Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
OBAT-OBAT JANTUNG
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Profesi Stase Peminatan ICU-ICCU
Periode 2 November 2009 - 2 Januari 2010
Disusun oleh :
RAFIKA DORA W.
11002
TRI WAHYUNINGSIH
11012
LAXMITYA HAPSARI
11158
OBAT-OBAT JANTUNG
Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga
kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkat dengan baik.
Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan.
Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His dan
serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan
parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem
kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki sistem
kardiovaskuler secara langsung ataupun tidak langsung.
Obat yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah, baik arteri maupun vena, dibagi dalam delapan sub
kelas sebagai berikut:
1. INOTROPIK POSITIF
Obat inotropik positif ini bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium) dan
digunakan untuk gagal jantung yakni keadaan dimana jantung gagal untuk memompa darah dalam
volume yang dibutuhkan tubuh.
a. Glikosida jantung
Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang berisi digoksin
dan digitoksin, keduanya bekerja sebagai inotropik positif pada gagal jantung. Digitalis paling
berguna pada gagal jantung dengan penurunan fungsi ventrikel, misalnya untuk pengobatan takikardi
supraventrikel (SVT) terutama untuk memperlambat denyut ventrikel pada fibrilasi atrium.
Digoksin merupakan glikosida jantung yang paling banyak digunakan. Pada gagal jantung ringan
dosis muatan tidak diperlukan dan kadar plasma yang memuaskan dapat dicapai dalam waktu
sekitar 1 minggu dengan dosis sebesar 125 250 mcg dua kali sehari. Dosis ini kemudian dapat
diturunkan bergantung pada fungsi ginjalnya. Karena waktu paruhnya panjang, dosis pemeliharaan
hanya perlu diberikan sekali sehari ( dosis yang lebih tinggi harus dibagi untuk mencegah mual) dan
untuk penatalaksanaan fibrilasi atrium, dosis pemeliharaan biasanya diberikan berdasarkan respon
ventrikel yang tidak boleh turun di bawah 60x/mnt kecuali dalam keadaan khusus yang telah
diketahui, misalnya pada pemberian bersama beta-bloker.
Bioavailabilitas bentuk tablet berkisar antara 70-80%, sekitar 60% diekskresi utuh melalui ginjal dan
waktu paruhnya sekitar 40 jam.
Digitoksin merupakan alkaloid lain dari digitalis yang mempunyai khasiat sama dengan digoksin,
bedanya digitoksin lebih larut dalam lemak dibanding dengan digoksin. Bioavailabilitas oral
mendekati 100% dan waktu paruhnya 4-7 hari.
- Digoksin
Indikasi : gagal jantung, aritmia supraventrikuler (terutama fibrilasi atrium)
Kontraindikasi : blok jantung komplit yang intermitten, blok AV derajat II, aritmia supraventrikuler
karena sindrom Wolf-Parkinson White, kardiomiopati obstruktif hipertropik.
Efek samping : biasanya karena dosis yang berlebihan, termasuk anoreksia, mual, muntah, diare,
nyeri abdomen, gangguan penglihatan, sakit kepala, aritmia, blok jantung.
Dosis : oral, untuk digitalisasi cepat = 1-1,5 mg/24 jam dalam dosis terbagi dan bila tidak diperlukan
cepat = 250-500 mcg sehari. Dosis pemeliharaan = 62,5-500 mcg sehari tergantung pada fungsi
ginjal dan pada fibrilasi atrium pada respon denyut jantung, biasanya berkisar 125 mcg/hari. Pada
keadaan gawat diberikan secara iv, 250-500 mcg dalam 15-20 menit, diikuti dengan sisanya dalam
dosis terbagi tiap 4-8jam (tergantung respon jantung) sampai total dosis muatan0,5-1mg tercapai dan
monitor kadar plasma digoksin, sampel darah diambil paling sedikit 6 jam setelah dosis diberikan.
vasodilatasi.
Sub
tipe
kedua
dari
reseptor
dopamine
menyebabkan
Efek samping : takikardi dan tekanan darah sistolik sangat meningkat sangat menunjukkan
dosis berlebih.
Dosis :
Dobutamin dosis rendah (2,5 mcg/kgBB/mnt) mempunyai efek meningkatkan curah jantung
tanpa meningkatkan denyut jantung.
Dobutamin dosis sedang (5-10 mcg/kgBB/mnt) dapat meningkatkan curah jantung disertai
penurunan tekanan kapiler pulmonal.
Pemberian dosis tinggi (10-20 mcg/kgBB/mnt) mempunyai efek meningkatkan curah jantung.
Contoh : Dobutrex 12,5 mg/ml, Inotrop 12,5 mg/ml
Kombinasi dengan Dopamin
Kombinasi keduanya efektif untuk mengatasi sindroma curah jantung rendah (low cardiac
output) dan bendungan paru. dapat juga dikombinasikan dengan sodium nitroprusid yang dapat
menyebabkan vasodilatasi vena dan arteri, sehingga dapat menurunkan preload dan afterload.
Dobutamin tidak boleh diberikan pada pasien dengan takiaritmia. Sedangkan efek samping yang
timbul pada pemberian obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala, palpitasi dan tremor.
c. Penghambat fosfodiesterase
Obat dalam golongan ini merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif bekerja pada
jantung sehingga menyebabkan peningkatan kadar siklik Adenyl Mono Phoshate (cAMP) dalam sel
miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel dengan efek perbaikan kontraktilitas
jantung. Penggunaannya terbatas hanya pada klinik untuk terapi singkat dari bentuk hebat
dekompensasi (akut) bila obat-obat lain kurang efektif.
- Milrinon
Indikasi : gagal jantung akut, setelah bedah jantung; pengobatan jangka pendek gagal jantung berat
yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional
Peringatan : penyakit penyumbatan aorta berat atau gangguan katup paru, infark miokardium dalam
masa akut, monitor TD dan denyut jantung dan kerusakan ginjal.
Efek samping : sakit kepala, aritmia ventrikuler dan supraventrikuler, hipotensi, nyeri dada, ruam
Dosis : injeksi iv lambat (selama 10 menit) diencerkan terlebih dahulu, 50 mcg/kg diikuti dengan
infuse iv 0,375-0,75 mcg/kg/menit biasanya sampai 12 jam setelah bedah jantung atau selama 48-72
jam pada gagal jantung kongestif, dosis maksaimal sehari 1,13 mg/kg.
Contoh : Coritrope 1 mg/ml
2. ANTI-ARITMIA
Gangguan ritme dapat berupa kelainan dalam frekuensi denyut jantung dimana atrium atau ventrikel
berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari normal. Begitu pula penyaluran impuls dapat terganggu
karena hipertensi atau kebocoran katup jantung, kemungkinan terjadi AV blok serta bisa dikarenakan
impuls tidak menyebar dengan baik sehungga dapat saling berlawanan dan juga ditempat lain dapat
terjadi impuls abnormal yang dapat menimbulkan kekacauan.
Aritmia sering berlangsung dengan selang-seling (intermitten) dan tidak selalu dirasakan oleh pasien
sehingga perlu dilakukan analisa EKG untuk menentukan diagnosanya.
Obat-obat untuk anti aritmia dapat dibagi berdasarkan penggunaan kliniknya dalam obat-obat untuk
aritmia supraventrikel (misal verapamil), aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel ( misal disopiramid)
dan aritmia ventrikel (misal lidokain).
- Adenosin
Indikasi : mengembalikan dengan cepat ke ritme sinus dari SVT paroksismal, termasuk yang
disertai dengan lintasan tambahan (mis. Sindrom WPW), membantu diagnosa kompleks SVT yang
luas maupun yang sempit.
Peringatan : fibrilasi atau flutter atrium dengan lintasan tambahan, transplantasi jantung.
Kontraindikasi : blok AV derajat 2 atau 3 dan sindrom gangguan sinus (kecuai bila digunakan pacu
jantung), asma
Efek samping : muka merah, nyeri dada, sesak nafas, bronko spasme, rasa tercekik, mual, kepala
terasa ringan, bradikardi berat, gangguan ritme (transien) pada EKG.
Dosis : suntikan intra vena (iv) secara cepat ke dalam vena sentral atau vena perifer yang besar, 3
mg selama 2 detik dengan pantauan jantung, bila perlu diikuti dengan 6 mg setelah 1-2 menit dan
kemudian 12 mg setelah 1-2 menit lagi; penambahan dosis jangan dilakukan bila terjadi blok AV
derajat 2 atau lebih.
Contoh : ATP
-
Verapamil hidroklorida
Senyawa amin ini mirip dengan papaverin. Khasiat vasodilatasinya tidak sekuat nifedipin dan
derivatnya, tetapi efek inotrop negatifnya lebih besar. Senyawa ini jangan digunakan bersamaan
dengan blocker atau kinidin, karena menyebabkan kumulatif efek inotrop negatif.
Indikasi : aritmia supraventrikel, angina, hipertensi
Peringatan : blok AV derajat satu; fase akut infark miokard (hindarkan jika bradikardi, hipotensi,
gagal jantung kiri); pasien yang menggunakan beta bloker; kurangi dosis pada gangguan hati; anakanak hanya saran spesialis; kehamilan dan menyusui.
Kontraindikasi : hipotensi, bradikardi, AV blok derajat II dan III, SSS, syok kardiogenik, SA blok;
riwayat gagal jantung atau gangguan fungsi ventrikel kiri terganggu yang bermakna, sekalipun
terkendali dengan terapi; atrium fibrilasi atau flutter sebagai komplikasi sindrom WPW
Efek samping : konstipasi juga mual, muntah, pusing, sakit kepala, muka merah, letih, edema
pergelangan kaki, setelah pemberian iv hipotensi, bradikardi, blok jantung dan asistol
Dosis : oral, aritmia supraventrikel (lihat kontra indikasi), 40-120mg 3x/hari; angina, 80-120mg
3x/hari; hipertensi 240-480mg sehari dalam dosis terbagi; injeksi iv lambat selama 2 menit, 5-10mg
(dengan pemantauan ECG)
Contoh : Verapamil tab 40mg, 80mg; cairan inj 2,5 mg/ml
Amiodaron hidroklorida
Indikasi : Tab; gangguan ritme irama atrium (perubahan fibrilasi atau flutter), gangguan ritme nodal,
gangguan ritme ventrikel (ventrikel takikardi, kontraksi prematur, ventrikel fibrilasi), gangguan ritme
yang berhubngan dengan sindrom WPW. Amp; gangguan ritme sinus supraventrikel takikardi yang
berhubungan dengan sindrom WPW, gangguan ritme ventrikel.
Kontraindikasi : sinus bradikardi, SA blok, kecuali bila digunakan pacu jantung hindarkan pada
gangguan konduksi yang berat atau penyakit nodus SA, gangguan fungsi tiroid, kehamilan dan
menyusui, hindari pemberian iv pada gagal pernafasan yang berat, hipotensi arterial yang berat
Efek samping : mikrodeposit kornea, fotosensitisasi dan pigmentasi, hipotiroidisme, hipertiroidisme,
pneumopati interstitial difus reversibel
Dosis : Tab dewasa awal 600mg/hari untuk 8 10 hari, pemeliharaan 100-400mg/hari selama 5hari
dalam minggu; Amp, 5mg/kgBB dengan infus IV selama 20menit-2 jam, infus dapat diulang 2-3x/hr,
pemeliharaan 10-20mg/kgBB/24 jam scr infus iv.
Contoh : Cordarone tab 200mg, amp 150mg/3ml
Lidokain hidroklorida
Indikasi : aritmia ventrikel terutama setelah infark miokard
Peringatan : dosis lebih rendah pada gagal jantung kongestif, pada gagal hati,dan setelah bedah
jantung, usia lanjut
Kontraindikasi : gangguan nodus SA, semua derajat AV blok, depresi miokard yang berat
Efek samping : pusing, kesemutan atau mengantuk (terutama bila injeksi terlalu cepat), efek SSP
lainnya (bingung, depresi pernafasan da konvulsi), hipotensi dan bradikardi (sampai terjadi henti
jantung), hipersensitivitas
Dosis : injeksi iv pada pasien tanpa gangguan sirkulasi yang berat, 100mg sebagai bolus selama
beberapa menit (50mg pada pasien dengan BB lebih ringan atau pasien dengan gangguan sirkulasi
yang berat) segera diikuti dengan infus 4mg/mnit selama 30 menit, 2mg/menit selama 2 jam,
kemudian 1mg/menit; kadarnya dikurangi lagi jika infusnya dilanjutkan lebih dari 24 jam (monitoring
EKG)
Contoh : Lidocaine inj 1%
-
Prokainamide hidroklorida
Indikasi : aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard, takikardi atrium
Peringatan : usia lanjut, gangguan hati atau ginjal, asma, miastenia gravis, kehamilan
Kontraindikasi : blok jantung, gagal jantung, hipotensi, SLE, tidak diindikasikan untuk torsade de
point (dapat memperburuk), menyusui
Efek samping : mual, diare, ruam kulit, demam, depresi miokard, gagal jantung, sindrom seperti
SLE (systemic lupus erythematosus), agranulositosis setelah pemakaian lama, psikosis dan
angiodema
Dosis : oral, aritmia ventrikel s/d 50mg/kg sehari dalam dosis terbagi, sebaiknya dikontrol dengan
pengukuran kadar plasma (interval dosis 3-6jam), aritmia atrium mungkin perlu dosis yang lebih
tinggi; infuse lambat, kecepatan tidak melebihi 50mg/menit, 100mg dengan pemantauan EKG,
diulang dengan interval 5 menit sampai aritmia teratasi maksimum 1 g; infuse iv, 500-600mg selama
25-30 menit, dengan pemantauan EKG, diikuti dengan pemeliharaan dengan kecepatan 26mg.menit, kemudian bila perlu secara oral seperti di atas, dimulai 3-4 jam setelah infus
Contoh : Procainamide HCl inj 100mg/ml
Kinidin
Indikasi : supresi takikardi supraventrikel dan aritmia ventrikel
Peringatan : dosis uji 200mg untuk mendeteksi reaksi hipersensitifitas
Kontraindikasi : blok jantung
Efek samping : lihat prokainamide HCl juga aritmia ventrikel, trombositopenia, anemia hemolitik
Dosis : oral, kinidin sulfat 200-400mg 3-4x/hari
Contoh : Kinidin sulfat tab 200mg
3. ANTI-HIPERTENSI
a. Penghambat saraf adrenergik
Obat ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari pasca ganglionik saraf
adrenergik. Golongan ini tidak mengendalikan tekanan darah berbaring dan dapat menyebabkan
hipotensi postural sehingga sudah jarang sekali digunakan, tetapi mungkin masih diperlukan
bersama terapi lain pada hipertensi resisten.
- Reserpin
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang
Peringatan : ukus peptik, kolitis ulserativa, asma bronkial, kehamilan dan menyusui, usia lanjut
Kontraindikasi : depresi, gagal ginjal berat
Efek samping : depresi, bronkospasme, gejala-gejala ekstrapiramidal, memburuknya ulkus
peptikum, gangguan tidur di malam hari, mengantuk di siang hari, menstruasi tidak teratur,
impotensi, amenore
Dosis : 0,05-0,1mg sebagai obat lini kedua yang ditambahkan 1-2 minggu setelah pemberian
thiazid/diuretic sebagai obat lini pertama
Contoh : Reserpin tab 0,1mg, 0,25mg
b. Alfa bloker
Zat-zat ini memblok reseptor alfa adrenergik yang terdapat di otot polos pembuluh (dinding),
khususnya di pembuluh kulit dan mukosa.
- Prazosin hidroklorida
Sebagai alfa bloker, prazosin menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena sehingga jarang
menimbulkan takikardi. Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama
sehingga harus hati-hati.
Indikasi : hipertensi, sindrom Raynaud, gagal jantung kongestif, hiperplasi prostat jinak
Peringatan : dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi (karena itu harus diminum
sebelum tidur), usia lanjut, kurangi dosis awal pada gangguan ginjal, kehamilan dan menyusui.
Kontraindikasi : tidak disarankan untuk gagal jantung kongestif akibat obstruksi mekanik (seperti
stenosis aorta)
Efek samping : hipotensi postural, mengantuk, lemah, pusing, sakit kepala, tidak bertenaga, mual,
palpitasi, sering kencing, inkotinensia
Dosis : dosis awal diberikan sebelum tidur 0,5mg 2-3 kali sehari dan ditingkatkan sampai 1mg 23x/hari setelah 3-7 hari
Contoh : Prazosin tab 1mg; Minipress tab 1mg, 2mg
c. Penghambat enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE = Angiotensin Converting
Enzyme)
Penghambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin
-
II. Obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik
Kaptopril
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan terapi thiazid), gagal jantung
kongestif (tambahan) dan hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain, setelah infark
miokard, nefropati diabetik pada DM tergantung insulin
Peringatan : diuretik, pantau fungsi ginjal sebelum dan selama pengobatan, mungkin menguatkan
efek hipoglikemi insulin atau antidiabetik oral
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap penghambat ACE, penyakit renovaskuler, stenosis aorta
atau obstruksi keluarnya darah dari jantung, kehamilan
Efek samping : hipotensi, pusing, letih, mual, diare, kram otot, batuk kering persisten, perubahan
pengecap, stomatitis, dispepsi, nyeri perut, gangguan darah, gangguan tidur, gelisah, impotensi,
alopesia
Dosis : hipertensi, digunakan sendiri, awalnya 12,5mg 2x/hari, jika digunakan bersama diuretik
Ramipril
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang, gagal jantung kongestif (tambahan), setelah infark
miokard pada pasien dengan gagal jantung terbukti secara klinis
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : lihat Kaptopril
Dosis : pada hipertensi dosis awal 1,25mg sehari, tingkatkan pada interval 1-2 minggu, kisaran
lazim 2,5-5mg sekali sehari
Contoh : Triatec kapsul 2,5mg, 5mg, tab 1,25mg, 2,5mg, 5mg; Ramixal tab 1,25mg, 2,5mg, 5mg
Berbeda dengan penghambat ACE, obat-obat ini tidak menghambat pemecahan bradikinin dan kininkinin lainnya, sehingga tampaknya tidak menimbulkan batuk kering persisten yang biasanya
mengganggu terapi dengan penghambat ACE.
- Valsartan
Indikasi : hipertensi
Peringatan : antagonis A.II harus digunakan hati-hati dengan stenosis arteri ginjal, pemantauan
plasma kalium dianjurkan terutama pada usia lanjut dan gangguan ginjal
Kontraindikasi : kehamilan (sama dengan penghambat ACE)
Efek samping : biasanya ringan, hipotensi simtomatik dapat terjadi, hiperkalemi, fatigue
Dosis : biasanya 80mg sekali sehari, bisa dinaikkan setelah minimal 4 minggu menjadi 160mg
sehari
Contoh : Diovan kapsul 80mg, 160mg
e. Obat antihipertensi yang bekerja sentral
Kelompok ini termasuk metildopa yang mempunyai keuntungan karena aman bagi pasien asma,
gagal jantung dan kehamilan. Efek sampingnya diperkecil jika dosis per harinya dipertahankan tetap
-
dibawah 1g.
Klonidin hidroklorida
Indikasi : hipertensi
Peringatan : penghentian harus bertahap untuk menghindari krisis hipertensi, sindroma Raynaud
atau penyaki penyumbatan vaskuler perifer oklusif lainnya, riwayat depresi
Efek samping : mulut kering, sedasi, depresi, retensi cairan, bradikardi, fenomena Raynaud, sakit
kepala, pusing, eforia, tidak bisa tidur, ruam kulit, mual, konstipasi
Dosis : oral, 50-100mcg 3x/hari dinaikkan setiap hari kedua atau ketiga, dosis maksimal sehari
biasanya 1,2mg; inj iv perlahan, 150-200mcg, maksimum 750mcg dalam 24 jam
Contoh : Clonidine tab 0,15mg; Catapres inj 150mcg/ml, tab 0,75mcg, 150mcg; Dixarit tab 0,025mg
Metildopa
Indikasi : hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika tidak diperlukan efek segera
Peringatan : mempengaruhi hasil uji laboratorium, hasil positif pada uji Coomb langsung
Kontraindikasi : depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria
Efek samping : mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi,
kerusakan hati, anemia hemolitik
Dosis : oral, 250mg 2-3x/hari, secara bertahap dinaikkan dengan selang waktu 2 hari atau lebih dan
dosis maksimum 3g sehari; infus iv metildopa hidrokloride 250-500mg
Contoh : Medopa tab 250mg; Tensipas tab 125mg, 250mg
4. ANTI-ANGINA
Keadaan iskemik jantung pada angina pektoris dapat diobati dengan vasodilator koroner yang
merupakan obat pilihan pertama dan zat-zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen (
bloker dan antagonis kalsium). Vasodilator koroner memperlebar arteri jantung, memperlancar
pemasukan darah serta oksigen dan dengan demikian meringankan beban jantung. Pada serangan akut
obat pilihan utama adalah nitrogliserin (sublingual) dengan kerja pesat tetapi singkat. bloker bekerja
memperlambat denyut jantung (bradikardi, kronotrop negatif) sehingga mengurangi kebutuhan oksigen
myokard.
a. Golongan Nitrat
- Gliseril trinitrat
Trinitrat dari gliserol ini (sebagaimana nitrat lainnya) berkhasiat relaksasi otot pembuluh, bronchia,
saluran empedu, lambung-usus dan kemih. Berkhasiat vasodilatasi berdasarkan terbentuknya
nitrogenoksida (NO) dari nitrat di sel-sel dinding pembuluh. NO ini bekerja merelaksasi sel-sel
ototnya, sehingga pembuluh, terutama vena mendilatasi dengan langsung. Akibatnya, TD turun
dengan pesat dan aliran darah vena yang kembali ke jantung (preload) berkurang. Penggunaan
oksigen jantung menurun dan bebannya dikurangi. Arteri koroner juga diperlebar, tetapi tanpa efek
langsung terhadap miokard.
Resorpsinya dari usus baik, tetapi mengalami first past metabolism amat tinggi sehingga hanya
sedikit obat yang mencapai sirkulasi besar, waktu paruhnya 1-4 menit. Absorpsi sublingual dan
oromukosal cepat sekali karena menghindari first past metabolism, efeknya sesudah 2 menit dan
bertahan selama 30 menit. Pada pemberian pertama, biasanya diberikan tablet 300 mcg. Selain itu,
absorpsi dari kulit (transkutan) juga baik, maka digunakan pula dalam bentuk salep dan plester
dengan pelepasan teratur.
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri
Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemik, peningkatan TIK,
idiosinkrasi, perikarditis konstriktiva, tamponade perikardial, anemia berat, hipoksemia arteri.
Efek samping : sakit kepala, muka merah, pusing, palpitasi, hipotensi ortostatik, takikardia, vertigo,
lemah
Dosis : sublingual, 0,3-1mg, bila perlu diulang; oral profilaksis angina, 2,6-2,8mg 3 kali sehari atau
10 mg 2-3 kali sehari; infuse iv 10-200mcg.menit
Contoh : Glyceril trinitate inj 5mg.ml; nitrocin inj 1 mg/ml; nitrostat tablet 0,3mg, 0,6mg; nitroderm
250mg
-
Isosorbid dinitrat
Derivate nitrat siklis ini sama kerjanya dengan nitrogliserin, tetapi bersifat long-acting. Di dinding
pembuluh zat ini diubah menjadi nitrogenoksida (NO) yang mengaktivasi enzim guanasiklase dan
menyebabkan peningkatan kadar cGMP (cyclo-guanilmonophosphate) di sel otot polos dan
menimbulkan vasodilatasi. Secara sublingual mulai kerjanya dalam 3 menit dan bertahan sampai 2
jam, secara spray masing-masing 1 menit dan 1 jam, sedangkan oral masing-masing 20 menit dan
4 jam.
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri
Peringatan,Kontraindikasi, Efek samping : lihat pada Glyceril trinitate
Dosis : sublingual, 5-10mg; oral, sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120mg, gagal jantung kiri
40-160mg, sampai 240 mg jika diperlukan; infus iv 2-10mg/jam
Contoh : Isosorbid dinitrate tab sub 5mg, 10mg; Cedocard tab 5mg, 10mg, 20mg; Farsorbid tab sub
5mg, 10mg
Isosorbid mononitrat
Derivat dengan khasiat dan penggunaan sama. Obat ini terutama digunakan oral sebagai profilaksis
untuk mengurangi frekuensi serangan. Resorpsinya dari usus amat baik tanpa first pass metabolism
dengan mulai kerja setelah lebih kurang 15 menit dan bertahan + 8 jam serta waktu paruh 4-5 jam.
Indikasi : profilaksis angina, tambahan pada gagal jantung kongestif
Peringatan,Kontraindikasi, Efek samping : lihat pada Glyceril trinitate
Dosis : dosis awal 20mg 2-3 kali sehari atau 40 mg 2 kali sehari (10 mg 2 kali sehari pada pasien
yang belum pernah menerima nitrat sebelumnya)
Contoh : Elantan tab 20mg, 40mg; Mono Mack tab 40mg; Pentacad tab 20mg
Verapamil dan diltiazem bekerja kronotropik negatif pada nodus SA dan dromotropik negatif pada
nodus AV, sedangkan nifedipin tidak. Nifedipin, karena efek vasodilatasinya yang kuat menimbulkan
-
Diltiazem hidroklorida
Derivat benzothiazin ini berkhasiat vasodilatasi lebih kuat daripada verapamil, tetapi efek inotrop
negatifnya lebih ringan. Daya kerjanya terletak antara nifedipin dan verapamil serta seringkali
digunakan dalam terapi angina, karena tidak menimbulkan takikardia.
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina, hipertensi
Peringatan : kurangi dosis pada gangguan hati dan ginjal; gagal jantung atau gangguan fungsi
ventrikel kiri yang bermakna, bradikardi ringan (hindarkan bila berat), AV blok derajat I atau
perpanjangan interval PR.
Kontraindikasi : bradikardi berat, gagal jantung kiri, AV blok derajat II atau III (kecuali bila
digunakan pacu jantung), sick sinus sindrom, kehamilan dan menyusui
Efek samping : bradikardi, SA blok, AV blok, hipotensi, malaise, sakit kepala, muka merah dan
panas, gangguan saluran cerna, edema (terutama pergelangan kaki), gangguan fungsi hati, depresi
Dosis : angina, 60mg 3x/hari, jika perlu ditingkatkan sampai 360mg sehari
Contoh : Diltiazem tab 30mg; Herbesser tab 30mg, serbuk inj 10mg, 50mg; Dilatrop tab 30mg
Nifedipin
Senyawa dihidroperidin ini terutama berkhasiat vasodilatasi kuat dengan hanya bekerja ringan
terhadap jantung. Efek inotrop negatifnya ditiadakan oleh vasodilatasi, bahkan frekuensi jantung
serta cardiac output justru dinaikkan sedikit akibat turunnya afterload, yaitu volume darah yang
dipompa keluar jantung ke aorta.
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina, hipertensi, fenomena Raynaud
Peringatan : hentikan jika terjadi nyeri iskemik atau nyeri yang ada memburuk dalam waktu singkat
setelah awal pengobatan, cadangan jantung yang buruk, gagal jantung atau gangguan fungsi
ventrikel kiri yang bermakna, hipotensi berat, kurangi dosis pada gangguan hati, DM, dapat
menghambat persalinan, hindari sari buah grape fruit (mempengaruhi metabolisme)
Kontraindikasi : syok kardiogenik, stenosis aorta lanjut, kehamilan (toksisitas pada studi hewan),
porfiria
Efek samping : pusing, sakit kepala, muka merah, letargi, takikardi, palpitasi juga edema kaki, ruam
kulit, mual, sering kencing, nyeri mata, hiperplasi gusi, depresi
Dosis : dosis awal 10mg (usia lanjut dan gangguan hati 5mg) 3x/hari dengan atau setelah makan;
dosis pemeliharaan lazim 5-20mg 3x/hari; untuk efek segera pada angina, gigit kapsul dan telan
dengan cairan.
Contoh : Nifedipin tab 10mg; Adalat tab 5mg, 10mg; Adalat retard tab 10mg, 20mg; Adalat oros tab
30mg, 60mg; Farmalat, Fedipin, Niprocor
c. Golongan Beta-blocker
Zat ini yang juga disebut antagonis -adrenoreseptor digunakan sebagai profilaksis terhadap angina
dengan pilihan utama zat-zat kardioselektif atenolol dan metoprolol. Semua bloker harus dihindari
oleh penderita asma, karena dapat memprovokasi bronkospasme (kejang cabang tenggorok). Beta
reseptor ada 2 yaitu di otot jantung dan di bronchial & jaringan lunak otot pembuluh darah. Beta
bloker dapat menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan
kontraktilitas miokard dan laju denyut jantung (efek kronotrop negatif).
Jenis beta bloker:
Propranolol hidroklorida
Indikasi : hipertensi, angina, aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, takikardi ansietas,
profilaksis setelah infark miokard, profilaksis migren dan tremor essensial.
Peringatan : kehamilan dan menyusui, hindari putus obat yang mendadak pada angina, kurangi
dosis oral propanolol pada penyakit hati dan gangguan ginjal
Kontraindikasi : asma atau riwayat penyakit paru obstruktif, gagal jantung yang tidak terkendali,
bradikardi yang nyata, sick sinus sindrome (SSS), AV blok derajat 2 atau 3, syok kardiogenik
Efek samping : bradikardi, gagal jantung, gangguan konduksi, bronkospasme, vasokonstriksi
perifer, gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan tidur
Dosis : disesuaikan dengan indikasinya, pada pengobatan angina dosis awal 40mg 2-3 kali sehari,
dosis pemeliharaan 120-240mg sehari.
Contoh : Propranolol tab 10mg, 40mg; Propade tab 10mg, 40mg
Asebutolol
Indikasi : hipertensi, angina, aritmia
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : lihat Propranolol
Dosis : pada angina dosis awal 400mg/hari atau 200mg 2x/hari dan pada angina berat 300mg
3x/hari
Contoh : Sectral kapsul 200mg, tablet 400mg
Atenolol
Indikasi : hipertensi, angina, aritmia
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : lihat Propranolol, kurangi dosis pada gangguan ginjal
Dosis : pada angina dosis 100mg sehari dalam 1 atau 2 dosis
Catatan : bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi iv atropin sulfat 0,6-2,4mg dalam
dosis terbagi 0,6 mg
Contoh : Farnormin kapsul 50mg, tablet 100mg; Tensinorm tab 50mg, 100mg
Bisoprolol fumarat
Indikasi : hipertensi, angina
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping: lihat Propranolol, kurangi dosis pada gangguan ginjal
Dosis : pada angina dosis lazim 10mg sehari (untuk pasien tertentu 5mg mungkin cukup), dosis
10
Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemi, gangguan fungsi hati atau ginjal, hamil, laktasi, usia
lanjut, SLE
Kontraindikasi : hipokalemi, hiponatremia, hiperkalsemia, gangguan ginjal dan hati yang berat,
anuria
Efek samping : hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan, hipokalemi,
hipomagnesemia, hiponatremia, hiperkalsemia, impotensia, sakit kepala, pusing
Dosis : edema, dosis awal 12,5-25mg sehari, untuk pemeliharaan jika mungkin dikurangi;
hipertensi, dosis awal 12,5mg sehari jika perlu dapat ditingkatkan sampai 25mg sehari
Contoh : HCT tab 25mg
b. Diuretika kuat (loop diuretics)
- Furosemid
Indikasi : edema, oliguria karena gagal ginjal
Peringatan : kehamilan dan menyusui, dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia,
memperburuk diabetes mellitus, gagal hati, pembesaran prostat
Kontraindikasi : keadaan prakoma akibat sirosis hati, gagal ginjal dengan anuria
Efek samping : hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesemia, ekskresi kalsium meningkat,
hipotensi, gangguan saluran cerna
Dosis : oral, edema dosis awal 40mg pada pagi hari, pemeliharaan 20mg sehari atau 40mg selang
sehari; oliguria dosis awal 250mg sehari; injeksi im atau iv lambat (kecepatan tidak melebihi
4mg/menit) dosis awal 20-50mg; infus iv pada oliguria dosis awal 250mg selama 1 jam.
Dosis
11
Heparin
Heparin memulai antikoagulansi dengan cepat, namun mempunyai masa kerja yang singkat,
sehingga seringkali diacu sebagai heparin standar atau tidak terfraksinasi untuk membedakannya
dengan heparin bobot molekul rendah yang memilki masa kerja yang lebih panjang.
Indikasi : pengobatan trombosis vena dalam (DVT) dan embolisme paru, angina tak stabil,
profilaksis pada bedah umum, infark miokard
Peringatan : gangguan hati dan ginjal, kehamilan
Kontraindikasi : hemofilia dan gangguan hemoragik lain, trombositopenia, tukak lambung,
perdarahan serebral yang baru terjadi, hipertensi berat, penyakit hati berat, gagal ginjal, sehabis
cedera berat atau pembedahan
Efek samping : perdarahan, nekrosis kulit, trombositopenia, reaksi hipersensitivitas (urtikaria,
angiodema dan anafilaksis)
Dosis : pengobatan DVT dan embolisme paru, secara injeksi iv dosis muatan 5000 unit diikuti
dengan infus berkesinambungan 1000-2000 unit/jam atau secara inj sc 15000 unit setiap 12 jam
(pemantauan laboratorium penting sekali sebaiknya setiap hari)
Contoh : Heparin 1000 UI/ml, 5000 UI/ml; Inviclot 5000 UI/ml
Contoh lain : senyawa dari kelompok baru pentasakarida yaitu Arixtra yang berisi Fondafarinux Na
dengan dosis 2,5mg scr sc 6 jam post op lalu 2,5mg/hari selama 5-9 hari
b. Antiplatelet
Zat-zat ini juga disebut penghambat trombosit (platelet inhibitor) yang berkhasiat menghindarkan
-
Dipiridamol
12
Indikasi : sebagai tambahan antikoagulan oral bertujuan profilaksis tromboembolisme pada katup
jantung prostetik
Peringatan : angina yang memburuk dengan cepat, stenosis aorta infark miokard yang baru terjadi,
gagal jantung, hipotensi, eksaserbasi migren
Efek samping : efek saluran cerna, pusing, mialgia, sakit kepala berdenyut, hipotensi, muka merah
dan panas, takikardi, reaksi hipersensitifitas
Dosis : oral, 300-600mg sehari dalam dosis terbagi sebelum makan
Contoh : Persantin tab 25mg, 75mg
-
Clopidogrel
Indikasi : mengurangi terjadinya aterosklerotik (infark miokard, stroke dan kematian seluler) pada
pasien dengan aterosklerosis yang disebabkan oleh stroke sebelumnya, infark miokardium atau
penyakit arteri perifer
Peringatan : adanya peningkatan risiko perdarahan, penyakit hati dan ginjal, kehamilan
Kontraindikasi : perdarahan patologis aktif (misal tukak peptik), perdarahan intrakranial, gangguan
hati berat, menyusui
Efek samping : sakit kepala, pusing, parestesia, gangguan sal cerna, gangguan hematologic, ruam
kulit, pruritus
Dosis : IMA 75mg sehari; Angina tak stabil 300mg lalu dikurangi s/d 75mg sehari
Contoh : Plavix tab 75mg; CPG tab 75mg
c. Trombolitik (Fibrinolitik)
Obat-obat ini berdaya melarutkan gumpalan darah yang terbentuk beberapa jam sebelumnya,
dengan cara mengaktivasi sistem fibrinolisis tubuh melalui stimulasi pengubahan plasminogen
-
13
Peringatan : kurangi dosis pada gangguan ginjal, hematuria yang masif (hindari jika ada risiko
obstruksi ureter), pemeriksaan mata reguler dan uji fugsi hati pada pengobatan jangka panjang
Kontraindikasi : penyakit tromboembolitik
Efek samping : mual, muntah, diare (kurangi dosis), pusing pada inj iv cepat
Dosis : oral, fibrinolisis lokal 15-25mg/kg 2-3x/hari; menoragia (diawali bila perdarahan yang hebat
telah mulai) 1-1,5g 3-4x/hari selama 3-4 hari; inj iv lambat pada fibrinolisis local 0,5-1g 3x/hari
Contoh : Tranexamic inj 50mg/ml, kapsul 250mg; Ditranex tab 259mg, 500mg; Kalnex inj 50mg/ml,
100mg/ml, kapsul 250mg, tab 500mg; Transamin inj 50mg/ml, kapsul 250mg, tab 500mg
7. HIPOLIPIDEMIK (penurun lipid)
a. Resin penukar anion
Obat golongan ini digunakan dalam penatalaksanaan hiperkolesterolemia dengan cara mengikat
asam empedu (metabolit kolesterol) di dalam lumen usus dan mencegah reabsorpsinya. Berkhasiat
menurunkan LDL dan kolesterol total, berdasarkan pengikatan asam empedu dalam usus halus
menjadi kompleks yang dikeluarkan melalui tinja. Tanpa asam empedu kolesterol tidak diserap lagi.
Kadar asam empedu dalam plasma menurun dan hati distimulasi untuk meningkatkan sintesa asam
-
b. Kelompok klofibrat
- Gemfibrozil
Indikasi : hiperlipidemia tipe IIA, IIB, III, IV, dan V, pencegahan primer penyakit jantung koroner
pada usia 40-55 tahun dengan hiperlipidemia yang tidak merespon dengan cukup terhadap diet dan
tindakan-tindakan lain yang sesuai
Peringatan : profil lipid, pemeriksaan darah, uji fungsi hati sebelum pengobatan jangka panjang,
gangguan ginjal
Kontraindikasi : alkoholisme, gangguan hati, batu empedu, kehamilan dan menyusui
Efek samping : gangguan sal cerna, ruam kulit, dermatitis, pruritus, urtikaria, impotensi, sakit
kepala, pusing, fibrilasi atrium, rabdomiolisis, nyeri ekstremitas, mialgia disertai dengan
meningkatnya kreatinin kinase
Dosis : 1,2 g sehari biasanya dalam 2 dosis terbagi
Contoh : Gemfibrozil 300mg; Lopid kapsul 300mg, tablet 600mg
c. Statin
Obat ini menghambat secara kompetitif enzim HMG CoA reduktase yakni enzim pada sintesis
kolesterol terutama dalam hati. Golongan statin ini lebih efektif dibandingkan resin penukar anion
dalam menurunkan kolesterol LDL tetapi kurang efektif dibanding kelompok klofibrat dalam
-
14
Peringatan : statin digunakan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit hati atau yang minum
banyak alkohol. Fungsi hati harus diukur sebelum dan sesudah pengobatan serta obat harus
dihentikan bila kadar transaminase serum meningkat hingga 3x batas atas nilai normal
Kontraindikasi : penyakit hati aktif, kehamilan, menyusui
Efek samping : miositis, sakit kepala, perubahan nilai fungsi ginjal dan efek sal cerna (nyeri
lambung, mual, muntah), insomnia, anoreksia, alopesia, impotensi, nyeri dada, hipo/hiperglikemi
Dosis : hiperkolesterolemia primer dan campuran 10mg sekali sehari; hiperkolesterolemia turunan
dosis awal 10mg sehari dan bisa diringkatkan secara bertahap
Contoh : Lipitor tab 10mg, 20mg
-
Simvastatin
Indikasi : hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe IIA) yang tidak merespon dengan cukup
terhadap diet dan tindakan-tindakan lain yang sesuai, untuk mengurangi insiden kejadian koroner
klinis dan memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada penyakit koroner dan kadar
kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : lihat statin
Dosis : hiperkolesterolemia 10mg sehari malam hari disesuaikan dengan interval tidak kurang dari 4
minggu; PJK, awalnya 20mg sekali sehari malam hari
Contoh : Simvastatin tab 10mg; Simcor tab 5mg, 10mg; Valemia tab 10mg; Zocor tab 5mg, 10mg
Epinefrin (adrenalin)
15
Penggunaannya terutama sebagai analepticum, yakni obat stimulan jantung yang aktif sekali pada
keadaan darurat seperti kolaps, syok anafilatik atau henti jantung
Indikasi : henti jantung (untuk resuitasi jantung paru)
Peringatan : penyakit jantung iskemik, DM, hipertiroidisme, hipertensi
Efek samping : ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas dingin, pada dosis berlbih
aritmia, pendarahan otak, edema paru
Dosis : epinefrin 1:10000 (1mg/10ml) dalam dosis 10ml secara inj iv sentral
Contoh : Adrenalin inj 0,1%
Referensi :
Dep Kes RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2000. Jakarta: Sagung Seto
Hoan Tjay, Tan & Raharja, K. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan efek sampingnya. Jakarta:
Gramedia
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi edisi 8 2008/2009
16