Está en la página 1de 2

Kasus kekerasan anak jalanan di Indonesia setiap tahun meningkat sebesar

50%, hal itu membuat Indonesia menempati peringkat tertinggi di Asia Pasifik
dalam hal kekerasan terhadap anak-anak. Kekerasan pada anak terhadap
berbagai aspek kehidupan anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak,
berdampak langsung pada kecacatan fisik dan yang terberat yaitu depresi akibat
tekanan. Depresi merupakan gejala kehilangan gairah, semangat dan
menurunnya daya fikir, hal ini selain dialami oleh orangtua juga sering terjadi
pada anak, dari gejalanya ini akan menimbulkan stress, gelisah dan cemas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana depresi pada anak jalanan
yang mengalami kekerasan serta apa saja penyebab depresi pada anak jalanan
yang mengalami kekerasan. Pada penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan kualitatif yang sifatnya studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara berstruktur tetapi
fleksibel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi dengan
menggunakan catatan lapangan. Observasi catatan lapangan dilakukan pada
saat berlangsungnya wawancara. Isi dari catatan lapangan tersebut yaitu
kutipan-kutipan langsung apa yang dikatakan subjek pada saat proses
wawancara berlangsung, catatan lapangan juga berisi perasaanperasaan
peneliti, reaksi terhadap pengalaman yang dilalui, dan refleksi mengenai makna
personal dan arti kejadian tersebut dari sisi peneliti. Jumlah subjek dalam
penelitian ini adalah 1 remaja jalanan yang mengalami tindak kekerasan.
Berdasarkan hasil penelitian subjek mengalami gejala depresi seperti gangguan
pola tidur, menurunnya efisiensi kerja, menurunnya tingkat aktivitas,
menurunnya produktivitas kerja, merasa mudah letih dan sakit, kehilangan rasa
percaya diri, sensitif, merasa diri tidak berguna, perasan bersalah, perasaan
terbebani, komunikasi yang jarang. Dan penyebab depresi pada anak jalanan
seperti kekerasan secara fisik, kekerasan seksual, pengabaian secara fisik,
kekerasan secara psikologis. Saran untuk anak jalanan diharapkan berhati-hati
dan menghindari tempat-tempat yang rawan terjadinya kejahatan.

Anak jalanan adalah fenomena sosial yang hingga saat ini terus mencemaskan
dunia. Meskipun anak jalanan ditemukan di beberapa negara maju, mereka
lebih banyak berada di jalanan kota-kota negara berkembang, mulai dari
Bombay, Dhaka, Lima, Meksiko hingga Jakarta. Secara global, diperkirakan ada
sekitar 100 juta anak jalanan di seantero dunia. Sebagian besar anak jalanan
adalah remaja berusia belasan tahun. Tetapi tidak sedikit yang berusia di bawah
10 tahun. Anak jalanan bertahan hidup dengan melakukan aktivitas di sektor
informal, seperti menyemir sepatu, menjual koran, mencuci kendaraan, menjadi
pemulung barang-barang bekas. Sebagian lagi mengemis, mengamen, dan
bahkan ada yang mencuri, mencopet atau terlibat perdagangasssn sex.

También podría gustarte