Está en la página 1de 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS TENTARA TINGKAT IV
(DKT)
Struma Nodusa Non Toksik (SNNT)
1. Pengertian
(Definisi)

Suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar


tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang
kronik. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu
nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma
nodusa

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

tanpa

disertai

tanda-tanda

hipertiroidisme

dan

hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik.


1. Dapat datang tanpa keluhan/ hanya keluhan kosmetik
2. Penekanan pada esofagus (disfagia)
3. Penekanan pada trakea (sesak nafas)
4. Nyeri, jika ada perdarahan dalam nodul
1. Inspeksi : terdapat pembengkakan atau nodul, perlu
diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah
nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat
pasien diminta untuk menelan dan palpasi pada permukaan
pembengkakan.
2. Palpasi : pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi
fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid
dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk

4. Kriteria Diagnosis

penderita.
Benjolan / massa di trigonum koli di anterior sebelah bawah, ikut
bergerak ke atas bila penderita melakukan gerakan menelan.
Bentuk bisa uninoduler atau multi noduler. Tidak disertai gejala
hipertiroid (badan tambah kurus, gelisah, jantung berdebar, sering
keringatan, sulit tidur, diare) atau gejala hipotiroid (malas, mudah
capek, ngantuk, tambah gemuk, obstipasi, mata sembab). Curiga
ganas bila tumbuhnya cepat, sesak (+), disfagia (+), suara parau,
benjolan keras, fixed, ada pembesaran KGB leher.

5. Diagnosis Kerja

Struma Nodusa Non Toksik

6. Diagnosis Banding

1.
2.
3.
4.
1.
2.

7. Pemeriksaan
Penunjang

Struma Nodusa Toksik


Tiroiditis
Adenoma/ limfoma
Kista/ Ca tiroid
Tes fungsi hormon : T3, T4, TSH
Rontgen cervikal : untuk melihat penekanan struma pada jalan

nafas.
3. USG : memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan
adanya kista/nodul yang mungkin tidak terdeteksi waktu
pemeriksaan leher.
4. Sidikan (scan) tiroid : teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang
utama adalh fungsi bagian-bagian tiroid.
5. Biopsi aspirasi jarum halus : jika curiga kegananasan.
8. Tatalaksana
Tindakan Operatif
Terapi Konservatif
Lama Perawatan

9. Edukasi

1. Pembedahan : lobektomi/tiroidektomi subtotal.


2. Konservatif : Yodium radioaktif, tiroksin & obat anti-tiroid.
3. Operatif : 3 hari pasca bedah
Yodium radioaktif : diberi 4 minggu pasca bedah, sebelum

pemberian tiroksin.
(Hospital 1. Merubah pola perilaku

Health Promotion)

makan

dan

memasyarakatkan

pemakaian garam yodium / konsumsi sumber yodium seperti


ikan laut.
2. Iodisasi air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko
tinggi.
3. Pemberian

kapsul

minyak

beryodium

(lipiodol)

pada

penduduk di daerah endemik berat dan endemik sedang.


4. Pengembalian fungsi mental, fisik dan sosial penderita setelah
10. Prognosis

proses penyakitnya dihentikan : rehabilitasi & fisioterapi


Ad Vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam

11. Tingkat Evidens


12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator
15. Kepustakaan

Ad Fungsionam : dubia ad bonam


I/II/III/IV
A/B/C

También podría gustarte