Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB 1
PENDAHULUAN
eptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri. (Menurut Depkes 2000: 59).
Karena perawatan diri seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien maka
perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan terapeutik dan
belajar tentang kebutuhan emosional klien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik klien dengan masalah defisit perawtan diri?
2. Bagaimana intervensi keperawatan pada klien dengan defisit perawatan diri?
3. Apakah pada klien dengan defisit perawatan diri dapat diatasi dengan tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan?
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Penulis dapat mampu asuhan keperawatan pada pasien dengan makalah defisit dengan
menggunakan proses keperawatan
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.1 Dapat mengetahui karakteristik klien dengan masalah defisit perawatan diri
1.3.2.2 Dapat mengetahui dan melaksanakan intervensi untuk mengatasi masalah defisit perwatan diri
1.3.2.3 Dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan dengan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah 2003).
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka
(Potter & Perry 2006).
Personal Hygiene atau perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (A. Aziz Alimul H. 2006).
2.2 PENYEBAB
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Tidak ada dua
orang yang melakukan perawatan kebersihan dengan cara yang sama, dan perawat dapat
memberikan perawat secara individual setelah mengetahui praktek hygiene yang unik.
1)
2)
3)
perawatan diri
Status Sosial-Ekonomi
Perawatan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, alat mandi yang
4)
5)
6)
7)
Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tida mampu berperilaku sesuai norma
Cara makan tidak teratur
BAB dan BAK disembarang tempat
2.4 PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal tersebut
menyebabkan pengaktifan complement sehingga terjadi komplek imun Antibodi virus
pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin,
Histamin), yang akan merangsang PGE2 di Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil
yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi.
Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang
menyebabkan kebocoran palsma. Adanya komplek imun antibodi virus juga menimbulkan
agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, dan koagulopati.
Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi syok dan jika
syok tidak teratasi, maka akan terjadi hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik.
Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan
sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun dan jika tidak teratasi dapat menimbulkan
hipoxia
jaringan.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup dalam sel yang
hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein.
Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia. Sebagai reaksi terhadap
infeksi terjadi:
(1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan
peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular
ke ekstravaskular.
(2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan
fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum
tulang dan,
(3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor
pembekuan.
2.5 PENATALAKSANAAN
1)
Perawatan dini hari. Merupakan perawatan yang dilakukan pada waktu bangun tidur untuk
melakukan tindakan seperti perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan (Urine/Feses),
memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan, dan menjaga kebersihan
mulut
2)
Perawatan pagi hari. Perawatan yang dilakukan setelah makan pagi dengan melakukan
perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi, mandi
atau mencuci rambut, melakukan pijatan punggung, membersihkan mulut, kuku dan rambut,
serta merapikan tempat tidur
3)
Perawatan siang hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang
dapat dilakukan antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapika tempat
tidur dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan klien
4) Perawatan menjelang tidur. Perwatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar klien
beristrirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan
kebutuhan eliminasi, mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut dan memijat daerah
punggung.
2.6 ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI
2.6.1
Pengkajian
DO: rambut kotor, acak-acakkan, badan dan pakaian kotor dan bau, mulut dan gigi bau,kulit kusam
dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat.
2.6.2
Diagnosa Keperawatan
a). Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b). Isolasi sosial
c). Defisit perawatan diri =Kebersihan diri, berdandan, makan, BAK/BAB
2.6.3
Intervensi
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian tanggal
= 20/03/2012
Jam
= 13.15
Tanggal MRS
= 17/03/2012
No. RM
= 206080
Ruang kelas
Dx masuk
= Febris-DHF
IDENTITAS
Nama
= An. A
Umur
= 6 tahun
Jenis kelamin
= Perempuan
Status perkawinan
= --
Agama
= Kristen
Pendidikan
= SD
Pekerjaan
= Pelajar
Suku/Bangsa
= Indonesia/Jawa
Alamat
Keluhan Utama
= Surabaya
= Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang = Ibu klien mengatakan klien panas mulai hari selasa 13/03/2012
disertai batuk, karena demam terus menerus dan panas badan meningkat maka keluarga
membawa klien kedokter praktek. Setelah minum obat tidak ada perubahan, pada tanggal
17/03/2012 klien batuk mengeluarkan dahak warna merah, ujung tangan dan kaki dingin,
kemudian hari itu juga klien dibawa ke RSWB melalui UGD dan dilakukan observasi TTV:
S/N= 36C/102x/mnt, RR=35x/mnt, hasil pemeriksaan lab. Hb: 12,6 gr/dl, hematokrit: 37,9 %,
eritrosit: 5.270.000/l, trombosit: 20.000/l, leukosit: 2400/l, a/p dr. B yang jaga pada saat di
UGD, klien disarankan dirawat diruang ICU, klien menggunakan O2 tambahan masker aliran
6l/mnt dan infuse RL 20 tts/mnt. Saat perawatan di ICU ditangani dr. M, dilakukan observasi
TTV pada tanggal 18/03/2012 S/N: 39,2C/112x/mnt, RR: 36x/mnt; tanggal 19/03/2012 S/N:
38,4C/108x/mnt, RR: 34x/mnt; tanggal 20/03/2012 S/N: 37,9C/100x/mnt, saat diruang ICU
terapi yang didapatkan klien Novalgin 3 x 0,6 cc, Bactesyn 3 x 500 mg/IV, pada tanggal
20/03/2012 kondisi klien membaik dipindahkan ke ruang Mirah Delima kamar 30-1 jam 13.00
WIB, saat dikaji klien mengatakan badan masih lemas.
Penyakit yang pernah di derita: Klien tidak pernah menderita penyakit ashma, demam
berdarah dan penyakit lain-lain.
Penyakit yang pernah diderita keluarga: Keluarga klien belum ada yang menderita penyakit
ashma, demam berdarah dan penyakit lain-lain.
Riwayat alergi: Klien tidak ada alergi terhadap makanan atau obat-obatan
Observasi Pemeriksaan Fisik
an umum = Lemah, klien kurang bersih, rambut acak-acakan,tangan kiri terpasang infuse RL 14 tts/mnt.
aran = Composmentis
ing/Pernapasan
k dada = Tidak ada kelainan bentuk dada seperti barrel chest, funnel chest, pigeon chest
afas/irama = Teratur
= Klien batuk
ovaskuler
jantung = Reguler
Jantung = S1 dan S2 terdengar baik (lub-dug), tidak ada bunyi mur-mur atau bunyi tambahan
= Hangat
rafan
E (4) V (5) M (6)
total nilai: 15
Di RS
2 jam (13.00-15.00)
5-8 jam (22.00-06.00)
deraan
hatan (mata)
man (hidung)
mihan
Jumlah 1100 cc, warna kuning, tidak bau
ernaan
u makan = Baik
frekuensi = 3x sehari
osa = Kering
omen
t = warna sawo matang ada petekie, tidak ada massa dan jaringan parut
kuloskeletal
Kemampuan pergerakan sendi = Bebas
Kulit
Warna kulit = Sawo matang-kemerahan/petekie diseluruh tubuh
Turgor = Normal
Odema = Tidak ada odema pada kulit
Endokrin
Tyroid = Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Turgor = Nomal
Odema = Tidak odema pada kulit
Personal
hygiene
Mandi
Sikat gigi
Keramas
Potong kuku
Di Rumah
2x sehari-mandi sendiri
Di RS
2x sehari diseka dibantu
perawat
2x sehari-sendiri
1x sehari dibantu ibu
3x seminggu-sendiri
Belum keramas
Setiap kuku panjang dipotong oleh Belum dipotong karena
Ganti pakaian
ibunya
2x sehari-sendiri setelah mandi
Psiko-Sosio-Spritual
Orang yang paling dekat = Orang tua
Hub. Dengan lingkungan sekitar = Baik
Kegiatan ibadah = Rajin melaksanakan ibadah setiap minggu saat dirumah, saat di RS klien
berdoa dalam posisi duduk didampingi/bersama ibunya.
Konsep diri = Klien tidak dapat menerima sakitnya, karena klien tidk dapat bersekolah dan
berkumpul bersama temannya, klien ingin cepat sembuh agar bisa melakukan aktifitasnya, klien
puas sebagai anak-anak.
Normal
12-17
40% - 54%
4.500.000 6.500.000
150.000 450.000
4000 -10.000
Terapi 20/03/2012
Nama obat
Novalgin (IV) 0,6 cc k/p
Bactesyn 3x500 mg
Golongan
Analgetik
Antibiotik
Fungsi
Menghilangkan rasa nyeri
Infeksi saluran nafas atas
dan bawah, infeksi dalam
Imboost 2 x 5 ml
Pyrolidyne
Generik/Antipiretik
kambuhnya infeksi
Menurunkan demam dan
Transpulmin 3 x 5 ml
Pyrolidyne
meringankan gejala
Meredakan batuk dan
peradangan pada saluran
pernapasan
Daftar Masalah = 1.
2)
3)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
.
1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan ditandai Klien
mengatakan, masih merasa lemas, klien lemah, bedtress, badan klien kotor
dimana gigi klien ada sisa makanan, carries, berwarna hitam, daun telinga
kotor ada cerumen, rambut acak-acakan, beberapa bagian kulit kering, klien
3100/l.
Nyeri yang berhubungan dengan proses patologis penyakit ditandai Klien
mengatakan perutnya sakit jika tekan,klien mengatakan skala nyeri ada pada
angka 5, nyeri tekan pada perut, bagian kana atas, saat perut ditekan wajah
klien terlihat seperti menahan sakit, hepatomegali.
HARI/TGL
20/03/2012
dengan
lemas,
bedtress,
klien
badan
dimana
gigi
klien
klien
1.
ada
kotor bersih
sisa TuPan: setelah
bagian
kulit
menggunakan
underpad.
kekeringan
kering,
kateter
klien nyaman
dan
dan
serta
sel
KH:
buat
mampu menjelaskan
kembali perawatan
apa y
RENCANA
Jelaskan pada klien1.
rasa
nyaman
klien.
4.
5. Kurangi nyeri dapat
klien,
memb
peraw
baik
Den
kulit
dan
badan
menja
Mem
memb
segar
pijatan
secara teratur.
selam
6. Cegah infeksi daerah
diruangan
dapat
3) Klien mampu
kepala dengan cara
sirkul
melakukan
perawatan
rambut
5. Raw
perawatan diri
seperti
mencuci,
teratu
secara mandiri
menyisir
atau
memb
4) Badan klien bersih,
mencukur rambut
kuman
gigi klien
7. Cegah terjadi infeksi
yang
bersih,telinga bersih, dan
pertahankan
nyeri
kulit lembab, klien
kebersihan
daerah
6. Per
dapat melakukan
vulva dengan cara
dapat
aktifitasnya
lakukan
perawatan
infeks
dilakukan saat
vulva
8.
Kolaborasi
memb
dalam
pemberian obat
7.
nyama
Pem
- Imboost 2 x 5 ml
mence
-Transpulmin3 x 5 ml
bau pa
8.
kambu
Dan
pada k
HARI/TGL
20/03/2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko peningktan suhu tubuh yang
TUJUAN
Tujuan: setelah
RENCANA
1. Jelaskan pada
dilakukan tindakan
keluarga penyebab
dimil
keperawatan selama
peningkatan suhu
mem
prose
peningkatan suhu
tubuh
2. Observasi TTV klien
S/N:37,5C/112x/mnt,
tubuh tidak terjadi
3.
RR:26x/mnt, TD: 120/70 mmHg,
Klien berkeringat, mukosa bibir
kering, palapasi kulit teraba hangat, KH:
4.
pemeriksaan lab Hb: 10,00,
1. Keluarga mampu
Hematokrit: 31,2%, Eritrosit:
4.270.000, Trombosit: 56.000/l,
menjelaskan kembali
Leukosit: 3100/l.
penyebab
5.
peningkatan suhu
tubuh yang dialami
klien
2. Klien tidak menolak
setiap tindakan yang
dilakukan
tiap 3 jam
Anjurkan klien
sering minum air
Anjurkan klien untuk
R
1. Penge
2. Mene
TTV
mem
perke
tidak memakai
untuk
peraw
yang tebal
Berikan kompres air
selan
3. Mena
kekur
akiba
dan p
4. Mem
3. Tidak terjadi
peningkatan suhu
ml
vasod
-Bactesyn 3 x 5 ml
terjad
DIAGNOSA
TUJUAN
RENCANA
KEPERAWATAN
Nyeri yang berhubungan TuPen: Setelah 1. Jelaskan pada
dengan
proses
penyakit
patologis dilakukan
ditandai
tekan,
ank
klien
3. Ajarkan dan
rumah sakit
nyeri yang dialami2. Dengan mengetahu
anjurkan tekhnik
relaksasi saat
terasa nyeri
4. Kolaborasi dalam
diharapakan nyeri
dpat hilang
penyebab nyeri, da
nyeri
2. Pantau tingkat
1. Dengan keluarga m
keluarga penyebab
RASIO
mengetahui pelaks
selanjutnya
3. Tekhnik relaksasi d
mengurangi rasa n
mengalihkan klien
pemberian obat
yang dialami
Novalgin 0,6 k/p 4. Obat golongan ana
meringankan/meng
KH
1. Keluarga klien
nyeri.
mampu
menjelaskan
kembali penyebab
nyeri
2. Klien bisa
melakukan
aktifitas
3. Pemebesaran
hepar tidak terjadi
4. Skala nyeri ada
diangka 0
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/
TGL
Rabu,
MASALAH
WAKTU
13.15
20/3/12
TINDAKAN
TTD
menggunakan
air
hangat/biasa
R/Klien mengatakan mau dimandikan
dengan air hangat dan ditemani
ibunya
15.30
15.42
-Membersihkan
vulva
klien
Diana
dan
16.00
meminta
agar
rambutnya
mau
menggunakan
bedak
19.15
sebelum tidur
R/klien mau menyikat gigi sebelum
II
13.20
tidur malam
- Menjelaskan pada keluarga penyebab
peningkatan sushu tubuh pada
keluarga
R/Keluarga klien mampu menjelaskan
kembali penyebab peningkatan suhu
tubuh
13.40
13.45
14.15
R/S/N : 37,6C/112x/mnt, RR :
26x/mnt, TD : 100/60
-Memberikan obat Rhelafen 2,5 ml,
17.15
Bactesyn 500 mg
R/Klien mau meminum obat yang
diberikan
-Melakukan observasi TTV
18.00
R/S/N : 37,4C/102x/mnt, RR :
26x/mnt, TD : 110/60 mmHg
-Menganjurkan klien sering minum air
III
18.15
13.25
Diana
13.33
13.50
13.52
17.15
19.00
19.10
Diana
CATATAN PERKEMBANGAN
MASALAH
EVALUASI
TANGGAL : 21 MARET 2012
I
06.10
S: klien mengatakan masih merasa lemas
O: klien lemah, masih bedtrees, badan bersih, kulit
lembab, gigi ada carries dan berwarna hitam, masih
menggunakan kateter dan underpad
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan tindakan 3,4,5,6,7,8
07.15
07.25
07.30
07.35
07.38
08.00
ml
R/ klien meminum obatnya setelah makan dan habis
E: klien masih merasa lemas
II
06.10
06.20
08.00
10.05
III
06.17
06.20
06.21
08.05
MASALA
EVALUASI
H
TANGGAL : 22 MARET 2012
I
06.15
S:Klien mengatakan sudah merasa nyaman
O:Klien bersih, bersih, rapi, tidak menggunakan
kateter
A:Masalah teratasi
II
06.15
06.15
06.20
08.10
klien
R/Klien meminum obatnya
4.Mengecek darah lengkap klien
10.05
12.05
III
MASALAH
EVALUASI
TANGGAL 23 MARET 2012
II
06.00
S:Ibu mengatakan badan klien tidak panas
O:Akral hangat
Observasi TTV:S/N:36,5C/90X/mnt, RR:90x/mnt,
TD: 100/60
Hasil lab:Hb: 13, Hematokrit:42%, Eritrosit:
5.500.000/l, trombosit:250.000/ l, Leukosit: 6500/
l
A:Masalah teratasi
P:Pertahankan keadaan umu klien,klien sudah boleh
06.15
pulang/KRS
S:Klien mengatakan nyeri tidak terasa lagi
O:Klien dapat melakukan aktifitasnya dan perut bagian
kanan atas ditekan klien tidak merasa nyeri lago
A:Masalah teratasi
P: Pertahankan keadaan umu klien, klien bisa
pulang/KRS
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis pada bab ini menguraikan kesenjangan meliputi diagnosa, karakteristik pada
tiap diagnosa, upaya yang dilakukan (intervensi) dan evaluasi dari masalah keperawatan
tentang defisit perawartan diri antara kasus nyata dan teori.
Secara teori, untuk diagnosa keperawatan gangguan defisit perawatan diri didapatkan
karakteristik fisik (badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor,
gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi), psikologis malas (tidak ada inisiatif),
menarik diri (isolasi diri), merasa tak berdaya (rendah diri dan merasa hina), sosial (interaksi
kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara makan tidak teratur,
BAB dan BAK disembarang tempat). Berdasarkan data yg ada pada klien hanya terdapat
karakteristik fisik (klien lemas, klien lemah, bedtress, badan klien kotor dimana gigi klien ada
sisa makanan, carries, berwarna hitam, daun telinga kotor ada cerumen, rambut acak-acakan,
beberapa bagian kulit kering, klien menggunakan kateter dan underpad, pakaian bersih),
untuk data psikologis dan sosial tidak terdapat pada klien karena klien mau dilakukan
tindakan keperawatan dan kooperatif.
Dalam intervensi kasus defisit perawatan diri secara teori pada diagnosa defisit
perawatan diri meliputi, tingkatkan harga diri dan penentuan diri, hilangkan dan bersihkan
bau, kurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan diri, rangsang sirkulasi
darah, kendorkan otot, buat rasa nyaman denagn cara mandikan klien, kurangi nyeri dapat
dilakukan dengan cara rawat gigi dan mulut teratur, Cegah infeksi daerah kepala dengan cara
perawatan rambut seperti mencuci, menyisir atau mencukur rambut, cegah terjadi infeksi dan
pertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara lakukan perawatan vulva. Pada kasus nyata
intervensi yang dilaksanakan sama dengan teori namun ada tambahan yaitu jelaskan pada
klien dan keluarga perawatan diri yang benar agar keluarga dan klien mengerti cara
perawatan diri dengan benar dan tingkatkan harga diri klien dan penentuan diri klien dapat
membantu proses perawatan dan kesembuhan klien.
Evaluasi keperawatan dari intervensi yang dilakukan pada pasien dengan masalah
defisit perawatan diri antara teori dan kasus yang nyata memperlihatkan dengan teori yang
ada dimana masalah defisit perawatan diri dapat teratasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan masalah defisit
perawatan diri pada an. A dapat disimpulkan bahwa defisit perawatan diri setelah dilakukan
pengkajian ditemukan batasan karakteristik klien mengatakan badan lemas.
Untuk mengatasi defisit perawatan diri pada kasus ini penulis merencanakan beberapa
tindakan yang sudah diuraikan yaitu jelaskan pada klien dan keluarga perawatan diri yang
benar, tingkatkan harga diri klien dan penentuan diri klien, hilangkan dan bersihkan bau,
kurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan kulit, rangsang sirkulasi darah,
kendorkan otot, buat rasa nyaman denagn cara mandikan klien, kurangi nyeri dapat dilakukan
dengan cara rawat gigi dan mulut secara teratur, cegah infeksi daerah kepala dengan cara
perawatan rambut seperti mencuci, menyisir atau mencukur rambut, cegah terjadi infeksi dan
pertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara lakukan perawatan vulva, kolaborasi dalam
pemberian obat
Dengan dilakukan tindakan tersebut diatas, pasien memberikan respon yang positif
karena tindakan yang dilakukan efektif untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien nampak bersih dan mengerti
perawatan diri dengan benar. Hal ini berarti defisit perawatan diri teratasi.
5.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan, diharapkan perawat pada anak untuk
membina hubungan saling percaya pada perawat terasa agak sulit, disini perawat harus sabar
dan empati dalam memenuhi kebutuhan dasar klien seperti personal hygiene, nutrisi, cairan,
pertahankan kontak dengan klien setiap kali berinteraksi, bicarakan topik yang
menyenangkan misalnya tokoh kartun, bantu klien melakukan kegiatan yang ia sukai, ajak
klien berkenalan dengan teman yang ada diruangan, dan motivasi klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta : Salemba Medika
Carpenito, Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2009. Diagnosis keperawatan edisi 9. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 1999. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC