Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pembimbing :
dr. Ira Savitri Tanjung. Sp.KJ(K)
Disusun oleh :
Hasri Larasati Utami
406127002
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Banjar / Indonesia
Status Pernikahan
: Belum menikah
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
Tanggal masuk RS
: 02 Agustus 2013
Riwayat Perawatan
1994
1996
April 2007-2008
Tanggal 16 Desember 2013, pukul 11.00 di Depan Pendopo RSKJ Dharma Graha
Serpong
Tanggal 19 Desember 2013, pukul 09.30-11.30 di Samping Ruang Anggrek Wanita
Graha Serpong
Tanggal 31 Desember 2013, pukul 09.00-12.00 di Samping Pendopo RSKJ Dharma
Graha Serpong
Alloanamnesa:
mulai memuncak, orang tua pasien seringkali menghubungi RSKJ Dharma Graha untuk
menjemput pasien sebelum semakin parah. Sehingga pasien sering kembali untuk dirawat ke
RSKJ Dharma Graha. Pasien juga mengaku menangis jika sedang sedih atau merenung seorang
diri.
Pasien sangat senang memelihara binatang sejak pasien kecil hingga dewasa saat ini .
Binatang yang dipelihara seperti kucing, anjing, musang, monyet, burung, dll. Binatang-bintang
peliharaannya yang mati dikuburkan dihalaman sekitar rumah. Pasien juga senang pergi ke pasar
binatang untuk melihat-lihat ataupun membeli binatang. Pasien mengaku membuat blog di
internet dan dulu bercita-cita menjadi dokter hewan.
Pasien sulit menabung sejak dulu karena pasien suka membeli barang-barang seperti
membeli hewan dan batu-batuan. Pasien juga gemar mengoleksi batu-batu cincin.
Pasien sering pergi memancing didekat rumahnya. Seringkali pasien pergi memancing
sendirian ataupu bersama 1 orang temannya karena pasien tidak suka memancing berama-ramai.
Pasien mengatakan bahwa dirinya saat ini memiliki fotografik memori sehingga bisa
mengetahui jika ada orang lain yg masuk ke kamarnya dan mengubah posisi barang-barang di
kamarnya. Kadangkala hal tersebut mencetuskan kekesalan pada pasien karena pasien menjadi
sulit menemukan barang-barang yang dicarinya.
Pasien mengaku berasal dari keluarga pahlawan gerilya (dari kakeknya) dan mempunyai
ilmu-ilmu seperti tenaga dalam, ilmu harimau, dan biasa merasakan hal-hal supranatural. Hal
tersebut didapatkan dari kakeknya.
Pasien juga mengaku memiliki kode intelijen yang didapat dari temannya. Pasien
mengaku mengetahui kode-kode kemiliteran dan intelijen karena ayah dan kakeknya merupakan
keturunan polisi militer.
Pasien juga merasa berasal dari keluarga kaya yang merupakan harta warisan leluhurnya
namun orang tuanya menyembunyikan hal tersebut darinya dan orang-orang lain. Pasien
mengaku pernah mendengar ibunya berkata kepada teman-teman ibunya bahwa nama
Supermarket Gelael dan Hero merupakan nama ayahnya dan pasien, jadi dia menyimpulkan
bahwa keluarga pasien memiliki peranan atau saham dalam supermarket tersebut.
Pasien mengatakan mengkonsumsi obat-obat psikotropika (Megadon , Rohipnol) dan
Ganja sejak kelas 2 SMP sampai kelas 3 SMP dan berhenti karena ingin serius supaya
mendapatkan NEM yang bagus untuk dapat masuk di SMA yang diinginkannya. Kemudian pada
4
saat perpisahan pasien kembali mengkonsumsi obat-obat psikotropika dan ganja sampai ke kelas
2. Pasien mengaku merasa ringan, senang, dan sering tertidur saat menggunakan obat-obatan
tersebut. Pasien kemudian mengaku sendiri kepada ibunya karena ingin sembuh dari
ketergantungan obat dan ibunya membawa pasien berobat ke RSKO. Disana pasien mendapat
perawatan selama 2 bulan kemudian dilanjutkan berobat jalan.
Pasien bercerita bahwa dulu saat SMP, pasien ingin melanjutkan sekolah ke SMA 70
bulungan tetapi orang tua pasien tidak mau mengurus pendaftaran ke sekolah tersebut padahal
pasien merasa sudah menepati janji ayahnya untuk mendapatkan NEM yang memuaskan
sehingga pasien merasa kecewa dengan ayahnya Pasien akhirnya masuk ke SMA lain tapi
memendam rasa kecewa dalam hatinya.
Pada saat kelas 1 SMA seringkali membolos sekolah dan bermalas-malasan padahal
pasien bercita-cita ingin mendapatkan kelas A1 (jurusan biologi) atau A2 (jurusan fisika) karena
mempunyai cita-cita menjadi dokter hewan. Pasien berpikir onanti akan serius ketika mengikuti
kelas A1 atau A2 percobaan (saat itu ada program tersebut). Namun ternyata ketika naik ke kelas
2, program tersebut dihapuskan dan pasien mendapatkan kelas A3. Pasien kecewa dan marah
pada diri sendiri. Kemudian pasien cuti sekolah dan pergi ke Riau (rumah neneknya). Disana
pasien mengaku sering melamun, gelisah karena tidak mengkonsumsi obat-obatan psikotropika
dan ganja. Kemudian pasien kabur pulang ke Jakarta sendirian dengan uang yang terbatas karena
ada masalah dengan keluarga di rumah neneknya.
Saat berobat jalan di RSKO, pasien pernah mengantar saudaranya yang datang kerumah
mengantar surat ke Tasikmalaya. Dalam perjalanan, obat pasien hilang. Saat itu pasien mulai
merasakan gangguan pada pikirannya. Pasien seringkali merasa sedang berada di alam lain yaitu
alam persilatan. Saat gejala tersebut timbul pasien merasakan orang yang dia hadapi merupakan
tokoh dari dunia persilatan seperti di film Wirosableng.
Pasien pernah beberapa kali memiliki hubungan dengan wanita namun yang pernah
menjadi pacar hanya 2x. Yang pertama seorang wanita yang bertempat tinggal di Depok. Pasien
mengatakan bahwa pasien ke rumah pacarnya setiap hari Sabtu dan Minggu. Uang gajinya pun
habis digunakan untuk pacaran. Pasien dan pacarnya putus akibat bertengkar karena kakak pacar
pasien terlalu ikut campur urusan mereka. Yang kedua pasien berpacaran dengan seorang janda
di Cirebon namun tidak pernah bertemu. Pacaran hanya menggunakan SMS. Mereka putus
karena pacar pasien di jodohkan orang tuanya. Hampir setiap kali memiliki masalah dengan
5
wanita, pasien selalu merasa sedih, murung, dan bila emosi mulai meningkat, pasien bisa marahmarah sendiri serta bisa mengahancurkan barang-barang disekitarnya dan seringkali mengurung
diri di dalam kamar. Dan menurut pasien dalam keadaan seperti itulah terkadang pasien timbul
keinginan untuk bunuh diri, namun pasien tidak pernah melakukannya karena mengetahui
hukum bunuh diri dalam agama.
Saat ini pasien mengaku stabil dan ingin pulang ke rumah. Namun pasien juga sudah
merasa terbiasa di RSKJ Dharma Graha karena sudah sering keluar masuk.
Alloanamnesa:
Menurut keterangan perawat dan catatan medis pasien mulai timbul gejala pada tahun
1996. Setiap dijemput di rumahnya, pasien selalu berbicara meracau dan berhalusinasi. Pasien
seringkali dijemput karena emosi naik turun. Dalam kurun waktu puluhan tahun masa perawatan,
kondisi psikiatri pasien sering mengalami naik turun karena minum obat tidak teratur, sehingga
pasien sering keluar masuk rumah sakit. Pada saat ini pasien terlihat tenang, kooperatif dan
emosi stabil. Pasien
1994
1996
April 2007-2008
2008-2009
2009-2012
sekarang
Serpong
2.
3.
II.
Selama masa batita, pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya secara normal.
Tidak ada riwayat penyakit yang cukup berat. Namun pasien mengaku sering terjatuh dari
tempat tidur saat kecil.
C. MASA KANAK-KANAK PERTENGAHAN (4-11 TAHUN)
Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya namun tetap lebih aktif
disbanding teman seusianya. Disekolah , pasien termasuk anak berprestasi walaupun
diakuinya pasien jarang belajar. Pasien senang memancing dan memelihara binatang.
Perkembangan, perilaku dan kepribadiannya juga normal sesuai dengan usianya dan
mempunyai banyak teman.
D. MASA KANAK-KANAK AKHIR (PUBERTAS REMAJA)
Pasien cukup banyak teman di sekolah. Senang berkumpul dan bercanda dengan temantemannya. Rumah pasien merupakan base-camp teman-temannya
E. RIWAYAT MASA DEWASA
1.
Riwayat Pendidikan
Pasien menamatkan pendidikan SD Madrasah Pembangunan dan melanjutkan sekolah ke
SMP 87 Pondok Pinang. Kemudian melanjutkan sekolah menengah di SMA 47 Bintaro
tapi cuti saat kelas 2 karena malas sekolah akibat kecewa tidak bisa masuk jurusan yang
diiningkannya. Pasien kemudian melanjutkan sekolah di SMA 4 Bogor, tetapi hanya
selama 3 bulan karena tidak betah pada lingkungan yang buruk (banyak pengguna obatobatan terlarang), pasien pindah ke SMU Muhammadyah sampai tamat. Setelah
menamatkan sekolah, pasien kuliah di UIN jurusan sosiologi, tapi tidak sampai selesai.
2.
Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah mengecat di sekolah tempat ibunya bekerja. Pasien juga pernah bekerja
sebagai guru ekstrakurikuler bahasa inggris di TK. Kemudian sempat bekerja sebagai
security di komplek tempat pasien tinggal, tapi hanya sebentar. Pasien pernah berdagang
seperti berjualan ikan di sekolah SD dekat rumahnya, kain dan baju koko saat puasa, serta
binatang-binatang peliharaannya. Pasien juga pernah bekerja di perusahaan IT milik
temannya.
3.
Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah
4.
Riwayat Agama
8
Pasien memeluk agama Islam sejak lahir dan orangtuanya mendidik pasien agama sejak
kecil. Pasien rajin sholat 5 waktu, namun pasien mengaku sekarang jarang shalat karena
malas.
5.
Riwayat Psikoseksual
Pasien mengaku belum pernah berhubungan seksual
6.
7.
Aktivitas Sosial
Pasien sering berkumpul dengan orang-orang di lingkungan rumahnya dan terkadang
pergi memancing bersama temannya.
8.
Riwayat Keluarga
GENOGRAM
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien memiliki dua orang adik
perempuan yang sudah menikah dan seorang adik laki-laki. Tidak ada riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga seperti yang dialami pasien
9.
menikah dan adik bungsunya sering bekerja diluar kota Saat ini pasien tinggal di RS
Khusus Jiwa Dharma Graha. Pasien senang mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan
karena menganggap kegiatan tersebut menghilangkan kebosanan pasien selama dirawat.
Pasien suka bercerita dan bercanda dengan pasien lainnya.
10.
11.
Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 37 tahun, dengan penampilan cukup rapi, perawakan
sedang dengan tinggi badan 167 cm, berkulit sawo matang, rambut pendek berwarna
hitam. Cara berpakaian seadanya, menggunakan baju lengan pendek dan celana yang
kadang pendek kadang panjang. Perawatan diri cukup baik.
2.
3.
: eutimik
2. Afek
: sesuai
3. Keserasian
: serasi
C. BICARA
Pembicaraan spontan, volume suara sedang dengan artikulasi yang jelas, mampu
menjawab pertanyaan secara tepat, isi pembicaraan dapat dimengerti.
D. GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi
a. auditorik
: Tidak ada
b. visual
: Tidak ada
c. taktil
: Tidak ada
d. olfaktorik
: Tidak ada
e. Gustatorik
: Tidak ada
Ilusi
: Tidak ada
E. PIKIRAN
1. Proses pikir
Produktivitas
: cukup
Kontinuitas pikiran
: cukup
Hendaya bahasa
: tidak ada
2. Isi pikir
waham kebesaran :
o Pasien merasa dirinya orang kaya dan mempunyai warisan dari kakeknya
11
Waham kejar
: Tidak ada
Waham bizzare
: Tidak ada
Waham curiga
: Tidak ada
Gagasan membunuh
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada
: Tidak ada
Preokupasi
: Tidak ada
Kemiskinan isi
: Tidak ada
Ideas of reference
: Tidak ada
3. Arus pikir
Asosiasi longgar
: tidak ada
Ambivalensi
: tidak ada
Ekolalia
: tidak ada
Flight of ideas
: tidak ada
Inkoherensi
: tidak ada
Verbigerasi
: tidak ada
Perseverasi
: tidak ada
Orientasi
o Waktu : baik, pasien dapat membedakan pagi, siang, malam, mengetahui tanggal
bulan dan hari
o Tempat: baik, pasien dapat menyebutkan tempat dimana pasien dirawat
12
o Orang : baik, pasien mengenali pasien-pasien yang ada di RS, terutama temanteman sekamarnya
Daya Ingat
Kemampuan membaca
Kemampuan membaca dan menulis baik
Kemampuan visuospasial
Baik. Pasien dapat menggambarkan jam bulat lengkap dengan semua angka serta menempatkan
jarumnya yang sesuai.
Pikiran abstrak:
Baik, karena pasien dapat mengartikan peribahasa air susu dibalas dengan air tuba,
besar pasak daripada tiang dengan benar.
Discriminative insight
:
o insight derajat VI, pasien merasa bahwa dirinya sakit dan butuh
pengobatan
Discriminative judgement
: baik
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan gizi
: baik
Nadi
: 80x/menit
Tekanan Darah
: 110/60 mmHg
Berat badan
: 60 kg
Tinggi badan
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
: bibir tidak kering namun berwarna sedikit gelap, letak uvula ditengah,
Jantung
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Paru-Paru
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Abdomen
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Extremitas
C. STATUS NEUROLOGIS
: (-)
Peningkatan TIK
: (-)
Nervus cranialis
Pupil
Sensorik
: baik
Motorik
: baik
15
Refleks patologis
: -/-
Refleks fisiologis
: +/+
waham kebesaran :
o Pasien merasa dirinya orang kaya dan mempunyai warisan dari
kakeknya
o Pasien merasa keturunan pejuang dan dijaga secara diam-diam
sampai 7 turunan oleh pemerintah
Pada pemeriksaan fisik dan tambahan didapatkan pasien menderita riwayat asma. Tidak
terdapat perlambatan dalam aktivitas motorik namun terdapat tremor pada tangan dan kaki kiri
sering digerak-gerakkan secara berulang namun tidak membentuk pola tertentu. Daya ingat
jangka panjang, sedang, pendek dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian, berpikir abstrak dan
kemampuan informasi baik. Kemampuan membaca, menulis dan visuospasial baik.
Kesadaran
Orientasi : Baik
Daya Ingat
: Compos Mentis
: Baik
Kemunduran Intelektual
: Tidak ada
17
Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas
dasar pasien tidak terkena trauma yang berat, tidak kejang, dan tidak ada riwayat
gangguan kesadaran.
Waham kebesaran :
o Pasien merasa dirinya orang kaya dan mempunyai warisan dari kakeknya
o Pasien merasa keturunan pejuang dan dijaga secara diam-diam sampai 7
turunan oleh pemerintah
Belum dapat ditentukan secara klinis yang cukup bermakna untuk menentukan adanya
suatu gangguan kepribadian, maka tidak ditemukan diagnosis untuk aksis II
AKSIS III (Kondisi Medik Umum):
Ada riwayat asma sejak umur 7 bulan.
AKSIS IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan):
Pengaruh teman-teman nya bahwa obat itu adalah racun sehingga pasien tidak mau rutin
minum obat.
: Asma
2. Psikologik
Gangguan persepsi
: tidak ada
Isi pikir
: waham kebesaran
Tilikan
: derajat VI
Aksis II
Aksis III
: Asma
Aksis IV
Aksis V
: GAF 70-61
19
X. RENCANA TATALAKSANA
A. PSIKOFARMAKA
B. NON PSIKOFARMAKA
1.
Menjelaskan pasien mengenai obat-obatan yang diminum, manfaat serta efek yang
diterima serta meyakinkan pasien untuk menuruti perkataan dokter bukan temantemannya
Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat melakukan aktivitas
seoptimal mungkin
2.
Terapi Psikososial:
Konseling keluarga: memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi
penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan dan motivasi kepada pasien.
Terapi rekreasi: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rekreasi dan kesenian yang
diadakan
3. Terapi perilaku
20
XI. PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad functionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad malam
21