Está en la página 1de 23

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN

ASMA BRONKIAL

TUGAS

Oleh
KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN


ASMA BRONKIAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan klinik VIA dengan
dosen pengampu Murtaqib, S.Kp, M.Kep

Oleh
Hidayatus Sholeha
Rica Novi Pamungkas
Helda Puspitasari
Reni Dwi N.
Firta Maafiyah D.
Sandhi Indrayana
Nilla S ahuleka

122310101002
122310101008
122310101018
122310101032
122310101046
122310101060
122310101070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014

Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian data pasien meliputi:
1. Identitas pasien kaji nama, usia, pekerjaan dan lain-lain.
2. Keluhan utama: dispnea, kesulitan bernapas
3. Riwayat penyakit sekarang: sesak napas, semakin parah ketika
beraktivitas.
4. Keluhan dahulu : riwayat kontak sehingga alergi atau hipersensitif
terhadap sesuatu dan perubahan lingkungan (suhu)
5. Riwayat kesehatan keluarga: ada anggota kelarga yang menderita
asma, dan ada anggota keluarga yang merokok.
6. Riwayat penyakit dahulu: pernah memiliki riwayat penyakit terkait
sistem pernapasan, rumah dekat pabrik, menghirup polutan.
Pemeriksaan fisik pasien:
1. Inspeksi: kulit, membrane mukosa tampak pucat dan sianosis,

konjungtiva anemis, penggunaan otot bantu pernapasan, dada bentuk


barrel
2. Palpasi: ekstrimitas teraba dingin, sianosis, adanya takikardia,
3. Perkusi: redup pada lapang paru menunjukkan akumulasi sekret.
4. Auskultasi: ronkhi, wheezing pada kedua lapang paru
Pengkajian berdasarkan Dongoes (2010), sebagai berikut:
1. Pola aktivitas dan istirahat
Lemah, malaise, ketidakmampuan untuk aktivitas sehari-hari dapat
juga muncul insomnia
2. Sirkulasi
Ekstrimitas bawah, bisa juga muncul kenaikan tekanan darah, kenaikan
denyut jantung, takikardia, disritmia, distensi vena leher, warna kulit
dan membrane mukosa pucat dan sianosis, clubbing of nails dan
sianosis perifer jika terjadi anemia.
3. Integritas ego
Peningkatan faktor stres, perubahan gaya hidup, merasa putus harapan,
kehilangan ketertarikan dalam hidup, ansietas, takut
4. Nutrisi dan cairan

Nausea akibat obat dan produksi mukus, nafsu makan berkurang,


kehilangan berat badan, diaphoresis.
5. Hygiene
Penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan untuk membantu
aktivitas sehari-hari, dapat terjadi penurunan hygiene.
6. Respirasi
Dispnea, dapat bersifat progresif, ketidakmampuan bernapas, batuk
paroksim, dapt juga terdapat ronkhi, wheezing pada lapang paru saat
inspirasi atau ekspirasi
7. Keamanan
Riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat tertentu atau faktor
lingkungan.
8. Seksualitas
Penurunan libido
9. Interaksi sosial
Bergantung pada hubungan dengan orang tertentu. Kesulitan bergaul
dengan orang lain
10. Belajar
Penggunaan obat respiratorik, penggunaan suplemen herbal, berhenti
merokok

B. Analisa data
No.

Data

Etiologi

1. DS:

Obstruksi saluran nafas

Klien mengatakan sesak


saat

bernafas

dan Sumbatan Mukus

terdengar suara ronkhi


dari dadanya
DO:
Terdapat adanya secret

Anafilaksis yang berekasi


lambat
Reaksi hipersensitivitas
Saluran napas
Paparan terhadap factor

Masalah
keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas

predisposisi dan
factor presipitasi
Pasien dengan riwayat asma
2.

Hipoksia

DS:

Gangguan
pertukaran gas

Pasien mengatakan sulit Alveoli tertutup


bernapas

dan

tidak
untuk Obstruksi saluran nafas

mampu
membuang secret,

Inflamasi dinding bronkus

DO:
Pasien tampak bingung
dan
tampak

gelisah,
lemah,

pasien
nilai

AGD tidak normal


3. DS:

Klien mengatakan mual


dan muntah saat
menelan makanan

Intake oral tidak adekuat

Gangguan
Nutrisi

pola

Nafsu makan menurun


Upaya kompensasi tubuh

DO:
BB turun, Klien terlihat
lemas dan pucat

Penurunan Volume aliran


udara keparu

4. DS:

Klien mengatakan sulit


saat menarik nafas dan
terasa nyeri pada dada

Hiperventilasi
Upaya kompensasi tubuh

saat bernafas
Do:

Penurunan Volume aliran


udara keparu

Gangguan
pola
nafas tidak efektif

Wajah

klien

tampak

meringis kesakitan, RR Penyempitan jalan nafas


40x/ menit
5. DS:

Klien mengatakan susah


untuk tidur karena klien
merasa

tidak

nyaman

karena sesaknya

Rasa Tidak Nyaman

Gangguan
Tidur

Pola

Sesak nafas
Upaya kompensasi tubuh

DO:
Klien terlihat cemas dan
sulit bernafas

C. Diagnosa
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi
saluran napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saaat bernapas dan
adanya penumpukan secret.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan
pasien mengatakan sulit untuk bernapas dan pasien tampak gelisah serta
nilai AGD tidak normal.
3. Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake
oral tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah
saat menelan makanan serta penurunan berat badan.
4. Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
ditandai dengan klien mengatakan sulit saat menarik napas dan wajah
tampak meringis serta RR 40x/menit.

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman ditandai

dengan klien mengatakan susah untuk tidur dank klien terlihat cemas serta
sulit bernapas.

D. Intervensi
Diagnosa Keperawatan

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Ketidakefektifan

bersihan NOC:

napas

ditandai

1.

1.

M
engetahui keadaan

patency

2.

Auskultasi bunyi nafas, kaji


adanya suara nafas abnormal

saaat bernapas dan adanya 3. Aspiration Control


penumpukan secret.

Monitor TTV klien

Ventilation

dengan 2. Respiratory status : Airway

pasien mengatakan sesak

Intervensi
NIC

jalan napas berhubungan 1. Respiratory status :


dengan obstruksi saluran

Rasional

umum klien
2.

(ronkhi)

Su
ara ronkhi

Setelah dilakukan tindakan

mengindikasikan

keperawatan selama 1x 24 jam

adanya penumpukan

klien menunjukkan keefektifan 3.


Posisikan klien semi fowler
jalan nafas dibuktikan dengan
untuk memaksimalkan ventilasi

sekret
3.

kriteria hasil :

sisi semi fowler

1. Mendemonstrasikan

batuk 4.
Anjurkan klien untuk istirahat
efektif dan suara nafas yang dan napas dalam
bersih, tidak ada sianosis
dan

dyspneu

Po

(mampu

memaksimalkan
ekspansi paru
4.

Ist
irahat akan mengurangi

mengeluarkan

sputum, 5.

bernafas

mudah,

dengan

Ajarkan teknik batuk efektif

penggunaan energi
pada klien

tidak ada pursed lips)

5.

2. Menunjukkan jalan nafas

tuk efektif membantu

yang paten (klien tidak 6.


merasa

tercekik,

Ba

irama

Lakukan fisioterapi dada

klien mengeluarkan

diperlukan

nafas, frekuensi pernafasan

sekret dengan mudah


6.

Fi

dalam rentang normal, tidak

sioterapi dada

ada suara nafas abnormal)

membantu klien

3. Mampu

7.

mengidentifikasikan
mencegah

faktor

dan

Kolaborasikan pemberian

mengeluarkan sekret

oksigen bila diperlukan

yang

dengan mudah
7.

penyebab.

mberian oksigen

4. Saturasi O2 dalam batas


normal
5. Foto thorak dalam batas

Pe
membantu klien untuk

8.

Kolaborasi pemberian

bernafas dan

mukolitik ekspektoran

mencukupi kebutuhan

normal

oksigen dalam tubuh


8.

Be
rfungsi untuk

mengencerkan sekret
agar mudah
dikeluarkan

Gangguan pertukaran gas NOC:


berhubungan

NIC :

dengan 1. Respiratory Status : Gas 1. Monitor TTV, AGD, elektrolit dan 1.

hipoksia ditandai dengan


pasien mengatakan

exchange

sulit 2. Keseimbangan asam Basa,

untuk bernapas dan pasien


AGD tidak normal.

kesimetrisan,

Elektrolit

tampak gelisah serta nilai 3. Respiratory

ststus mental
2. Catat
pergerakan

Status

tambahan,

status kesehatan klien


dada,amati

penggunaan
retraksi

2.

otot
otot

mengindikasikan

4. Vital Sign Status


Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama 2x 24 jam


Gangguan pertukaran pasien

3. Auskultasi suara nafas, catat area


penurunan / tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan

Penggunaan
otot bantu pernafasan

supraclavicular dan intercostal.

ventilation

Mengakaji

adanya

dyspnea

usaha

lebih

bernafas
3.

Suara
ronkhi

dan
untuk

teratasi dengan kriteria hasi:


1. Mendemonstrasikan

mengindikasikan
4. Observasi

peningkatan ventilasi dan

sianosis

adanya sumbatan jalan

khususnya

nafas berupa secret

membran mukosa

oksigenasi yang adekuat

4.

2. Memelihara kebersihan paru

mengindikasikan

paru dan bebas dari tanda 5. Posisikan


tanda distress pernafasan
3. Mendemonstrasikan

batuk

efektif dan suara nafas yang


bersih, tidak ada sianosis
dan

dyspneu

mengeluarkan
mampu

bernafas

(mampu
sputum,
dengan

Sianosis

pasien

semi

fowler

kurangnya

untuk memaksimalkan ventilasi

oksigen pada jaringa


perifer

6. Jelaskan pada pasien dan keluarga


tentang persiapan tindakan dan

aliran

5.

Semi fowler
akan

tujuan penggunaan alat tambahan

meningkatkan

ekspansi paru

O2
6.

Menambah
pengetahuan

keluarga

mudah, tidak ada pursed

tentang

lips)

pemberian alat nafas

4. Tanda tanda vital dalam


rentang normal
5. AGD dalam batas normal

pentingnya

tambahan berupa o2

Gangguan
kurang
tubuh

pola

dari

nutrisi NOC:

NIC

kebutuhan 1.Nutritional status: Adequacy

ditandai

dengan

1. Kaji adanya mual dan muntah

1.

of nutrient

Mua
l muntah mengakibatkan

intake oral tidak adekuat 2.Nutritional Status : food and

nutrisi

tidak

mampu

ditandai

untuk

masuk

secara

dengan

mengatakan
muntah

saat

pasien

mual

Fluid Intake

dan 3.Weight Control

optimal dalam tubuh dan

menelan

mengurangi

makanan serta penurunan Setelah dilakukan tindakan


berat badan.

intake

makan

keperawatan selama 2 x 24
jam nutrisi kurang teratasi
dengan indikator:

2. Kaji adanya pucat, kemerahan, dan 2.


kekeringan jaringan konjungtiva

7. Albumin serum
8. Pre albumin serum

t mengindikasikan tubuh
kekurangan

3. Kaji adanya intake nuntrisi

9. Hematokrit

nutrisi

terutama zat besi


3. Menghitung

10.

Hemoglobin

11.

Total iron
binding capacity

12.

Puca

Jumlah limfosit

jumlah
4. Kaji adanya adanya penurunan BB

berapa

nutrisi

yang

masuk dalam tubuh


4. Penurunan

BB

mengindikasikan tubuh
telah

mengalami

kekurangan

nutrisi

sehingga

tubuh

memecah lemak untuk


5. Monitor turgor kulit

mehghasilkan energy
5. Kulit

kering

mengindikasikan klien
6. Berikan makanan sedikit namun
sering

kekurangan cairan
6. Mengoptimalkan
masukan nutrisi dalam

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

tubuh

menentukan jumlah kalori dan 7.


nutrisi yang dibutuhkan pasien
8. Yakinkan

diet

yang

Mennetukan

nutrisi yang dibutuhkan

dimakan

mengandung tinggi serat

klien
8. Serat berfungsi untuk

9. Ajarkan pasien bagaimana membuat


catatan makanan harian.

mencegah konstipasi
9. Memodifikasi
untuk

10.

Informasikan

jumlah

pada

klien dan keluarga tentang manfaat 10.

makanan

meningkatkan

selera makan
Men

nutrisi

ambah

wawasan

keluarga
manfaat
11.

Kolaborasi

dengan

tentang
nutrisi

bagi

tubuh

dokter tentang kebutuhan suplemen 11.


makanan seperti NGT/ TPN s

Aga
r intake cairan yang
adekuat

dapat

dipertahankan.
Gangguan pola napas tidak NOC:

NIC:

efektif

berhubungan 1.Respiratory status :

1. Monitor vital sign

dengan

hiperventilasi

ditandai

dengan

mengatakan

sulit

Ventilation

klien 2.Respiratory status : Airway


saat

1.

patency

engetahui keadaan
2. Auskultasi

suara

nafas,

catat

adanya suara tambahan

umum klien
2.

menarik napas dan wajah 3.Vital sign Status


tampak meringis serta RR
40x/menit.

M
engindikasikan adanya

3. Kaji adanya sianosis perifer


Setelah dilakukan tindakan

sumbatan jalan nafas


3.

Si

keperawatan selama 1 x 24

anosis menadkan

jam pasien menunjukkan

bahwa tubuh telah

keefektifan pola nafas,

4. Posiiskan klien semi fowler untuk

mengalami kekurangan

dibuktikan dengan kriteria


hasil:

meaksimalkan ventilasi
5. Identifikasi

1.

Mendemonstras

klien

oksigen
perlunya

pemasangan alat bantu nafas

4.

ikan batuk efektif dan suara

eningkatkan ekspansi

nafas yang bersih, tidak ada

paru

sianosis

dan

(mampu

dyspneu 6. Monitor adanya kecemasan pasien 5.

mengeluarkan

terhadap oksigenasi

M
embantu klien dalam

sputum, mampu bernafas dg

bernafas dan memnuhi

mudah,

kebutuhan o2 dalam

tidakada

pursed 7. Pertahankan jalan nafas yang paten

lips)
2.

tubuh
Menunjukkan

jalan
(klien

nafas

yang

6.

paten

M
engurangi kecemasan

tidak

merasa 8. Informasikan pada pasien dan


akibat terpasangnya
tercekik,
irama
nafas,
alat bantu nafas
keluarga tentang tehnik relaksasi
frekuensi pernafasan dalam
M
untuk memperbaiki pola nafas 7.
rentang normal, tidak ada
Tanda

elancarkan jalan
masuknya O2 sehingga

suara nafas abnormal)


3.

seperti nafas dalam

Tanda

vital dalam rentang normal

kebutuhan O2 dalam
tubuh t erpenuhi

(tekanan

darah,

nadi,

8.

pernafasan)

Naf
as dalam akan
membantu klien untuk
memenuhi oksigen yang
diperlukan tubuh dengan
cara yang mudah dan
mengurangi rasa sesak
serta cemas

Gangguan

pola

tidur NOC:

NIC :

berhubungan dengan rasa 1. Anxiety Control

Sleep Enhancement

tidak

1. Catat kebutuhan tidur klien setiap 1.

nyaman

ditandai 2. Comfort Level

dengan klien mengatakan 3. Pain Level

hari

Membantu proses

susah untuk tidur dank 4. Rest : Extent and Pattern


klien terlihat cemas serta 5. Sleep : Extent ang Pattern
sulit bernapas.

Setelah dilakukan tindakan

penyembuhan dari
2. Menjelaskan efek-efek medikasi
terhadap pola tidur

keperawatan selama 2 x 24
jam gangguan pola tidur
pasien teratasi dengan kriteria
hasil:

3. Jelaskan pentingnya tidur yang

penyakit
2.
Memberikan

wawasan

terhadao

keluarga

tentang efek obat yang


diberikan

1. Jumlah jam tidur dalam

adekuat

3.

batas normal

Tidur yang adekuat dapat

2. Pola tidur,kualitas dalam


batas normal
3. Perasaan fresh sesudah
tidur/istirahat
4. Mampu mengidentifikasi

membatu
4. Ciptakan

lingkungan

yang

penyembuhan

nyaman

dan

pemulihan

5. Berikan teknik relaksasi sebagai 4.


penghantar tidur

Meningkatkan

hal-hal yang meningkatkan


tidur

proses

kenyaman

saat tidur
6. Kolaburasi pemberian obat tidur 5.
jika di perlukan

Memudahkan klien untuk


memulai tidur dengan
suasana yang nyaman
6.
Obat tidur diberikan ketika
klien

tidak

beristirahat

dapat
dengan

teknik relaksasi yang


diberikan

E. Implementasi
No.
Diagnosa
1.
Ketidakefektifan
bersihan 1.
2.
jalan napas berhubungan
3.
dengan obstruksi saluran 4.
5.
napas ditandai dengan pasien
6.
mengatakan sesak saaat 7.
8.
bernapas
dan
adanya
2.

3.

penumpukan secret.
Gangguan pertukaran

Implementasi
Mengukur dan memonitor TTV klien
Mengkaji adanya suara nafas yang abnormal (ronkhi)
Memposisikan klien semi fowler
Menganjurkan klien untuk beristirahat dan melakukan teknik nafas dalam
Mengajarkan teknik batuk efektif
Melakukan fisioterapi dada
Mengkolaborasikan pemberian oksigen
Mengkolaborasikan pemberian mukolitik ekspektoran

gas 1. Mengukur dan memonitor TTV, AGD, elektrolit dan status mental
2. Mencatat dan mengamati pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
berhubungan
dengan
retraksi otot supraclavicular dan intercostal.
hipoksia ditandai dengan
3. Melakukan auskultasi suara nafas dan mencatat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
pasien mengatakan sulit
suara tambahan
untuk bernapas dan pasien 4. Mengobservasi adanya sianosis khususnya pada membran mukosa
5. Memposisikan pasien semi fowler
tampak gelisah serta nilai
6. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan
AGD tidak normal.
alat tambahan O2
Gangguan
pola
nutrisi 1. Mengkaji adanya mual dan muntah
2. Mengkaji adanya pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
kurang dari kebutuhan tubuh
3. Mengkaji intake nutrisi
ditandai dengan intake oral 4. Mengkaji adanya adanya penurunan BB
5. Memonitor turgor kulit

tidak

adekuat

ditandai 6. Memberikan makanan sedikit namun sering

dengan pasien mengatakan 7. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
mual

dan

menelan

muntah
makanan

dibutuhkan pasien

serta 8. Mengajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

penurunan berat badan.


4.

saat

9. Menginformasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi

10. Berkolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN s
Gangguan pola napas tidak 1. Mengukur dan memonitor vital sign
efektif berhubungan dengan 2. Mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya suara tambahan
hiperventilasi
dengan

ditandai 3. Mengkaji adanya sianosis perifer

klien

mengatakan 4. Memposisikan klien semi fowler

sulit saat menarik napas dan 5. Mengidentifikasi klien terkait perlunya pemasangan alat bantu nafas
wajah tampak meringis serta 6. Memonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
RR 40x/menit.

7. Mempertahankan kepatenan jalan nafas


8. Menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki

5.

Gangguan

pola

pola nafas seperti nafas dalam


tidur 1. Mencatat kebutuhan tidur klien setiap hari

berhubungan

dengan

rasa 2. Menjelaskan efek-efek medikasi terhadap pola tidur

tidak

nyaman

dengan

klien

ditandai 3. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat


mengatakan 4. Menciptakan lingkungan yang nyaman

susah untuk tidur dank klien 5. Memberikan teknik relaksasi sebagai penghantar tidur

terlihat cemas serta sulit 6. Mengkolaborasikan pemberian obat tidur jika di perlukan
bernapas.

F. Evaluasi

No.
1.

2.

Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan

Evaluasi
napas S: Klien mengatakan tidak sesak lagi
O: Tidak ada secret, tidak ada otot bantu pernafasan, cuping hidung
berhubungan dengan obstruksi saluran napas
(-)
ditandai dengan pasien mengatakan sesak
A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi
saaat bernapas dan adanya penumpukan P: Intervensi dihentikan
secret.
Gangguan

pertukaran

gas

berhubungan S: Klien mengatakan tidak sesak lagi


O: AGD normal, cuping hidung (-), tidak menggunakan otot bantu
dengan hipoksia ditandai dengan pasien
pernafasan, suara paru-paru vaskuler
mengatakan sulit untuk bernapas dan pasien
A: Masalah ganggguan pertukaran gas teratasi
tampak gelisah serta nilai AGD tidak P: Intervensi dihentikan
normal.

3.

4.

5.

Gangguan

pola

nutrisi

kurang

dari S: Klien mengatakan tidak mual muntah lagi


O: BB meningkat, tidak letih lagi
kebutuhan tubuh ditandai dengan intake oral
A: Masalah gangguan pola nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh
tidak adekuat ditandai dengan pasien
teratasi
mengatakan mual dan muntah saat menelan P: Intervensi dihentikan
makanan serta penurunan berat badan.
Gangguan pola napas tidak efektif S: Klien mengatakn ketika malam tidak sesak lagi
O: Wajah rileks, RR: 86x/menit, cuping hidung (-), tidak
berhubungan dengan hiperventilasi ditandai
menggunakan otot bantu pernafasan
dengan klien mengatakan sulit saat menarik
A: Masalah gangguan pola nafas tidak efektif teratasi
napas dan wajah tampak meringis serta RR P: Intervensi dihentikan
40x/menit.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan S: Klien mengatakan ketika tidur jarang terbangun lagi karena
rasa tidak nyaman ditandai dengan klien sesak
O: Rileks,
mengatakan susah untuk tidur dank klien
A: Masalah gangguan pola tidur teratasi
terlihat cemas serta sulit bernapas.
P: Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E., Mary F. Moorhouse dan Elice C. Murr. 2010. Nursing
Care Plans Guidelines: for Individualizing Client Care Across
the Life Span 8th. Philadelphia: F.A. Davis Company
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta:
EGC.
Carpenito, Moyet. 2006. Buku Saku Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nurarif & Kusuma.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA and NIC-NOC. Jakarta: Mediaction Publishing.
Price Sylvia A dan dan Lorraine M Wilson .(1995). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit.Edisi 4.Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8.Jakarta : EGC

Suharyanto, T., 2009.Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Perkemihan. Jakarta: EGC

También podría gustarte