Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
24
Ind
p
PEDOMAN PENGENDALIAN
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
616.24
ind
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
p Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
Pedoman pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut,-- Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 2011
ISBN : 978-602-235-046-0
1. Judul
I. PNEUMONIA
II. RESPIRATORY TRACT INFECTIONS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan HidayahNya maka Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ini dapat direvisi sesuai
dengan perkembangan situasi dan kebutuhan program.
Penyakit Pneumonia adalah penyebab utama kematian Balita baik di Indonesia maupun di
dunia, namun tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini. Oleh karena itu penyakit ini
sering disebut sebagai Pembunuh Balita Yang Terlupakan (The Forgotten Killer of Children).
Untuk mengatasi masalah penyakit Pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI
bersama seluruh unsur terkait telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini.
Sesuai perkembangan situasi dan ilmu pengetahuan, maka ruang lingkup pengendalian ISPA
lebih luas meliputi pengendalian pneumonia Balita, pengendalian ISPA umur 5 tahun,
kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemi influenza serta penyakit saluran pernapasan lain
yang berpotensi wabah serta faktor risiko ISPA.
Pedoman ini merupakan hasil revisi ke empat yang merupakan acuan bagi tenaga kesehatan,
pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan di semua jenjang administrasi dalam rangka
pengendalian penyakit Pneumonia di Indonesia. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi upaya
pengendalian ISPA di Indonesia.
Jakarta,Februari 2012
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
DAFTAR BAGAN DAN TABEL .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................
PENGERTIAN ........................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................
i
iii
iv
v
vii
x
1
1
3
3
11
11
11
16
18
19
20
21
23
24
24
iii
iv
DAFTAR lampiran
Halaman
Lampiran 1 Indikator pengendalian ISPA ................................................................ 37
Lampiran 2 Daftar lokasi sentinel surveilans pneumonia di Indonesia ........................ 38
Lampiran 3 Register Harian Penderita ISPA ............................................................ 39
Lampiran 4 Format Laporan Bulanan Program Pengendalian ISPA
Puskesmas ......................................................................................... 40
Lampiran 5 Format Laporan Bulanan Program Pengendalian ISPA
Kabupaten .......................................................................................... 41
Lampiran 6 Format Laporan Bulanan Program Pengendalian ISPA Provinsi ................. 42
Lampiran 7 Stempel ISPA ..................................................................................... 43
Lampiran 8 Formulir Pemantapan Cakupan dan Kualitas Tatalaksana
Pengendalian ISPA Puskesmas ............................................................. 44
Lampiran 9 Formulir Pemantapan Cakupan dan Kualitas Tatalaksana
Pengendalian ISPA Kabupaten ............................................................. 46
Lampiran 10 Formulir Pemantapan Cakupan dan Kualitas Tatalaksana
Pengendalian ISPA Provinsi .................................................................. 49
Lampiran 11 Bagan Tatalaksana Penderita Batuk dan atau Kesukaran Bernafas
pada Balita ......................................................................................... 52
Lampiran 12 Bagan Pengobatan dan Rujukan ........................................................... 57
vi
PENGERTIAN
Untuk memudahkan pemahaman dan kesamaan persepsi terhadap pedoman ini, perlu
dijelaskan beberapa pengertian istilah dibawah ini yaitu:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung
sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran bernapas
seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran
radiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut. Demam bukan merupakan
gejala yang spesifik pada Balita.
Dalam penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti
bronkopneumonia, bronkiolitis disebut pneumonia saja.
3. Influenza
Influenza adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan, disebabkan oleh virus
influenza dengan gejala demam 380C disertai batuk dan atau sakit tenggorokan.
4. Influenza Like Illness (ILI)
Penyakit yang mempunyai gejala serupa influenza yaitu demam 380C disertai batuk dan
atau sakit tenggorokan.
5. Episenter Pandemi Influenza
adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal epidemiologis dan sinyal virologis yang
merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi (influenza baru) antar manusia
yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi influenza.
6. Sinyal Epidemiologi
Klaster penderita atau klaster kematian karena Pneumonia yang tidak jelas penyebabnya
dan terkait erat dengan faktor waktu dan tempat dengan rantai penularan yang berkelanjutan
atau Klaster penderita Flu Burung dengan dua generasi penularan atau lebih tanpa
hubungan darah antar generasi dan atau adanya penularan kepada petugas kesehatan
yang merawat penderita.
7. Severe Acute Respiratory Infection (SARI)
Adalah infeksi pernapasan akut berat sama dengan gejala ILI yang disertai dengan: napas
cepat atau sesak napas dan membutuhkan perawatan rumah sakit.
8. Sinyal Virologi
Adanya jenis virus influenza baru yang berasal dari percampuran materi genetik 2 virus
influenza atau lebih (reassortment) dan atau berasal dari mutasi adaptif virus influenza
unggas atau manusia.
vii
Untuk jelasnya dapat dibaca pada pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal PP & PL, Kementerian Kesehatan Tahun 2008.
viii
DAFTAR SINGKATAN
AI
AIDS
APBD
APBN
APD
APEC
ARI
Balita
Bappeda
BBLR
BSL
CD
CDC
CFR
DBD
DHS
Ditjen PPPL
DPRD
DVD
FB
HN
ICU
IDAI
ILI
IMCI
IRA
ISPA
Kemenkes
KIE
KLB
LP/LS
LSM
MDGs
MTBS
Ormas
PHEIC
POLRI
Poskesdes
Posyandu
PP
Puskesmas
PWS
= Avian Influenza
= Acquired Immune Deficiency Syndrome
= Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
= Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
= Alat Pelindung Diri
= Asian Pacific Economy Country
= Acute Respiratory Infection
= Bawah Lima Tahun
= Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
= Berat badan lahir rendah
= Bio Security Level
= Compact Disc
= Communicable Disease Control
= Case Fatality Rate
= Demam Berdarah Dengue
= Demographic Health Survey
= Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
= Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
= Digital Video Disc
= Flu Burung
= Hemagglutinin, Neuraminidase (contoh H5N1, H1N1)
= Intensive Care Unit
= Ikatan Dokter Anak Indonesia
= Influenza Like Illness
= Integrated Management of Childhood Illness
= Infeksi Respiratorik Akut
= Infeksi Saluran Pernapasan Akut
= Kementerian Kesehatan
= Komunikasi, Informasi dan Edukasi
= Kejadian Luar Biasa
= Lintas Sektor/Lintas Program
= Lembaga Swadaya Masyarakat
= Millennium Development Goals
= Manajemen Terpadu Balita Sakit
= Organisasi Masyarakat
= Public Health Emergency of International Concern
= Polisi Republik Indonesia
= Pos Kesehatan Desa
= Pos Pelayanan Terpadu
= Peraturan Pemerintah
= Pusat Kesehatan Masyarakat
= Pemantauan Wilayah Setempat
ix
RI
Riskesdas
RPJPN
RS
RSUD
RT PCR
SARI
SARS
SDKI
SDM
SK
SKD
SKRT
SPM
TGC
TNI
TOGA
TOMA
ToT
TP PKK
UNICEF
UPK
UU
VCD
WHO
= Republik Indonesia
= Riset Kesehatan Dasar
= Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
= Rumah Sakit
= Rumah Sakit Umum Daerah
= Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction
= Severe Acute Respiratory Infection
= Severe Acute Respiratory Syndrome
= Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
= Sumber Daya Manusia
= Surat Keputusan
= Sistim Kewaspadaan Dini
= Survei Kesehatan Rumah Tangga
= Standar Pelayanan Minimal
= Tim Gerak Cepat
= Tentara Nasional Indonesia
= Tokoh Agama
= Tokoh Masyarakat
= Training of Trainer
= Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
= United Nation International Childrens Emergency Fund
= Unit Pelayanan Kesehatan
= Undang-Undang
= Video Compact Disc
= World Health Organization
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak.
Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara
berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat
156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di negara
berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10juta)
dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang
terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode
batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et al Bulletin
WHO 2008). ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas
(40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%).
Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan
penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta
Balita meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20 detik) dari 9 juta total kematian Balita.
Diantara 5 kematian Balita, 1 di antaranya disebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena
besarnya kematian pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai pandemi yang terlupakan
atau the forgotten pandemic. Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini,
sehingga pneumonia disebut juga pembunuh Balita yang terlupakan atau the forgotten killer
of children(Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Di negara berkembang 60% kasus pneumonia
disebabkan oleh bakteri, menurut hasil Riskesdas 2007 proporsi kematian Balita karena
pneumonia menempati urutan kedua (13,2%) setelah diare. Sedangkan SKRT 2004 proporsi
kematian Balita karena pneumonia menempati urutan pertama sementara di negara maju
umumnya disebabkan virus.
Berdasarkan bukti bahwa faktor risiko pneumonia adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif,
gizi buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR, kepadatan penduduk
dan kurangnya imunisasi campak. Kematian Balita karena Pneumonia mencakup 19% dari
seluruh kematian Balita dimana sekitar 70% terjadi di Sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara.
Walaupun data yang tersedia terbatas, studi terkini masih menunjukkan Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenza dan Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama
pneumonia pada anak (Rudan et al Bulletin WHO 2008).
Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984, bersamaan dengan diawalinya
pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO. Dalam perjalanannya, pengendalian ISPA
telah mengalami beberapa perkembangan:
1. Pra-implementasi telah dilaksanakan 2 kali lokakarya ISPA Nasional, yaitu tahun 1984
dan 1988.
2. Lokakarya ISPA Nasional 1984, menghasilkan pengembangan sistem dan
mengklasifikasikan penyakit ISPA menjadi ISPA ringan, sedang dan berat.
3. Lokakarya ISPA Nasional 1988, disosialisasikan pola baru tatalaksana kasus ISPA
dengan tiga klasifikasi: pneumonia, pneumonia berat dan batuk bukan pneumonia.
4. Lokakarya Nasional III 1990 di Cimacan disepakati menerapkan pola baru tatalaksana
kasus ISPA di Indonesia dengan memfokuskan kegiatan pengendalian pneumonia
Balita.
5. Tahun 1997, WHO memperkenalkan Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai model pendekatan
tatalaksana kasus terpadu untuk berbagai penyakit anak, yaitu: pneumonia, diare, DBD,
malaria, campak, gizi kurang dan kecacingan. Pada daerah yang telah melaksanakan
MTBS, tatalaksana pneumonia diintegrasikan dalam pendekatan MTBS.
6. Dalam pertemuan Review Pengendalian ISPA di Bekasi, 2005 di kalangan akademisi
mulai diperkenalkan istilah Infeksi Respiratorik Akut (IRA) sebagai padanan istilah
bahasa Inggris acute respiratory infection (ARI). Pada dasarnya ISPA sama dengan
IRA.
7. Tahun 2007 telah dilaksanakan Seminar Perkembangan ISPA yang dihadiri oleh
Ikatan Dokter Ahli Anak Indonesia (IDAI) dan Dokter Spesialis Anak dari 14 Fakultas
Kedokteran di Indonesia untuk merevisi pedoman tatalaksana pneumonia Balita sesuai
dengan perkembangan terbaru khususnya perubahan pemberian antibiotika dari 5 hari
menjadi 3 hari pengobatan.
8. Review terhadap pedoman ini juga telah dilaksanakan pada tahun 2011 namun tidak
mengalami perubahan substansi.
Peningkatan pelaksanaan pengendalian ISPA perlu didukung dengan peningkatan sumber daya
termasuk dana. Semua sumber dana pendukung program yang tersedia baik APBN, APBD dan
dana kerjasama harus di manfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan program dan
target yang telah ditentukan.Sejalan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah dan UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah maka
daerah otonomi harus mempunyai kemampuan menentukan skala prioritas pembangunan di
daerahnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan setempat serta memperhatikan komitmen
nasional dan global. Disamping itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) menyatakan
bahwa kabupaten/kota wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai SPM yang telah
ditetapkan, salah satunya adalah pneumonia.
Saat ini salah satu penyakit ISPA yang perlu mendapat perhatian juga adalah penyakit influenza,
karena penyakit influenza merupakan penyakit yang dapat menimbulkan wabah sesuai dengan
Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Virus influenza mempunyai sifat mudah berubah baik secara mutasi maupun dengan pertukaran
materi genetik 2 jenis virus influenza atau lebih (reassortment) membentuk jenis virus
influenza baru. Pandemi Influenza berdampak pada kerugian ekonomi yang besar, kelumpuhan
pelayanan termasuk kesehatan dan gangguan keamanan dan ketertiban sosial. Pada abad ke
2
20 ini terjadi pandemi Flu Spanyol (tahun 1918), Flu Asia (tahun 1957), Flu Hongkong (tahun
1967), dan tahun 2009 pandemi Influenza A Baru (H1N1) menurut WHO mempunyai derajat
keparahan sedang. Penyakit menular bersifat tidak mengenal batas wilayah administratif
dan sistem pemerintahan, maka perlu dikembangkan pengendalian penyakit menular dan
penyehatan lingkungan secara terpadu, menyeluruh/komprehensif berbasis wilayah melalui
peningkatan surveilans, advokasi dan kemitraan.
Pelaksanaan pengendalian ISPA memerlukan komitmen pemerintah pusat, pemeritah daerah,
dukungan dari lintas program, lintas sektor serta peran serta masyarakat termasuk dunia usaha.
Pedoman ini mengulas situasi pengendalian pneumonia, kebijakan dan strategi, kegiatan
pokok, peran pemangku kepentingan, tantangan dan pengembangan ke depan sesuai dengan
visi misi dan rencana strategis Kementerian Kesehatan.
C. Dasar Hukum
1.
2.
3.
4.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah.
13 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/
Kota.
14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
15. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/VIII/2004 tentang Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan.
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1537A/MENKES/SK/XII/2002 tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Penanggulangan Pneumonia
Pada Balita.
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 300/MENKES/SK/IV/2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza.
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 311/MENKES/SK/V/2009 Tentang Penetapan
Penyakit Flu Baru H1N1 (Mexican Strain) Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan
Wabah.
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025.
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
26. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/MENKES/SK/I/2011 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
BAB II
Hasil survei morbiditas yang dilaksanakan oleh subdit ISPA dan Balitbangkes
menunjukkan angka kesakitan 5,12%, namun karena jumlah sampel dinilai tidak
representatif maka subdit ISPA tetap menggunakan angka WHO yaitu 10% dari
jumlah Balita. Angka WHO ini mendekati angka SDKI 2007 yaitu 11,2%. Jika
dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Rudan,et al (2004) di negara berkembang
termasuk Indonesia insidens pneumonia sekitar 36% dari jumlah Balita. Faktor risiko
yang berkontribusi terhadap insidens pneumonia tersebut antara lain gizi kurang, ASI
ekslusif rendah, polusi udara dalam ruangan, kepadatan, cakupan imunisasi campak
rendah dan BBLR.
Sejak tahun 2000, angka cakupan penemuan pneumonia Balita berkisar antara
20%-36%. Angka cakupan tersebut masih jauh dari target nasional yaitu periode
2000-2004 adalah 86%, sedangkan periode 2005-2009 adalah 46%-86%.
2. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit saluran pernapasan
lain yang berpotensi wabah
Kasus flu burung (FB) pada manusia di Indonesia pertama kali ditemukan pada Juni
2005. Kasus FB pada manusia kumulatif sudah tersebar di 13 propinsi (Sumut,
Sumsel, Sumbar, Lampung, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DI
Yogyakarta, Sulsel dan Bali) dan 53 kabupaten/kota. Klaster terbesar ditemukan di
Kabupaten Karo, Sumut dimana 6 orang meninggal dari 7 kasus positif (confirmed).
Pada tahun 2011, kasus FB masih ditemukan di 4 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jabar,
5
DI Yogyakarta dan Bali. Indonesia masih pada fase 3 pandemi (penularan dari hewan
ke manusia), belum ada bukti penularan antar manusia yang efisien. Indonesia adalah
yang terbanyak kasus FB di dunia dengan kematian 149 orang dari 181 kasus positif
(CFR 82,3%) dan 15 klaster (Oktober 2011).
Melihat data diatas masih banyak propinsi dan kabupaten/kota yang diharapkan dapat
mengadopsi atau mereplikasi sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, kendala utama yang dihadapi adalah ketepatan dan kelengkapan
laporan. Disamping itu, pengiriman laporan masih bulanan dan hanya beberapa lokasi
sentinel yang menggunakan fasilitas internet dan fax sehingga berdampak pada
kelambatan deteksi dini, analisis data dan umpan balik.
Indonesia juga merupakan negara rawan bencana seperti banjir, gempa, gunung
meletus, tsunami, dll. Kondisi bencana tersebut menyebabkan kondisi lingkungan
menjadi buruk, sarana dan prasarana umum dan kesehatan terbatas. Penularan kasus
ISPA akan lebih cepat apabila terjadi pengumpulan massa (penampungan pengungsi).
Pada situasi bencana jumlah kasus ISPA sangat besar dan menduduki peringkat
teratas.
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang sangat infeksius dan 90%
mengenai Balita. Dikhawatirkan apabila anak Balita menderita penyakit campak
dengan komplikasi pneumonia dapat menyebabkan kematian.
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi, demikian juga
sebaliknya. Balita merupakan kelompok rentan terhadap berbagai masalah kesehatan
sehingga apabila kekurangan gizi maka akan sangat mudah terserang infeksi salah
satunya pneumonia.
Penanggulangan faktor risiko di atas dilaksanakan oleh unit lain yang terkait baik pusat
maupun daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Namun disadari bahwa data
mengenai hubungan antara faktor risiko dengan kejadian kasus pneumonia belum
tersedia, sehingga pengendalian ISPA belum dilaksanakan lebih komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Pengendalian Pneumonia Balita.
Tercapainya cakupan penemuan pneumonia Balita sebagai berikut (tahun
2010: 60%, tahun 2011: 70%, tahun 2012: 80%, tahun 2013: 90%, tahun
2014: 100%)
Menurunkan angka kematian pneumonia Balita sebagai kontribusi penurunan
angka kematian Bayi dan Balita, sesuai dengan tujuan MDGs (44 menjadi
32 per 1.000 kelahiran hidup) dan Indikator Nasional Angka Kematian Bayi
(34 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup).
b. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit saluran
pernapasan lain yang berpotensi wabah.
Tersusunnya dokumen Rencana Kontijensi Kesiapsiagaan dan Respon terhadap
Pandemi Influenza di 33 provinsi pada akhir tahun 2014.
Tersusunnya Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan Pandemi
Influenza pada akhir tahun 2014.
Tersosialisasinya pedoman-pedoman yang terkait dengan Kesiapsiagaan dan
Respon Pandemi Influenza pada akhir tahun 2014.
Tersusunnya Pedoman Latihan (Exercise) dalam Kesiapsiagaan dan Respon
Pandemi Influenza pada akhir tahun 2014.
c. Pengendalian ISPA umur 5 tahun
Terlaksananya kegiatan Surveilans Sentinel Pneumonia di Rumah Sakit dan
Puskesmas dari 10 provinsi pada tahun 2007 menjadi 33 provinsi pada akhir
tahun 2014.
d. Faktor risiko ISPA
Terjalinnya kerjasama/ kemitraan dengan unit program atau institusi yang kompeten
dalam pengendalian faktor risiko ISPA khususnya Pneumonia.
C. SASARAN
1. Pengendalian Pneumonia Balita
Balita (< 5 tahun)
2. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit saluran pernapasan
lain yang berpotensi wabah.
Pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan terkait di pusat dan daerah.
Unit-unit esensial, swasta, media massa serta Lembaga Swadaya Masyarakat.
D. KEBIJAKAN
Untuk mencapai tujuan pengendalian pneumonia dan influenza maka ditetapkan
kebijakan operasional sebagai berikut :
1. Advokasi kepada pemangku kepentingan di semua tingkat untuk membangun komitmen
dalam pencapaian tujuan pengendalian ISPA.
2. Pengendalian ISPA dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
3. Peningkatan penemuan kasus dan tatalaksana pneumonia Balita sesuai dengan
standar di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
4. KIE pengendalian ISPA melalui berbagai media sesuai dengan kondisi sosial dan
budaya setempat.
5. Ketersediaan logistik pengendalian ISPA menjadi tanggung jawab pusat dan daerah.
6. Pengendalian ISPA dilaksanakan melalui kerjasama dan jejaring dengan lintas program,
lintas sektor, swasta, perguruan tinggi dan organisasi non pemerintah baik nasional
maupun internasional.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kemampuan sumber daya,
pembinaan/supervisi, sistem pemantauan dan evaluasi program serta sosialisasi dan
pemberdayaan masyarakat.
8. Autopsi verbal dilakukan dalam rangka menentukan penyebab kematian Balita.
9. Penyusunan rencana kontinjensi kesiapsiagaan dan respon pandemi influenza di
semua tingkat.
10. Rencana pengendalian pneumonia disusun berbasis bukti (evidence based)
E. STRATEGI
Strategi Pengendalian ISPA di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Membangun komitmen dengan pengambil kebijakan di semua tingkat dengan
melaksanakan advokasi dan sosialisasi pengendalian ISPA dalam rangka pencapaian
tujuan nasional dan global.
2. Penguatan jejaring internal dan eksternal (LP/LS, profesi, perguruan tinggi, LSM,
ormas, swasta, lembaga internasional, dll).
3. Penemuan kasus pneumonia dilakukan secara aktif dan pasif.
4. Peningkatan mutu pelayanan melalui ketersediaan tenaga terlatih dan logistik.
5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka deteksi dini pneumonia Balita dan
pencarian pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Pelaksanaan Autopsi Verbal Balita di masyarakat.
7. Penguatan kesiapsiagaan dan respon pandemi influenza melalui penyusunan rencana
kontinjensi di semua jenjang, latihan (exercise), penguatan surveilans dan penyiapan
sarana prasana.
8. Pencatatan dan pelaporan dikembangkan secara bertahap dengan sistem komputerisasi
berbasis web.
9. Monitoring dan pembinaan teknis dilakukan secara berjenjang, terstandar dan
berkala.
10. Evaluasi program dilaksanakan secara berkala.
10
BAB III
1. Advokasi
Dapat dilakukan melalui pertemuan dalam rangka mendapatkan komitmen dari semua
pengambil kebijakan.
2. Sosialisasi
KELOMPOK
KLASIFIKASI
UMUR
Pneumonia Berat
Pneumonia
2 Bulan <5 tahun
Bukan Pneumonia
Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam
Pneumonia Berat
< 2 Bulan
Bukan Pneumonia
Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam
Secara terinci dapat dibaca pada buku Tatalaksana Pneumonia Balita atau Bagan
Tatalaksana pneumonia terlampir.
Jumlah Balita di suatu daerah diperkirakan sebesar 10% dari jumlah total penduduk.
Namun jika provinsi, kabupaten/kota memiliki data jumlah Balita yang resmi/riil dari
pencatatan petugas di wilayahnya, maka dapat menggunakan data tersebut sebagai
dasar untuk menghitung jumlah penderita pneumonia Balita.
Rumus perkiraan jumlah penderita pneumonia Balita di suatu wilayah kerja per tahun
adalah sebagai berikut :
a. Bila jumlah Balita sudah diketahui
Insidens pneumonia Balita = 10% jumlah balita
Contoh:
Jumlah Balita di Puskesmas Rembulan = 10.000 Balita
Maka perkiraan jumlah penderita pneumonia Balita =
10% x 10.000 = 1.000 Balita
Atau :
b. Bila jumlah Balita belum diketahui
Perkiraan jumlah Balita = 10% jumlah penduduk
12
Contoh:
Angka insidens Pneumonia Balita =10%
Perkiraan jumlah Balita = 10% jumlah penduduk
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Melati = 30.000 orang
Maka:
Perkiraan jumlah penderita pneumonia di wilayah kerja tersebut per tahun
adalah:
10% x 10% x 30.000 = 300 Balita/tahun
Perkiraan Jumlah penderita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Melati per
bulan adalah :
10% x 10% x 30.000 = 25 Balita/bulan
12
Perhitungan per bulan bermanfaat untuk pemantauan dalam pencapaian target
penderita pneumonia Balita.
3. Target
Bila Puskesmas Melati dalam setahun menemukan 180 penderita maka pencapaian
target penemuan adalah:
180 x 100% = 60%
300
Berarti Puskesmas Melati tidak mencapai target 70%, oleh karena itu perlu dianalisis
penyebab permasalahannya sehingga dapat diketahui pemecahan masalah dan dapat
ditindaklanjuti untuk tahun berikutnya.
13
Pola tatalaksana penderita yang dipakai dalam pelaksanaan Pengendalian ISPA untuk
pengendalian pneumonia pada Balita didasarkan pada pola tatalaksana penderita
ISPA yang diterbitkan WHO tahun 1988 yang telah mengalami adaptasi sesuai kondisi
Indonesia.
Bagan 3.2. Tatalaksana penderita batuk dan atau kesukaran bernapas umur < 2 Bulan
14
Bagan 3.3. Tatalaksana Anak Batuk dan atau Kesukaran Bernapas Umur 2 Bulan - < 5 Tahun.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang tatalaksana penderita ISPA ini dapat
dipelajari:
a. Buku Tatalaksana Pneumonia Balita oleh Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian
Kesehatan, 2010;
b. Modul Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) oleh Departemen
Kesehatan 2008;
c. DVD Tatalaksana pneumonia Balita oleh Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian
Kesehatan, 2010;
d. Bagan Tatalaksana Penderita Batuk dan Kesukaran Bernapas Pada Balita
(terlampir).
15
C. KETERSEDIAAN LOGISTIK
Dukungan logistik sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pengendalian ISPA.
Penyediaan logistik dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Sesuai dengan pembagian kewenangan antara
pusat dan daerah maka pusat akan menyediakan prototipe atau contoh logistik yang sesuai
standard (spesifikasi) untuk pelayanan kesehatan. Selanjutnya pemerintah daerah berkewajiban
memenuhi kebutuhan logistik sesuai kebutuhan. Logistik yang dibutuhkan antara lain:
1. Obat
Pola penghitungan jumlah obat yang diperlukan dalam satu tahun di suatu daerah
didasarkan pada rumus berikut :
Obat-obat tersebut di atas merupakan obat yang umum digunakan di Puskesmas untuk
berbagai penyakit sehingga dalam penyediaannya dilakukan secara terpadu dengan
program lain dan proporsi sesuai kebutuhan. Jika memungkinkan dapat disediakan
antibiotik intramuskular: Ampisilin dan Gentamisin.
16
2. Alat
a. Acute Respiratory Infection Soundtimer (ARI Soundtimer)
Digunakan untuk menghitung frekuensi napas dalam 1 menit. Alat ini memiliki
masa pakai maksimal 2 tahun (10.000 kali pemakaian).
b. Oksigen konsentrator
Untuk memproduksi oksigen dari udara bebas. Alat ini diperuntukkan khususnya
bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan rawat inap dan unit
gawat darurat yang mempunyai sumber daya energi (listrik/ generator).
c. Oksimeter denyut (Pulseoxymetry)
Sebagai alat pengukur saturasi oksigen dalam darah diperuntukan bagi fasilitas
pelayanan kesehatan yang memiliki oksigen konsentrator.
3. Pedoman
17
D. SUPERVISI
Supervisi dilakukan untuk menjamin pelaksanaan pengendalian ISPA berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan/ditetapkan dalam pedoman baik di provinsi, kabupaten/kota,
Puskesmas dan rumah sakit menggunakan instrumen supervisi (terlampir). Supervisi dilakukan
secara berjenjang difokuskan pada propinsi, kab/kota, Puskesmas yang:
pencapaian cakupan rendah
pencapaian cakupan tinggi namun meragukan
kelengkapan dan ketepatan laporan yang kurang baik
1. Pelaksana supervisi:
a.
b.
c.
d.
petugas
petugas
petugas
petugas
2. Alat:
18
pusat,
provinsi,
kabupaten/kota,
Puskesmas.
3. Luaran
Luaran dari kegiatan supervisi dan bimbingan teknis pengendalian ISPA adalah :
data umum wilayah
data pencapaian target program
data pelatihan
data logistik
identifikasi masalah
cara pemecahan masalah
langkah tindak lanjut, dan
laporan supervisi dan bimbingan teknis.
19
serta diskusi dengan DPRD dan sebagainya, serta dituangkan dalam bentuk buletin, laporan
tahunan ataupun laporan khusus.
Dalam pelaksanaan Pengendalian ISPA di Indonesia diagnosis tidak dianggap sama dengan
klasifikasi tatalaksana sehingga timbul kerancuan dalam pencatatan dan pelaporan. Oleh karena
itu dalam klasifikasi Bukan Pneumonia tercakup berbagai diagnosis ISPA (non Pneumonia)
seperti: common cold/ selesma, faringitis, Tonsilitis, Otitis, dsb. Dengan perkataan lain Batuk
Bukan Pneumonia merupakan kelompok diagnosis.
2. Jejaring
20
Tujuan:
Tersedianya tenaga fasilitator/pelatih pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam
pengendalian ISPA
Sasaran:
Pengelola ISPA Pusat
Pengelola ISPA Provinsi
Pengelola ISPA Kabupaten/Kota
21
Sasaran:
Pengelola program ISPA provinsi
Pengelola program ISPA kabupaten/kota
Pengelola program ISPA Puskesmas
Materi:
Pedoman/modul Pelatihan Manajemen Pengendalian ISPA terbitan
Kementerian Kesehatan.
Penyelenggaraan:
Jumlah peserta maksimal: 30 orang per kelas
Rasio fasilitator dengan peserta diupayakan 1 : 5
Lama Pelatihan: 4 hari
Tujuan:
Petugas kesehatan mampu mengumpulkan gejala-gejala pada Balita menjelang
kematian melalui metode wawancara yang dilakukan antara 1-3 bulan setelah kematian
dan mampu membuat klasifikasi penyakit yang diderita anak umur <5 tahun menjelang
kematiannya.
Sasaran:
Pengelola ISPA dan surveilans provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas.
Tenaga kesehatan (keperawatan dan kebidanan) Puskesmas, Pustu dan
Polindes.
Pengelola program ISPA Puskesmas.
Materi:
Modul pelatihan Autopsi Verbal kematian Balita
Formulir wawancara
Penyelenggaraan:
Jumlah peserta diupayakan maksimal: 30 orang per kelas
Rasio pengajar/fasilitator dengan peserta diupayakan 1 : 8-10
22
Tujuan:
Peserta latih memahami dan mampu melaksanakan kegiatan promosi pengendalian
Pneumonia Balita melalui penyampaian informasi Pneumonia yang benar kepada
orang tua/pengasuh Balita dan masyarakat umum.
Sasaran:
Kader
TP PKK desa dan kecamatan
TOMA
TOGA
Materi:
Buku pemberdayaan kader
Penyelenggaraan:
Jumlah peserta diupayakan maksimal: 30 orang per kelas
Rasio fasilitator dengan peserta diupayakan 1 : 10
H. PENGEMBANGAN PROGRAM
1. Kesiapsiagaan dan respon Pandemi influenza
Kegiatan meliputi:
Penyusunan pedoman
Pertemuan lintas program dan lintas sektor
Latihan (exercise) seperti desktop/tabletop, simulasi lapangan
23
3. Kajian/pemetaan
24
2. Indikator masukan
25
c. Logistik
Tersedianya alat: sound timer dan oksigen konsentrator
Proporsi Puskesmas yang memiliki Alat Bantu Hitung Napas atau Sound
Timer
Pembilang (a):
Jumlah Puskesmas yang memiliki sound timer di suatu wilayah tertentu.
Penyebut (b) :
Jumlah semua Puskesmas yang ada di wilayah tersebut.
Cara perhitungan: a x 100%
3b
Ketersediaan antibiotik
Ketersediaan antiviral (oseltamivir)
Ketersediaan obat-obat penunjang (penurun panas, dll)
Ketersediaan APD untuk petugas RS, laboratorium, Puskesmas dan
lapangan.
Ketersediaan pedoman
Media KIE dan media audio visual
a. Jumlah propinsi sentinel mencapai 33 provinsi (66 Puskesmas dan 66 RS) tahun
2014.
b. Rencana Kontinjensi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza: 33 provinsi
tahun 2014.
c. Kelengkapan laporan: 100%
d. Ketepatan laporan: 80%
26
BAB IV
LSM/NGO
PEMDA
MASYARAKAT
PEMANGKU
KEPENTINGAN
DINKES
KAB/KOTA
PUSAT
KEGIATAN
RS RUJUKAN
INSTANSI
RUMAH SAKIT
NO
PUSKESMAS
DINKES PROV
Tabel 4.1.
PERAN JAJARAN KESEHATAN, PEMANGKU KEPENTINGAN DAN MASYARAKAT
DALAM PENGENDALIAN ISPA
27
LSM/NGO
MASYARAKAT
PEMDA
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PUSAT
DINKES PROV
KEGIATAN
DINKES
KAB/KOTA
RS RUJUKAN
INSTANSI
RUMAH SAKIT
NO
PUSKESMAS
V
V
22
28
34
V
V
39
LSM/NGO
DINKES PROV
MASYARAKAT
DINKES
KAB/KOTA
KEGIATAN
RS RUJUKAN
INSTANSI
PEMDA
RUMAH SAKIT
NO
PUSAT
PUSKESMAS
PEMANGKU
KEPENTINGAN
29
48
30
LSM/NGO
MASYARAKAT
PEMDA
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PUSAT
DINKES PROV
KEGIATAN
DINKES
KAB/KOTA
RS RUJUKAN
INSTANSI
RUMAH SAKIT
NO
PUSKESMAS
BAB V
PENUTUP
Pengendalian ISPA telah dikembangkan sejak tahun 1984 namun hingga saat ini penyakit
ISPA masih merupakan masalah kesehatan karena pneumonia merupakan penyakit pembunuh
utama Balita di dunia dan nomor dua di Indonesia tetapi masih sedikit perhatian terhadap
upaya pengendalian di Indonesia. Oleh karena itu perlu perhatian dari seluruh elemen bangsa
yaitu kemauan politik pemerintah dan pemerintah daerah, lembaga legislatif (DPR, DPD,
DPRD) dan peran aktif dari pemangku kepentingan terkait terhadap Pengendalian ISPA.
Buku pedoman pengendalian ISPA di Indonesia ini merupakan revisi dari buku pedoman
sebelumnya dan diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh jajaran kesehatan baik di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam pengendalian ISPA di Indonesia. Buku
pedoman ini merupakan dokumen hidup (living document) yang dapat berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, dokumen ini terbuka terhadap saran-saran untuk
perbaikan dan penyempurnaan.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Balitbangkes. 2008. Riskesdas Indonesia tahun 2007. Depkes RI. Jakarta.
2. Berman, S. 1991. Epidemiology of acute respiratory infections in children of developing
countries. Rev Infect Dis;13 Suppl 6:S454-62.
3. Brankston, G., Gitterman, L., Hirji, Z., Lemieux, C., Gardam, M. 2007. Transmission of
influenza A in human beings. Lancet Infect Dis;7(4):257-65.
4. CDC. 2003. Guidelines for Environmental Infection Control in Health-Care Facilities.
MMWR; 52(RR-10).
5. CDC. 2003. Outbreaks of severe acute respiratory virus-worldwide 2003. MMWR;
52:226-8.
6. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita. Depkes RI.
7. Depkes. 2008. Modul Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen
Kesehatan.
8. Departemen Kesehatan. 2008. Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza.
Depkes RI.
9. Fraser, C., Riley, S., Anderson, RM., Ferguson, NM. 2004. Factors that make an infectious
disease outbreak controllable. Proc Natl Acad Sci USA;101(16):6146-51.
10. Kobe. 2004. A glossary of terms for community health care and services for older persons.
World Health Organization.
11. Last, J. 2001. A dictionary of epidemiology. New York: Oxford University Press.
12. Roy, CJ., Milton, DK. 2004. Airborne transmission of communicable infection-the elusive
pathway. N Engl J Med 2004;350(17):1710-2.
13. Rudan, Igor., et al. 2008. Insidens global dan Asia Tenggara. Bulletin of the World Health
Organization 2008; 86: 408416.
14. Rudan, Igor., et al. 2008. Epidemiology and etiology of childhood pneumonia. Bulletin of
the World Health Organization 2008; 86: 408416.
15. Stedman, TL. 2006. Stedmans medical dictionary. 28th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
16. Unicef. 2006. Pneumonia The Forgotten Killer of Children. WHO.
17. World Health Report. 2004. Changing History [electronic resource]. Geneva: World Health
Organization.
18. WHO. 2007. Indoor Air Pollution from Solid Fuels and Risk of Low Birth Weight and
Stillbirt. Geneva: World Health Organization.
19. WHO. 2007. Avian Influenza, Including Influenza A (H5N1), in Humans: WHO Interim
Infection Control Guidelines for Health Care Facilities. WHO Regional Office for the Western
Pacific. (Accessed 25 May 2007, at http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/
guidelines/infectioncontrol1/en/index.html.)
33
34
LAMPIRAN
35
36
Lampiran 1
INDIKATOR PENEMUAN ISPA
Cara
No Indikator Pembilang Penyebut
Perhitungan
1 Proporsi Puskesmas
dengan Tenaga Terlatih
2
a x 100%
b
3 Cakupan Penemuan
Jumlah kasus Pneumonia
Pneumonia Balita
Balita yang ditatalaksana
di suatu wilayah kerja
Puskesmas dalam 1 tahun.
Jumlah Perkiraan
penemuan Pneumonia
Balita di wilayah kerja
Puskesmas tersebut dalam
1 tahun (10% dari jumlah
Balita).
a x 100%
b
37
Lampiran 2
DAFTAR LOKASI SENTINEL SURVEILANS PNEUMONIA DI INDONESIA
PROVINSI
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
RIAU
SUMATERA SELATAN
BANGKA BELITUNG
LAMPUNG
BANTEN
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
D.I. YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI Tenggara
SULAWESI SELATAN
38
kolom 1 :
Kolom 2 :
Kolom 3 :
Kolom 4 :
No. Reg.
4
alamat
KETERANGAN :
nama
: ..............................
: ..............................
: ..............................
No
KABUPATEN
PROVINSI
TAHUN
frek.
napas
BP
8
tindak
lanjut
Rawat
PB Jalan Rujuk
9
klasifikasi
Baru Lama
umur
(Bln)
Kujungan
DI PUSKESMAS : .............................
10
12
Keterangan
(Meninggal)
11
Tetap Memburuk
kondisi saat
kunjungan ulang
Tidak Membaik
Kolom 9 :
Kolom 10 :
Kolom 11 :
Kolom 12 :
Kolom 13 :
Ya
antibiotika
Bukan
Pneumonia
Pneumonia
13
lampiran 3
39
40
JUMLAH
puskesmas
No
BULAN
Mengetahui,
jumlah
perkiraan
penduduk
pneumonia
usia balita
balita
(10% Penduduk)
NIP.
jumlah
penduduk
Jumlah
10
11
12
Pneumonia
Pneumonia
Berat
13
PUSKESMAS : .............................
14
16
17
18
<1th <1-4th
19
Total
jumlah
kematian balita
karena pneumonia
NIP.
............,............................... 20.....
Yang Melaporkan
15
Batuk Bukan
Pneumonia
20
Pneumonia
21
Pneumonia
Berat
lampiran 4
JUMLAH
puskesmas
No
BULAN
Mengetahui,
jumlah
perkiraan
penduduk
pneumonia
usia balita
balita
(10% Penduduk)
NIP.
jumlah
penduduk
Jumlah
10
11
12
Pneumonia
Pneumonia
Berat
13
KABUPATEN : .............................
14
16
17
18
<1th <1-4th
19
Total
jumlah
kematian balita
karena pneumonia
NIP.
............,............................... 20.....
Yang Melaporkan
15
Batuk Bukan
Pneumonia
20
Pneumonia
21
Pneumonia
Berat
lampiran 5
41
42
JUMLAH
puskesmas
No
BULAN
Mengetahui,
jumlah
perkiraan
penduduk
pneumonia
usia balita
balita
(10% Penduduk)
NIP.
jumlah
penduduk
Jumlah
10
11
12
Pneumonia
Pneumonia
Berat
13
PROVINSI : .............................
14
16
17
18
<1th <1-4th
19
Total
jumlah
kematian balita
karena pneumonia
NIP.
............,............................... 20.....
Yang Melaporkan
15
Batuk Bukan
Pneumonia
20
Pneumonia
21
Pneumonia
Berat
lampiran 6
Lampiran 7
STEMPEL ISPA
Umur
Tahun
Tanda bahaya :
YA / TIDAK
Batuk:
Hari
l Klasifikasi
Bulan
Tindak lanjut :
TDDK : YA/TIDAK
Pneumonia
Rujuk ke :
Antibiotika :
Obat lain :
Nasihat :
Kontrol ulang :
Hari
Cara minum obat :
Pemberian makanan-minuman :
Hari
Kejang
Stridor
Wheezing
Gizi buruk
Pneumonia Berat
Obat yang
berikan :
l
Gangguan Napas:
43
Lampiran 8
Form Puskesmas
PUSKESMAS
FORMULIR PEMANTAPAN CAKUPAN DAN KUALITAS TATALAKSANA
PENGENDALIAN ISPA
Puskesmas
:
Perawatan/Non Perawatan
Nama Responden :
Jabatan
: Pengelola ISPA/.............................
Tanggal Supervisi :
Lama memegang program ISPA :
I. DATA DASAR DI PUSKESMAS
ADA TIDAK
1. Jumlah Penduduk
ADA TIDAK
2. Jumlah Balita
ADA TIDAK
3. Jumlah Poskesdes
ADA TIDAK
4. Jumlah Pustu
ADA TIDAK
5. Jumlah Kader Aktif
I = ADA / 5 x 100%
I = ............. %
II. MANAJEMEN DAN TATALAKSANA
A. MANAJEMEN (Pertanyaan untuk pengelola program ISPA)
ADA TIDAK
1. Berapa cakupan penemuan Pneumonia tahun lalu ? .................
ADA TIDAK
2. Berapa target cakupan penemuan (insiden) Pneumonia Balita tahun ini ? .................
ADA TIDAK
3. Berapa target cakupan penemuan bulanan Pneumonia Balita ? .................
ADA TIDAK
4. Berapa cakupan penemuan Pneumonia sampai bulan lalu ? ................. %
YA TIDAK
5. Diperkirakan 10% dari Balita disuatu daerah merupakan penderita Pneumonia
YA TIDAK
6. Apakah pengelola ISPA dilibatkan dalam perencanaan tahunan
ADA
7. Berapa kali saudara melakukan penyuluhan ISPA ? .................
TIDAK
8. Apakah saudara pernah melaksanakan kunjungan rumah pada penderita Pneumonia
YA TIDAK
yang tidak melakukan kunjungan ulang (careseeking)
ADA TIDAK
9. Sebutkan buku pedoman ISPA apa saja yang tersedia di Puskesmas :
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
ADA TIDAK
10. Sebutkan media KIE ISPA apa saja yang tersedia di Puskesmas :
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
YA TIDAK
11. Apakah tersedia register harian ?
YA TIDAK
12. Apakah tersedia formulir laporan bulanan yang sesuai dengan standar nasional ?
YA TIDAK
13. Apakah tersedia stempel ISPA ?
YA TIDAK
14. Apakah dalam laporan kasus pneumonia di pisah dari penyakit ISPA (bukan Pneumonia) ?
BENAR SALAH
15. Sebutkan dari mana saudara memperoleh data ISPA :
......................................................
......................................................
ADA TIDAK
16. Apakah ada penyajian cakupan Pneumonia dalam bentuk grafik PWS, tabel, dll ?
(Observasi apakah ada tampilan grafik/tabel)
II A = YA(BENAR) / 16 x 100%
II A = ............. %
B. TATALAKSANA (Pertanyaan untuk petugas di Poli Anak)
YA TIDAK
1. Apakah saudara pernah dilatih tatalaksana/MTBS ?
BENAR SALAH
2. Sebutkan definisi Pneumonia ? ..............................................................................................
BENAR SALAH
3. Sebutkan dengan gejala apa yang dihitung napasnya ? .............................................................
BENAR SALAH
4. Sebutkan salah satu tanda bahaya penyakit berat : ..................................................................
BENAR SALAH
5. Sebutkan klasifikasi Pneumonia balita sesuai kelompok umur : .................................................
BENAR SALAH
6. Berapa batas napas cepat umur < 2 bulan ? ..................................
BENAR SALAH
7. Berapa batas napas cepat umur 2 - > 12 bulan ? ..................................
BENAR SALAH
8. Berapa batas napas cepat umur 1 - < 5 tahun ? ..................................
44
BENAR SALAH
9. Apabila balita dengan klasifikasi Pneumonia memerlukan rujukan ? ..........................................
BENAR SALAH
10. Apabila balita dengan Pneumonia Berat di rujuk ke RS ? .........................................................
BENAR SALAH
11. Pada klasifikasi Pneumonia yang mana, antibiotik tidak diberikan ? ..........................................
BENAR SALAH
12. Sebutkan antibiotik Pneumonia lini I dan II : ..........................................................................
BENAR SALAH
13. Sebutkan frekuensi pemberian antibiotik dan berapa lama pemberiannya : ................................
BENAR SALAH
14. Kapan diperlukan careseeking pada kasus Pneumonia : ...........................................................
BENAR SALAH
15. Apakah saudara bisa mengoperasikan oksigen konsentrator (bila ada) ?
BENAR
16. Apakah saudara bisa mengoperasikan ARI Sound Timer (bila ada) ?
SALAH
II B = YA(BENAR) / 16 x 100%
II B = ............. %
III. LOGISTIK
ADA TIDAK
1. Apakah ada buku inventaris logistik ISPA ? (masuk, keluar barang)
2. Sebutkan jumlah logistik ISPA
Jumlah
Kondisi Baik
- ARI Sound Timer
: ........................ ........................
- O2 Konsentrator
: ........................ ........................
- Buku Pedoman Pengendalian ISPA (Manajemen)
: ........................
- Buku Tatalaksana ISPA/Pneumonia
: ........................
- Stempel ISPA
: ........................
- Buku Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza
: ........................
- DVD Tatalaksana Pneumonia
: ........................ ........................
- Kit Advokasi
: ........................
- Kit Pemberdayaan Masyarakat
: ........................
- Buku Saku H1N1 untuk dokter
: ........................
- Buku Saku H1N1 untuk masyarakat
: ........................
- Buku Tatalaksana H1N1 untuk Rumah Sakit
: ........................
- Formulir Register Harian Puskesmas
: ........................
- Lembar Balik Pneumonia
: ........................
- Buku Respon Nasional Menghadapi Pandemi Influenza
: ........................
- Formulir Laporan Bulanan
: ........................
:
:
:
:
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
:
:
:
:
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
FORM REKOMENDASI
Analisa (berdasarkan hasil sementara temuan % perkelompok):
I Data Dasar
II A Manajemen Pengelolaan Program
II B tatalaksana
III Logistik
Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis sementara pada kunjungan pemantapan cakupan dan kualitas tatalaksana ISPA
dapat direkomendasikan sebagai berikut :
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Supervisor,
....................................
....................................
Nama jelas:
No. HP:
E-mail:
45
Lampiran 9
Form Kabupaten
KABUPATEN/
FORMULIR PEMANTAPAN CAKUPAN DAN KUALITAS TATALAKSANA
PENGENDALIAN ISPA
Kabupaten/Kota
Nama Responden
Jabatan
Tanggal Supervis
:
:
: Pengelola ISPA/.............................
:
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
I = ADA / 9 x 100%
I = ............. %
II. MANAJEMEN P2 ISPA
A. TAHUN SEBELUMNYA
1. Berapa cakupan penemuan Pneumonia tahun lalu ? .................
YA TIDAK
2. Apakah dalam perencanaan tahun lalu pengawas ISPA dilibatkan ?
ADA
3. Berapa Anggaran ISPA/Pademi tahun lalu ? .................
TIDAK
ADA TIDAK
4. Berapa Kab./Kota yang sudah dilatih/sosialisasi Pengendalian ISPA ? .................
ADA TIDAK
5. Berapa Puskesmas yang disupervisi/pembinaan Pengendalian ISPA tahun lalu ? .................
YA TIDAK
6. Berapa jumlah Puskesmas yang melapor lengkap (12 bulan ) tahun lalu ? ................. %
YA TIDAK
7. Berapa jumlah Puskesmas yang melapor tepat waktu tahun lalu ? ................. %
8. Apakah ada umpan balik laporan ke Puskesmas (bulanan/triwulan) ?
ADA TIDAK
(Cek arsip umpan balik) bila tidak, apa sebabnya ? .................................................................
ADA TIDAK
9. Apakah saudara mengirimkan laporan bulanan secara lengkap ke Provinsi tahun lalu ?
(Cek arsip bukti laporan ke Provinsi)
ADA TIDAK
10. Apakah ada penyajian cakupan Pneumonia dalam bentuk grafik PWS, tabel, dll ?
(Observasi apakah ada tampilan grafik/tabel)
ADA TIDAK
11. Apakah ada laporan tahunan ISPA ?
B. PADA TAHUN BERJALAN/SAAT KUNJUNGAN
1. Berapa target cakupan penemuan (insiden) Pneumonia Balita tahun ini ? .................
2. Berapa target cakupan penemuan bulanan Pneumonia Balita tingkat Kab./Kota ? .................
3. Berapa cakupan penemuan Pneumonia sampai bulan lalu ? ................. %
4. Apakah dalam perencanaan tahun ini petugas ISPA dilibatkan ? .................
5. Berapa anggaran ISPA/Pandemi influenza tahun ini ? .................. (sebutkan sumbernya)
............................................................
............................................................
6. Berapa Puskesmas yang mempunyai tenaga khusus pengelola P2 ISPA ? ...................................
7. Berapa tenaga Puskesmas yang sudah atau akan dilatih Pengendalian ISPA tahun ini ? ...............
8. Berapa Puskesmas yang sudah atau akan disupervisi/pembinaan Pengendalian ISPA tahun ini ?
9. Berapa jumah Puskesmas yang melapor lengkap sampai bulan lalu ? .................. %
10. Berapa jumah Puskesmas yang melapor tepat waktu sampai bulan lalu ? .................. %
11. Apakah format laporan bulanan Program ISPA Kab./Kota sudah sesuai standart ?
12. Apakah sudah pernah dilaksanakan umpan balik ke Puskesmas tahun ini ?
(Cek arsip umpan balik)
46
ADA
ADA
ADA
YA
ADA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
ADA
ADA
YA
YA
YA
ADA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
ADA TIDAK
13. Apakah saudara sudah mengirimkan laporan bulanan secara lengkap ke Provinsi ?
(Cek arsip bukti laporan ke Provinsi)
ADA TIDAK
14. Apakah ada penyajian cakupan Pneumonia dalam bentuk grafik PWS, tabel, dll ?
(Observasi apakah ada tampilan grafik/tabel)
ADA TIDAK
15. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengendalian ISPA ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
II = YA(ADA) / 24 x 100%
II = ............. %
III. SUMBER DAYA MANUSIA
YA TIDAK
1. Sebutkan ruang lingkup program pengendalian ISPA ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
YA TIDAK
2. sudah berapa lama saudara menjadi petugas ISPA ? ..........................
YA TIDAK
3. Apakah saudara mempunyai tugas rangkap dengan program lain ? ..........................
YA TIDAK
4. Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan Pengendalian ISPA ?
a. Manajemen ISPA
b. Tatalaksana ISPA/MTBS
YA TIDAK
5. Apakah saudara sudah pernah mempelajari buku Pedoman Pengendalian ISPA (Manajemen) ?
YA TIDAK
6. Apakah saudara sudah pernah mengikuti orientasi/pelatihan oksigen konsentrator ?
YA TIDAK
7. Apakah saudarah tahu cara penggunaan Sound Timer ?
YA TIDAK
8. Apakah saudara mengetahui cara menghitung kebutuhan ARI Sound Timer, O2 konsentrator ?
Bila ya, sebutkan ? .................................................................
III = YA(ADA) / 8 x 100%
III = ............. %
IV. LOGISTIK
ADA TIDAK
1. Apakah ada buku inventaris logistik ISPA ? (masuk, keluar barang)
2. Sebutkan jumlah stok logistik Kab./Kota :
Jumlah
Kondisi Baik
- ARI Sound Timer
: ........................ ........................
- O2 Konsentrator
: ........................ ........................
- Buku Pedoman Pengendalian ISPA (Manajemen)
: ........................
- Buku Tatalaksana ISPA/Pneumonia
: ........................
- Stempel ISPA
: ........................
- Buku Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza
: ........................
- DVD Tatalaksana Pneumonia
: ........................ ........................
- Kit Advokasi
: ........................
- Kit Pemberdayaan Masyarakat
: ........................
- Buku Saku H1N1 untuk dokter
: ........................
- Buku Saku H1N1 untuk masyarakat
: ........................
- Buku Tatalaksana H1N1 untuk Rumah Sakit
: ........................
- Formulir Register Harian Puskesmas
: ........................
- Lembar Balik Pneumonia
: ........................
- Buku Respon Nasional Menghadapi Pandemi Influenza
: ........................
- Formulir Laporan Bulanan
: ........................
YA TIDAK
3. Apakah Kab./Kota pernah mengadakan logistik diatas ?
Bila ya, sebutkan :
....................................................................................................
....................................................................................................
YA TIDAK
4. Apakah semua logistik kebutuhan Puskesmas sudah didistribusikan ?
Bila belum, sebutkan alasannya :
....................................................................................................
....................................................................................................
YA TIDAK
5. Apakah saudara diinformasikan oleh Instalasi Farmasi Kabupaten bila ada pengiriman
obat program dari pusat :
YA TIDAK
6. Apakah saudara dilibatkan dalam penyusunan rencana distribusi obat program ke Puskesmas ?
IV = YA(ADA) / 5 x 100%
IV = ............. %
47
V. KEMITRAAN
1. Adakah kemitraan dengan program lain dalam Pengendalian ISPA ?
Bila ya, sebutkan kegiatan apa saja :
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
2. Apakah saudara pernah melaksanakan supervisi terpadu ?
Bila ya, sebutkan unit program/sektor lain :
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
3. Apakah ada kegiatan kemitraan dalam kesiapsiagaan dan respon pandemi ? (Flu Burung, H1N1)
Bila ya, sebutkan :
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
:
:
:
:
:
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
:
:
:
:
:
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
FORM REKOMENDASI
Analisa (berdasarkan hasil sementara temuan % perkelompok):
I Data Dasar
II Manajemen
III SDM
IV Logistik
V Kemitraan
Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis sementara pada kunjungan pemantapan cakupan dan kualitas tatalaksana ISPA
dapat direkomendasikan sebagai berikut :
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Supervisor,
48
....................................
....................................
YA
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
V = YA / 3 x 100%
V = ............. %
Lampiran 10
Form Provinsi
PROVINSI
FORMULIR PEMANTAPAN CAKUPAN DAN KUALITAS TATALAKSANA
PENGENDALIAN ISPA
Provinsi
Nama Responden
Jabatan
Tanggal Supervis
:
:
: Pengelola ISPA/.............................
:
YA
YA
YA
YA
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
ADA
ADA
YA
YA
ADA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
ADA
TIDAK
49
ADA TIDAK
13. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengendalian ISPA ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
II = YA(ADA) / 22 x 100%
II = ............. %
III. SUMBER DAYA MANUSIA
YA TIDAK
1. Sebutkan ruang lingkup program pengendalian ISPA ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
YA TIDAK
2. sudah berapa lama saudara menjadi petugas ISPA ? ..........................
YA TIDAK
3. Apakah saudara mempunyai tugas rangkap dengan program lain ? ..........................
YA TIDAK
4. Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan Pengendalian ISPA ?
a. Manajemen ISPA
b. Tatalaksana ISPA/MTBS
YA TIDAK
5. Apakah saudara sudah pernah mempelajari buku Pedoman Pengendalian ISPA (Manajemen) ?
YA TIDAK
6. Apakah saudara sudah pernah mengikuti orientasi/pelatihan oksigen konsentrator ?
YA TIDAK
7. Apakah saudarah tahu cara penggunaan Sound Timer ?
YA TIDAK
8. Apakah saudara mengetahui cara menghitung kebutuhan ARI Sound Timer, O2 konsentrator ?
Bila ya, sebutkan ? .................................................................
III = YA(ADA) / 8 x 100%
III = ............. %
IV. LOGISTIK
ADA TIDAK
1. Apakah ada buku inventaris logistik ISPA ? (masuk, keluar barang)
2. Sebutkan jumlah stok logistik Provinsi :
Jumlah
Kondisi Baik
- ARI Sound Timer
: ........................ ........................
- O2 Konsentrator
: ........................ ........................
- Buku Pedoman Pengendalian ISPA (Manajemen)
: ........................
- Buku Tatalaksana ISPA/Pneumonia
: ........................
- Stempel ISPA
: ........................
- Buku Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza
: ........................
- DVD Tatalaksana Pneumonia
: ........................ ........................
- Kit Advokasi
: ........................
- Kit Pemberdayaan Masyarakat
: ........................
- Buku Saku H1N1 untuk dokter
: ........................
- Buku Saku H1N1 untuk masyarakat
: ........................
- Buku Tatalaksana H1N1 untuk Rumah Sakit
: ........................
- Formulir Register Harian Puskesmas
: ........................
- Lembar Balik Pneumonia
: ........................
- Buku Respon Nasional Menghadapi Pandemi Influenza
: ........................
- Formulir Laporan Bulanan
: ........................
YA TIDAK
3. Apakah Kab./Kota pernah mengadakan logistik diatas ?
Bila ya, sebutkan :
....................................................................................................
....................................................................................................
YA TIDAK
4. Apakah semua logistik kebutuhan Puskesmas sudah didistribusikan ?
Bila belum, sebutkan alasannya :
....................................................................................................
....................................................................................................
YA TIDAK
5. Apakah saudara diinformasikan oleh Instalasi Farmasi bila ada pengiriman obat
program dari pusat :
YA TIDAK
6. Apakah saudara dilibatkan dalam penyusunan rencana distribusi obat program ke Kab./Kota ?
IV = YA(ADA) / 5 x 100%
IV = ............. %
50
V. KEMITRAAN
1. Adakah kemitraan dengan program lain dalam Pengendalian ISPA ?
Bila ya, sebutkan kegiatan apa saja :
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
2. Apakah saudara pernah melaksanakan supervisi terpadu ?
Bila ya, sebutkan unit program/sektor lain :
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
3. Apakah ada kegiatan kemitraan dalam kesiapsiagaan dan respon pandemi ? (Flu Burung, H1N1)
Bila ya, sebutkan :
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
:
:
:
:
:
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
:
:
:
:
:
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
.................... %
YA
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
V = YA / 3 x 100%
V = ............. %
FORM REKOMENDASI
Analisa (berdasarkan hasil sementara temuan % perkelompok):
I Data Dasar
II Manajemen
III SDM
IV Logistik
V Kemitraan
Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis sementara pada kunjungan pemantapan cakupan dan kualitas tatalaksana ISPA
dapat direkomendasikan sebagai berikut :
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Supervisor,
....................................
....................................
51
52
DAFTAR KONTRIBUTOR
1. Dr. Arie Bratasena
2. Martahan Sitorus, SKM, MPH
3. Dr. Dyah Armi Riana, MARS
4. Widiawati, SKM, MKM
5. Olivia E Simbolon, SKM, M.Kes
6. Dr.Ira Wignjadiputro
7. Dr. Rian Hermana
8. M. Edy Hariyanto, SKM, M.Epid
9. Ahmat Fandil, ST
10. Gestafiana, SKM
11. Irmawati, SKM
12. Dr. M. Nadhirin
13. Dr. Mujaddid, M.Kes
14. Dr. H. Triyogo Suhadi
15. Dr. Sri Aryanti, MM, M.Kes
16. Sukarni, SKM
17. Dr. Ali Husni
18. Ni Wayan Resini, SKM
19. Sri Trietnaningsih, S.SiT, M.Kes
20. Nurhayati, SKM, M.Kes
21. Totok Purwanto, SKM
22. Intan Samaria, SKM
23. Widiawati, SKM, MKes
Kasubdit ISPA
Kasie Subdit ISPA
Kasie Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
Subdit ISPA
APW
Dit. Binkes Anak
Dinkes Provinsi Gorontalo
Dinkes Provinsi Lampung
Dinkes Provinsi Sumatera Utara
Dinkes Provinsi Jawa Timur
Dinkes Provinsi Bali
Dinkes Kab. Kebumen
Dinkes Kab. Donggala
Dinkes Kota Banjarbaru
Dinkes Provinsi DKI
Dinkes Provinsi Jawa Barat
61
62
ISBN 978-602-235-046-0
9
786022
350460