Está en la página 1de 7

Evaluasi Program Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Di Puskesmas Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang


Periode Januari Desember 2012
Felix Chandra
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan


di Indonesia telah membuahkan hasil meningkatnya
Abstrak
umur harapan hidup, sehingga terjadinya peningkatan populasi penduduk Lanjut Usia (Lansia). Dengan
adanya peningkatan ini, maka akan membutuhkan penanganan yang serius karena secara alamiah
Lansia itu mengalami kemunduran, baik secara fisik, biologi, maupun psikologis. Adanya penanganan
yang tepat dapat membantu Lansia dalam menghadapi kemunduran fisik, biologis, maupun psikologis.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan
jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6
persen dari jumlah penduduk. Sedangkan, menurut Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006,
diketahui gangguan sendi adalah penyakit terbanyak dengan persentase 52,3% diikuti hipertensi 38,8%.
Evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di Puskesmas Jatisari periode Januari 2012 sampai
Desember 2012 melalui pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data menggunakan
pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi program didapatkan prioritas masalah yaitu cakupan
pemeriksaan kesehatan 4,75% dan cakupan penimbangan 4,76%. Penyebab dari masalah tersebut
karena tidak adanya tidak adanya laporan dan pencatatan kegiatan dalam gedung dan kurangnya tenaga
serta sarana prasarana yang sesuai dengan strategi Puskesmas Santun Lansia. Upaya untuk mengatasi
masalah tersebut antara lain membuat laporan dan pencatatan yang lengkap serta menambahkan tenaga
serta sarana prasarana yang sesuai dengan strategi Puskesmas Santun Lansia.
Kata Kunci : Lansia, Puskesmas

I. Pendahuluan
Latar Belakang
Keberhasilan
pembangunan
di
bidang kesehatan di Indonesia telah
membuahkan hasil meningkatnya umur
harapan
hidup,
sehingga
terjadinya
peningkatan populasi penduduk Lanjut Usia
(Lansia).1
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk
lima besar negara dengan jumlah penduduk
lanjut usia terbanyak di dunia yakni
mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010
atau 9,6 persen dari jumlah penduduk.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia,
Umur Harapan Hidup (UHH) manusia
Indonesia semakin meningkat dimana
diharapkan terjadi peningkatan UHH dari
70,6 tahun pada tahun 2010 menjadi 73,6

tahun
pada tahun 2025 yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan struktur
usia
penduduk.
Pada
tahun
2020
diperkirakan jumlah Lansia di Indonesia
menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,134% dari
total penduduk Indonesia.2,3
Dengan meningkatnya jumlah Lansia
maka akan membutuhkan penanganan yang
serius karena secara alamiah Lansia itu
mengalami kemunduran, baik secara fisik,
biologi, maupun psikologis. Menurunnya
fungsi berbagai organ tubuh akan membuat
Lansia menjadi rentan terhadap penyakit
yang bersifat akut atau kronis. Selain itu,
pada
Lansia
juga
sering
terjadi
ketergantungan fisik, tidak dapat lagi
melakukan aktivitas sehari-hari sendiri oleh
karena adanya penyakit. Sekitar 80% Lansia
mengalami
kondisi
kronis
yang
1

dihubungkan dengan penyakit degeneratif.


Sedangkan, menurut Komnas Lansia di 10
propinsi tahun 2006, diketahui gangguan
sendi adalah penyakit terbanyak dengan
persentase 52,3% diikuti hipertensi 38,8%.4,5
Berdasarkan laporan Lembaga
Lanjut Usia Indonesia, sebanyak 25%
Lansia menderita penyakit degeneratif dan
hidup tergantung pada orang lain, dan
sekitar 99% diantaranya mengonsumsi obat
dan memiliki keterbatasan fisik.
Batasan Lansia menurut UndangUndang No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan Lansia di Indonesia dikatakan
Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia diatas 60 tahun. Batasan
umur
Lansia
menurut
Departemen
Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang juga
dipakai untuk pencatatan Kartu Menuju
Sehat (KMS) Lansia di Puskesmas yaitu:
usia pra Lansia 45-59 tahun, lanjut usia
(Lansia) 60-69 tahun dan usia lanjut resiko
tinggi yaitu usia 70 tahun atau lebih.
Salah satu permasalahan yang
mendasar pada Lansia adalah masalah
kesehatan
sehingga
membutuhkan
pembinaan kesehatan pada kelompok pra
Lansia dan Lansia. Untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang mendasar bagi
pra Lansia dan Lansia, Kementerian
kesehatan telah menetapkan kebijakan
pelaksanaan pelayanan yang ramah terhadap
lanjut usia di Puskesmas melalui Strategi
Puskesmas Santun Lansia.6
Puskesmas
Santun
Lansia
merupakan pendekatan pelayanan pro-aktif
bagi Lansia, untuk mendukung peningkatan
kualitas hidup dan kemandirian Lansia.
Pelayanan kesehatan kepada Lansia dapat
dilakukan di Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Kelompok Lanjut usia dan juga
oleh Bidan di desa. Puskesmas Santun
Lansia mengutamakan aspek promotif dan
preventif di samping aspek kuratif dan
rehabilitatif.6
Puskesmas
Santun
Lansia
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1

Memberikan pelayanan yang baik,


berkualitas dan sopan

Memberikan kemudahan dalam


pelayanan kepada lanjut usia

Memberikan
keringanan/penghapusan
biaya
pelayanan kesehatan bagi lanjut usia
dari keluarga miskin/tidak mampu

Memberikan dukungan/bimbingan
pada lanjut usia dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya,
agar tetap sehat dan mandiri

Melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat menjangkau


sebanyak mungkin sasaran lansia
yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Melakukan kerja sama dengan lintas


program dan lintas sektor di tingkat
kecamatan dengan asas kemitraan,
untuk bersama-sama melakukan
pembinaan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas hidup Lansia.
Di Puskesmas Jatisari sendiri, belum
diketahui
keberhasilan
program
pengembangan kesehatan Lansia periode
Januari sampai dengan Desember 2012.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.
Meningkatnya Umur Harapan Hidup
(UHH).
2.
Banyaknya jumlah penduduk lanjut
usia mencapai 18,1 juta jiwa pada
tahun 2010.
3.
Tingginya
persentase
penyakit
degeneratif yang berhubungan dengan
nyeri pada lanjut usia sebesar 80%
4.
Tingginya persentase keterbatasan
fisik pada lanjut usia sebesar 99%
menurut Lembaga Lanjut Usia
Indonesia
Tujuan Umum
Mencari penyebab dan penyelesaian
masalah
mengenai
program
Upaya
Kesehatan Lanjut Usia berdasarkan Strategi
Puskesmas Santun Lansia di Puskesmas
Jatisari, Karawang pada periode Januari

2012 sampai Desember 2012


menggunakan pendekatan sistem.

dengan

Tujuan Khusus
1.
Diketahuinya frekuensi pertemuan
kelompok Lansia per tahun di wilayah
kerja Puskesmas Jatisari periode
Januari
2012
sampai
dengan
Desember 2012.
2.
Diketahuinya kehadiran kader pada
setiap pertemuan kelompok Lansia di
wilayah kerja Puskesmas Jatisari
periode Januari 2012 sampai dengan
Desember 2012.
3.
Diketahuinya cakupan penimbangan
Lansia di wilayah kerja Puskesmas
Jatisari periode Januari 2012 sampai
dengan Desember 2012.
4.
Diketahuinya cakupan pemeriksaan
laboratorium pada Lansia di wilayah
kerja Puskesmas Jatisari periode
Januari
2012
sampai
dengan
Desember 2012.
5.
Diketahuinya cakupan pemeriksaan
kesehatan pada Lansia di wilayah
kerja Puskesmas Jatisari periode
Januari
2012
sampai
dengan
Desember 2012.
6.
Diketahuinya cakupan penyuluhan
pada Lansia di wilayah kerja
Puskesmas Jatisari periode Januari
2012 sampai dengan Desember 2012.
7.
Diketahuinya frekuensi senam Lansia
di wilayah kerja Puskesmas Jatisari
periode Januari 2012 sampai dengan
Desember 2012.
8.
Diketahuinya jenis kegiatan sektor
terkait di wilayah kerja Puskesmas
Jatisari periode Januari 2012 sampai
dengan Desember 2012.
9.
Diketahuinya Sumber pendanaan
kegiatan yang berasal dari masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Jatisari
periode Januari 2012 sampai dengan
Desember 2012.
Sasaran
Kelompok pra Lansia 45-59 tahun,
kelompok usia lanjut 60-69 tahun, dan
kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi

>70 tahun di wilayah kerja Puskesmas


Jatisari periode Januari sampai dengan
Desember 2012.
II. Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program
ini terdiri dari laporan bulanan Puskesmas
mengenai program Upaya Kesehatan Lanjut
Usia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Jatisari, Kabupaten Karawang periode
Januari 2012 sampai dengan Desember
2012, yang terdiri dari:1
1.
Pemantauan gizi berkala
2.
Pemeriksaan laboratorium
3.
Pemeriksaan kesehatan berkala
mencakup pemeriksaan tekanan darah
dan status mental
4.
Penyuluhan kelompok
5.
Pemanfaatan pelayanan Puskesmas
(balai pengobatan dan konseling)
6.
Senam Lansia
7.
Kerjasama lintas sektoral
8.
Pencatatan dan pelaporan
2.2 Metode
Membandingkan cakupan program
Upaya Kesehatan Lanjut Usia di
Puskesmas
Kecamatan
Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Januari
2012 sampai dengan Desember 2012
terhadap tolok ukur yang ditetapkan
dengan mengadakan pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan
interpretasi data dengan menggunakan
pendekatan sistem sehingga dapat
ditemukan masalah yang ada dari
pelaksanaan program, kemudian dibuat
usulan dan saran untuk memecahkan
masalah tersebut. Data yang disajikan
dalam bentuk tekstular dan tabular.
III. Kerangka Teoritis
3.1 Metode Pendekatan Sistem
Menurut Ryans, sistem adalah gabungan
dari
elemen-elemen
yang
saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur
dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.
3

1. Masukan (input), adalah kumpulan


bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat
berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran
yang direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia
di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar
terhadap sistem.
5. Umpan
balik (feedback), adalah
kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang
dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.2 Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan,
proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,
dan
dampak.
Digunakan
sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai
dalam program Upaya Kesehatan Lansia.
IV. Penyajian Data
UPTD Puskesmas Jatisari Kecamatan
Jatisari adalah salah satu Puskesmas di
Kecamatan Jatisari, yang merupakan
Puskesmas induk dengan luas wilayah
519.475 Ha meliputi sepuluh desa, yang
terdiri dari daerah pesawahan dan sebagian
untuk perumahan. Puskesmas Jatisari
memiliki Puskesmas pembantu (Pustu) yang
terletak di desa Situdam. Jumlah penduduk
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatisari
tahun 2012 adalah 54.233 orang dan jumlah
Kepala Keluarga adalah 15.607 KK. Jumlah
penduduk miskin 29.654 jiwa. Jumlah
penduduk Lansia sebanyak 9.312 jiwa. Mata
pencaharian terbanyak adalah sebagai petani
sebanyak 34,16%. Mayoritas penduduk
dengan pendidikan Tamat SD sebanyak
3.450 orang (37,29%).

Metode
Kesehatan Lanjut usia dapat dicapai dengan
adanya beberapa kegiatan bulanan yang
dilakukan di luar Puskesmas dan di dalam
Puskesmas. Kegiatan bulanan Upaya
Kesehatan Lansia antara laih:
1.
Pemantauan gizi berkala
Dilakukan
penimbangan
dan
pengukuran tinggi badan di Posbindu
untuk menentukan indeks masa tubuh
Lansia dan dicantumkan dalam KMS
Lansia.
2.
Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan pemeriksaan pada pasien
dengan indikasi atau rujukan dari
kader ke Puskesmas atau dari tenaga
kesehatan Puskesmas sendiri
3.
Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan peeriksaan tekanan darah
dan pemeriksaan status mental Lansia
di Posbindu dan di cantumkan
kedalam KMS Lansia
4.
Penyuluhan
Memberikan penyuluhan dan promosi
kesehatan kepada Lansia
Memberikan
informasi-informasi
tentang penyakit-penyakit pada Lansia
dan pencegahannya.
5.
Pemanfaatan pelayanan Puskesmas
Memberikan pelayanan kesehatan
umum dan konseling di Puskesmas
6.
Senam lansia
Senam lanjut usia yang dilakukan
dalam kelompok yang dipimpin oleh
kader/petugas yang dilatih olahraga
7.
Kerjasama lintas sektoral
Melakukan bimbingan dengan sektor
terkait dengan azas kemitraan, seperti
pengajian, arisan, kegiatan ekonomi
produktif, forum diskusi, penyaluran
hobi, dan lain-lain
8.
Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan dengan Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP)
dan dilaporkan setiap satu tahun sekali
ke Dinas Kesehatan Karawang
V. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan
dalam evaluasi Program Upaya Kesehatan
4

lansia di Puskesmas Jatisari periode Januari


2012 sampai dengan Desember 2012,
sebagai berikut:
Masalah menurut keluaran (masalah
sebenarnya):
A. Kehadiran kader setiap pertemuan 2
orang dari target >3 orang setiap
pertemuan
B. Cakupan penimbangan sebesar 4,76 %
dari target >60% (masalah sebesar
92,07 %)
C. Cakupan pemeriksaan lab 0% dari
target >50% (masalah sebesar 100 %)
D. Cakupan pemeriksaan kesehatan 4,75
% dari target >60% (masalah sebesar
92,08 %)
E.
Cakupan penyuluhan 0 % dari target
>60% (masalah sebesar 100 %)
F.
Senam lanjut usia hanya diadakan 6
kali dari target >10 kali pertahun
(masalah +)
G. Hanya ada 1 jenis kegiatan lintas
sektoral dari target >2 jenis (masalah
+)
H. Tidak ada pendanaan kegiatan berasal
dari masyarakat dari target >50%
(besar masalah 100 %)
Masalah menurut unsur lain (penyebab lain):
Dari Proses:
- Kurangnya pencatatan semua
hasil kegiatan lanjut usia pada
Posbindu dan Puskesmas
- Tidak
adanya
pencatatan
berdasarkan pembagian usia
- Tidak
ada
laporan
dan
pencatatan penyuluhan serta
konseling dalam Puskesmas
- Tidak
ada
laporan
dan
pencatatan kunjungan rumah

Dari Masukan:
- Kurangnya tenaga (man) yang
melakukan program Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
- Kurangnya sarana dan prasarana
yang sesuai dengan strategi
Puskesmas Santun Lansia
- Tidak ada buku inventaris untuk
sarana dan prasarana yang
tersedia

Dari Lingkungan:
- Terbatasnya kader yang aktif
untuk menjalankan kegiatan
program
Upaya
Kesehatan
Lansia
- Sebagian besar penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Jatisari
berpendidikan tamat SD
- Banyak
penduduk
miskin
dengan persentase 43%
Dari Umpan balik:
- Kurang lengkapnya pencatatan
dan pelaporan tentang kegiatan
program
Upaya
Kesehatan
Lanjut Usia yang digunakan
sebagai masukan.

VI. Penyelesaian Masalah


A. Kurangnya cakupan pemeriksaan
kesehatan 4,75 % >60%
Penyebab:
Tidak ada laporan dan pencatatan
kegiatan yang berhubungan dengan
Lansia dalam gedung
Kurangnya tenaga (man) yang
melakukan
program
Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
Kurangnya sarana dan prasarana
yang
sesuai
dengan
strategi
Puskesmas Santun Lansia
Penyelesaian Masalah :
Membuat laporan dan pencatatan
kegiatan yang berhubungan dengan
Lansia
dalam
gedung
setiap
bulannya dan dilakukan pengawasan
Mengajukan kepada pihak Dinas
Kesehatan untuk menambah tenaga
kerja yang berkompeten pada
Puskesmas Jatisari
Tenaga kerja yang ditugaskan dalam
program Upaya Kesehatan Lanjut
Usia, diusahakan untuk tidak
melakukan tugas program yang lain
supaya tetap fokus pada program
tersebut.
Mengajukan
kepada
Dinas
Kesehatan untuk menambahkan
sarana
dan
prasarana
yang
5

diperlukan untuk menunjang dalam


melaksanakan pelayanan kesehatan
Lansia
B. Kurangnya cakupan penimbangan:
4,76 % >60%
Penyebab:
Kurangnya tenaga (man) yang
melakukan
program
Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
Kurangnya sarana dan prasarana
yang
sesuai
dengan
strategi
Puskesmas Santun Lansia
Penyelesaian Masalah :
Meningkatkan
pelatihan
untuk
petugas kesehatan dan kader
mengenai kesehatan pada Lansia
untuk meningkatkan kualitas dari
petugas kesehatan itu sendiri
Melengkapi sarana dan prasarana
yang sesuai baik untuk kegiatan
dalam dan luar gedung.
VII. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program upaya
kesehatan Lansia yang dilakukan dengan
cara pendekatan sistem di Puskesmas
Jatisari, Kabupaten Karawang periode
Januari 2012 sampai dengan Desember 2012
didapatkan data bahwa:
A. Frekuensi pertemuan mencapai target
B. Kehadiran kader setiap pertemuan 2
orang dari target >3 orang setiap
pertemuan
C. Cakupan penimbangan sebesar 4,76
% dari target >60%
D. Cakupan pemeriksaan lab 0% dari
target >50%
E. Cakupan pemeriksaan kesehatan
4,75 % dari target >60%
F. Cakupan penyuluhan 0 % dari target
>60%
G. Senam lanjut usia hanya diadakan 6
kali dari target >10 kali pertahun
H. Hanya ada 1 jenis kegiatan lintas
sektoral dari target >2 jenis

I. Tidak ada pendanaan kegiatan


berasal dari masyarakat dari target
>50%
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil pencapaian program Upaya Kesehatan
Lanjut Usia di Puskesmas Jatisari belum
mencapai target yang telah ditentukan. Dari
data tersebut, yang menjadi prioritas
masalah, adalah:
A. Cakupan pemeriksaan kesehatan 4,75
% dari target >60%
B. Cakupan penimbangan sebesar 4,76
% dari target >60%
Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah di
atas, adalah:
Tidak ada laporan dan pencatatan
kegiatan yang berhubungan dengan
Lansia dalam gedung
Kurangnya tenaga (man) yang
melakukan
program
Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
Tidak adanya sarana dan prasarana
yang
sesuai
dengan
strategi
Puskesmas Santun Lansia
9.1.

Saran
Berdasarkan hasil evaluasi program
Upaya Kesehatan Lansia yang telah
dilakukan, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan
Kepala
Puskesmas
untuk
meningkatkan penyuluhan dan cakupan
penimbangan di wilayah kerja Puskesmas
Jatisari, yaitu:
1
Membuat laporan dan pencatatan
kegiatan yang berhubungan dengan
Lansia dalam gedung setiap bulannya
dan dilakukan pengawasan
2
Mengajukan kepada pihak Dinas
Kesehatan untuk menambah tenaga
kerja
yang
berkompeten
pada
Puskesmas Jatisari
3
Tenaga kerja yang ditugaskan dalam
program Upaya Kesehatan Lanjut
Usia,
diusahakan
untuk
tidak
melakukan tugas program yang lain
supaya tetap fokus pada program
tersebut.
4
Mengajukan kepada Dinas Kesehatan
untuk menambahkan sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk
6

6
7

menunjang
dalam
melaksanakan
pelayanan kesehatan Lansia
Meningkatkan pelatihan untuk petugas
kesehatan dan kader mengenai
kesehatan
pada
Lansia
untuk
meningkatkan kualitas dari petugas
kesehatan itu sendiri
Melengkapi sarana dan prasarana yang
sesuai baik untuk kegiatan dalam dan
luar gedung.
Menjalankan fungsi utama puskesmas
sebagai pusat kesehatan strata pertama
dengan
menjalankan
ciri-ciri
Puskesmas Santun Lansia seperti yang
telah diterapkan oleh Kementrian
Kesehatan RI melalui buku pedoman
Puskesmas Santun Lansia

5
6

Medan.
2012
Diunduh
dari:
uda.ac.id/jurnal/files/6.pdf.
Nugroho, Wahjudi. Keperawatan
Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC. 2000.
Dinas S. Poniyah, Z. Fikarwin,
Asfriyati. Pengaruh Gaya Hidup
Terhadap Status Kesehatan Lanjut
Usia
(Lansia) di Wilayah Kerja
Puskesmas Darusalam Medan. 2012
Diunduh
dari:
uda.ac.id/jurnal/files/6.pdf.

Apabila saran ini dilaksanakan, maka


diharapkan masalah tersebut tidak akan
terulang kembali pada pelaksanaan program
Upaya Kesehatan Lansia melalui strategi
Puskesmas Santun Lansia di wilayah kerja
Puskesmas Jatisari pada periode mendatang.
Kepustakaan
1
Pedoman Puskesmas Santun Lanjut
Usia
bagi
petugas
Kesehatan.
Direktorat bina kesehatan komunitas
ditjen bina kesehatan masyarakat
kementrian
kesehatan
RI.
Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
2010.Jumlah Lansia Indonesia, Lima
Besar Terbanyak di Dunia. Diunduh
dari
http://www.menkokesra.go.id/content/j
umlah-lansia-indonesia-lima-besarterbanyak-di-dunia. 2010.
2
Harapan
Hidup.
Diunduh
dari
http://www.datastatistikindonesia.com/portal/index.php?
option=com_content&task=view&id=
922. 2013.
3
Stanley,
(2007).
Buku
Ajar
Keperawatan Gerontik, Edisi 2.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
4
S. Poniyah, Z. Fikarwin, Asfriyati.
Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Status
Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) di
Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam
7

También podría gustarte