Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
oleh
DIHLIZ ZUNAIM
NIM. M1.11.004
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
Abstrak
Kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran pasti
berbeda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat.
Oleh karena itu mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa
memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Pembelajaran al-Quran Hadis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga
selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang inovatif, dan
tidak mengakomodir gaya belajar siswa, sehingga proses pembelajaran kurang
efektif. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti,
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah yaitu sebesar 57,81%
dan prestasi belajar siswa juga masih rendah, yaitu ketuntasan belajar klasikal
baru mencapai 46,87%. Salah satu faktor penyebabnya adalah faktor penggunaan
metode pembelajaran yang kurang tepat dan tidak mempertimbangkan gaya
belajar siswa.
Penelitian ini menerapkan metode pembelajaran Strategy Based Students
Choice dengan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik dalam
pembelajaran karena diperkirakan akan mampu mengatasi permasalahan
pembelajaran, sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan 3 siklus
dengan 6 kali pertemuan. Subjek penelitian adalah kelas VII H Madrasah
Tsanawiyah Negeri Salatiga, semester genap yang berjumlah 32 siswa terdiri dari
10 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April sampai bulan Mei 2013.
Setelah dilakukan tindakan penelitian sebanyak 3 silkus, diperoleh data
bahwa pembelajaran dengan menggunakan Strategy Based Students Choice
berdasarkan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik, dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Quran
Hadis. Temuan dalam penelitian menyebutkan bahwa motivasi belajar siswa
siklus I sebesar 87,5%, siklus II sebesar 84,06 dan siklus III sebesar 80, 31% jika
dirata-ratakan motivasi belajar siswa sebesar 83, 96%, dengan kriteria penilaian
sangat baik. Siswa visual motivasi belajar pada siklus I sebesar 78,75%, siklus II
sebesar 97,5% dan siklus III sebesar 97,5%. Siswa auditori siklus I sebesar 81%,
siklus II sebesar 98% dan siklus III sebesar 80%. Siswa kinestetik siklus I sebesar
97,14%, siklus II sebesar 79,28% dan siklus III sebesar 70,71%. Prestasi belajar
siswa pada siklus I mencapai 93,75%, siklus II 90,63% dan siklus III 87,5%. Jika
dirata-ratakan maka ketuntasan belajarnya mencapai 90,62% dengan indikator
keberhasilan di atas standar. Prestasi siswa visual pada siklus I mencapai 87,5%,
siklus II mencapai 87,5% dan siklus III mencapai 100%. Siswa Auditori, siklus I
mencapai 90%, siklus II mencapai 100% dan siklus III mencapai 90%. Siswa
kinestetik, silkus I mencapai100%, siklus II mencapai 85,71% dan siklus III
mencapai 78,57%.
Kata Kunci: Strategy Based Students Choice, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar.
ABSTRACT
Students ability in receiving and understanding lesson must be variant.
Some students are fast and some are slow. Therefore, sometimes they have to use
different ways to figure out similar information or lesson.
The teaching and learning of al-Quran Hadis in State Islamic Junior High
School of Salatiga (MTs Negeri Salatiga) foratimebeing still uses an uninnovative
method and it doesnt accomodate students style of learning. The impact is that
the process of learning is not effective. Based on the result of early research done
by the researcher, it shows that the learning motivation of student is still very low,
its just 57,81 % and the achievement of the student is also still low. The classical
achievement is still 47,87 %. One of the cause is that the use of the learning
method isnt appropriate and doesnt consider the students learning style.
This research applies the method of Strategy Based Students Choice
based on the sensory preference (the approach of students style in learning):
visual, auditori and kinesthetic in learning because it is considered to be able to
solve the learning problem and can raise students motivation and achievement in
learning. This kind of researh is Class Action Research that uses 3 cycles with 6
times of meeting. The subject of the research is the student of VII-H of MTs N
Salatiga, second semester. It consists of 32 students, 10 boys and 22 girls. This
research was done on April until May 2013.
After doing three cycles research, the writer collects the data that the
learning by using Strategy Based Students Choice is based on sensory
preference: visual, auditory and kinesthetic, can raise students motivation and
achievement on the subject of al-Quran Hadis. The invention in the research says
that the students motivation on the first cycle is 87,5 %, second cycle is 84,06 %
and the third cycle is 80,31 %. The average is 83,96 %, the cryteria is very good.
The students of motivation visual on the first cycle is 78,75 %, second cycle is
97,5 % and the third cycle is 97,5 %. The students of auditory at the first cycle is
81,1 %, second cycle is 98 % and third cycle is 80 %. The student of kinesthetic,
cycle one is 97,14 %, cycle two is 79,28 % and cycle three is 70,71 %. Students
achievement on the first cycle is 93,75 %, second cycle is 90,63 % and third cycle
is 87,5 %. The average of the achievement is 90,62 % and the success of the
indicator is above the standard. The achievement of visual students on the first
cycle is 87,5 %, at the second cycle is 100 % and third cycle is 90 %. Kinesthetic
students, cycle one is 100 %, cycle two is 85,71 % and cycle three is 78,57 %.
Key words: Strategy Based Students Choice, Learning Motivation, Learning
Achievement.
vi
DAFTAR ISI
ii
iv
ABSTRAK ........................................................................................................................
PRAKATA ....................................................................................................
vii
xiv
xv
xvi
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
11
18
20
20
22
29
32
32
35
....................................
35
4. Jenis-Jenis Motivasi
37
5. Prinsip-prinsip Motivasi .
38
40
42
42
43
51
53
53
53
54
55
56
xi
57
59
61
62
63
63
64
E.
73
F.
74
..........................................................
79
1. Observasi Awal ..
79
2. Persiapan Penelitian
82
84
84
3.2. Siklus II . ..
94
110
110
xii
b. Siklus II ..
116
144
A. Kesimpulan
144
B. Saran- saran
148
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
50
79
4.2 Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa pada Observasi Awal ..............
80
87
88
89
4.6 Data Observasi Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori dan Kinestetik
Siklus I ......................................................................................................
90
96
4.8 Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Visual, Auditori dan Kinestetik
4.9
Siklus II ...................................................................................................
97
98
4.10 Data Observasi Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori dan Kinestetik
Siklus II...................................................................................................
99
4.11 Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Siklus III ............................... 104
4.12 Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Visual, Auditori dan Kinestetik
Siklus III ................................................................................................. ...104
4.13 Data Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus III...... 106
xiv
4.14 Data Observasi Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori dan Kinestetik
siklus III .... 107
4.15 Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Siklus I . 114
4.16 Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori
dan Kinestetik Siklus I .... 115
4.17 Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Siklus II. 116
4.18 Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori
dan Kinestetik Siklus II..................... 118
4.19 Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Siklus III .. 121
4.20 Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori
dan Kinestetik Siklus III . 124
4.21 Data Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Siklus I .....
128
129
xv
4.32 Data Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Auditori Siklus III 141
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xvii
DAFTAR SINGKATAN
RPP
V-A-K: Visual-Auditori-Kinestetik
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
156
159
160
161
164
171
174
181
184
190
192
193
199
202
206
209
210
211
218
220
xix
xx
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI. No.20 Tahun 2003), Semarang:
CV. Duta Nusindo, 2003, 2.
3
Muhammad Tholchah Hasan, Diskursus Islam dan Pendidikan, Jakarta: PT. Bina
Wiraswasta Insan Indonesia, 2000, 27.
disampaikan oleh guru, akibatnya prestasi belajar jauh dari yang diharapkan.
Dalam literatur ilmu pendidikan, sekurang-kurangnya terdapat tiga
metode pembelajaran yang dapat digunakan. Pertama, metode pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centris); kedua, metode pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centris); ketiga, metode pembelajaran yang
memadukan antara yang berpusat pada guru (teacher centris) dan siswa
(student centris).5
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centris)
adalah cara pembelajaran yang menempatkan guru sebagai pemberi informasi,
pembina dan pengarah satu-satunya dalam proses belajar mengajar. Sebagai
akibat dari konsep mengajar yang demikian itu, maka seorang guru yang
mengajar mencukupkan dirinya pada penguasaan bahan pelajaran sematamata, tanpa harus mengetahui nilai-niai apa saja yang dapat disentuh oleh
materi pelajaran yang akan diberikan kepada para siswanya.
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centris)
merupakan pengembangan metode pembelajaran yang semula guru sebagai
satu-satunya pemberi informasi, menjadi sebagai orang yang bertindak
sebagai director and fasilitator of learning, yakni pengarah dan pemberi
fasilitas untuk terjadinya proses belajar.
Metode pembelajaran yang memadukan antara yang berpusat pada
guru ( teacher centris) dan siswa (student centris ) adalah suatu metode
pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan murid secara
bersama-sama, yaitu interaksi yang bersifat edukatif.
Oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan dan kemampuan
untuk memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum.
Hal ini didasari oleh anggapan bahwa ketepatan dalam memilih metode,
strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap motivasi
siswa dalam
Bandler
dan
John
Grinder
pakar
Neuro-Linguistic
Kinistetik.
Strategy Based Students Choice dengan Preferensi Sensori: Visual,
Auditori dan Kinistetik adalah suatu pendekatan belajar dengan
strategi
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar siswa aktif, (Terjemah:
Raisul Muttaqien), Bandung: Nusamedia bekerjasama dengan Nuansa, 2009, 28.
10
Adi W. Gunawan, Genius Learning , 139.
penulis mengembangkan
adanya suatu
Kinestetik diharapkan siswa dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya dan
sesuai dengan pilihannya sendiri, sehingga mampu membangkitkan motivasi
dan meningkatkan prestasi belajar mereka.
B. Rumusan Masalah
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran adalah melalui pelaksanaan kegiatan evaluasi.
Bagi siswa evaluasi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar prestasi
belajar yang sudah dicapai. Hasil belajar ini berguna sebagai umpan balik
bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat
menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau
perbaikan.
Prestasi belajar siswa sangat terkait dengan banyak faktor, antara
lain: faktor internal, faktor eksternal dan faktor non manusia.11 Faktor
internal
siswa
meliputi
motivasi,
percaya
diri,
ketekunan
dan
11
Preferensi Sensori:
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah Strategy Based Students Choice dengan
Preferensi
Sensori:
Visual,
Auditori
dan
Kinestetik
dapat
10
Sensori:
Visual,
Auditori
dan
Kinestetik
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pada mata pelajaran alQuran hadis?
2. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
1)
menerapkan
strategi
pembelajaran
sehingga
dapat
11
3) Bagi Madrasah
Sebagai bahan rujukan dan sumbangan yang penting dalam rangka
perbaikan kegiatan pembelajaran guru di kelas. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dilaksanakan dan dikembangkan dalam mata
pelajaran lainnya.
D. Kajian Pustaka
Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi
berasal dari bahasa Yunani
12
12
prestasi belajar pada mata pelajaran al-Quran Hadis , namun penelitian lain
yang berhubungan dengan penelitian ini dan sudah dilakukan :
1. Makalah PTK dengan judul Peningkatan Motivasi Siswa Kelas II a SMPN
2 Amuntai Utara Pada Pembelajaran Biologi Semester Genap Tahun
2005/2006 Melalui Stategy Based Students Request. Diterbitkan di
internet, tanggal 1 Mei 2008, yang di tulis oleh Rita Murtafiah (Guru
Biologi SMPN 2 Amuntai Utara).13 Makalah Penelitian Tindakan kelas
yang dilakukan oleh Rita Murtafiah yaitu untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran biologi dalam materi sistem syaraf dan
sistem indra. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa pembelajaran biologi
materi sistem syaraf dan sistem indera, dengan pembelajaran strategy
based students request dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Persamaan dengan penelitian yang akan penulis teliti yaitu samasama
penelitian
tindakan
kelas
untuk
mengatasi
masalah
dalam
13
kemudian memilih
tiga
14
Dalam hal ini yang paling berkompeten adalah guru karena dalam
penentuan
metode
pembelajaran
ada
hal-hal
yang
harus
14
Aqidah
Akhlak
yang
menyebutkan
bahwa
sistem
15
mengkaji
keberhasilan
prestasi
belajar
siswa
dengan
gaya belajar
menggunakan metode
permintaan siswa),
Choice
16
mendata dan
mengungkap gaya belajar yang dimiliki oleh siswa dalam satu kelas. Dan
dalam analisis data penulis juga mengungkap hasil motivasi belajar dan
prestasi belajar siswa berdasarkan gaya belajar masing-masing siswa dan
menyajikan data tentang seberapa besar pengaruh metode pembelajaran
yang digunakan pada siklus I, siklus II dan siklus III terhadap siswa yang
mempunyai gaya belajar baik visual, auditori dan kinestetik. Sedangkan
dalam penelitian yang dilakukan Nimatul Aliyah untuk mengetahui gaya
belajar siswa dalam satu kelas tidak menggunakan angket tapi cukup
dengan menggunakan Request
17
Preferensi Sensori:
peserta didik dalam satu kelas memiliki kemampuan yang berbeda dan
gaya belajar yang berbeda, peserta didik memiliki bermacam cara belajar.
Sebagian peserta didik memiliki kemampuan cara belajar dengan visual,
ada yang dengan cara auditorial, dan ada yang dengan cara kinestetik. (2)
Michael Grinder Menyatakan bahwa dari tiap 30 siswa, 22 diantaranya
rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan
kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestetik.
Namun, 8 siswa sisanya sedemikian menyukai salah satu bentuk
pengajaran dibanding dua lainnya, sehingga mereka mesti berupaya keras
untuk memahami pelajaran sesuai dengan cara yang mereka sukai, (3)
18
di atas,
penulis mencoba
E. Sistematika Penulisan
Dari hasil penelitian, akan dituangkan dalam bentuk penulisan tesis
dengan sistematika sebagai berikut:
Bagian pertama adalah pendahuluan, terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian,
kajian pustaka,
dan
sistematika penulisan.
Bagian kedua berisi kajian teori yang membahas tentang pembelajaran,
yang
meliputi
pengertian
strategi
pembelajaran,
jenis-jenis
strategi
19
dengan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik, yang terdiri dari
pengertian, langkah-langkah pembelajaran Strategy Based Students Choice
dengan
20
BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.1 Dick dan
Carey dalam Hamruni menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan
belajar yang digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.2
Ada dua hal yang perlu dicermati dari pengertian strategi pembelajaran
di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi
Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, 5.
Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan,
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009, 3.
2
20
21
disusun untuk mencapa tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
belajar semua diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu,
sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah hal penting dalam implementasi
suatu strategi.
Dalam memilih strategi, guru harus berpedoman pada tiga kriteria:
a. Sifat dari tujuan belajar yang harus dicapai.
b. Kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar, seperti meningkatkan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
c. Kemampuan siswa yang tercakup dalam tugas.3
Keputusan untuk menentukan strategi mana yang harus digunakan
merupakan fungsi interaksi antara ketiga variabel tesebut. Ketiga kriteria
tersebut merupakan persyaratan yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
memilih srtategi pembelajaran yang bertujuan membantu siswa untuk mampu
menemukan dan mengembangkan kemampuannya sehingga berhasil dalam
pembelajaran. Langkah selanjutnya setelah guru menentukan strategi
pembelajaran , guru hendaknya mampu merencanakan program pengajaran
denagan strategi tersebut dan sekaligus mampu pula melaksanakannya dalam
bentuk
pengelolaan
3
kegiatan
belajar
mengajar.
Bila
guru
berhasil
22
adalah cara
23
pembelajaran
sifatnya
masih
konseptual
dan
untuk
24
25
26
27
diskusi
merupakan
pembelajaran
yang
bersifat
kooperatif.
28
b.
kesempatan
kepada
siswa
untuk
membaca
dan
d.
e.
f.
Evaluasi
g.
Penutup.
6-2013).
29
meningkatkan
efesiensi,
relevansi,
kualitas
yang
efektifitas
dalam
pembelajaran.
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010, 94.
9
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2003, 112.
30
siswa yang
mempunyai gaya belajar Visual antara lain menggunakan ragam bentuk grafis
untuk menyampaikan informasi dan materi pelajaran.11 Perangkat grafis itu
bisa berupa film, gambar ilustrasi, coretan-coretan, slide kartu catatan, kartu
gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara
berurutan.
b. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakter orang yang
mempunyai gaya belajar ini adalah pertama, semua informasi hanya bisa
diserap melalui pendengaran. Kedua, memiliki kesulitan untuk menyerap
informasi dalam bentuk tulisan langsung. Ketiga, memiliki kesulitan menulis
ataupun membaca. Beberapa pendekatan pembelajaran bagi pelajar auditorial
misalnya dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi.12
Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih banyak belajar
dengan mendengar dan dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi
verbal dan mendengarkan, kesuksesan belajarnya mengandalkan melalui
31
13
32
B. Motivasi Belajar
1.
14
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 2003, 75.
33
Misalnya,
senang ketika melihat hasil tugas muridnya sambil mengatakan bahwa hasil
pekerjaan siswa sangat bagus.
b. Menjelaskan Tujuan Belajar
Guru yang mampu membangun semangat siswa adalah yang bisa
menjelaskan tujuan belajar dari materi yang akan dan sedang dipelajari.
Dengan demikian, siswa memahami tujuan belajarnya sehingga terbangun
kesadarannya untuk bersemangat dalam belajar, Hal ini penting untuk
dilakukan karena tidak sedikit dari siswa yang kurang bersemangat dalam
belajarnya karena tidak mengetahui dari tujuan belajarnya.
34
15
35
2. Komponen-komponen Motivasi
Motivasi mempunyai dua komponen yaitu pertama, komponen dalam (inner
component) yaitu
terkandung
adanya
keinginan
untuk
mengaktifkan,
16
36
dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Hal ini dapat
dipahami, karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa
serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan
belajar yang dilakukannya. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh
guru, Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa
17
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, 161-162.
37
bermanfaat bagi guru. Manfaat tersebut adalah member peluang bagi guru
untuk unjuk Kerja rekayasa pedagogis. Tugas guru adalah membuat
siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak
pada kemampuan mengubah siswa yang tidak berinat menjadi bersemangat
belajar.
4. Jenis-jenis Motivasi
Berdasarkan sumbernya motivasi di bagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang sumbernya datang dari dalam diri
orang yang bersangkutan (siswa), dan.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang sumbernya datang dari lingkungan
luar diri
orang yang bersangkutan (siswa).18
Untuk proses belajar mengajar, motivasi instrinsik lebih menguntungkan
karena biasanya dapat bertahan lebih lama, sedagkan motivasi ekstrinsik akan
lebih mudah luntur bila tujuan sudah tercapai.
Beberapa
cara
membangkitkan
motivasi
ekstrinsik
dalam
rangka
siswanya untuk
18
38
5. Prinsip-prinsip Motivasi
Kenneth H. Hover dalam Hamalik mengemukakan prinsip-prinsip motivasi
sebagai berikut :20
19
2000, 24.
20
39
40
j. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi secara
cepat menuju ke demoralisasi,
k. Tekanan kelompok siswa (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam
motivasi daripada tekanan/paksaan dari orang dewasa.
l. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas siswa.21
Dalam
kegiatan
belajar
mengajar
prinsip-prinsip
motivasi
perlu
diperhatiakan oleh guru agar prestasi belajar siswa bisa optimal, makin
tepat motivasi yang diberikan akan semakin berhasil pula pembelajaran itu.
21
22
41
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu
guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar. Dengan adanya hasrat untuk belajar berarti pada diri
siswa itu memang ada motivasi untuk belajar.
j. Minat. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
42
k. Tujuan yang diakui. Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh
siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. 23
Bentuk-bentuk motivasi di atas perlu diperhatikan bagi guru untuk
dikembangkan dan diarahkan agar dapat melahirkan kegiatan belajar yang
bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan siswa.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian
dalam Bahasa indonesia menjadi prestasi yaitu yang berarti hasil usaha.24
Sedangkan belajar berarti berusaha supaya mendapat suatu kepandaian.25
Berikut ini pendapat beberapa ahli pendidikan terhadap pengertian
prestasi belajar:
a. Menurut Suryabrata Prestasi belajar adalah nilai sebagai rumusan yang
diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi belajar
selama masa tertentu.26
b. Menurut Sudjana prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang
dalam melakukan proses untuk mendapatkan perubahan tingkah laku
24
43
27
44
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999, 131-132.
45
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek ini, diantara faktor-faktor rohaniah
siswa pada umumnya dipandang esensial itu adalah sebagai berikut: 1)
tingkat kecerdasan/intelegensi siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4)
minat siswa; 5) motivasi siswa.29
1)
Intelegensi Siswa
Intelegensi siswa pada umumnya diartikan sebagai kemampuan
psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat. Semakin tinggi kemampuan siswa
makin besar peluang untuk meraih sukses. Diantara siswa yang
mayoritas memiliki intelegensi normal, mungkin terdapat satu atau
dua orang yang tergolong gifted child atau talented child, yakni anak
sangat cerdas dan anak sangat berbakat (IQ 140 ke atas). Di samping
itu, ada anak yang memiliki di bawah rata-rata (IQ 70 ke bawah).
Ciri-ciri anak yang superior yaitu; haus akan ilmu pengetahuan,
mampu secara tepat menarik suatu generalisasi, rasa ingin tahu yang
tinggi, cepat dalam memahami suatu masalah dan memecahkan jalan
keluar, cepat dan tepat dalam bertindak dan sebagainya.30
Dalam hal ini, seorang guru yang profesional sepantasnya
menyadari bahwa keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang bersifat
29
46
47
31
48
5) Motivasi Siswa
Perhatian siswa akan besar jika dalam pembelajaran guru
memberikan tugas, dengan tugas itu mengandung nilai pribadi atau minat
untuk mempelajari besar. Hasilnya ialah bahwa belajar dan mengajar lebih
mudah dan siswa dapat bertanggung jawab untuk melanjutkan belajar
dengan bebas. Motivasi dapat dipertahankan dengan menyajikan
pengalaman yang bervariasi.
Sedangkan faktor eksternal siswa terdiri dua macam faktor, yakni:
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.32
a) Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan
memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam
belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif dalam kegiatan belajar
siswa.
Selain itu, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa. Sifat-
32
49
dalam
belajar,
faktor
pendekatan
belajar
juga
50
proses
pembelajaran
materi
tertentu.
Strategi
berarti
Internal siswa
1. Aspek Fisiologis
2.
Pendekatan
Eksternal siswa
1.
Lingkungan sosial
- kesehatan jasmani
- Keluarga
Aspek Psikologis
- Masyarakat
Intelegensi
- teman
Sikap
Minat
- Rumah
Bakat
- Sekolah
Motivasi
- Peralatan
2.
1.
- Speculative
- Achieving
2.
- Alam
Pendekatan tinggi
Pendekatan
Menengah
- Analitical
- Deep
3.
Pendekatan
rendah
51
- Reproductive
Survace
objektif.33
a. Tes Subjektif, yang pada umumnya berbentuk esai (uraian). Ciri-ciri dari
tes ini pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, dan simpulkan.
Kebaikan tes subyektif adalah:
33
2002, 162.
52
53
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi
54
yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama
Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri atas empat
mata pelajaran yaitu al- Quran Hadis, Akidah akhlak, Fikih dan SKI. AlQuran Hadis merupakan unsur mata pelajaran Agama Islam pada madrasah
yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang al_Quran dan
Hadis sebagai sumber ajaran agama Islam. Secara subtansial, materi mata
pelajaran al-Qur'an Hadis di
MTs
34
55
56
b.
c.
35
Kurikulum , 274
57
pembelajaran apa saja yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar.
58
b.
d.
59
II terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi.
e.
Pada siklus III dengan menggunakan strategi yang tersaring paling sedikit
dipilih siswa, kemudian melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dan
mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada saat mengikuti
pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal 21 Mei 2013 dan pertemuan
kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013. Pelaksanakan tindakan siklus
III terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi.
F. Kerangka Berpikir
Strategy Based Students Choice dengan preferensi sensori: Visual. Auditori
dan Kinestetik adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif
untuk dikembangkan dalam pembelajaran al-Quran Hadis dalam rangka mengatasi
permasalahan rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Dipilihnya Strategy
Based Students Choice dengan Preferensi sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik
ada beberapa alasan dan pertimbangan, diantaranya pertimbangan gaya belajar siswa
yang berbeda-beda, kemampuan anak yang beragam. Pembelajaran lebih bervariatif,
sesuai dengan gaya belajar siswa. Strategi Based Students Choice dengan
Preferensi sensori: Visual, Audtori dan Kinestetik dapat meningkatkan motivasi dan
60
prestasi belajar siswa karena Strategy Based Students Choice dengan Preferensi
sensori: Visual, Audtori dan Kinestetik memberi kesempatan kepada siswa untuk
menentukan sendiri keinginan mereka cara belajar al-Quran Hadis yang menarik
hati dan sesuai dengan gaya belajar sehingga siswa lebih mudah menerima materi
yang disampaikan oleh guru. Uraian kerangka berpikir ini dapat dilihat dalam
bentuk gambar sebagai berikut:
Metode & Media
kurang bervariasi
Metode
Pembelajaran
tidak sesuai
dengan
Siswa
kurang
terlibat aktif
dalam KBM
Prestasi belajar/hasil
belajar siswa rendah
Kerjasama
antar siswa
kurang
Strategy Based
Students Choice
Pembelajaran
menarik
Prestasi belajar/hasil
belajar siswa meningkat
Siswa aktif
dalam KBM
Kerjasama siswa
meningkat
Motivasi belajar
siswa meningkat
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penerapan Strategy Based Students Choice dengan
Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik
61
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
62
63
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H MTs Negeri Salatiga
sebanyak 32 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Kelas VII H merupakan kelas reguler yang prestasi akademiknya sebagian
besar rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai SKHU ketika mendaftar di MTs N
Salatiga. Dan karena menduduki urutan abjad H, berarti menduduki posisi
urutan kelas yang secara akademik prestasinya rendah, karena di MTs N
Salatiga dalam pembagian kelas didasarkan pada
ketika mendaftar.
rendah
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu variabel X, variabel Y1
dan variabel Y2. Variabel X adalah Srtategy Based Students Choice
berdasarkan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik, sedangkan
64
variabel Y1 adalah motivasi belajar siswa dan Y2 adalah prestasi belajar siswa
kelas VII H MTs Negeri Salatiga semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
D. Prosedur Tindakan
Penelitian
ini
merupakan
Penelitian
Tindakan
Kelas
dengan
Preferensi Sensori:
tindakan
siswa
65
faktual tentang gaya belajar yang dimilki oleh siswa di kelas VII H. Gaya
belajar berdasarkan modalitas sensori atau preferensi sensori, yaitu gaya
belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik. Data
tentang gaya belajar siswa ini sangat penting dan
penelitian ini, yaitu sebagai dasar
pembelajaran
yang
akan
dibutuhkan dalam
(Choice).
2. Guru menetapkan tiga metode pembelajaran berdasarkan modalitas sensori
atau preferensi sensori yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan
gaya belajar kinestetik. Tiga metode pembelajaran itu adalah Card Sort
(sortir kartu). Metode pembelajaran ini dipersiapkan untuk siswa yang
mempunyai gaya belajar kinestetik, Small Group Discussion (diskusi
kelompok kecil), metode pembelajaran ini dipersiapkan untuk siswa yang
mempunyai gaya belajar auditori dan Talking Stick (tongkat berbicara).
Metode pembelajaran ini dipersiapkan untuk siswa yang mempunyai gaya
belajar visual.
3. Guru menetapkan tiga metode pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran dan memberi penjelasan langkah-langkah penerapan metode
pembelajaran tersebut dan menayangkan di slide LCD.
4. Guru meminta kepada siswa untuk menuliskan di atas kertas choice
(pilihan) mereka tentang
66
terbanyak dipilih siswa. Hal ini dilakukan untuk memperkuat data tentang
gaya belajar siswa agar lebih valid. Setelah serangkaian kegiatan persiapan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan, kemudian
dilaksanakan
dan
Kinestetik
dengan
menggunakan
metode
Pembelajaran (RPP)
siklus I.
2) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Strategy
Based Students Choice dengan Preferensi Sensori: Visual,
67
dengan menggunakan
metode
68
d. Refleksi
Sumber data yang telah dikumpulkan dianalisis oleh peneliti dan
teman sejawat (kolaborator). Data-data yang diperoleh selanjutnya
akan disimpulkan yaitu mengenai motivasi belajar siswa dan prestasi
belajar siswa secara keseluruhan dan terhadap siswa yang mempunyai
gaya belajar tertentu (X) dan menyukai metode pembelajaran yang
dipilih siswa paling banyak.
prestasi
belajar?
3) Apakah motivasi belajar siswa meningkat?
4) Bagaimana hasil observasi motivasi dan prestasi siswa yang
mempunyai karakteristik gaya belajar tertentu (X) dan menyukai
metode pembelajaran yang paling banyak dipilih siswa.
69
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran II dengan menerapkan
Strategy
70
mempunyai
gaya
belajar
tertentu
dan
menyukai
metode
Langkah
71
prestasi
belajar?
3) Apakah motivasi belajar siswa meningkat?
4) Bagaimana hasil observasi motivasi dan prestasi siswa yang
mempunyai karakteristik gaya belajar tertentu (X) dan menyukai
metode pembelajaran yang lebih sedikit dipilih siswa.
3. Siklus III
a. Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran II dengan menerapkan Strategy
Based Students Choice dengan Preferensi Sensori: Visual,
Auditori
dan
Kinestetik
dengan
menggunakan
metode
72
2)
3)
b. Pelaksanaan
1) Guru
melakukan
pembelajaran
menggunakan
Rencana
73
kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam proses refleksi adalah :
1) Apakah proses pembelajaran dengan Strategy Based Students
Choice dengan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik
dengan menggunakan metode belajar yang dipilih paling sedikit
oleh siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar
siswa?
2) Berapa banyak siswa yang mengalami peningkatan
prestasi
belajar?
3) Apakah motivasi belajar siswa meningkat?
4) Bagaimana hasil observasi motivasi dan prestasi siswa yang
mempunyai karakteristik gaya belajar tertentu (X) dan menyukai
metode pembelajaran yang paling sedikit dipilih siswa.
E. Indikator Kinerja
Penelitian ini dinilai berhasil apabila :
1. Nilai rata-rata kelas minimal 75
2. Ketuntasan klasikal siswa minimal 85% dengan KKM 75%.
74
siswa selama
2009, 19.
75
b. Tes
Metode tes adalah sebuah instrumen pengumpulan data yang
digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada murid-muridnya dalam jangka waktu tertentu. Tes ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang sejauhmana tingkat
pemahaman siswa terhadap materi dengan menggunakan Strategy Based
Students Choice dengan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan
Kinestetik . Dengan menggunakan metode tes ini maka peneliti akan
dapat mengetahui apakah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran alQuran Hadis mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan peneliti
pada setiap siklusnya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang nama siswa,
daftar nilai serta rencana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
d. Angket, untuk mengungkap informasi yang faktual
tentang gaya
menggunakan analisis
76
penelitian
berakhir.
Langkah-langkah analisis data yaitu :
a.
b.
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
77
= angka persentase
78
= kurang
Ketuntasan klasikal =
Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas belajar
atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 jumlahnya
lebih dari atau sama dengan 85% dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas.
79
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Observasi Awal
Observasi awal dilakukan peneliti di kelas VII H pada tanggal 13 April
2013. Pada observasi ini yang menjadi materi pembelajaran adalah
pengertian dakwah dan metode dakwah dengan metode pembelajaran
ceramah. Dalam observasi ini diperoleh hasil bahwa motivasi belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran al-Quran Hadis
masih rendah. Prestasi siswa juga masih rendah. Motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran masih rendah, ini
dapat
dilihat pada
Skor
27
14
20
14
14
dari
20
teman
7
20
80
22
pembelajaran
9
20
10
14
Jumlah
185
Persentase
57,81%
= kurang
Prestasi belajar siswa kelas VII H masih rendah, hal ini terlihat dari hasil
ulangan harian, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dan
terangkum pada tabel 4.2 sebagai berikut :
TABEL 4.2
Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa pada Observasi Awal
No
Keterangan
Perolehan
Nilai terendah
42,5
Nilai tertinggi
90
17
15
69,68
46,87%
81
17
Untuk
dengan
menggunakan
Strategy
Based
kolaborator.
Students
Choice
82
hal ini
yang
akan
ditawarkan kepada
siswa untuk dipilih (Choice). Dari hasil angket siswa diketahui bahwa
siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik sebanyak 14 siswa,
yang mempunyai gaya belajar auditori sebanyak 10 siswa dan yang
83
Stick
(tongkat
berbicara).
Metode
pembelajaran
ini
tentang
metode pembelajaran
yaitu Card Sort (sortir
84
dakwah.
3) Menyiapkan pedoman observasi terhadap proses pembelajaran
al-Quran Hadis dengan
dengan
85
86
berfungsi
untuk
mengukur
prestasi
belajar
siswa.
87
Tabel 4.3
Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No
Keterangan
Perolehan
Nilai terendah
60
Nilai tertinggi
89
30
82,69
93,75%
88
Tabel 4.4
Data Rangkuman Prestasi Siswa Visual, auditori dan
kinestetik Siklus I
No
Keterangan
Perolehan
Siswa
Siswa
Auditori Kinestetik
70
80
Nilai terendah
Siswa
visual
60
Nilai tertinggi
86
87
89
Nilai rata-rata
80,13
8,15
85
14
87,5%
90%
100%
tuntas belajar
5
Persentase ketuntasan
dalam pembelajaran
89
100% dengan nilai rata-rata 85. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak
14 siswa.
c. Observasi
Observasi digunakan untuk mengadakan penilaian motivasi belajar
siswa selama proses pembelajaran. Observasi terhadap siswa
dilakukan oleh peneliti dan
Skor
32
24
24
teman
4
32
Siswa
32
32
Siswa
26
papan tulis
8
Siswa
menjaga
pembelajaran
ketenangan
dalam
mengikuti
26
90
26
10
26
Jumlah
280
Persentase
87,5%
penilaian
sangat
baik.
Dari
data
di
atas
jika
No
Parameter Motivasi
Siswa
Siswa memperhatikan
keterangan guru
Siswa
Visual
8
Skor
Siswa
Siswa
Auditori Kinestetik
10
14
12
91
Siswa memperhatikan
informasi yang
12
10
14
10
14
10
14
14
14
14
14
63
81
136
78,75%
81%
97,14%
disampaikan teman
4
10
Keterangan:
Visual
Kriteria penilaian :
80% s.d 100% = sangat baik
92
93
ditandai dengan
kriteria
penilaian
baik
perlu
difasilitasi
dengan
94
perlu
juga
difasilitasi
dengan
penggunaan
metode
2. Siklus II
a. Perencanaan
Siklus II menggunakan metode yang tersaring lebih sedikit dipilih siswa,
yaitu metode pembelajaran Small Group Discussion (Diskusi Kelompok
Kecil). Peneliti bersama kolaborator menyusun RPP dengan metode
pembelajaran Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil ). RPP
terdapat pada lampiran 8. Sebagai bahan diskusi kelompok, guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok kecil, kemudian guru memberikan
penjelasan setelah itu memberikan materi untuk didiskusikan. Lembar
kerja untuk materi yang didiskusikan terdapat pada lampiran 11. Untuk
mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti dan guru
kolaborator menyiapkan lembar
95
96
Tabel 4.7
Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No
Keterangan
Perolehan
Nilai terendah
73
Nilai tertinggi
97
29
87,5
90,63%
Persentase ketuntasan
97
Tabel 4.8
Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Visual, Auditori
dan kinestetik Siklus II
No
Keterangan
Perolehan
Siswa
Siswa
Auditori Kinestetik
82
73
Nilai terendah
Siswa
visual
74
Nilai tertinggi
94
97
96
Nilai rata-rata
86,75
90
86,14
10
12
87,5%
100%
85.71%
tuntas belajar
5
Persentase ketuntasan
menggunakan
metode
Small
Group
dalam pembelajaran
Discussion
persentase
98
c. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung motivasi siswa diamati oleh peneliti
dan kolaborator, yaitu motivasi yang tercermin dalam aktivitas
sebagaimana
Adapun hasil
Skor
31
26
26
Siswa
memperhatikan
informasi
yang
25
disampaikan teman
5
26
26
26
26
26
pembelajaran
10
31
Jumlah skor
269
Persentase
84,06%
99
= kurang
84,06 %
No
Siswa memperhatikan
Siswa
Visual
7
Skor
Siswa
Siswa
Auditori Kinestetik
10
14
10
10
10
10
10
10
11
10
10
keterangan guru
3
Siswa memperhatikan
informasi yang disampaikan
teman
100
10
12
10
10
10
10
14
Jumlah
60
98
111
75%
98%
79,28%
kelompok
8
10
Persentase ketuntasan
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.10 dapat djelaskan bahwa
Motivasi belajar siswa visual sebesar 75%, kriteria penilaian baik,
motivasi belajar siswa auditori mencapai 98%, kriteria penilaian sangat
baik dan motivasi belajar siswa kinestetik mencapai 79,28%. Kriteria
penilaian baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi terhadap motivasi belajar siswa pada
siklus II dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa sebesar 84,06% ini
berada pada ketegori sangat baik. Jika diklasifikasikan menurut gaya
belajar siswa diketahui bahwa motivasi belajar siswa visual sebesar 75%,
siswa auditori sebesar 98% dan siswa kinestetik sebesar 79,28%.
Pelaksanaan siklus II motivasi tertinggi dimiliki oleh siswa auditori, hal
ini logis karena dalam pembelajaran siklus II
pembelajaran
101
102
3. Sikulus III
a. Perencanaan
Sesuai hasil pilihan siswa, pada siklus III dilaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode yang tersaring paling sedikit dipilih siswa,
yaitu metode Talking stick (Tongkat Berbicara). Jumlah siswa yang memilih
pembelajaran dengan model Talking stick (Tongkat Berbicara) yaitu 8
siswa dari jumlah 32 siswa. Materi yang diajarkan tentang menerapkan
kandungan surah al-Lahab dan al-Nasr dalam kehidupan sehari-hari.
Perencanaan pengajaran pada siklus III ini dituangkan dalam bentuk RPP
yang dapat dilihat di lampiran 10. Dalam tahap perencanaan ini
guru
prestasi
103
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan
104
Tabel 4.11
Data Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Siklus III
No
Keterangan
Perolehan
Nilai terendah
71
Nilai tertinggi
93
28
83,53
87,5%
No
Keterangan
Nilai terendah
Siswa
visual
76
Nilai tertinggi
93
Perolehan
Siswa
Siswa
Auditori Kinestetik
71
73
89
90
105
Nilai rata-rata
85,75
83,6
82,21
11
100%
90%
78,57%
tuntas belajar
5
Persentase ketuntasan
terangkum pada
106
Tabel 4.13
Data Motivasi Belajar Siswa Siklus III
No
Skor
32
20
20
Siswa
mempelajari
materi
yang
sudah
25
disampaikan guru
5
26
29
28
26
26
pembelajaran
10
25
Jumlah skor
257
Persentase
80,31%
= kurang
80,31% dan
107
berada pada kategori sangat baik. Dari data tersebut jika dikelompokkan
menurut gaya belajar siswa maka dapat dijelaskan
tentang motivasi
No
Siswa memperhatikan
Siswa
Visual
8
Skor
Siswa
Siswa
Auditori Kinestetik
10
14
11
10
10
11
13
10
10
keterangan guru
3
Siswa memperhatikan
jawaban teman
10
108
Jumlah
Persentase
78
80
99
97,5%
80%
70,71%
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.14 dapat djelaskan bahwa
Motivasi belajar siswa visual sebesar 97,5%, motivasi belajar siswa
auditori mencapai 80%, dan motivasi belajar siswa kinestetik mencapai
70,71%.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi terhadap motivasi belajar siswa pada siklus
III dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar visual terlihat
sangat aktif dan prestasi belajarnya juga sangat bagus. Hal ini sangat relevan
karena dalam siklus III pembelajaran menggunakan metode Talking Stick.
Metode ini dipersiapkan untuk siswa yang mempunyai gaya belajar visual.
Pemahaman siswa visual terhadap materi mudah dipahami dan di ingat
dengan melihat (visual). Secara umum metode ini .memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan
life skill. Pendekatan ini ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap
positif dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan
kecerdasan otak. Motivasi siswa auditori dalam siklus III ini juga sangat baik,
karena
109
siswa kinestetik
mampu belajar dengan baik apabila disertai dengan gerakan fisik, tidak tahan
jika harus duduk lama untuk mendengarkan pelajaran.
Keunggulan metode talking stick dalam pembelajaran adalah menguji
kesiapan siswa, kesiapan siswa ini terlihat jelas ketika guru memberikan
tongkat kepada siswa dan siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Selain itu keunggulan metode ini adalah
melatih
kecepatan
membaca dan memahami materi dengan cepat. Adapun kelemahan metode ini,
secara psikologis membuat siswa agak cemas, hal ini terlihat ada 3 siswa ketika
mendapat giliran estafet tongkat
sebenarnya ia mampu
menjawab dengan benar. Menurut pengamatan peneliti dan kolaborator hal ini
lebih disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan penggunaan metode
pembelajaran seperti ini.
Secara umum pembelajaran sudah berjalan dengan baik namun
perlu memberikan penguatan kepada siswa terutama pada parameter 2 yaitu
sikap memperhatikan penjelasan guru, karena dalam metode pembelajaran
Talking Stick (Tongkat berbicara) penjelasan guru tentang materi pembelajaran
juga mempunyai arti penting dan membantu siswa agar mampu menjawab
pertanyaan guru. Tentang prestasi belajar siswa,
untuk siswa
visual
menunjukkan prestasi belajar yang sangat bagus hal ini bisa dilihat dari nilai
rata-ratanya 85,75 dan tingkat ketuntasan 100%.
110
pembelajaran
memuat
gagasan-gagasan
pokok
tentang
dilakukan
111
112
kolaborator
113
2.
metode
pembelajaran
yang
paling
mereka
senangi.
114
Tabel 4.15
Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Siklus I
No
1
Skor
Observasi
awal
parameter motivasi belajar
185
Keterangan
Jumlah
Skor
Siklus I
280
siswa
2
57,81%
87,5%
sebagai
fasilitator
yang
memfasilitasi
siswa
dalam
115
Tabel 4.16
Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Visual, Auditori dan
kinestetik Siklus I
No
Skor Siswa
visual
Obser
Siklus
Vasi
I
awal
Keterangan
Skor Siswa
Auditori
Obser
Siklus
Vasi
I
awal
Skor Siswa
Kinestetik
Obser
Siklus
Vasi
I
awal
Jumlah
parameter
47
63
53
81
85
136
58,75%
78,75%
53%
81%
60,71%
97,14%
motivasi
belajar siswa
2
Persentase
motivasi
belajar siswa
siswa
auditori pada observasi awal sebesar 53% dan pada siklus I sebesar
81%. Terjadi peningkatan motivasi belajar sebesar 28%. Perkembangan
motivasi belajar siswa kinestetik pada observasi awal sebesar 60,71%
dan pada siklus I sebesar 97,14%. Terjadi peningkatan motivasi belajar
sebesar 36,43%.
116
b. Siklus II
Pelaksanaan Siklus II menggunakan metode pembelajaran Small
Group Discussion (diskusi kelompok kecil). Hasil observasi terhadap
motivasi belajar siswa pada siklus II adalah
berada pada kategori sangat baik. Motivasi belajar siswa pada siklus II
mengalami peningkatan yang sangat bagus jika dibandingkan dengan
hasil observasi awal terhadap motivasi belajar siswa yang hanya sebesar
57,81%, di sini terjadi peningkatan sebesar 26,25%. Peningkatan ini
disebabkan karena dalam
Keterangan
Skor
Observasi
Awal
Jumlah parameter motivasi
185
Skor
Siklus I
Skor
Siklus II
280
269
87,5%
84,06%
belajar siswa
2
57,81%
117
Berdasarkan
data
tabel.
4.17,
dapat
diketahui
bahwa
sesuai dengan gaya belajar siswa yaitu metode ceramah. Maka dilakukan
suatu tindakan untuk mengatasi masalah, dengan penggunaan Strategi
Based Students Choice dengan preferensi Sensori: Visual, auditori dan
kinestetik. Siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran Card
Sort, sesuai hasil pilihan siswa yang terbanyak, persentase motivasi
belajar siswa sebesar 87,5 %, motivasi belajar sangat tinggi, karena
metode
card
sort,
menuntut
semua
siswa
beraktivitas
untuk
118
Rum.
No
Keterangan
Jumlah
Gaya
Belajar
siswa
Visual
Obser
Vasi
awal
47
Siklus
I
Siklus II
63
60
Visual
58,75% 78,75%
parameter
motivasi belajar
siswa
2
Persentase
75%
motivasi belajar
siswa
II
Jumlah
parameter
motivasi belajar
Auditori
53
81
98
119
siswa
2
Persentase
Auditori
53%
81%
98%
85
136
111
motivasi belajar
siswa
III
Jumlah
Kines-
parameter
tetik
motivasi belajar
siswa
2
Persentase
Kines-
motivasi belajar
tetik
60,71% 97,14%
79,28%
siswa
siklus II
metode
pembelajaran
yang
tidak
sepenuhnya
120
pada
Peningkatan
ini
disebabkan
pada
siklus
II
ini
pembelajaran
c. Siklus III
Metode pembelajaran
121
Keterangan
Jumlah
Skor
Observasi
Awal
parameter
185
motivasi
Skor
Siklus
I
280
Skor
Siklus
II
269
Skor
Siklus
III
257
87,5%
84,06% 80,31%
belajar
siswa
2
Persentase motivasi
57,81%
belajar siswa
Metode
ini
memberikan
pengalaman
belajar
yang
122
cangung dalam
dengan benar. Menurut pengamatan peneliti dan kolaborator hal ini lebih
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan penggunaan metode
pembelajaran seperti ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, berdasarkan data tabel 4.1
tentang perkembangan motivasi belajar siswa dari observasi awal,
persentase motivasi belajar siswa yaitu 57,81 %, motivasi belajar siswa
masuk pada kriteria kurang atau rendah. Hal ini disebabkan karena
masalah
penggunaan
metode
belajar
yang
tidak
sepenuhnya
123
indikator keberhasilannya
sudah tercapai. Siklus III dengan metode yang paling sedikit dipilih
siswa yaitu metode Talking Stick. Persentase motivasi belajar siswa
sebesar 80, 31%. Indikator keberhasilan sudah tercapai yaitu minimal
80%. Jika dibandingkan dengan observasi awal mengalami kenaikan
sebesar 22,5%, namun jika dibandingkan dengan siklus I mengalami
penurunan sebesar
sebagai
124
Tabel. 4.20
Data Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Visual,Auditori
dan Kinestetik Siklus III
Ru
ma
wi
I
No
Keterangan
Jumlah parameter
motivasi
Gaya
Belajar
siswa
Visual
Obser
Vasi
awal
47
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
63
60
78
Visual
58,75%
78,75%
75%
97,5%
Auditori
53
81
98
80
Auditori
53%
81%
98%
80%
Kines-
85
136
111
99
60,71%
97,14%
79,28%
70,71%
belajar
siswa
2
Persentase
motivasi
belajar
siswa
II
Jumlah parameter
motivasi
belajar
siswa
2
Persentase
motivasi
belajar
siswa
III
Jumlah parameter
motivasi belajar
tetik
siswa
2
Persentase
Kines-
motivasi belajar
tetik
siswa
125
siklus III siswa visual memiliki motivasi yang sangat tinggi, hal ini
di sebabkan karena pembelajaran pada siklus III menggunakan
metode Talking Stick, metode ini dipersiapkan untuk mengakomodir
siswa yang mempunyai gaya belajar visual, karena dalam
pembelajaran lebih menekankan pada aspek penglihatan, siswa
visual disajikan tulisan dan gambar-gambar yang relevan dengan
materi pembelajaran lewat slide LCD. Pada siklus I dan siklus II
motivasi siswa berada pada level kriteria penilaan baik, hal ini
disebabkan karena guru dalam pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa monoton
dalam proses pembelajaran, terbukti ketika digunakan metode
konvensional yang kurang inovatif, motivasi siswa pada observasi
awal berada pada kategori kurang (rendah).
b. Motivasi belajar
126
127
kolaborator dalam
3.
128
Perkembangan
sampai dengan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.21 sebagai berikut :
Tabel 4.21
Data Rangkuman Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No
Keterangan
Perolehan
Observa Siklus I
si Awal
42,5
60
Nilai terendah
Nilai tertinggi
90
89
Rata-rata kelas
69,68
82,69
17
15
30
46,87%
93,75%
metode
pembelajaran
yang
diinginkan
siswa.
Metode
129
minat atau motivasi untuk melakukan aktivitas belajar, maka motivasi itu
dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dengan Strategy Based Students
Choice berdasarkan preferensi sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik
siswa diberi keleluasan untuk memilih dan menentukan sendiri metode
pembelajaran yang diinginkan maka diharapkan siswa lebih antusias
untuk
melaksanakan
aktivitas
belajar.
Pembelajaran
dengan
Keterangan
Perolehan
Observa Siklus I
si Awal
42,5
60
Nilai terendah
Nilai tertinggi
82,5
86
Rata-rata nilai
67.2
80,13
130
tuntas
5
37,5%
87, 5%
tuntas
6
Persentase ketuntasan
prestasi belajar
sebesar 50%,
jika
Keterangan
Perolehan
Observa
Siklus I
si Awal
45
70
Nilai terendah
Nilai tertinggi
77.5
87
Rata-rata nilai
64,25
81,5
30%
90%
tuntas
5
Persentase ketuntasan
prestasi belajar
131
Tabel 4.24
Data Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kinestetik Siklus I
No
Keterangan
Perolehan
Observa Siklus I
si Awal
52,5
80
Nilai terendah
Nilai tertinggi
90
89
Rata-rata nilai
75
85
14
Persentase ketuntasan
64,28%
100%
prestasi belajar
siswa sebesar
b. Siklus II
Prestasi belajar siswa pada siklus II
yang nilainya
132
mencapai KKM sebanyak 3 siswa. Nilai terendah 73, rata-rata nilai kelas
87,5. Perkembangan prestasi belajar siswa dari observasi awal, siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut :
Tabel 4.25
Data Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Perolehan
No
Keterangan
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Nilai terendah
42,5
60
73
Nilai tertinggi
90
89
97
Rata-rata kelas
69,68
82,69
87,5
Jumlah siswa
17
15
30
29
46,87%
93,75%
90,63%
Jumlah siswa
yang sudah tuntas
Persentase
ketuntasan
klasikal
lebih sedikit
133
Pembelajaran
pada
siklus
II
mengguanakan
sudah
metode
Keterangan
Observasi
Siklus I
Siklus II
Awal
1
Nilai terendah
45
70
82
Nilai tertinggi
77,5
87
96
Rata-rata nilai
64,25
81,5
90
10
30%
90%
100%
belum tuntas
5
Persentase ketuntasan
klasikal
perkembangan prestasi
134
Terjadi peningkatan
prestasi belajar
siswa sebesar 70 %,
jika
Keterangan
Observasi
Siklus I
Siklus II
Awal
1
Nilai terendah
52,5
80
73
Nilai tertinggi
90
89
96
Rata-rata nilai
75
85
86,14
14
12
64,28%
100%
85,71 %
belum tuntas
5
Persentase ketuntasan
prestasi belajar siswa kinestetik di siklus II, nilai terendah 73, nilai
tertinggi 96, rata-rata nilai 86,14, jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 12 orang dan yang tidak mencapai KKM sebanyak 2 orang.
Persentase ketuntasan 85,71 %. Prestasi belajar siklus II ini mengalami
135
Keterangan
Observasi
Siklus I
Siklus II
Awal
1
Nilai terendah
42,5
60
74
Nilai tertinggi
82,5
86
94
Rata-rata nilai
67.2
80,13
86,75
37,5%
87,5%
87,5%
belum tuntas
5
Persentase ketuntasan
perkembangan
prestasi belajar siswa visual pada siklus II, nilai terendah 74, nilai
tertinggi 94, rata-rata nilai 86,75, jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 7 orang dan yang tidak mencapai KKM sebanyak 1 orang.
Persentase ketuntasan 87,5 %. Terjadi peningkatan
prestasi belajar
136
d.
Siklus III
Siklus
III
menggunakan
metode
pembelajaran
Talking
137
Tabel 4.29
Data Rangkuman Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Siklus I,
Siklus II dan Siklus III
Perolehan
No
Keterangan
Nilai
Observa
si awal
42,5
Siklus
I
60
Siklus Siklus
II
III
73
71
90
89
97
93
69,68
82,69
87,5
83,53
17
15
30
29
28
46,87%
93,75%
90,63%
87,5%
terendah
2
Nilai
tertinggi
Rata-rata
kelas
Jumlah siswa
yang belum
tuntas
Jumlah siswa
yang sudah
tuntas
Persentase
ketuntasan
klasikal
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Quran Hadis sebelum
menunjukkan adanya
peningkatan
138
(pilihan urutan
87,5% mengalami
karena
pembelajaran
siklus
III
menggunakan
metode
139
Tabel 4.30
Data Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Visual Siklus III
Perolehan
No
Keterangan
Nilai terendah
Observ
asi
awal
42,5
Nilai tertinggi
Rata-rata
Jumlah siswa
Siklus I Siklus II
Siklus III
60
74
76
82,5
86
94
93
67.2
80,13
86,75
85,75
yang belum
tuntas
5
Jumlah siswa
37,5%
87,5%
87,5%
100%
yang sudah
tuntas
6
Persentase
ketuntasan
Berdasarkan tabel 4.30 diketahui bahwa nilai terendah 76, nilai tertinggi 93,
rata-rata nilai 85,75, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 8 orang.
Persentase ketuntasan 100 %. Pada observasi awal persentase ketuntasan 37,5%,
pada siklus I persentase ketuntasan meningkat sebesar 87.5%,
Siklus II
140
Peningkatan tertinggi terjadi di siklus III, hal ini logis sebab pada siklus III ini
pembelajaran menggunakan metode Talking Stick, metode ini mengakomodir
siswa yang mempunyai gaya belajar visual.
Tabel 4.31
Data Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kinestetik Siklus III
Perolehan
No
Keterangan
Nilai terendah
Obser
vasi
awal
52,5
Nilai tertinggi
3
4
Siklus I Siklus II
Siklus III
80
73
73
90
89
96
90
Rata-rata
75
85
86,14
82,21
Jumlah siswa
14
12
11
64,28%
100%
85,71%
78,57%
yang belum
tuntas
5
Jumlah siswa
yang sudah
tuntas
Persentase
ketuntasan
tertinggi 90, rata-rata nilai 82,21. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak
11 orang dan
Persentase
ketuntasan 78,57 %. Prestasi belajar siklus III ini mengalami peningkatan sebesar
14,29% jika dibandingkan dengan prestasi siswa pada observasi awal.Tetapi
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan prestasi belajar siklus I.
141
Keterangan
Nilai terendah
Obser
vasi
awal
45
Nilai tertinggi
Rata-rata
Jumlah siswa
Siklus I Siklus II
Siklus III
70
82
71
77,5
87
96
89
64,25
81,5
90
83,6
10
30%
90%
100%
90%
yang belum
tuntas
5
Jumlah siswa
yang sudah
tuntas
Persentase
ketuntasan
Berdasarkan tabel 4.32 diketahui nilai terendah 71, nilai tertinggi 89, rata-rata
nilai 83,6, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 9 orang Persentase
ketuntasan 90 %. Terjadi peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 60 %, jika
dibandingkan dengan prestasi belajar pada observasi awal yang sebesar 30%.
Jika dibandingkan dengan prestasi belajar siklus I tidak mengalami
142
Strategy Based
143
perintah, kecuali jika perhatian khusus diberikan kepadanya sesuai dengan cara
belajar yang mereka pilih, akan lebih cepat dan mudah dalam pembelajaran.
Strategy Based Students Choice berdasarkan preferensi sensori:Visual, Auditori
dan Kinestetik merupakan salah satu cara yang bisa dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan belajar siswa terutama untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa. Dalam strategi ini siswa diberi peluang untuk bisa
memilih dan menentukan metode pembelajaran menurut keinginan yang mereka
sukai, yang disesuaikan dengan gaya belajar mereka sendiri sehingga dengan
demikian bisa meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditandai dengan
meningkatnya motivasi belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar dengan
tercapainya persentase ketuntasan klasikal.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran al-Quran
Hadis dengan
penerapan
sensori: visual, auditori dan kinestetik di kelas VII H MTs Negeri Salatiga , maka
dapat disimpulkan :
1. Strategy Based Students Choice dengan preferensi sensori: visual, auditori dan
kinestetik dalam pembelajaran al-Quran Hadis dapat meningkatkan motivasi
belajar
siswa saat
sesuai dengan
siswa metode
pembelajaran bermain Card Sort (sortir kartu) yang dipilih paling banyak oleh
siswa, hasilnya motivasi belajar siswa sebesar 87,5%,
sedangkan siklus II
144
145
kriteria penilaian sangat baik, jika dibandingkan dengan hasil observasi awal
terjadi peningkatan motivasi belajar sebesar 26.15%.
Penerapan Strategy Based Students Choice dengan preferensi sensori: visual,
auditori dan kinestetik dalam pembelajaran al-Quran Hadis mengakomodir siswa
yang mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar
kinestetik. Motivasi belajar siswa yang mempunyai gaya belajar visual pada
siklus I sebesar 78,75%, siklus II sebesar 75% dan siklus III sebesar 97,5%.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siklus II dan siklus III jika dirata-rata
maka hasil motivasi belajar sebesar 83,75%, ini berada pada kriteria penilaian
sangat baik. Motivasi belajar siswa yang mempunyai gaya belajar auditori pada
siklus I sebesar 81%, siklus II sebesar 98% dan siklus III sebesar 80%.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siklus II dan siklus III jika dirata-rata
maka hasil motivasi belajar sebesar 86,33%, ini berada pada kriteria penilaian
sangat baik.
Motivasi belajar siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik pada siklus I
sebesar 97,14%, siklus II sebesar 79,28% dan siklus III sebesar 70,71%.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siklus II dan siklus III jika dirata-rata
maka hasil motivasi belajar sebesar 82,38%, ini berada pada kriteria penilaian
sangat baik.
Penerapan Strategy Based Students Choice dengan preferensi sensori:visual,
auditori dan kinestetik pada pembelajaran al-Quran Hadis, Siklus I
menggunakan metode
mempunyai gaya belajar kinestetik, dampak metode ini terhadap motivasi belajar
siswa visual motivasi belajarnya 78,75%, dengan kriteria penilaian baik, siswa
146
yang
diterapkan
pada
pembelajaran
al-Quran
Hadis
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini terlihat dari ketuntasan klasikal pada
siklus I yaitu 93,75%, pada siklus II yaitu 90,63% dan pada siklus III 87,5%,
jika dirata-rata ketuntasan klasikal dari siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh
hasil ketuntasan klasikal sebasar 90,62% kriteria ketuntasan berada di atas
standar ketuntasan klasikal yaitu 85%. Jika dibandingkan dengan hasil
ketuntasan klasikal pada observasi awal maka terjadi peningkatan ketuntasan
klasikal sebesar 43,75%.
Penerapan Strategy Based Students Choice dengan preferensi sensori: visual,
auditori dan kinestetik dalam pembelajaran al-Quran Hadis mengakomodir siswa
yang mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar
kinestetik. Prestasi Belajar siswa yang mempunyai gaya belajar visual pada siklus
147
I sebesar sebesar 87,5%, siklus II sebesar 87,5% dan siklus III sebesar 100%, jika
dirata-rata ketuntasan belajar dari siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh hasil
ketuntasan sebesar 91,66%, indikator keberhasilan telah tercapai. Prestasi Belajar
siswa yang mempunyai gaya belajar auditori pada siklus I sebesar 90%, siklus II
sebesar 100% dan siklus III sebesar 90%, jika dirata-rata ketuntasan belajar dari
siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh hasil ketuntasan sebesar 93,33%,
indikator keberhasilan telah tercapai. Prestasi belajar siswa yang mempunyai
gaya belajar kinestetik pada siklus I sebesar sebesar 100%, siklus II sebesar
85,71% dan siklus III sebesar 78,57%, jika dirata-rata ketuntasan belajar dari
siklus I, siklus II dan
siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik, dampak metode ini terhadap
prestasi belajar siswa visual, prestasi belajarnya 87,5%, indikator keberhasilan
tercapai,
148
Dampak metode ini terhadap prestasi belajar siswa visual, prestasi belajarnya
100% indikator keberhasilan tercapai, siswa auditori prestasi belajarnya 90 %,
indikator keberhasilan tercapai. Siswa kinestetik prestasi belajarnya 78,57%,
indikator keberhasilan tidak tercapai.
2.
Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan
yaitu:
1.
permasalahan
149
3.
satu kelas terdiri dari peserta didik yang mempunyai gaya belajar berbeda, ada
yang visual, auditori dan kinestetik. Dalam menghadapi heterogenitas peserta
didik tersebut guru dalam pembelajaran harus menggunakan multimetode
pembelajaran yang bisa mengakomodir gaya belajar tersebut. Pembelajaran
yang mengakomodir gaya belajar siswa diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa dan minat yang besar untuk mengikuti pembelajaran
dengan aktif.
4.
mutu
pembelajaran
dengan
berbagai
variasi
strategi
melakukan Penelitian
Dari hasil penelitian ini ditemukan satu fakta bahwa siswa dengan gaya belajar
kinestetik dalam pembelajaran yang menggunakan metode talking stick
(metode yang dirancang untuk siswa visual) ternyata indikator keberhasilan
tidak tercapai, hal ini hendaknya dijadikan pijakan bagi pengajar agar tepat
dalam penggunaan metode pembelajaran, jika tidak, kemungkinan besar siswa
yang mempunyai gaya belajar kinestetik (seperti kasus ini) selamanya akan
tidak
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Ruzz Media,
152
153
Nana Sujana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005.
Sumanto, Westy. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,1988.
Syafaruddin. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi dan
Aplikasi. Jakarta, Grasindo, 2002.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1999.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI. No.20 Tahun 2003).
Semarang: CV. Duta Nusindo, 2003.
Uno, Hamzah, B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008.
Usman, Moh.Uzer . Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Wahyuni, Esa & Nur, Baharudin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzz Media, 2008.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasrana, 1999.