Está en la página 1de 7

3.

Faktor Politik
Kondisi politik dalam negeri yang sampai saat ini masih belum stabil. Disusunnya beberapa UU,
seperti UU Kepailitan, yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan
tidak mampu dalam melunasi kewajibannya, dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih,
yang ditujukan untuk menghapuskan praktek monopoli ataupun kartel.
Pada bulan Oktober 2012, pemerintah Indonesia melakukan revisi UU pangan yang juga berkaitan
dengan ekspor-impor pangan untuk memberikan dukungan lebih kepada produsen industri
makanan, sehingga PT Mayora menjalankan strategi untuk meningkatkan produksi produk-produk
bernilai tambah sehingga tingkat konsumsi hasil produksi pangan lokal lebih tinggi dibandingkan
konsumsi produksi impor. 2. Faktor Sosial.
Tingkat konsumsi masyarakat saat ini terbilang sangat tinggi. Oleh karena itu, berbagai perusahaan
industri yang bergerak di bidang makanan dan minuman menjadi mengembangkan produkproduknya, sehingga PT Mayora sebagai perusahaan industri makanan dan minuman yang terkenal
di pasar domestik maupun pasar internasional, juga berusaha untuk mengembangkan dan
menciptakan inovasi produk baru. Inovasi yang dilakukan PT Mayora yaitu memproduksi makanan
olahan baru, seperti biskuit Slai Olai (ada rasa strawberry, nanas, dan bluberry), dan Roma Cream
Crackers serta Roma Malkist Abon. Tidak hanya pada biskuit tetapi inovasi produk yang dilakukan
juga pada produk lainnya, seperti permen, wafer dan chocolate, coffee, dan lainnya. 5. Faktor
Ekologi
Ekologi menyangkut pada kelestarian lingkungan. Kelestarian lingkungan selalu menjadi bagian yang
penting bagi PT Mayora dan selalu didukung penuh oleh Manajemen dan Dewan Komisaris serta
Direksi. PT Mayora telah menerapkan prinsip menyeimbangkan antara kebutuhan produk dengan
kepedulian terhadap lingkungan, dimana menciptakan produk dengan komposisi yang ramah
lingkungan dan penggunaan bahan mentah serta energi dengan lebih efisien. 4. Faktor Teknologi
PT Mayora memanfaatkan perkembangan teknologi di dalam proses produksinya, yaitu pada
tahapan pembuatan hingga pengemasan makanan dan minuman yang dihasilkan dari pabrik PT
Mayora yang menggunakan teknologi tingkat tinggi. Misalkan saja, salah satu mesin pengemasan
biskuit dari Eropa yang dimiliki PT Mayora, mesin tersebut diklaim sebagai mesin pengemas terbesar
di dunia. Mesin tersebut menggunakan teknologi robot yang mampu memindahkan ribuan biskuit
dalam waktu satu jam ke tempat pengemasan.
Selain itu, PT Mayora menggunakan mesin Schorch buatan Denmark untuk memproduksi makanan
jenis butter cookies. Sedangkan untuk memproduksi permen, PT Mayora menggunakan mesin
bermerek Bosch buatan Italia dan satu mesin permen buatan Jepang yaitu Japan Automatic Machine
(JAM). Disamping menggunakan teknologi mesin yang canggih, Mayora juga mendirikan
laboratorium untuk setiap unit produk yang dihasilkan dengan melakukan penelitian yang tidak
hanya pada hasil produk akhir tetapi juga pada bahan baku yang dipergunakan. 2. Kekuatan TawarMenawar Pembeli
PT Mayora Indah mempunyai cukup banyak pembeli diantaranya PT Hero Supermaket Tbk,
Carrefour, Ranch Market, dan lainnya.

Tanpa adanya kesetiaan dari pembeli maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan. Maka dari itu
penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan perusahaan
supaya kepuasan konsumen tetap terjaga dan pembeli tidak beralih kepada pesaing lainnya. 1.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Dengan datangnya pendatang baru, maka hal ini menjadi ancaman bagi PT Mayora dalam menguasai
pasar yang sudah cukup lama dikuasai karena memiliki keinginan merebut sebagian pasar. Dalam hal
ini ancaman masuknya pendatang baru bagi Mayora, yaitu PT Kemang Food Industri dan PT Magfood
Inovasi Pangan. Kedua PT tersebut masih menguasai pasar dalam jumlah yang kecil, tetapi ini
merupakan ancaman bagi Mayora. Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy,
keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:
Lingkungan Industri 3. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Dalam hal ini PT Indisco Niaga merupakan satu-satunya pemasok yang memiliki kualitas bahan baku
yang baik. Untuk itu penting bagi Mayora untuk dapat bekerja sama dengan PT Indisco Niaga yang
merupakan anak perusahaan dari Mayora dalam menjaga mutu produk yang dihasilkan. 5.
Persaingan diantara Perusahaan yang Ada
Mayora mempunyai banyak pesaing dan merupakan kompetitor yang cukup lama berada di industri
makanan dan biskuit, seperti PT Danone Biscuits Indonesia, PT Ultra Prima Abadi, PT Nabisco Foods,
PT Arnotts Indonesia, PT General Food Industries, dan PT Monde Mahkota Biscuit. 4. Ancaman dari
Barang Pengganti
Produk substitusi yang layak diperhatikan adalah produk yang mempunyai kualitas sebanding
dengan kualitas produk yang sudah ada dan juga produk yang harganya sebanding bahkan lebih
rendah dari harga produk Mayora. Produk substitusi yang patut diwaspadai oleh Mayora adalah
biskuit bisa digantikan dengan jelly drink, roti, susu ataupun mie instan. 2. Profil Pelanggan
Pelanggan Mayora dari berbagai kalangan, tidak hanya kalangan menengah ke atas tetapi juga
kalangan menengah ke bawah. Selain itu, pelanggan Mayora dari anak-anak, remaja, dewasa hingga
lanjut usia, hal ini dikarenakan produk-produk Mayora dibuat untuk memenuhi semua kalangan
sesuai visinya. Tidak hanya kualitas Mayora yang terjamin yang membuat pelanggannya banyak,
tetapi karena harga produknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pelanggan. 1. Posisi
Kompetitif
Mayora memiliki banyak pesaing di dalam industri makanan dan biskuit seperti PT Danone Biscuits
Indonesia, PT Ultra Prima Abadi, PT Nabisco Foods, PT Arnotts Indonesia, PT General Food
Industries, dan PT Monde Mahkota Biscuit.
PT Mayora tetap mempunyai keunggulan karena menggunakan bahan baku yang bermutu dengan
melakukan penelitian. Selain itu, PT Mayora mempunyai mesin pengemasan yang mampu
mengemas biskuit dalam jumlah ribuan dalam sejam. Lingkungan operasi meliputi faktor-faktor pada
situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau
dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan. Lingkungan Operasi 5. Sumber Daya
Manusia
PT Mayora berfokus menciptakan SDM yang berjiwa pemimpin untuk memimpin pabrik-pabrik baru
yang akan dibangunnya. Selain itu, Mayora tetap menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 hingga 3.000

orang setiap kali membangun pabrik baru. Saat ini, pekerja yang berada di pabrik Mayora Jatake I
dan II Tangerang berjumlah sekitar 5.000 orang.
PT Mayora juga sering melakukan pelatihan bagi karyawannya agar dapat meningkatkan kinerja. PT
Mayora juga sering melakukan interview masal di beberapa wiliayah yang termasuk ke dalam pangsa
pasarnya guna untuk menarik banyak pekerja, tentunya yang kompeten. Interview masal ini selain
dikoordinasi oleh divisi HRD tetapi para manager dari berbagai divis juga turut serta. 4. Kreditor
Dari struktur modal, Mayora mempunyai struktur yang berimbang antara modal dan kredit. Hal ini
karena kemampuan Mayora dalam memperoleh laba juga asset yang dimilikinya, sehingga untuk
mendapatkan pinjaman modal dari bank maupun kreditor lainnya, bagi Mayora tidaklah sulit. 3.
Pemasok
PT Indisco Niaga merupakan satu-satunya pemasok yang memiliki kualitas bahan baku yang baik.
Untuk itu penting bagi perusahaan untuk dapat bekerjasama dengan pemasok yang memiliki bahan
baku dengan kualitas yang baik, agar mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan tetap terjaga.
Bahan baku seluruh produk Mayora lebih dari 90% dari dalam negeri yang diproduksi Indisco.
Weakness
Kelemahan PT. Mayora antara lain terletak pada :
kurangnya promosi secara online
masih terdapat bahan-bahan baku yang diimpor dari luar negeri. Misalnya kopi untuk permen
Kopiko diimpor dari Thailand. Hal ini dilakukan untuk menyiasati citra buruk yang sudah terlanjur
melekat pada produk Indonesia agar mampu bersaing di pasar internasional. Analisa SWOT :
ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN Strength
Kekuatan PT. Mayora antara lain terletak pada :
teknologi yang mutakhir
jaringan distribusi yang kuat dan luas mencapai tingkat internasional, yaitu Malaysia, Thailand,
Filipina, Vietnam, Singapura, Hong Kong, Arab Saudi, Australia, Afrika, Amerika dan Italia.
merupakan perusahaan go public
nilai laba yang terus menerus naik, yaitu 118,35% dari tahun 2011 Analisa SWOT : Threat
Ancaman bagi PT. Mayora antara lain :
Ancaman pendatang baru, yaitu PT. Kemang Food Industri dan PT. Magfood Inovasi Pangan, namun
karena merupakan pendatang baru PT. Kemang Food Industri dan PT. Magfood Inovasi Pangan
masih menguasai pasar dalam jumlah kecil.
Produk substitusi, yaitu jelly drink, roti, susu, dan mie instan
Pesaing yang cukup lama berpengalaman daalm industri makanan, kembang gula, dan biscuit yaitu
PT. Danone Biscuits Indonesia, PT. Ultra Prima Abadi, PT. Nabisco Foods, PT. Arnotts Indonesia, PT.
General Food Industries, dan PT. Monde Mahkota Biscuit

Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi biaya
bahan baku yang berasal dari luar negeri. Opportunities
Peluang bagi PT. Mayora antara lain :
Masih ada pasar domestik maupun internasional yang belum tergarap
Terciptanya inovasi-inovasi baru dengan teknologi yang canggih Menurut kelompok kami, PT Mayora
berada di kuadran 1 karena memiliki pertumbuhan perusahaan yang baik serta memiliki posisi yang
kuat dalam persaingan industri sejenis. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan laba bersih yang
dimiliki PT Mayora meningkat. Pada semester pertama di tahun 2011, PT Mayora memiliki laba
bersih sebesar Rp156,12 miliar sedangkan pada semester pertama tahun 2012 sebesar Rp 349,90
miliar. Hal ini berarti telah jadi peningkatan sebesar Rp 193,78 miliar.

Selain itu, walaupun mendapat ancaman dari industri sejenis tetapi PT Mayora tetap mampu
bertahan dalam persaingan dengan kualitas produk-produk yang dipasarkan. Sehubungan dengan
kuadran 1, PT Mayora tetap berkonsentrasi pada pasar yang telah ada, selain itu juga melakukan
market development dengan mencoba untuk memasuki pasar Timur Tengah dan Afrika. PT Mayora
juga melakukan horizontal integration, ini terlihat dengan banyaknya anak perusahaan PT Mayora
yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Grand Strategy : ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN PT
Mayora, sebagai produsen consumer goods mencoba menyesuaikan saluran distribusinya dengan
kebutuhan pelanggannya. Terkadang hal ini merupakan kebalikan dengan pemahaman kebanyakn
produsen bahwa dengan munculnya saluran distribusi baru, maka akan tercipta permintaan pasar.

Menurut Theo T. Gazali, Sales Director Mayora, sebagai pemasar kita harus melihat aktivitas dari
pelanggan kita, apa yang mereka lakukan di pagi hari, bagaimana mereka bepergian, kemana mereka
pergi, apa yang mereka lakukan di kantor, aktivitas apa yang mereka lakukan sepulang dari kantor.
Lalu sebagai produsen, kita harus memastikan ketersediaan produk kita di sela-sela aktivitas mereka
tersebut. Model ini diberi nama 24 hours consumer model. Sehingga dari pemetaan ini, dapat timbul
saluran distribusi kreatif yang tidak terpikirkan sebelumnya, seperti keberadaan Energen di rumah
sakit dan Vitazone disediakan si tempat-tempat olahraga seperti gym dan golf. Growth Strategy :
ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN PT Mayora memiliki suatu keunggulan dimana ia memiliki
kepercayaan dari masyarakat akan produk-produknya. Oleh karena itu, PT Mayora lebih berfokus
pada pertumbuhan perusahaannya, perusahaan ini menargetkan pertumbuhan sebesar 20% pada
tahun 2012. Ini terbukti dengan peningkatan kinerja PT Mayora pada semester pertama tahun 2012,
dimana laba bersih PT Mayora meningkat sebesar 118,35%. Salah satu kebijakan dari PT Mayora
untuk meningkatkan pertumbuhannya adalah dengan mengalokasikan dana sekitar Rp. 750M untuk
meningkatkan kapasitas pabrik sebesat 30% hingga pertengahan tahun 2013.

Pertumbuhan PT Mayora diikuti dengan strategi penjualan, sebagai contoh yaitu dibuka franchise
untuk penjualan kopi torabika. Franchise ini ditujukan untuk membuka peluang investor untuk
melakukan investasi dan juga memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk menikmati kopi

torabika. Selain itu, juga staf penjualan kopi torabika diturunkan untuk menelusuri daerah-daerah
dimana banyak orang berkumpul, dikhusukan pada malam hari, seperti di Cikini, sekitar Taman
Ismail Marzuki. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan PT Mayora juga melakukan market
development. Analisa strategi bisnis PT Mayora Indah,Tbk.: ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN PT
Mayora memiliki kekuatan yang cukup untuk bersaing di pasar, dibuktikan dengan keberadaannya
sejak tahun 1977 sampai dengan sekarang. PT Mayora sebagai produsen makanan dan minuman
dalam skala besar mampu memberikan kepuasan dan pelayanan terbaik kepada konsumen yang
ditunjukan dalam kualitas produknya, serta saluran distribusi yang berbeda dari perusahaanperusahaan lainnya. PT Mayora memiliki kinerja yang baik di semua bidang, sehingga dapat
meningkatkan laba bersih yang cukup besar setiap tahunnya, diikuti dengan perluasan pasar ke
daerah lain. PT Mayora menjalankan strategi yang tepat untuk menguasai pasar, sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun. Setelah menganalisis data-data dan
informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemen strategi PT
Mayora Indah ,Tbk, yaitu Kesimpulan Sistem penilaian kinerja non-keuangan sebaiknya diterapkan.
Salah satu opsi nya dengan balance scorecard. Dengan adanya sistem penilaian kinerja yang baik,
rencana bonus insentif dapat ditingkatkan. Setiap divisi memiliki cara atau strategi masing-masing
yang berisi kegiatan produksi dan pemasaran yang diperbolehkan dan tidak boleh merebut bisnis
unit bisnis lainnya. Manajemen puncak harus terlibat dalam menjaga kesamaan tujuan dan keutuhan
organisasi. Rekomendasi A. Evaluasi Setiap Pertimbangan Manajemen Puncak Selalu ada perselisihan
mengenai harga transfer dari suku cadang yang dijual oleh divisi produk kepada divisi AM.
Manajemen puncak merasa bahwa divisi produk sering memberlakukan divisi AM sebagai konsumen
yang tidak bebas. Manajemen puncak merasa adanya persediaan yang berlebihan sepanjang tahun
di setiap divisi. ANALISIS DAN REKOMENDASI Pertama, adanya perselisihan mengenai harga transfer
suku cadang yang dijual oleh divisi produk kepada divisi AM. Rekomendasi Divisi produk yang
mentransfer produk tersebut ke divisi pemasaran AM sebaiknya menggunakan metode cost plus
pricing. cost plus pricing=
cost to manufacture+profit margin Rumus: Kedua, manajemen puncak merasa bahwa divisi produk
seringkali cenderung memberlakukan divisi AM sebagai konsumen yang tidak bebas. Profit margin
tersebut ditentukan oleh divisi produk dan divisi pemasaran AM, yang mana sebelumnya keduanya
melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada vice president finance, sehingga tidak akan ada
perselisihan antara kedua divisi tersebut. Jadi, harga jual kepada divisi pemasaran AM dapat dihitung
dengan cost plus pricing yang sama dengan yang lain, atau dengan menggunakan faktor inflasi dalam
penyesuaian harga jualnya. Penjualan dalam suatu divisi (divisi transmisi dalam ribuan)

Sales $124.866 ; Net profit $11.259 ; Net Profit margin 9,01%

Net Profit Margin=(Net Profit )/(Sales )


Net Profit Margin=$11.259/($124.866 )=9,01%
Penjualan kepada divisi pemasaran AM (divisi transmisi dalam ribuan)

Sales $56.250 ; Cost $31.250 ; Net Profit $25.000 ;


Net profit margin nya jauh lebih besar daripada transaksi transmisi.

Net Profit Margin=(Net Profit )/(Sales )


Net Profit Margin=$25.000/$56.250=44,4%
Dari data diatas, dapat kita lihat bahwa net profit margin dari divisi pemasaran AM jauh lebih tinggi
daripada net profit margin yang berasal dari transmisi, oleh karena itu kita dapat menyimpulkan
bahwa penjualan kepada divisi pemasaran AM jauh lebih menguntungkan daripada penjualan
kepada pihak lainnya. Perlu adanya perjanjian atau penetapan penjualan internal yang dianggarkan
oleh divisi dan manajemen puncak. Kekurangan atau keengganan divisi produk menjual ke divisi AM
dapat diberikan penalti. Hal ini disebabkan pihak manajemen puncak yang tidak mau divisi AM
membeli dari luar karena akan merusak citra perusahaan. Ketiga, manajemen puncak merasa bahwa
divisi AM dan ketiga divisi produk menyimpan persediaan yang berlebihan. Rekomendasi:
Jika manajemen tetap menggunakan investasi di awal tahun maka untuk mengatasi kelebihan
persediaan dapat dilakukan dengan menambah ukuran evaluasi kinerja. Nilai tambah ekonomis
(economic value added EVA) secara konsep lebih unggul daripada tingkat pengembalian investasi
(return on investment-ROI. B. Evaluasi Sistem Pengendalian Abrams Company
secara Keseluruhan Pengoorganisasian unit bisnis sebagai profit center dilakukan secara
desentralisasi sehingga mudah menyebabkan terjadinya perselisihan serta persaingan tidak sehat.

Strategi pemasaran dalam hal profit center tidak sinkron. Hal ini dikarenakan tidak adanya
divisionalisasi (penggabungan antara divisi produk dengan divisi AM)

Abrams Company memiliki tiga divisi independen, dimana ketiga divisi tersebut kurang memiliki
hubungan atau keterkaitan satu sama lain. Ketiganya membeli bahan baku secara terpisah dan
menyimpan inventori berlebihan setiap tahunnya.
Ketika digunakan sebagai ukuran kinerja, EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan
dengan mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham.
Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara EVA dihitung EVA = Laba Bersih - Beban Modal

dimana

Beban Modal = Biaya modal x Modal yang digunakan

EVA = Modal yang digunakan (ROI - Biaya Modal)


EVA memecahkan permasalahan perbedaan sasaran laba untuk aset yang sama dalam unit usaha
yang berbeda dan sasaran laba yang sama untuk aset berbeda pada unit usaha berbeda.

También podría gustarte