Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I.
TUJUAN
-
Untuk mengetahui persen (%) yield asprin dalam mensintasis aspirin dengan
menggunakan asam salisilat.
II.
Erlenmeyer 250 ml
Corong burner
Pompa vakum
Pipet skala 10 ml
Hot plate
Petridisk
Neraca analitis
Kertas saring
III.
Asam salisilat
Asam phosfat
DASAR TEORI
I.
Pengertian Aspirin
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan
yang paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau
kristal asam asetil salisilat dari tidak berwarna sampai berwarna putih. Asam
asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air
menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah
1350C.
Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangn jantung.
Aspirin bersifat antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa
glikosida. Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada nonglikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi
asam salisilat.
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya dengan
anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan
bayer, Jerman.
Dalam tablet aspirin komersiil sering kali masih terdapat asam salisilat
didalamnya, juga ada yang kadar aspirinnya tidak memenuhi standar, karena itu perlu
diuji kandungannya dengan uji FeCl3 dan diuji kadarnya dengan titrasi asam basa. Pada
percobaan ini aspirin komersiil masih mengandung asam salisilat sedangkan
kandungannya adalah 66,15% yang berarti telah memenuhi kadar kelayakan aspirin
dalam sediaan farmasi oral menurut standar FDA.
Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrida atau dapat juga direaksikan dengan
asam asetat glacial bila asam asetat anhidrida sulit untuk ditemukan. Pada proses
pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam yaitu H3PO4 85% untuk
mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka
dilakukanlah pemanasan untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga
ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk
endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin.
Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Sedangkan
reaksi dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji terhadap asam salisilat dan
aspirin komersiil digunakan untuk menguji kemurnian aspirin. Kemurnian aspirin bisa
diuji dengan menggunakan FeCl3. FeCl3 bereaksi dengan gugus fenol membentuk
kompleks ungu. Selain itu kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh,
dimana seharusnya titik leleh aspirin murni adalah 136 C. Sedangkan untuk kandungan
analisis aspirin dapat digunakan titrasi asam basa menggunakan NaOH setelah kristal
aspirin dilarutkan dalam etanol (pelarut organik).
II.
IV.
CARA KERJA
Menimbang 3,0 gram asam salisilat dan memasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml
Memipet 6,0 ml asam asetat anhidral kedalam erlenmeyer kemudian di tambahkan 510 tetes asam pospat 85% sebagai katalis dan homogenkan.
V.
VI.
DATA PENGAMATAN
3,0082 gram
1, 2820 gram
41,3212 gram
PERHITUNGAN
a. Secara teori
Mol asam asetanilida =
=
= 0,022 mol
Berat aspirinyang terbentuk secara teori adalah
Berat aspirin = mol asam salisilat x 180 g/mol
= 3,96 gram
b. Secara praktik
Berat aspirin = (berat petridisk+kertas saring) berat petridis kosong - kertas saring
= (41,3212 gram) 35,1984 gram - 1,2820 gram
= 4,8408 gram
% yield
x 100%
= 122,2424 %
VII.
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan aspirin diperlukan asam salisilat dan asam asetatanhidrat dan
beberapa tetes asam phosfat yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Agar tercampur
secara merata maka Erlenmeyer tersebut digoyang-goyangkan dan dilakukan didalam
lemari asam. Untuk mendapatkan hasil campuran yang sempurna perlu dilakukan
pemanasansambil diaduk selama beberapa menit pada temperatur 50 Pada proses pembuatan aspirin dilakukan proses pemanasan dan pendinginan
dimana tujuan dari pemanasan disini agar semua larutan dapat tercampur secara merata
sedangkan tujuan dari pendinginan agar proses rekristalisasi dari pembuata aspirin dapat
terbentuk dengan sempurnah dan dilakukan proses penyaringan agar kristal yang
terbentuk dapat betul-betul kering. Aspirin ini digunakan sebagai obat anti
nyeri,penahan rasa sakit dll .
VIII.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang teah di lakukan dapat di simpulkan bahwa secara teoritis
berat aspirin 3,96 gram sedangkan secara praktik berat aspirin 4,8408 gram.
Dan persen (%) yield asprin dalam mensintasis aspirin dengan menggunakan asam
salisilat adalah sebesar 122,2424%.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1986.Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Muchiagloss. (2013, April 18). Manfaat Aspirin. Retrieved from Medicalera:
http://medicalera.com/3/3414/manfaat-aspirin