Está en la página 1de 29

Askep Defisit Perawatan Diri

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan aset yang paling berharga di dunia.Ungkapan tersebut terucap
ketika orang sudah tidak sehat lagi atau dengan kata lain orang tersebut sudah jatuh sakit. Sehat
tidaknya seseorang sangat tergantung pada perilaku kehidupan sehari- hari orang tersebut. Oleh
karena itu, setiap orang perlu diberikan informasi tentang kesehatan agar dapat menjalankan
hidup yang sesuai dengan prinsip kesehatan. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri
(DepKes 2000). Perawatan diri diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan perawatan diri tidak dapat terpenuhi yaitu,
kelelahan fisik, penurunan kesadaran Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan
diri adalah faktor prediposisia perkembangan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu, penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri, klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri, kurang
dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. Faktor presipitasi yang merupakan
faktor defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau pers

eptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri. (Menurut Depkes 2000: 59).
Karena perawatan diri seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien maka
perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan terapeutik dan
belajar tentang kebutuhan emosional klien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik klien dengan masalah defisit perawtan diri?
2. Bagaimana intervensi keperawatan pada klien dengan defisit perawatan diri?
3. Apakah pada klien dengan defisit perawatan diri dapat diatasi dengan tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan?
1.3 Tujuan
1.3.1

Tujuan Umum
Penulis dapat mampu asuhan keperawatan pada pasien dengan makalah defisit dengan
menggunakan proses keperawatan

1.3.2

Tujuan Khusus

1.3.2.1 Dapat mengetahui karakteristik klien dengan masalah defisit perawatan diri
1.3.2.2 Dapat mengetahui dan melaksanakan intervensi untuk mengatasi masalah defisit perwatan diri
1.3.2.3 Dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan dengan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah 2003).
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka
(Potter & Perry 2006).

Personal Hygiene atau perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (A. Aziz Alimul H. 2006).
2.2 PENYEBAB
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Tidak ada dua
orang yang melakukan perawatan kebersihan dengan cara yang sama, dan perawat dapat
memberikan perawat secara individual setelah mengetahui praktek hygiene yang unik.
1)

Body Images/Citra Tubuh


Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena ada

2)

perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap dirinya sendiri.


Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkina akan terjadi perubahan

3)

perawatan diri
Status Sosial-Ekonomi
Perawatan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, alat mandi yang

4)

semuanya memerlukan uang untuk memilikinya.


Pengetahuan
Pengetahuan perawatan diri sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan

5)
6)

7)

kesehatan, misalnya pada pasien DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.


Budaya
Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan
Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, shampoo, dll
Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Menurut DepKes (2000:20), manifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1) Fisik
a). Badan bau, pakaian kotor
b). Rambut dan kulit kotor
c). Kuku panjang dan kotor
d). Gigi kotor disertai mulut bau
e). Penampilan tidak rapi
2) Psikologis

a) Malas, tidak ada inisiatif


b) Menarik diri, Isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3)
a)
b)
c)
d)
e)

Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tida mampu berperilaku sesuai norma
Cara makan tidak teratur
BAB dan BAK disembarang tempat
2.4 PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal tersebut
menyebabkan pengaktifan complement sehingga terjadi komplek imun Antibodi virus
pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin,
Histamin), yang akan merangsang PGE2 di Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil
yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi.
Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang
menyebabkan kebocoran palsma. Adanya komplek imun antibodi virus juga menimbulkan
agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, dan koagulopati.
Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi syok dan jika
syok tidak teratasi, maka akan terjadi hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik.
Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan
sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun dan jika tidak teratasi dapat menimbulkan
hipoxia
jaringan.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup dalam sel yang
hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein.
Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia. Sebagai reaksi terhadap
infeksi terjadi:
(1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan
peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular
ke ekstravaskular.
(2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan
fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum
tulang dan,
(3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor
pembekuan.

Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan:


(1) peningkatan permiabilitas kapiler;
(2) kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia; dan kuagulopati.

2.5 PENATALAKSANAAN
1)

Perawatan dini hari. Merupakan perawatan yang dilakukan pada waktu bangun tidur untuk
melakukan tindakan seperti perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan (Urine/Feses),
memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan, dan menjaga kebersihan
mulut

2)

Perawatan pagi hari. Perawatan yang dilakukan setelah makan pagi dengan melakukan
perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi, mandi
atau mencuci rambut, melakukan pijatan punggung, membersihkan mulut, kuku dan rambut,
serta merapikan tempat tidur

3)

Perawatan siang hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang
dapat dilakukan antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapika tempat
tidur dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan klien

4) Perawatan menjelang tidur. Perwatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar klien
beristrirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan
kebutuhan eliminasi, mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut dan memijat daerah
punggung.
2.6 ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI
2.6.1

Pengkajian

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


DS: klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa
DO: klien terlihat kurang memperhatikan kebersihan, badan bau, kulit kotor
b. Isolasi sosial
DS: klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa , bodoh, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
DO: klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin
mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang,
aktifitas menurun, kurang memperhatiakan kebersihan.
c. Defisit Perawatan Diri
DS: klien merasa lemah, malas untuk beraktifitas, merasa tidak berdaya

DO: rambut kotor, acak-acakkan, badan dan pakaian kotor dan bau, mulut dan gigi bau,kulit kusam
dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat.
2.6.2

Diagnosa Keperawatan
a). Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b). Isolasi sosial
c). Defisit perawatan diri =Kebersihan diri, berdandan, makan, BAK/BAB
2.6.3

Intervensi

1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


a. Berikan salam setiap berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan perasaan, masalah yang dihadapi klien
d. Buat kontrak interaksi yang jelas
e. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
f. Penuhi kebutuhan dasar klien
2)
Isolasi Sosial
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsipi komunikasi terapeutik
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian
tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih
c. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri
d. Bantu klien mengungkapakan arti kebersihan diri dan tujuan mememlihara kebersihan diri
e. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri
f. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi
minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting
kuku jika panjang.
3) Defisit Perawatan Diri
a. Tingkatkan harga diri dan penentuan diri
b. Hilangkan dan bersihkan bau, kurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan diri
c. Rangsang sirkulasi darah, kendorkan otot, buat rasa nyaman denagn cara mandikan klien
d. Kurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara rawat gigi dan mulut teratur
e. Cegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan rambut seperti mencuci, menyisir atau
mencukur rambut
f. Cegah terjadi infeksi dan pertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara lakukan perawatan
vulva

BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian tanggal

= 20/03/2012

Jam

= 13.15

Tanggal MRS

= 17/03/2012

No. RM

= 206080

Ruang kelas

= Mirah Delima / 30-1

Dx masuk

= Febris-DHF

IDENTITAS
Nama

= An. A

Umur

= 6 tahun

Jenis kelamin

= Perempuan

Status perkawinan

= --

Agama

= Kristen

Pendidikan

= SD

Pekerjaan

= Pelajar

Suku/Bangsa

= Indonesia/Jawa

Alamat
Keluhan Utama

= Surabaya
= Lemas

Riwayat Penyakit Sekarang = Ibu klien mengatakan klien panas mulai hari selasa 13/03/2012
disertai batuk, karena demam terus menerus dan panas badan meningkat maka keluarga
membawa klien kedokter praktek. Setelah minum obat tidak ada perubahan, pada tanggal
17/03/2012 klien batuk mengeluarkan dahak warna merah, ujung tangan dan kaki dingin,
kemudian hari itu juga klien dibawa ke RSWB melalui UGD dan dilakukan observasi TTV:
S/N= 36C/102x/mnt, RR=35x/mnt, hasil pemeriksaan lab. Hb: 12,6 gr/dl, hematokrit: 37,9 %,

eritrosit: 5.270.000/l, trombosit: 20.000/l, leukosit: 2400/l, a/p dr. B yang jaga pada saat di
UGD, klien disarankan dirawat diruang ICU, klien menggunakan O2 tambahan masker aliran
6l/mnt dan infuse RL 20 tts/mnt. Saat perawatan di ICU ditangani dr. M, dilakukan observasi
TTV pada tanggal 18/03/2012 S/N: 39,2C/112x/mnt, RR: 36x/mnt; tanggal 19/03/2012 S/N:
38,4C/108x/mnt, RR: 34x/mnt; tanggal 20/03/2012 S/N: 37,9C/100x/mnt, saat diruang ICU
terapi yang didapatkan klien Novalgin 3 x 0,6 cc, Bactesyn 3 x 500 mg/IV, pada tanggal
20/03/2012 kondisi klien membaik dipindahkan ke ruang Mirah Delima kamar 30-1 jam 13.00
WIB, saat dikaji klien mengatakan badan masih lemas.
Penyakit yang pernah di derita: Klien tidak pernah menderita penyakit ashma, demam
berdarah dan penyakit lain-lain.
Penyakit yang pernah diderita keluarga: Keluarga klien belum ada yang menderita penyakit
ashma, demam berdarah dan penyakit lain-lain.
Riwayat alergi: Klien tidak ada alergi terhadap makanan atau obat-obatan
Observasi Pemeriksaan Fisik

an umum = Lemah, klien kurang bersih, rambut acak-acakan,tangan kiri terpasang infuse RL 14 tts/mnt.

aran = Composmentis

vital = TD: 120/70 mmHg, S: 37,5C, N: 112x/mnt, RR: 26x/mnt

ing/Pernapasan

k dada = Tidak ada kelainan bentuk dada seperti barrel chest, funnel chest, pigeon chest

afas/irama = Teratur

nafas = Tidak ada suara ronchi

nafas = Klien tidak sesak nafas

= Klien batuk

antu nafas = Klien tidak menggunakan alat bantu nafas

ovaskuler

jantung = Reguler

dada = Klien tidak merasakan nyeri dada

Jantung = S1 dan S2 terdengar baik (lub-dug), tidak ada bunyi mur-mur atau bunyi tambahan

= Hangat

rafan
E (4) V (5) M (6)

total nilai: 15

fisiologis = Reflek patella +/+, Biseps +/+, Triseps +/+


patologis = Reflek babinski negative

Istirahat tidur Di Rumah


Siang
2 jam (13.00-16.00)
Malam
6-8 jam (21.00- 05.00)
guan tidur = Klien tidak ada gangguan tidur

Di RS
2 jam (13.00-15.00)
5-8 jam (22.00-06.00)

deraan

hatan (mata)

= Isokor ki/ka: 3mm/3mm

konjungtiva = Tidak anemis

man (hidung)

k = Septum ditengah, tidak ada nyeri tekan

uan penciuman = klien tidak memiliki gangguan penciuman

mihan
Jumlah 1100 cc, warna kuning, tidak bau

antu kateter = klien menggunakan alat bantu kateter

ng kencing = Membesar : tidak terjadi pembesaran kandung kencing


Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan pada kandung kencing

ernaan

u makan = Baik

frekuensi = 3x sehari

makan = Klien menghabiskan 1 porsi makanannya

um = 1500 cc; jenis : air putih

ut = Ada sisa makanan

osa = Kering

gorokan = Tidak ada pembesaran tonsil, uvula ditengah

i tekan = Klien tidak merasakan nyeri telan

omen

t = warna sawo matang ada petekie, tidak ada massa dan jaringan parut

taltik = Bising usus 18x/mnt

besaran hepar = Terjadi pembesaran hepar

besaran Lien = Tidak terjadi pembesaran lien


= Dirumah: 1 x isi/lembek
Di RS: 1 x isi/lembek

kuloskeletal
Kemampuan pergerakan sendi = Bebas
Kulit
Warna kulit = Sawo matang-kemerahan/petekie diseluruh tubuh
Turgor = Normal
Odema = Tidak ada odema pada kulit
Endokrin
Tyroid = Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Turgor = Nomal
Odema = Tidak odema pada kulit
Personal
hygiene
Mandi
Sikat gigi
Keramas
Potong kuku

Di Rumah
2x sehari-mandi sendiri

Di RS
2x sehari diseka dibantu

perawat
2x sehari-sendiri
1x sehari dibantu ibu
3x seminggu-sendiri
Belum keramas
Setiap kuku panjang dipotong oleh Belum dipotong karena

Ganti pakaian

ibunya
2x sehari-sendiri setelah mandi

kuku belum panjang


2x sehari-dibantu perawat

Psiko-Sosio-Spritual
Orang yang paling dekat = Orang tua
Hub. Dengan lingkungan sekitar = Baik
Kegiatan ibadah = Rajin melaksanakan ibadah setiap minggu saat dirumah, saat di RS klien
berdoa dalam posisi duduk didampingi/bersama ibunya.
Konsep diri = Klien tidak dapat menerima sakitnya, karena klien tidk dapat bersekolah dan
berkumpul bersama temannya, klien ingin cepat sembuh agar bisa melakukan aktifitasnya, klien
puas sebagai anak-anak.

Data penunjang tanggal 20/03/2012


Hasil
Hb =10,00
Hematokrit = 31,2 %
Eritrosit = 4.270.000/ l
Trombosit = 56000/ l
Leukosit = 3100/ l

Normal
12-17
40% - 54%
4.500.000 6.500.000
150.000 450.000
4000 -10.000

Terapi 20/03/2012
Nama obat
Novalgin (IV) 0,6 cc k/p
Bactesyn 3x500 mg

Golongan
Analgetik
Antibiotik

Fungsi
Menghilangkan rasa nyeri
Infeksi saluran nafas atas
dan bawah, infeksi dalam

Imboost 2 x 5 ml

Pyrolidyne

dan infeksi kulit


Terapi penunjang untuk

infeksi saluran pernafasan


akut/kronik, mencegah
Rhelafen F 3 x 2,5 ml

Generik/Antipiretik

kambuhnya infeksi
Menurunkan demam dan

Transpulmin 3 x 5 ml

Pyrolidyne

meringankan gejala
Meredakan batuk dan
peradangan pada saluran
pernapasan

Daftar Masalah = 1.
2)
3)

Defisit perawatan diri

Resiko Peningkatan Suhu Tubuh


Nyeri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
.
1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan ditandai Klien
mengatakan, masih merasa lemas, klien lemah, bedtress, badan klien kotor
dimana gigi klien ada sisa makanan, carries, berwarna hitam, daun telinga
kotor ada cerumen, rambut acak-acakan, beberapa bagian kulit kering, klien

menggunakan kateter dan underpad.


Resiko peningktan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksi virus
dengue yang ditandai Ibu klien mengatakan klien masih panas, observasi TTV:
S/N:37,5C/112x/mnt, RR:26x/mnt, TD: 120/70 mmHg, Klien berkeringat,
mukosa bibir kering, palapasi kulit teraba hangat, pemeriksaan lab Hb: 10,00,
Hematokrit: 31,2%, Eritrosit: 4.270.000, Trombosit: 56.000/l, Leukosit:

3100/l.
Nyeri yang berhubungan dengan proses patologis penyakit ditandai Klien
mengatakan perutnya sakit jika tekan,klien mengatakan skala nyeri ada pada
angka 5, nyeri tekan pada perut, bagian kana atas, saat perut ditekan wajah
klien terlihat seperti menahan sakit, hepatomegali.

HARI/TGL
20/03/2012

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
Defisit perawatan diri yang TuPen: setelah
berhubungan

dengan

keletihan dilakukan tindakan

ditandai Klien mengatakan, masih selam 1 jam


merasa

lemas,

bedtress,

klien

badan

dimana

gigi

lemah, diharapkan klien

klien

klien

1.

ada

kotor bersih
sisa TuPan: setelah

diri yang benar.


dalam
2. Tingkatkan harga diri
penye
klien dan penentuan2. Den
diri klien.
3.
Hilangkan

bagian

kulit

menggunakan
underpad.

kekeringan

beberapa klien bersih dan

kering,
kateter

klien nyaman
dan

dan

serta

sel

yang mati denagn cara


perawatan kulit.
3.
4.
Rangsang sirkulasi

KH:

darah, kendorkan otot,

1) Klien dan keluarga

buat

mampu menjelaskan
kembali perawatan

apa y

bersihkan bau, kurangi

daun telinga kotor ada cerumen, selama 3 x 24 jam


acak-acakan,

dan keluarga perawatan keluar

makanan, carries, berwarna hitam, dilakukan tindakan


rambut

RENCANA
Jelaskan pada klien1.

rasa

nyaman

denagn cara mandikan

klien.
4.
5. Kurangi nyeri dapat

diri yang benar


2) Klien tidak menolak

dilakukan dengan cara

perawatan diri yang

rawat gigi dan mulut

klien,

memb

peraw

baik
Den
kulit
dan

badan

menja
Mem

memb
segar

pijatan
secara teratur.
selam
6. Cegah infeksi daerah
diruangan
dapat
3) Klien mampu
kepala dengan cara
sirkul
melakukan
perawatan
rambut
5. Raw
perawatan diri
seperti
mencuci,
teratu
secara mandiri
menyisir
atau
memb
4) Badan klien bersih,
mencukur rambut
kuman
gigi klien
7. Cegah terjadi infeksi
yang
bersih,telinga bersih, dan
pertahankan
nyeri
kulit lembab, klien
kebersihan
daerah
6. Per
dapat melakukan
vulva dengan cara
dapat
aktifitasnya
lakukan
perawatan
infeks
dilakukan saat

vulva
8.
Kolaborasi

memb
dalam

pemberian obat

7.

nyama
Pem

- Imboost 2 x 5 ml

mence

-Transpulmin3 x 5 ml

bau pa
8.

kambu
Dan

pada k

HARI/TGL
20/03/2012

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko peningktan suhu tubuh yang

TUJUAN
Tujuan: setelah

RENCANA
1. Jelaskan pada

berhubungan dengan proses infeksi

dilakukan tindakan

keluarga penyebab

dimil

virus dengue yang ditandai Ibu

keperawatan selama

peningkatan suhu

mem

klien mengatakan klien masih

3x24 jam diharapkan

prose

panas, observasi TTV:

peningkatan suhu

tubuh
2. Observasi TTV klien

S/N:37,5C/112x/mnt,
tubuh tidak terjadi
3.
RR:26x/mnt, TD: 120/70 mmHg,
Klien berkeringat, mukosa bibir
kering, palapasi kulit teraba hangat, KH:
4.
pemeriksaan lab Hb: 10,00,
1. Keluarga mampu
Hematokrit: 31,2%, Eritrosit:
4.270.000, Trombosit: 56.000/l,
menjelaskan kembali
Leukosit: 3100/l.
penyebab
5.
peningkatan suhu
tubuh yang dialami
klien
2. Klien tidak menolak
setiap tindakan yang
dilakukan

tiap 3 jam
Anjurkan klien
sering minum air
Anjurkan klien untuk

R
1. Penge

2. Mene
TTV

mem

perke

tidak memakai

untuk

selimut atau pakaian

peraw

yang tebal
Berikan kompres air

selan

biasa jika suhu


37,8C
6. Kolaborasi dalam
pemberian obat
-Rhelafen F 3 x 2,5

3. Mena

kekur

akiba

dan p

4. Mem

3. Tidak terjadi
peningkatan suhu

ml

vasod

-Bactesyn 3 x 5 ml

terjad

tubuh pada klien


7. Kolaborasi dengan 5. Deng
4. TTV klien normal
tenaga kesehatan lain
biasa
S: 36C-37C
N: 75-115x/mnt
mem
RR: 20-36x/mnt
mnur
TD: 105/60 mmHg
Hasil Lab:
tubuh
Hb: 12-17,
6. Obat
Hematokrit: 40-54%,
dapat
Eritrosit: 4.500.000menu
6.500.000/l,
tubuh
Trombosit: 150.000gejala
400.000/ l, Leukosit:
meng
4000-10.000/ l
salura
bawa
infek
dialam
HARI/TGL
20/03/2012

DIAGNOSA

TUJUAN

RENCANA

KEPERAWATAN
Nyeri yang berhubungan TuPen: Setelah 1. Jelaskan pada
dengan

proses

penyakit

patologis dilakukan

ditandai

Klien tindakan selama

mengatakan perutnya sakit 24 jam


jika

tekan,

ank

klien dalam proses

klien
3. Ajarkan dan

yang dialami klien

rumah sakit
nyeri yang dialami2. Dengan mengetahu

anjurkan tekhnik

pada perut, bagian kanan dilakukan


klien terlihat seperti menahan 3x24 jam
sakit, hepatomegali.

relaksasi saat
terasa nyeri
4. Kolaborasi dalam

diharapakan nyeri
dpat hilang

penyebab nyeri, da

nyeri
2. Pantau tingkat

pada angka 5, nyeri tekan TuPan: Setelah


atas, saat perut ditekan wajah tindakan selama

1. Dengan keluarga m

keluarga penyebab

lien diharapkan nyeri

mengatakan skala nyeri ada berkurang

RASIO

mengetahui pelaks

selanjutnya
3. Tekhnik relaksasi d
mengurangi rasa n

mengalihkan klien

pemberian obat

yang dialami
Novalgin 0,6 k/p 4. Obat golongan ana

meringankan/meng
KH
1. Keluarga klien

nyeri.

mampu
menjelaskan
kembali penyebab
nyeri
2. Klien bisa
melakukan
aktifitas
3. Pemebesaran
hepar tidak terjadi
4. Skala nyeri ada
diangka 0

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/
TGL
Rabu,

MASALAH

WAKTU

13.15

20/3/12

TINDAKAN

TTD

-Menanyakan pada klien pada saat


dimandikan

menggunakan

air

hangat/biasa
R/Klien mengatakan mau dimandikan
dengan air hangat dan ditemani
ibunya
15.30

-Memandikan klien diatas tempat


tidur
R/Klien tenang saat dimandikan

15.42

-Membersihkan

vulva

klien

Diana
dan

mengukur urin klien


R/Klien bersedia dilakukan vulva klien,
jumlah urin klien 320 cc
15.55

-Membantu klien menyikat gigi


R/Klien mau melakukan sendiri dan
didampingi ibunya diatas tempat
tidur

16.00

-Menayakan pada klien rambutnya


ingin dicuci/tidak
R/Klien

meminta

agar

rambutnya

hanya diikat dan diberi minyak


rambut
16.05

-Memberikan klien bedak setelah


mandi
R/Klien

mau

menggunakan

bedak

diketiak dan muka saja


17.15

-Memberikan obat oral pada klien


Imboost 5 ml, Transpulmin 5 ml

19.15

R/Klien mw meminum obatnya


-Mengajak klien untuk menyikat gigi

sebelum tidur
R/klien mau menyikat gigi sebelum
II

13.20

tidur malam
- Menjelaskan pada keluarga penyebab
peningkatan sushu tubuh pada
keluarga
R/Keluarga klien mampu menjelaskan
kembali penyebab peningkatan suhu
tubuh

13.40

-Menganjurkan klien menggunakan


pakaian yang tipis
R/Klien mau menggunakan pakaian
yang tipis

13.45

-Menganjurkan klien sering minum air


R/Klien minum mau meminum air
sesering mungkin
-Melakukan observasi TTV

14.15

R/S/N : 37,6C/112x/mnt, RR :
26x/mnt, TD : 100/60
-Memberikan obat Rhelafen 2,5 ml,

17.15

Bactesyn 500 mg
R/Klien mau meminum obat yang
diberikan
-Melakukan observasi TTV

18.00

R/S/N : 37,4C/102x/mnt, RR :
26x/mnt, TD : 110/60 mmHg
-Menganjurkan klien sering minum air

III

18.15

R/Klien sudah meminum air sebanyak

13.25

1550 cc air putih sejak tadi pagi


- Memberikan penjelasan tentang
penyebab nyeri pada keluarga ank
lien
R/Keluarga ank lien mampu
menjelaskan penyebab nyeri

Diana

13.33

-Mengajarkan tekhnik relaksasi pada


klien dengan cara menarik nafas
panjang saat terasa nyeri
R/Klien mau melakukan saat terasa
nyeri

13.50

-Memantau nyeri yang dirasakan klien


dengan menekan perut klien
R/Wajah klien tampak meringis saat
perut ditekan

13.52

-Menanyakan klien tingkat nyeri yang


dialami
R/Klien mengatakan nyeri berada
diangka 5

17.15

-Memberi obat pada klien Novalgin


0,6 k/p
R/Klien mau disuntikan novalgin/iv
meskipun agak sedikit takut

19.00

-Menanyakan nyeri yang dialam klien


saat ini
R/Klien mengatakan masih merasa
nyeri saat ditekan

19.10

-Menganjurkan teknik relaksasi jika


klien merasa nyeri diperut
R/Klien mengerti dan bisa melakukan
teknik relaksasi yang diajarkan

Diana

CATATAN PERKEMBANGAN
MASALAH
EVALUASI
TANGGAL : 21 MARET 2012
I
06.10
S: klien mengatakan masih merasa lemas
O: klien lemah, masih bedtrees, badan bersih, kulit
lembab, gigi ada carries dan berwarna hitam, masih
menggunakan kateter dan underpad
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan tindakan 3,4,5,6,7,8
07.15

I: 1.Memandikan klien diatas tempat tidur


R/ klien tenang saat dimandikan meskipun tidak ditemani
ibunya

07.25

2.Membersihkan daerah vulva klien


R/ klien mau vulvanya untuk dibersihkan

07.30

3.Menyikat gigi klien dalam posisi duduk diatas tempat


tidur
R/ klien tenang dan kooperatif saat dilakukan tindakan ini
4.menyisir rambut klien dan diikat

07.35

R/ klien senang rambutnya terikat dengan rapi


5.memakaikan bedak di tubuh klien dan wajah klien

07.38

R/ klien merasa senang diberi bedak pada wajah dan


tubuhnya
6.memberikan obat pada klien imboost 5 ml, transpulmin 5

08.00

ml
R/ klien meminum obatnya setelah makan dan habis
E: klien masih merasa lemas

II

06.10

Klien terlihat bersih setelah dilakukan tindakan


S: ibu klien mengatakan badan klien masih panas

O: badan teraba hangat, observasi TTV:


S/N: 37,5C/96x/mnt, RR: 22x/mnt, TD: 90/60
A: masalah belum teratasi
I: lanjutkan tindakan 2, 3, 6, 7
06:15

P: 1. mengobservasi TTV pada pagi hari


R/ S/N: 36,4C/124x/mnt, RR: 22x/mnt, TD: 90/60

06.20

2. menganjurkan klien agar sering minum air putih


R/ klien mau meminum air sesering mungkin

08.00

3.memberikan obat Rhelafen 2,5 ml dan Bactesyn 500


mg/iv
R/ klien meminum obatnya setelah makan

10.05

4.memeriksa HBLT klien


R/Hb: 9,9, Hematokrit: 29,8%, Eritrosit: 4.100.000/l,
Trombosit 104.000/ l, Leukosit: 3.000/ l

III

06.17

: lanjutkan terapi dari dokter


S: klien mengatakan masih nyeri jika tertekan/ditekan,dan
skala nyeri ada diangka 4
O: saat palpasi perut bagian kanan atas, wajah klien menahan
sakit
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan tindakan 2,3, 4

06.20

I: 1. Menanyakan rasa nyeri yang dialami klien


R/klien mengatakan nyeri saat tertekan/ditekan dan skala

06.21

nyeri ada diangka 4


2. menganjurkan agar klien melakukan tekhnik relaksasi
jika nyeri tiba-tiba terasa
R/ klien mau melakukan jika nyeri terasa

08.05

3.memberikan terapi novalgin 0,6 cc


R/ klien diam saat diberikan obat melalui iv

MASALA

EVALUASI
H
TANGGAL : 22 MARET 2012
I
06.15
S:Klien mengatakan sudah merasa nyaman
O:Klien bersih, bersih, rapi, tidak menggunakan

kateter
A:Masalah teratasi
II

06.15

P:Pertahankan keadaan umum klien


S:Ibu klien mengatakan badan klien masih
panas,observasi TTV:
S/N:37,4C/88x/mnt
RR: 23x/mnt
TD:100/70mmHg
O:Masalah belum teratasi
P:lanjutkan tindakan 2,3,6,7

06.15

I:1. Mengobservasi TTV klien


R/S/N:37,4C/98x/mnt
RR:23x/mnt
TD:100/70 mmHg

06.20

2. Menganjurkan klien untuk banyak minum


R/klien mengatakan sudah banyak minum dari kemarin
dan hari ini dia juga akan rajin minum air putih
3.Memberikan obat Rhelafen 2,5 ml, bactesyn 5 ml pada

08.10

klien
R/Klien meminum obatnya
4.Mengecek darah lengkap klien

10.05

R/Hasil Lab: Hb: 12, Hematokrit 41%, Eritrosit


5.200.000/l, Trombosit :245.000/ l, Leukosit:
6000/l
5.mengobservasi TTV klien

12.05
III

R:S/N:37C/92x/mnt, RR:23x/mnt, TD:100/60


E: lanjutkan terapi dokter
S:Klien mengatakan nyeri berkurang,dan skala nyeri
ada diangka 2
O:Saat dipalpasi perut bagian kanan atas,klien tidak
menahan sakit,klien dapat beraktifitas
A:Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan tindakan 2
I:Memantau tingkat nyeri yang dialami klien

R/klien mengatakan nyeri yang diarasakan berkurang

MASALAH
EVALUASI
TANGGAL 23 MARET 2012
II
06.00
S:Ibu mengatakan badan klien tidak panas
O:Akral hangat
Observasi TTV:S/N:36,5C/90X/mnt, RR:90x/mnt,
TD: 100/60
Hasil lab:Hb: 13, Hematokrit:42%, Eritrosit:
5.500.000/l, trombosit:250.000/ l, Leukosit: 6500/
l
A:Masalah teratasi
P:Pertahankan keadaan umu klien,klien sudah boleh
06.15

pulang/KRS
S:Klien mengatakan nyeri tidak terasa lagi
O:Klien dapat melakukan aktifitasnya dan perut bagian
kanan atas ditekan klien tidak merasa nyeri lago
A:Masalah teratasi
P: Pertahankan keadaan umu klien, klien bisa
pulang/KRS

BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis pada bab ini menguraikan kesenjangan meliputi diagnosa, karakteristik pada
tiap diagnosa, upaya yang dilakukan (intervensi) dan evaluasi dari masalah keperawatan
tentang defisit perawartan diri antara kasus nyata dan teori.
Secara teori, untuk diagnosa keperawatan gangguan defisit perawatan diri didapatkan
karakteristik fisik (badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor,
gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi), psikologis malas (tidak ada inisiatif),
menarik diri (isolasi diri), merasa tak berdaya (rendah diri dan merasa hina), sosial (interaksi
kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara makan tidak teratur,
BAB dan BAK disembarang tempat). Berdasarkan data yg ada pada klien hanya terdapat
karakteristik fisik (klien lemas, klien lemah, bedtress, badan klien kotor dimana gigi klien ada
sisa makanan, carries, berwarna hitam, daun telinga kotor ada cerumen, rambut acak-acakan,
beberapa bagian kulit kering, klien menggunakan kateter dan underpad, pakaian bersih),
untuk data psikologis dan sosial tidak terdapat pada klien karena klien mau dilakukan
tindakan keperawatan dan kooperatif.
Dalam intervensi kasus defisit perawatan diri secara teori pada diagnosa defisit
perawatan diri meliputi, tingkatkan harga diri dan penentuan diri, hilangkan dan bersihkan
bau, kurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan diri, rangsang sirkulasi
darah, kendorkan otot, buat rasa nyaman denagn cara mandikan klien, kurangi nyeri dapat
dilakukan dengan cara rawat gigi dan mulut teratur, Cegah infeksi daerah kepala dengan cara
perawatan rambut seperti mencuci, menyisir atau mencukur rambut, cegah terjadi infeksi dan
pertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara lakukan perawatan vulva. Pada kasus nyata
intervensi yang dilaksanakan sama dengan teori namun ada tambahan yaitu jelaskan pada
klien dan keluarga perawatan diri yang benar agar keluarga dan klien mengerti cara
perawatan diri dengan benar dan tingkatkan harga diri klien dan penentuan diri klien dapat
membantu proses perawatan dan kesembuhan klien.

Evaluasi keperawatan dari intervensi yang dilakukan pada pasien dengan masalah
defisit perawatan diri antara teori dan kasus yang nyata memperlihatkan dengan teori yang
ada dimana masalah defisit perawatan diri dapat teratasi.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan masalah defisit
perawatan diri pada an. A dapat disimpulkan bahwa defisit perawatan diri setelah dilakukan
pengkajian ditemukan batasan karakteristik klien mengatakan badan lemas.
Untuk mengatasi defisit perawatan diri pada kasus ini penulis merencanakan beberapa
tindakan yang sudah diuraikan yaitu jelaskan pada klien dan keluarga perawatan diri yang
benar, tingkatkan harga diri klien dan penentuan diri klien, hilangkan dan bersihkan bau,
kurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan kulit, rangsang sirkulasi darah,

kendorkan otot, buat rasa nyaman denagn cara mandikan klien, kurangi nyeri dapat dilakukan
dengan cara rawat gigi dan mulut secara teratur, cegah infeksi daerah kepala dengan cara
perawatan rambut seperti mencuci, menyisir atau mencukur rambut, cegah terjadi infeksi dan
pertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara lakukan perawatan vulva, kolaborasi dalam
pemberian obat
Dengan dilakukan tindakan tersebut diatas, pasien memberikan respon yang positif
karena tindakan yang dilakukan efektif untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien nampak bersih dan mengerti
perawatan diri dengan benar. Hal ini berarti defisit perawatan diri teratasi.
5.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan, diharapkan perawat pada anak untuk
membina hubungan saling percaya pada perawat terasa agak sulit, disini perawat harus sabar
dan empati dalam memenuhi kebutuhan dasar klien seperti personal hygiene, nutrisi, cairan,
pertahankan kontak dengan klien setiap kali berinteraksi, bicarakan topik yang
menyenangkan misalnya tokoh kartun, bantu klien melakukan kegiatan yang ia sukai, ajak
klien berkenalan dengan teman yang ada diruangan, dan motivasi klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta : Salemba Medika
Carpenito, Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2009. Diagnosis keperawatan edisi 9. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 1999. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

También podría gustarte