yang
dihasilkan dibandingkan dengan jumlah roduk terjual, maka kemungkinan besar
biaya rata-rata per unit dari produk yang terjual akan meningkat. Pada kasus ini,
umpan balik sedang mendominasi operasi proses pengukuran yang relatif longgar.
15 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara perencanaan dan umpan balik.
Proses perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak
umpan balik. Tujuan-tujuan perencanaan yang berlawanan tidak akan menjadi
penting untuk dijadikan prioritas karena sasaran rencana menekankan pada
ukuran-ukuran kinerja secara statistik yang didasarkan pada ukuran-ukuran umpan
balik yang telah ditentukan sebelumnya. Jika para manajer mengetahui bahwa
mereka akan dievaluasi berdasarkan jumlah unit produk yang terjual, proses
perencanaan meeka mungkin akan cenderung memperhatikan besarnya jumlah
produk yang terjual dibandingkan dengan profitabilitas dari produk yang terjual.
Hal-hal semacam itu beserta aspek-aspek lainnya akan dibicarakan dalam diskusi
yang lebih besar pada bagian-bagian berikutnya. Disamping itu, hal-hal penting
lainnya dari efektifitas rancangan pengendalian juga akan didiskusikan.
3.6
Faktor-faktor Kontekstual
Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
konteks
dalam
keberhasilan
perancangan
dan
penerapan
sub-subsistem
pengendalian keuangan.
A. Ukuran
Ukuran
dapat
dipandang
sebagai
suatu
peluang
dan
suatu
dan
aktifitas
umpan
balik
dalam
organisasi-organisasi
besar
dan
sukar
dipahami,
dimana
subsistem
tersebut
meliputi
keseluruhan
Pertimbangan-pertimbangan Rancangan
Pengendalian telah didefinisikan sebagai suatu pilihan inisiatif karena
pengendalian
didesain
untuk
memperoleh
hasil
yang
inti dalam mendesain pengendalian.Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi
seorang manajer keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkanpada
apakah suatu hasil itu baik atau buruk.Laporan keuangan memberikan informasi
untuk menentukan apakah hasil tersebut tepat. Suatu pengendalian akan
berhubungan dengan hasil atau konsekuensi, baik yang tepat maupun tidak.
Namun, pengendalian lebih mencerminkan suatu konsekuensi perilaku tehadap
strategi pengendalian khusus.Sebagai contoh, suatu studi tentang waktu dan gerak
mesin yang digunakan untuk menetapkan standar kerja dan waktu luang. Pada
banyak kasus, para pekerja akan mengambil manfaat pribadi dari rentang waktu
20 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
dan baru benar-benar bekerja pada waktu ekstra guna menyelsaikan tugastugasnya. Perilaku pekerja ini bersifat rasional, dapat diprediksi dan logis.Hal ini
merupakan suatu konsekuensi logis yang sering dikaitkan dengan pengenalan
terhadap sistem biaya standar.
Para manajer yang berpengalaman sering kali mengantisipasi berbagai
output yang berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka pahami.
Bagaimanapun,
seorang
manajer
akan
meningkatkan
posisi
barunya
berseberangan dengan teknologi lingkungan kendali. Literatur mengenai kasuskasus bisnis telah membuktikan keberadaan sumber daya yang bermanfaat untuk
memahami materi-materi pengendalian. Kasus-kasus yang berhubungan dengan
topik-topik seperti akuntansi pertanggungjawaban dan pola kerja transfertelah
menambah pemahaman atas output logis yang mungkin dari para manajer tanpa
perlu mengalaminya dalam dunia nyata. Dengan kata lain, pendekatan-pendekatan
secara teoritis dapat bermanfaat dalam memprediksikan konsekuensi-konsekuensi
logis yang berhubungan dengan inisiatif-inisiatif pengendalian. Pendekatanpendekatan teoritis atas minat untuk mempelajari teori-teori pengendalian dapat
ditemukan dalam aplikasi teori agensi untuk merancang pengendalian.
3.7.2
seorang
dapat
bertanya
atau
sebenarnya.Teori
agensi
menyangkut
mengusulkan
persoalan
penugasan
biaya,
dimana
yang
suatu
Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan
peluang yang lebih besar untuk mencapai tujuan dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan perubahan tersebut. Suatu tantangan yang lebih
logis dal lebih menimbulkan ketegangan adalah ketika manajer tidak tanggap
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.Para manajer yang berhadapan dengan
kondisi ini sebaiknya mempertanyakan kelayakan dari perancangan system
pengendalian yang baru.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan memelihara lingkungan
pengendalian lewat suatu proses perubahan dan kompensasi. Hal ini terjadi ketika
rancangan-rancangan pengendalian dimodifikasi melalui proses regenerasi
internal secara berkelanjutan atau ketika perubahan disebabkan oleh factor-faktor
eksternal yang berdampak pada organisasi, seperti lingkungan konsumen utama
atau kegagalan keuangan yang serius pada perusahaan-perusahaan inti atau suatu
industri tertentu.
Pada organisasi yang kompleks, keseimbangan dalam lingkungan
pengendalian
membutuhkan
perubahan
dan
kompensasi
secara
terus-
menjelaskan
bahwa
system
pengendalian
diagnostik
memonitor tujuan dan profitabilitas serta memastikan kemajuan kea rah target,
seperti pertumbuhan laba dan pangsa pasar. Secara berkala, para menejer menilai
output dan membandingkannya dengan standar kinerja pada saat itu. Umpan balik
memungkinkan menajemen untuk menyesuaikan input dan proses sehingga
kedepannya lebih mendeteksi tujuan.
Salah satu tujuan utama pengendalian diagnostic adalah menghilangkan
beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan ditetapkan,
penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut. Dengan demikian, banyak
para manajer yang yakin bahwa mereka dapat mengalihkan perhatiannya ke
masalah-masalah lain karena mereka mengetahui bahwa para pekerja akan bekerja
dengan rajin untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Namun, potensi untuk
kegagalan pengendalian akibat dinaikkannya target kinerja dan penghargaan
membuat manajer harus tetap memperhatikan hal-hal itu.
3.8.2
Sistem Kepercayaan
24 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
Sistem Batasan
System ini berdasarkan pada prinsip manajemen sederhana, tetapi
mendasar yang dapat disebut kekuatan pemikiran negatif. Mengatakan apa yang
harus dilakukannya kepada seseorang dengan menetapkan prosedur operasi
standard dan aturan baku akan menghambat inisiatif dan kreatifitas yang dapat
dihasilkan oleh karyawan yang cakap dan berjiwa kewirausahaan.
Sistem batasan dan system kepercayaan yang digabungkan akan
menciptakan ketegangan yang dinamis serta kepercayaan yang hangat, positif dan
inspirasional secara bersama-sama. Hasilnya adalah ketegangan dinamis antara
komitmen dan sanksi.Kedua system ini membentuk kesempatan secara bersamasama tanpa batas kedalam domain yang terfokus, dimana para manajer dan
karyawan didorong untuk memanfaatkannya secara efektif.
3.8.4
digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus-menerus dan
personal dalam keputusan bawahan.Suatu system pengendalian dapat bersifat
interaktif jika ada perhatian dari seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan.
25 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
3.
Strategi Bisnis
4.
Ketidakpastian Strategis
5.
6.
7.
Iteraktif Diagnostik
27 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
BAB III
PENUTUP
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntasi sering kali berarti
hasil dari informasi akuntasi adalah langkah akhir dari peran akuntan.Dalam
pendekatan perilaku, menghasilkan informasi dapat dipandang sebagai suatu
intermediasi dari langkah akhir. Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan
untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil
keperilakuan yang diharapkan. Dengan demikian, informasi akuntan dapat
dipandang sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir. Perluasan dari konsep
tradisional
atas
pengendalian
megharuskan
adanya
perluasan
lingkup
28 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan
DAFTAR PUSTAKA
Wayan.2010.Akuntansi Keperilakuan
29 | A s p e k K e p e r i l a k u a n p a d a P e n g e n d a l i a n
Keuangan