Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
SISTEM URINARIA
metabolisme kalsium
6. Membentuk urin
Sistem perkemihan disebut juga urinary sistem atau renal system. Terdiri dari:
1. Dua buah ginjal yang membuang zat-zat sisa metabolisme atau zat yang berlebihan
dalam tubuh serta membentuk urin.
2. Dua buah ureter yang mentransport urin ke kandung kencing/bladder.
3. Kandung kencing/bladder: tempat penampungan urin
4. Uretra : saluran yang mengalirkan urine dari bladder/kandung kencing keluar tubuh
NEFRON :
Nefron merupakan unit fungsional pada ginjal. Masing-masing ginjal memiliki sekitar
1 juta nefron, nefron terdiri lima komponen:
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar : Nefron
Secara garis besar dikatakan bahwa tiap-tiap nefron terdiri atas dua komponen yaitu
komponen tubular yang terdiri dari glomerulus sampai dengan tubulus exretori dan komponen
vascular yang terdiri dari kapiler glomerulus & kapiler. Komponen vaskuler terdiri atas
pembuluh pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli.
Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus tubulus, yaitu tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang
terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng
dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan
banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler
secara teratur sehingga celah celah antara pedikel itu sangat teratur. Kapsula bowman
bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal
disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok belok, kemudian
menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau
loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal,
kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
Lapisan-lapisan pembungkus ginjal:
1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan ureter
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk melindungi
ginjal dari trauma
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan
menghubungkannya dg dinding abdomen posterior. Jaringan flexibel memungkinkan
ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas, mencegah
penyebarab infeksi dari ginjal ke yang lain.
a.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis
renalis).
1. Kulit Ginjal (Kortek)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler kapiler
darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh
simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan
malphigi. Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman.
Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
Gambar : Ginjal
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris garis karena terdiri atas
berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan
korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh
halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagaiproses.
Fungsi Ginjal:
1. Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,
misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin)
dan berbahaya (misalnya obat obatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
b.
dalam urine.
2. Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar
normal (20 40) mg%.
3. Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat
jenisnya naik.
c.
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian
menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang
disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah
yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava
inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini barjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal
yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu
hormone adrenalin dan hormn kortison.
Tekanan filtrasi ditentukan oleh kekuatan tekanan yaitu tekanan hidrostatik yang
mendorong dan tekanan osmotik yang menarik. Perbedaan kedua tekanan tersebut yang
menentukan tekanan total dari tekanan filtrasi.
GFR normal pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. Keadaan tersebut
dipertahankan tetap oleh kontrol intrinsik yang disebut dengan autoregulasi renal.
Autoregulasi dicapai dengan beberapa mekanisme yaitu: mekanisme myogenik yang
mengontrol diameter arteriol afferen yang berespon terhadap perubahan tekanan pada
pembuluh darah. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan pembuluh darah renal
kontriksi.
Kontrol intrinsik yang lain adalah mekanisme renin-angiotensin. Sel khusus yang
disebut dengan aparatus jukstaglomerullus yang berada di tubulus distal. Renin dikeluarkan
oleh sel jukstaglomerulus kebanyakan dipacu oleh adanya penurunan tekanan dalam sistem
sirkulasi.
Filtrasi glomerulus juga dikontrol oleh mekanisme ekstrinsik melalui sistem syaraf
simpatis. Dalam keadaan gawat atau stress, sistem syaraf simpatis menyebabkan
vasokonstriksi yang kuat pada arteriol afferen dan menghambat pembentukan filtrt. Sistem
syaraf simpatis merangsang sel jukstaglomerulus untuk melepaskan renin yang nantinya akan
meningkatkan tekanan darah sistemik.
Reabsorpsi Tubulus
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, asam amino,
laktat, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah
terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap
kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
Pada ginjal yang sehat, nutrien organik seperti asam amino dan glukosa direabsorpsi.
Kecepatan dan banyaknya air yang direabsorpsi tergantung dari respon ginjal terhadap
hormon-hormon yang berperan.
Sekresi Tubulus
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah
melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara
alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi
dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus
distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen
dan ion- ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium
keluar dari cairan tubular,cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan
tubular perjalanannya kembali jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi,
hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya. Pilihan kation yang akan
disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini
(hidrogen dan kalium). Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis
ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan
lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat
fosfat, sulfat, kreatinin, asam urat, kalsium, magnesium dan bikaarbonat. Pada orang dewasa
yang sehat, produksi urin dalam sehari jumlahnya sangat bervariasi dari yang paling
sedikitnya 300 ml saat tubuh tidak mendapatkan asupan air atau saat tubuh kehilangan bnayak
air sampai 23 liter pada keadaan banyak minum. Pada keadaan sehat, volume urin tidak
memungkinkan dibawah 300 ml karena volume ini merupakan jumlah minimal yang
dibutuhkan untuk urin dapat mengeluarkan zat-zat buangan yang berbahaya.
Kadar natrium dan volume air diatur oleh 3 hormon yaitu:
1. ADH
2. Aldosteron
3. Atrial Natriuretic peptide
ADH disekresi dari hipofisis anterior sebagai respon dari adanya peningkatan
osmolalitas plasma. Osmoreseptor yang ada dihipotalamus mendeteksi walaupun sangat kecil
adanya perubahan osmolalitas plasma dan mengirimkan sinyalnya ke hipofisis anterior untuk
mensekresi ADH. Kadar natrium mempengaruhi sekitar 95% terhadap osmolalitas cairan
ekstraseluler maka konsentrasi natrium pada cairan ekstraseluler sangat nyata mempengaruhi
sekresi ADH. Reseptor ADH ditemukan juga di duktus kolektivus dan ADH berperan untuk
membuka saluran air disini sehingga memungkinkan air berdiffusi ke interstisial.
Aldosteron adalah hormon steroid yang disekresikan oleh korteks adrenal. Ia
mempengaruhi tubulus distal. Semakin banyak aldosteron disekresi maka semakin banyak
natrium di reabs orpsi. Sekresi aldosteron tidak seperti ADH yang dipengaruhi oleh
osmolalitas plasma, aldosteron tidak dipicu oleh osmolalitas plasma tetapi diatur oleh peptida,
angiotensin II. Atrial Natriuretik Peptide. Peptida ini disekresikan dari sel natrium jantung
sebagai respon dari peningkatan regangan pada atrium. Peptida ini memiliki 5 efek antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
Efek vitamin D dan paratiroid dalam meningkatkan kadar kalisum plasma diatur
sedemikian rupa dengan sangat hati-hati melalui umpan balik negatif untuk mencegah kadar
kalsium yang terlalu tinggi. Jika kadar kalsium scera tiba-tiba meningkat (setelah
mengkonsumsi makanan dengan kadar kalsium tinggi) maka kalsitonin dirangsang untuk
dilepaskan dari kelenjar tiroid yang menyebabkan kalsium di redeposisi di tulang. Efek
hormon ini cepat dan elatif bekerja dalam waktu yang singkat. Peranan ion kalisum sangat
penting dalam pengaturan sistem persyarafan dan otot serta dalam pembekuan darah
Pembersihan produk-produk buangan
Ginjal mampu mengeluarkan produk buangan yang larut dalam air dan beberapa zat
kimia dari tubuh. Proses tersebut disebut dengan renal plasma clearance yaitu kemampuan
ginjal untuk membersihkan zat buangan dalam satu menit.
Ginjal membersihkan sekitar 25-30 gr urea (zat buangan nitrogen yang dibentuk di hati
dari pemecahan asam amino) sehari. Membersihkan kreatinin (produk akhir dari kreatinin
fosfat yang di temukan di otot rangka), membersihkan asam urat (sisa metabolik nucleic acid),
membuang amonia, toksin bakteri dan obat-obat yang larut dalam air
Hormon dan Nutrien di Ginjal
1. Vitamin D penting dalam proses reabsorpsi kaliasum dan fosfat di usus halus. Vitamin
D memasuki tubuh dalam bentuk inaktif dari diet atau dari perubahan kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet di kulit. Aktivasi vitamin ini terjadi melalui dua tahap:
yan gpertama di hati dan yang kedua di ginjal. Pada tahapan yang terjadi di ginjal
distimulasi oleh hormon paratiroid sebagai respon dari penurunan kadar kalisum
plasma
2. Eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah sebagai
respon adanya hipoksia jaringan. Proses yang merangsang pengeluaran eritropoietin di
ginjal adalah penurunan kadar oksigen sel ginjal.
URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya
20 cm.
Gambar : Uretra
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
faktor lainnya.
Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya.
Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
Baerat jenis 1.015 1.020.
Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
1. Sejumlah urin (sekitar 200-300 ml) akan menyebabkan regangan pada kandung
kencing.
2. Regangan akan merangsang reseptor regangan, sinyal akan diteruskan melalui syaraf
afferen kenervus pelvikus di medulla spinalis.
3. Di medulla spinalis sinyal akan diteruskan ke nervus motorik parasimpatis dan melalui
interneuron di bawa ke hipotalamus yang akan dihantarkan ke otak sehingga manusia
mempersepsikan keinginan untuk BAK.
4. Sinyal dari nervus motorik parasimpatis akan dibawa oleh saraf efferen ke otot
detrusor dan menstimulasi otot tersebut untuk berkontraksi.
5. Kontraksi otot detrusor menyebabkan semakin meningkatnya tekanan di kandung
kemih, tetapi urin tidak keluar sampai spingter internal dan eksternal relaksasi
(Relaksasi spingter uretra internal dan eksternal ini di bawah kontrol volunter).
6. Ketika volume urin di kandung kemih meningkat sampai dengan 500 ml akan
meningkatkan rangsangan pada reseptor regangan sehingga sensasi semakin kuat.
7. Refleks yang dihasilkan cukup kuat untuk membuka spingter uretra internal terbuka
sehingga spingter uretra eksternalpun terangsang relaksasi dan terjadilah pengeluaran
urin.
8. Diakhir proses mikisi kurang dari 10 ml urin akan tetap berada di kandung kemih.
b.
sendiri melainkan mereka adalah produk dari sel puca hematopoietic pluripoten
yang ada pada sumsum tulang.
Ada beberapa jenis leukosit di darah yang disebut granulosit atau sel
polimorfonuklear yaitu:
-
2.
Monosit
Monosit membagi fungsi pembersih (fagositosis) dari neutrofil,
tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan yaitu
memberikan potongan pathogen kepada sel T sehingga pathogen
dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibody
untuk menjaga. Monosit juga dikenal sebgai makrogaf setelah dia
meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan
c.
Keping darah adalah sel yang tidak mempunyai nucleus pada DNA-nya
dengan bentuk tidak beraturan dan ukuran diameter 2-3 m yang merupakan
fragmentasi dari megakariosit. Keping darah (trombosit) tersirkulasi dalam
darah dan terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel dalam proses
pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah
normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm3, nilai dibawah rentang
tersebut dapat menyebabkan perdarahan, sedangkan nilai diatas rentang
tersebut dapat meningkatkan resiko trombositosis. Trombosit memiliki bentuk
yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari
eritrosit dan leukosit dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
2.
Pembentukan heme
a.
b.
Biosintesis porfirin
Porfirin terjadi karena adanya ikatan senyawa yang mengandung 4
cincin pirol yang terdiri dari 4 atom karbon dengan atom nitrogen pada satu
sudut.
Pembentukan Heme
Heme adalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi yang terdapat
di tengah-tengah cincin organic heterosiklik yang luas yang disebut
porfirin. Tidak semua porfirin mengandung besi, tapi fraksi metalloprotein
yang mengandung porfirin memiliki heme sebagai hemoprotein.
-
Pembentukan Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi (metalloprotein)
di dalam darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organic dengan satu
atom besi. Adapun proses pembentukannya berlangsung beberapa tahap
dan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
3. Katabolisme Heme
a.
Katabolisme Hb
Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin. Bagian protein globin
diurai menjadi asam amino-asam amino pembentuknya kemudian digunakan
kembali. Besi akan dilepaskan dari heme kemudian memasuki depot besi yang
b.
Ikterus
Ikterus (Jaundice) adalah kondisi dimana tubuh memiliki terlalu banyak
bilirubin sehingga kulit dan putih mata menjadi kuning. Bilirubin adalah bahan
kimia kuning di dalam hemoglobin. Bila eritrosit rusak, tubuh akan
membangun sel-sel baru di liver untuk menggantikannya. Jika hati kita tidak
dapat menangani eritrosit yang rusak maka bilirubin akan menumpuk di dalam
tubuh dan kulit akan terlihat kuning. Orang awam menyebutnya penyakit
kuning.
Ikterus juga dapat menjadi tanda masalah sebagai berikut:
4.
Hepatitis
Infeksi
Penyakit darah
Porfiria Hepatik
Porfiria hepatic dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:
a.
b.
Koproporfiria Herrediter
Terjadi
karena
defisiensi
parsial
koproporfirinogen
oksidase,
sPorfiria Variegata
Terjadi
karena
defisiensi
parsial
protoporfirinogen
oksidase,
e.
Porfiria Toksik
Porfiria Toksik atau akuisita disebabkan oleh obat atau zat toksik
seperti
griseofulvin,
sebagainya.
barbiturate,
heksachlorobenzene,
Pb
dan
Protoforfiria (gabungan)
Terjadi dikarenakan defisiensi parsial ferrokatalase, diturunkan
secara autosomal dominan. Terdapat ekskresi protoporfirin dalam urin.
Gejala klinis yang dapat muncul dapat dikelompokkan dalam dua
patogenesa yaitu bila kelainan enzim sintesa heme menyebabkan
penumpukan asam amino levulenat dan porfobilinogen di sel atau cairan
tubuh akan menghabat kerja ATP ase dan meracuni neuron sehingga
menimbulkan gejala-gejala neuron psikiatri sedangkan bila kelainan enzim
sintesa heme menyebabkan penumpukan porfirinogen dikulit dan di
jaringan lain akan teroksidasi spontan membentuk porfirin yang apabila
terpapar dengan cahaya, porfirin akan bereaksi dengan O 2 molekuler
membentuk suatu radikal bebas yang sangat reaktif dan merusak jaringan
atau kulit dimana porfirin terdeposisi, peristiwa ini memunculkan gejalagejala fotosensitivitas.
5.
b.
6.
Log In
Sign Up
Uploaded by
Rufaidah Ida
top 3%
201
SIFAT DARAH :
PEREDARAN DARAH Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari
jantung membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung
membawa karbondioksida. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung
membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen untuk
dibawa ke jantung.
KOMPOSISI DARAH Menurut volumenya, 40-45% darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan
trombosit. Dalam jumlah rata-rata tanpa membedakan jenis kelamin dan umur, 1cc darah
terdiri atas 5x10
6
eritrosit, 5-10x10
3
leukosit dan 1-3x10
5
trombosit. Jika darah dilakukan pemusingan atau sentrifugasi, dalam kondisi tidak terjadi
pembekuan, maka supernatannya disebut plasma, jika dalam kondisi pembekuan darah, maka
cairan yang terpisah dari bekuan darah disebut serum. Serum tidak mengandung fibrinogen.
4
o
Eritrosit (Sel darah merah) Jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah. Bagian dalam eritrosit terdiri
dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan
mengambil oksigen dari paru-paru , dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit
melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat
di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah
tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya
dihancurkan. Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin.
Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan
berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit
akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna eritrosit akan berwarna
lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
o
Leukosit (Sel darah putih) Jumlah sel darah putih pada orang dewasa berkisar antara 6000
9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk fagosit (pemakan) bibit
penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. maka jumlah sel tersebut bergantung dari
bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara
6000
9000 sel/cc darah. Jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang
masuk tubuh. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya
radang paru-paru). Lekopeni adalah berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000
sel/cc darah. Lekositosis adalah bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000
sel/cc darah). Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman
jauh di luar pembuluh darah.
PEMBEKUAN DARAH Pembekuan terjadi setelah yang mengalami kerusakan sistem
pembuluh darah (vaskular sistem) tetapi tidak harus terjadi jika yang mengalami kerusakan
adalah sistem peredaran darah (circulatory sistem). Pembentukan fibrin dan konservasinya
menjadi bekuan darah adalah puncak reaksi-reaksi berurutan yang melibatkan banyak enzimenzim dalam plasma dan berinteraksi sebagai suatu sistem bertingkat.
HEMOGLOBIN merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah (SDM). Protein
tetramer yang dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit hem), atom
oksigen
6
terikat pada atom Fe2+, yang terdapat pada hem, pada ikatan koordinasi ke 5. Protein tetramer
kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya
mempunyai berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol
hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 gram/dL), tergantung pada jenis kelamin dan umur
individu. Nilai normal Hb pada wanita dewasa 11,5
17,5 gr %
o
Fungsi Hemoglobin : 1.
Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. 2.
Mengikat dan membawa CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru. 3.
Memberi warna merah pada darah 4.
Mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh Hemoglobin yang terikat pada oksigen
disebut
hemoglobin teroksidasi
atau
oksihemoglobin (HbO2),
sedangkan hemoglobin yang sudah melepaskan oksigen disebut
deoksihemoglobin (Hb).
Hemoglobin juga dapat mengikat suatu gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu
karbonmonoksida (CO) dan disebut
karbonmonoksidahemoglobin (HbCO)
. Ikatan Hb dengan CO ini 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen, dan
akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan.
Dalam keadaan lain, muatan Fe yang terdapat pada pusat hem dapat menjadi Fe3+. Hal ini
dapat terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut
hemoglobin teroksidasi atau
methemoglobin (MetHb)
atau Hb (Fe3+). Dalam bentuk ini Hb tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan
fungsinya yang amat penting. Beberapa derivat dari hemoglobin, misalnya oksiHb, Hb, HbCO
dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini OksiHb terlihat
berwarna merah kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna
merah terang (carmine tint).
PENURUNAN FRAGILITAS : Talasemia mayor dan minor (anemia Mediterania atau anemia
Cooley), anemia (defisiensi besi, defisiensi asam folat, defisiensi vit B6, sel sabit), penyakit
hemoglobin C, polisitemia vera, post splenektomi, nekrosis hati akut dan sub akut, ikterik
obstruktif.
o
PENINGKATAN FRAGILITAS : Sferositosis herediter, transfusi (inkompatibilitas ABO dan
Rhesus), anemia hemolitik autoimun (AIHA), penyakit hemoglobin C, toksisitas obat atau zat
kimia, leukemia limfositik kronis, luka bakar (termal).