Está en la página 1de 15

Ageism dalam Penerapan

Tenaga Kerja Kontrak


sebagai Paradigma Stereotip
Tenaga Kerja Tua Dan Muda
Di Bali
Putu Devi Rosalina

Blauth et al (2011)
(pandangan manajer tentang stereotip umur)
less reliable
than older
employees

Difficult to
train
unable to
adapt to new
technologies
too cautious.

Ageism is a system of
stereotypes, policies,
norms, and behaviors
that discriminate
against, restrict, and
dehumanize people
because of their age
Age Discrimination in Employment Act

the elephant in the room


palpable but unmentionable

Rumusan Masalah
1. Bagaimana paradigma stereotip
tenaga kerja muda di Bali?
2. Bagaimana paradigma stereotip
tenaga kerja tua di Bali?
3. Bagaimana tenaga kerja kontrak
sebagai bentuk ageism dapat
mengesampingkan Hak Asasi
Manusia, khususnya di Bali?

Jurnal sebelumnya
Blauth et al (2011) Age-Based
Stereotypes: Silent Killer of
Collaboration and Productivity
Kerr et al (2002) Contractualism,
Employment Services and Mature-Age
Job Seekers: The Tyranny of Tangible
Outcomes
Jenkins (2008) Age Discrimination
in Hotel Workplaces: H.R.M. Practices
and Their Effects on The Employment
Of Older Workers

Definisi Ageism

Ageism limits an older persons


life chances due to restrictions
being placed on them as a
result of stereotypical
assumptions about their role
and abilities. (Thompson dalam
Jenkins, 2008)
Ageism is a set of beliefs and
attitudes which portrays older
people in a negative,
stereotypical manner,
reinforcing the fear of ageing.
(Hughes dalam Jenkins, 2008)

Tenaga Kerja Kontrak

Maksimal 3 tahun
Pekerjaan selesai dalam
waktu tertentu atau
musiman
produk baru atau yang
bersifat masih percobaan
dengan maks. 2 tahun,
atau dapat diperpanjang 1x
slama 1 tahun
Kepmen Tenaga Kerja RI ttg
harian dengan ketentuan
Ketentuan Pelaksanaan
kurang dari 21 hari dalam 1
Perjanjian Kerja Waktu
bulan
Tertentu

Paradigma Stereotip Tenaga Kerja Muda di Bali


(+)

(+)

(-)

(-)

(-)

Paradigma stereotip Tenaga Kerja Tua di Bali


(in some societies the old were venerated but, in
general, they were treated with hostility)

(-)
senile, rigid in thought
and manner, and oldfashioned in morality and
skills. Butler dalam
Macnicol (2011)
Poor performance .
Blauth et al (2011)

Paradigma stereotip tenaga kerja tua di Bali


(+)
pekerjaan lebih
tersentral kepada
tenaga kerja tua
etos kerja lebih kuat
Lebih berdedikasi.

Korelasinya dengan HAM


UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM

Pasal 38 (1) Setiap warga negara, sesuai


dengan bakat, kecakapan, dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak
Pasal 38 (2) Setiap orang berhak dengan bebas
memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak
pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang
adil.

Pasal 38 (3) Setiap orang, baik pria maupun


wanita yang melakukan pekerjaan yang sama,
sebanding, setara atau serupa, berhak atas upah
serta syarat-syarat perjanjian kerja yang sama

Penutup

Kesimpulan
Muda:
Lebih unggul untuk tenaga kerja kontrak (performa,
fleksibel, mudah beradaptasi)
Tua:
Diskriminasi untuk tenaga kerja kontrak (biasanya di
bawah 30 tahun; dianggap performa buruk, kaku,
kurang fleksibel)
HAM:
Bertentangan dengan UU No. 39 tahun 1999 tentang
HAM pasal 38 ayat 1, 2 dan 3;
Bertentangan dengan Human Rights and Equal
Opportunities Commission dalam Age Matters (2000)

Penutup
Saran
Bagi Tenaga Kerja muda: lebih kritis
sebelum menerima pekerjaan; tua: membekali
diri dengan pemikiran baru
Bagi Perusahaan menjaga kenetralan
berdasarkan karakteristik individualnya bukan
secara general
Bagi Pemerintah Memonitor pelaksanaan
tenaga kerja kontrak, mempertegas peraturan
perundangan.

También podría gustarte