Está en la página 1de 5

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP

PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG DI ASEAN


Aqilah Shalihatulhayah1), Noviana Pratiwi2), Widya Mauretya3)
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424
Telp : (021) 78881112
E-mail : aqilahsh@hotmail.com 1), pratiwinoviana@rocketmail.com 2), widya_mauretya@yahoo.com 3)
1,2,3

Abstrak
Arus Penanaman Modal Asing Langsung ke Negara-negara Asia telah meningkat pesat sejak
awal tahun 1990an. Faktor kesiapan suatu Negara dalam menerima penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menjadi pertimbangan investor dalam melakukan Penanaman Modal Asing
Langsung secara langsung di suatu Negara atau Foreign Direct Investment (FDI). Dalam mengevaluasi
kesiapan suatu Negara dalam menggunakan TIK secara efektif, maka salah satu parameter yang dapat
digunakan adalah Indeks Kesiapan Jaringan atau Network Readiness Index (NRI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak TIK terhadap Penanaman Modal Asing
Langsung di ASEAN yang diukur dengan Indeks Kesiapan Jaringan dengan menggunakan uji asumsi
klasik, uji hipotesis dan uji regresi sederhana.
Berdasarkan uji regresi linier dan uji hipotesis dihasilkan kesimpulan bahwa variabel Indeks
Kesiapan Jaringan berpengaruh positif terhadap aliran masuk Penanaman Modal Asing Langsung dan
sebesar 63% keputusan Penanaman Modal Asing Langsung dipengaruhi oleh Indeks Kesiapan Jaringan.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin mutakhir teknologi suatu negara, maka semakin tinggi pula
aliran Penanaman Modal Asing Langsungnya.
Kata Kunci : FDI, TIK, NRI

1.

PENDAHULUAN
Asia sebagai benua yang memiliki
jumlah penduduk yang besar dan wilayah
yang luas memiliki potensi sumber daya
yang sangat besar. Untuk dapat
melaksanakan
pembangunan
dan
menggerakan
perekonomian,
maka
dibutuhkan dana yang sangat besar.
Sumber dana dapat digali dari pembiayaan
dalam negeri dan juga mencari sumber
pembiayaan luar negeri sebagai pelengkap,
salah satunya adalah Penanaman Modal
Asing Langsung secara langsung atau
dikenal dengan Penanaman Modal Asing
Langsung.
Arus Penanaman Modal Asing
Langsung ke Negara-negara Asia telah
meningkat pesat sejak awal tahun 1990an.
Meskipun sempat menurun ketika terjadi
krisis Asia, aliran masuk Penanaman
Modal Asing Langsung ke Negara-negara
tersebut telah kembali meningkat pasca
krisis. Wilayah yang luas dan penduduk
yang banyak mendorong aliran masuk
Penanaman Modal Asing Langsung ke
wilayah Asia, hal ini terutama dilakukan

Negara investor yang mencari potensi


pasar yang lebih luas. Berdasarkan laporan
UNCTAD 2005 disimpulkan bahwa
mendapatkan pelanggan baru merupakan
motif utama perusahaan melakukan
investasi di luar negeri dibandingkan
untuk
mengurangi
biaya
produksi
(Kurniati, 2007). [4]
Terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi suatu Negara untuk
menanamkan modalnya secara langsung di
Negara-negara Asia, diantaranya ialah
sumber daya manusia, stabilitas politik dan
infrastruktur. Selain dari faktor faktor
tersebut, kesiapan suatu Negara dalam
menerima penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) juga menjadi
pertimbangan investor dalam melakukan
Penanaman Modal Asing Langsung secara
langsung di suatu Negara (Gholami et al,
2003).[1]
Dalam mengevaluasi kesiapan suatu
Negara dalam menggunakan secara efektif
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) maka salah satu parameter yang
dapat digunakan adalah Indeks Kesiapan
Jaringan atau Network Readiness Index

(NRI). NRI merupakan ukuran tingkat


kesiapan suatu Negara atau masyarakat
dalam menggunakan secara efektif TIK
(Mar, 2011). [5]
Didalam penelitian ini, akan
dibahas
mengenai
pengaruh
perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi terhadap Penanaman Modal
Asing Langsung di Negara-negara Asean
yang diukur dengan Network Readiness
Index (NRI) atau Indeks Kesiapan
Jaringan . Sehingga hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
H0
: Indeks Kesiapan Jaringan tidak
berpengaruh terhadap Penanaman Modal
Asing Langsung.
Ha
: Indeks Kesiapan Jaringan
berpengaruh terhadap Penanaman Modal
Asing Langsung.
2.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi terhadap
Penanaman Modal Asing Langsung yang
diukur dengan Indeks Kesiapan Jaringan.

3.

LANDASAN TEORI

3.1 Penanaman Modal Asing Langsung


Investasi dapat dilakukan dalam dua
bentuk yaitu investasi portofolio dan
investasi langsung. Investasi portofolio
dilakukan melalui pasar modal dengan
instrument surat berharga seperti saham
dan
obligasi.
Sedangkan
investasi
langsung dikenal dengan Foreign Direct
Investment (FDI), merupakan bentuk
investasi dengan jalan membangun
,membeli
total
atau
mengakuisisi
perusahaan. Secara sederhana yang
dimaksud dengan Penanaman Modal
Asing Langsung adalah arus modal
internasional dimana perusahaan dari suatu
Negara mendirikan atau memperluas
perusahaanya
di
Negara
lain
(SetNeg,2010). [6]
Penanaman Modal Asing Langsung
dilihat dari sudut pandang investor,
Penanaman Modal Asing Langsung yang
dilakukan di Negara lain, diuntuk mencari
potensi
pasar
yang
lebih
luas.
Pertumbuhan ekonomi dan yang cepat di
daerah Asia, memberikan kontribusi
terhadap peningkatan aliran FDI masuk ke
Negara tersebut. (kurniati 2007). [4]

3.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi


Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
secara umum adalah semua yang
berhubungan
dengan
pengambilan,
pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi(Kementerian Negara Riset dan
Teknologi, 2006: 6) [3].
Teknologi informasi juga adalah
suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat, dan tepat waktu yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis,dan
pemerintahan dan merupakan informasi
yang strategis untuk pengambilan
keputusan (Karlina 2009). [2]
Saat ini Teknologi Informasi dan
Komunikasi
merupakan
inti
dari
persaingan strategi seluruh dunia. Yang
berdampak
terhadap
pertumbuhan,
pengembangan dan moderenisasi di
setiap Negara. Teknologi Informasi dan
Komunikasi sangat penting untuk
Negara, untuk dapat lebih berinovasi
dalam proses dan produk untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif.
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi telah terbukti berperan
penting dalam meningkatkan dan
mengembangkan ekonomi menengah
(World Economic Forum 2009). [7]
3.3 Indeks Kesiapan Jaringan
Indeks
Kesiapan
jaringan
merupakan
suatu
ukuran
tingkat
persiapan suatu bangsa atau masyarakat
untuk berpartisipasi dan mendapatkan
keuntungan
dari
perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Indeks
Kesiapan
Jaringan
merupakan gabungan dari tiga dimensi
yaitu :
1. Lingkungan Teknologi yang
ditawarkan
oleh
suatu
Negara atau masyarakat
(pasar;
politik
dan
peraturan;
lingkungan
infrastruktur)
2. Kesiapan
pemangku
kepentingan utama Negara
(Individu,
bisnis,
dan

3.

pemerintah)
untuk
menggunakan
Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Penggunaan
Teknologi
Informasi dan Komunikasi
oleh
para
pemangku
kepentingan
(World
Economic Forum 2009). [7]

Gambar.1 menunjukkan struktur


bagan komponen Indeks Kesiapan
Jaringan

Uji multikolinieritas digunakan untuk


menentukan apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Hasil dapat dilihat dari Nilai
Toleransi dan Faktor Inflasi. Dimana nilai
toleransi harus > 0,1 dan nilai faktor
inflasi (VIF) harus < 10
Varians (VIF) ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Uji Multikolonearitas

Collinearity Statistics

Model

Tolerance
NRI

5.1.2

VIF

1,0

Uji Heteroskedastisitas

Gambar 1. Komponen Indeks Kesiapan Jaringan

4.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang digunakan adalah
data
sekunder,
merupakan
teknik
pengumpulan data berdasarkan data yang
tersedia
di
internet.
Data
yang
dikumpulkan
berupa data Penanaman
Modal Asing Langsung dan Indeks
Kesiapan Jaringan dari 10 negara Asean
yaitu Indonesia, Malaysia, Filiphina,
Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam,
Kamboja, Laos, Singapura, Myanmar.
Antara tahun 2008 sampai 2011.
Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penanaman
Modal Asing Langsung, sedangkan Indeks
Kesiapan Jaringan sebagai variabel terikat.
Teknik analisis data menggunakan
uji hipotesis dan regresi linier sedarhana
dengan menggunakan SPSS 15.0. Langkah
- langkah yang dilakukan dalam uji
hipotesis, termasuk: uji asumsi klasik (uji
multikolinearitas,
dan
uji
heteroskedastisitas), uji liniear Sederhana
dan uji hipotesis.

5.

HASIL DAN ANALISIS

5.1 Uji Asumsi Klasik


5.1.1

Uji Multikolinearitas

Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas


Gambar.2
menunjukkan
bahwa
penyebaran titik-titik data tidak berpola, titiktitik data menyebar di atas dan di bawah atau
disekitar angka 0 serta tidak mengumpul hanya
di atas atau di bawah saja. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi linear
berganda terbebas dari asumsi klasik
heterokedastisitas.

5.2 Uji Normalitas

1,0

Gambar 3. Uji Normalitas


Pada gambar.3 di atas menunjukkan
bahwa penyebaran pola grafik normalitas
mengikuti garis residualnya, dapat
disimpulkan bahwa data normal.
5.3 Pembahasan dan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, diperoleh bahwa Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang diukur
dengan indeks kesiapan jaringan di
negara-negara
ASEAN
berpengaruh
terhadap Penanaman Modal Asing
Langsung. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
semakin mutakhir teknologi suatu negara,
maka nilai negara tersebut akan
bertambah, dan hal tersebut akan
mempengaruhi
negara negara lain
menanamkan investasi langsungnya di
negara ASEAN.
Dalam uji statistik yang telah
dilakukan pada penelitian ini, diketahui
bahwa nilai R square adalah 0,63, artinya
63% Penanaman Modal Asing Langsung
dipengaruhi oleh Indeks Kesiapan
Jaringan. Uji t menunjukkan t tabel=3,692
lebih kecil dari t hitung =12,706 dengan
signifikansi=0,006
mengindikasikan
bahwa variabel Indeks Kesiapan Jaringan
berpengaruh positif terhadap aliran masuk
Penanaman Modal Asing Langsung atau
semakin mutakhir teknologi suatu negara,
maka semakin tinggi pula aliran
Penanaman Modal Asing Langsungnya.
Hal ini dibuktikan dari studi kasus
terdahulu oleh Kurniati tahun 2007 yang
menyatakan bahwa Asia merupakan
kawasan yang menjadi penerima net FDI
terbesar di kawasan Negara Negara
lainnya, yaitu mencakup sekitar 50% dari
total FDI ke kawasan Negara Negara di
dunia. Salah satu Negara di ASEAN yang
memiliki daya saing terbaik adalah
Singapura baik dari segi Infrastruktur,
Makroekonomi, Kesehatan dan pendidikan
dasar. Sebagaimana digambarkan dalam
grafik Aliran FDI di Negara berkembang
pada gambar.4.

Gambar 4. Aliran FDI di Negara Berkembang

6.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dan


pembahasan - pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa variabel Indeks Kesiapan Jaringan
berpengaruh positif terhadap aliran masuk
Penanaman Modal Asing Langsung. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa semakin mutakhir
teknologi suatu negara, maka nilai negara
tersebut akan bertambah, dan hal tersebut akan
mempengaruhi
negara negara lain
menanamkan investasi langsungnya di negara
ASEAN sebesar 63% Penanaman Modal Asing
Langsung dipengaruhi oleh Indeks Kesiapan
Jaringan. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin mutakhir teknologi suatu negara,
maka semakin tinggi pula aliran Penanaman
Modal Asing Langsungnya.
Dari hasil penelitian ini, dengan adanya
perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang pesat di Negara-Negara
ASEAN yang telah meningkatkan arus masuk
Investasi Modal Asing secara langsung ke
Negara Negara tersebut dapat menurunkan
biaya transaksi dan produksi investor asing
serta informasi yang memadai tentang peluang
investasi.

7.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gholami Roghieh, Tom Lee Sang-Yong,


Hesmati Almas, 2003, The Casula
Relationship Between Informatian and
Comunication Technology (ICT) and Foreign
Direct Investment (FDI)
[2] Karlina, 2009, Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan
[3] Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
2006: 6

[4] Kurniati Yati, Pramusko Andy, and


Yanfitri, 2007, Determinan FDI (Faktorfaktor yang Menentukan Penanaman Modal
Asing Langsung)
[5] Mar, 2011, Indeks Kesiapan Jaringan
TIK: Negara Skandinavia Top, Indonesia
No.53
[6] SetNeg, 2010, PENGARUH COUNTRY
RISK INDEX TERHADAP FOREIGN
DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA
[7] World Economic Forum, 2009, Global
Information Technology Report 2008-2009

También podría gustarte