Está en la página 1de 9

ENSEFALITIS

Ayuda Nia Agustina


Permana Novi
Yoffi Octira

Definisi
Johnson (1982) : ensefalitis adalah penyakit berat dimana terjadi
peradangan dalam parenkim otak.
Wong (1991) : ensefalitis merupakan proses peradangan pada sistem
saraf pusat yang mengakibatkan gangguan fungsi pada otak dan
kordaspinalis
Hockenberry (2005) : ensefalitis adalah suatu proses peradangan pada
susunan saraf pusat yang disebabkan mikroorganisme seperti bakteri,
spiroseta, jamur, cacing, dan virus

Manifestasi klinis
Permulaan: tiba-tiba atau
bertahap

Malaise
Demam
Sakit kepala
Pusing
Lesu
Letargi
Kaku kuduk
Mual dan muntah
Ataksia
Tremor
Hiperaktivitas
Susah berbicara
Gangguan status mental

Kasus berat

Demam tinggi
Stupor
Seizure
Disorientasi
Spasticity
Koma (sampai kematian)
Kelumpuhan okular
Paralysis

Klasifikasi
Ensefalitis supuratif akut Bakteri Staphylococcus aureus,
streptokokus, E.Coli. Ketiga bakteri ini menimbulkan penanahan pada
korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri
Ensefalitis Sifilis Kuman Treponema Pallidum.
Ensefalitis Virus Virus RNA (virus parotitis, virus morbili, virus
rabies, virus rubela, virus ensefalitis jepang B, virus dengue, virus
polio, cocksakie A, cocksakie B, echovirus, dan virus koriomeningitis
limfositari) dan virus DNA (virus herpes zostevarisela, herpes
simpleks, cytomegalovirus, variola, vaksinia, dan AIDS).

iagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi ditandai
dengan anak menangis, gelisah
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan terhadap
infeksi turun.
4. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
Hepofalemia, anemia.
5. Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah

iagnosa
6. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot yang ditandai dengan ROM terbatas.
7. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan aktivitas
kejang umum
8. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan daya
pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
9. Resiko terjadi kontraktur berhubungan dengan spastik
berulang
10. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya
bicara) berhubungan dengan kerusakan susunan saraf pusat.

Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi ditandai dengan


anak menangis, gelisah, sakit kepala, perubahan tanda-tanda
vital, wajah menahan nyeri, pucat, perilaku berlindung.
Kriteria hasil :
Melaporkan nyeri yang dirasakan hilang/terkontrol
Menunjukan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi

Rasional

MANDIRI
1.
2.

Kondisikan ruangan anak senyaman mungkin,

1.

Menurunkan reksi terhadap stimulasi dari luar

lingkungan yang tenang

2.

Meningkatkan vasokonstriksi, penumpulan resepsi

Letakan kantung es pada kepala, pakaian dingin


di atas mata

3.

5.

3.

Dukung anak untuk meneukan posisi yang


nyaman

4.

sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri


menurunkan iritasi parenkim otak, resultan
ketidaknyamanan lebih lanjut
4.

Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot

Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara

yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak

tepat dan masase otot otot daerah leher/bahu

nyaman tersebut

Ajak bermain anak

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan terhadap


infeksi turun ditandai dengan
sakit kepala, nyeri
Kriteria hasil :
a. penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen
Intervensi

Rasional

MANDIRI
1.

Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci

1.

menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder .

tangan yang tepat baik petugas atau

mengontrol penyebaran Sumber infeksi, mencegah

pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung

pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi

2.

Pantau/control suhu dan tanda infeksi lainnya

saluran nafas atas

3.

Berikan antibiotika sesuai indikasi

2.

Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi


perkembangan

3.

Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan


sensitivitas anak

Resiko terjadi kontraktur b/d spesifik berulang ditandai dengan


malaise, nyeri ekstremitas dan pucat
Ktiteria hasil :
a. Tidak terjadi kekakuan sendi
b. Dapat menggerakkan anggota tubuh
Intervensi

Rasional

MANDIRI
1.

Berikan penjelasan pada ibu klien tentang

1.

penyebab terjadinya spastik , Terjadi kekacauan


2.

Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga


mengerti dan mau membantu program perawatan .

sendi.

2.

Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktur

Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara

3.

Dengan melakukan perubahan posisi diharapkan

bertahap

perfusi keJaringan lancar, meningkatkan daya

3.

Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

pertahanan tubuh

4.

Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam

5.

Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik

dini bila ada kelainan dapat dilakukan inteR/ensi

dilantin / valium sesuai

segera

4.

5.

Dengan melakukan observasi dapat melakukan deteksi

Diberi dilantin / valium , kejang / spastik hilang

También podría gustarte