Está en la página 1de 32

Umar, ST.

, MT
Jurusan teknik elektro
Fakultas Teknik
Universitas khairun

Sistem tenaga listrik pasti mengalami gangguan


dengan arus yang besar

Alat proteksi arus lebih (CB+O/C relay, fuse) harus


dapat mengisolasi lokasi hubung singkat agar kerusakan
komponen minimal.
Analisis gangguan dilakukan sesaat setelah terjadinya
gangguan 1 detik dalam keadaan simetri maupun
asimetri

Perhitungan arus hubung singkat diperlukan untuk :


Menentukan arus dan tegangan maximum dan minimum pada
bagian-bagian/titik-titik dari suatu sistem tenaga listrik untuk jenis-jenis
gangguan yang mungkin terjadi.
Dapat ditentukan setting relay dan koordinasi pengaman untuk
mengamankan sistem dari Keadaan abnormal dalam waktu yang seminimal
mungkin.
Menentukan daya hubung singkat (MVA) pada setiap bus dan Juga daya h.s.
yang menqalir pada saluran yang terhubung pada bus tsb sehingga dapat
ditentukan kapasitas alat pemutus daya.

Arus yang mengalir selama gangguan hubung singkat


berasal dari mesin-mesin berputar.
Kapasitor daya dapat mengeluarkan arus transien
yang besar tapi dalam waktu singkat.
Tiga kategori mesin berputar :
Generator sinkron
Motor sinkron dan synchronous condenser
Mesin induksi
Arus hubung singkat dari motor induksi biasanya
DIABAIKAN

Beban normal, Kapasitansi pengisian saluran (line charging


capacitance), Hubungan shunt ketanah DIABAIKAN
Tegangan internal sistem mempunyai magnitude dan phase
yang sama.
Biasanya Tahanan seri dari saluran transmisi dan Trafo
diabaikan
Semua trafo dianggap pada posisi tap normal
Generator, Motor direpresentasikan dengan sumber tegangan
tetap yang dihubungkan seri dengan:
reaktansi SUB TRANSIENT (Xd), Sistem dalam keadaan sub peralihan
reaktansi TRANSIENT (Xd), sistem dalam keadaan transient
reaktansi SINKRON(Xd), sistem dalam keadaan steady state

Gelombang arus saat h.s. terjadi dalam waktu tunak (steady state) akan
cenderung sama dengan bentuk gelombang awalnya(sinusoidal) sebelum
terjadi hubung singkat. hanya berbeda pada magnitudenya.

Hubung singkat

Persamaan diff: Em sin(t ) Ri L

Arus H.S:

R
t
Em
i(t ) sin(t ) sin( )e L
Z

Z (R L )
2

Komponen DC

di
dt

2 2 1/ 2

L
tan 1
R

R
t
Em
i (t )
sin( )e L
Z

Magnitude arus hubung singkat berada maksimum


pada titik terjadinya hubung singkat dan menurun
secara eksponensial (akibat adanya komponen DC)
menuju steady state

t
<2 cycles 1

3-5 cycles

t2

30 cycles

Catatan
KOMPONEN DC HILANG DENGAN CEPAT, BIASANYA DALAM 8-10
CYCLES
REAKTANSI DARI MESIN SINKRON BERUBAH TERHADAP WAKTU
UNTUK MENGHITUNG ARUS GANGGUAN, REAKTANSI MESIN
SINKRON DAPAT DINYATAKAN SEBAGAI:
Xd = reaktansi sub-transien, untuk menentukan arus HS selama cycle
pertama stelah HS terjadi pada 0,05-0,1 det. reaktansi naik menjadi :
Xd = reaktansi transien, untuk menentukan arus HS setelah beberapa cycles
setelah HS. terjadi dalam waktu 0,2 - 2 det. kemudian reaktansi naik
menjadi :
Xd = reaktansi sinkron untuk menentukan arus HS setelah keadaan tunak
tercapai.

A. GANGGUAN SHUNT (HUBUNG SINGKAT)


1. Hubung singkat 3 Fasa Simetri
a. tiga phasa (L-L-L)
b. tiga phasa ketanah (L-L-L-G)
2. Hubung singkat tidak simetri
a. satu phasa ketanah (L-G)
b. antar phasa (L-L)
c. antar phasa ketanah (2L-G)
B. GANGGUAN SERI (HUBUNG TERBUKA)
a. 1 saluran terbuka (1L-0)
b. 2 saluran terbuka (2L-0)
c. impedansi seri tidak seimbang
C. GANGGUAN SIMULTAN
a. Shunt-shunt
b. shunt-seri
c. seri-seri

Untuk gangguan hubung singkat tiga-fasa (simetris) sistem tigafasa didekati dengan sirkit ekivalen fasa tunggal (fasa-netral).
Dalam hal ini perlu diperhatikan batasan berikut :
Komponen-komponen sistem simetris (didesain simetris)
Pembebanan sistem (dapat dianggap) seimbang dan simetris.

Untuk gangguan hubung singkat tak-simetris, diperlukan


transformasi komponen simetris (komponen-komponen urutan
positif, negatif dan nol).
Perhitungan dilakukan dalam sistem per-unit
Menggunakan teorema Thevenin dan Superposisi
Menggunakan matriks Zbus

Menggunakan Thevenin dan Superposisi


Siapkan diagram-diagram sistem (single line)
Konversikan data impedansi ke dalam sistem pu
Hitung impedansi ekivalen (ekivalensi seri, paralel
dan transformasi Y D; D Y)
Hitung arus hubung singkat
- First cycle short circuit current duties(momentary)

- Interrupting short circuit current duties


- 30 cycles minimum short circuit currents

Z1

Z2

Vs

ZL

Z1

ZTH

Z2

Vs

VTH

Z1

Z2

ZTH

VTH

ISC

Short circuit:
Z=0 pd terminal
Isc = VTH/ZTH (pu)
Isc = 1/ZTH (pu)

Determines breaker rating

Contoh:
Diketahui sistem kelistrikan dibawah ini:
2
1

TL 23

TL 34

T1

T2

G1
TL 26

5
G2

6 TL 64

J0,03
T3
Beban
stattis

ITEM
G1
G2
T1
T2
T3
2-3
2-6
3-4
6-4

MVA
RATING
75
100
125
125
100
100
100
100
100

VOLTAGE
RATING
24
24
25/220Kv
25/220Kv
20/220Kv
220 kV
220 kV
220 kV
220 kV

X1
(pu)
0.20
0,20
0,05
0,05
0,10
0,03
0,07
0,07
0,03

X2
(pu)
0.20
0,20
0,05
0,05
0,10
0,03
0,07
0,07
0,03

Gunakan base: 100 MVA, 220 KV pada


jaringan transmisi

X0
(pu)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,10
0,10
0,20
0,20
0,10

1. Ubalah semua data sistem


kedalam
pu
dengan
menggunakan MVA base 100
MVA, dan tegangan pada
saluran sebesar 220kV
2. Gambar diagram reaktansi (pu)
3. Carilah rangkaian ekivalen
thevenin, bila hubung singkat
terjadi pada bus 2 (beban statis
diabaikan)
4. Hitunglah arus hubung singkat
pada bus 2 tersebut

Perubahan reaktansi kedalam base yang baru


Base : 100 MVA, 220 kV pada jaringan transmisi.
Karena data-data mempunyai base yang berbeda, maka dilakukan perubahan kedalam
base yang sama(100 MVA, 220KV)
2

Perhitungan base tegangan


Perhitungan dgn dasar baru
KVdasar lama MVAdasar baru
Zbaru Zlama

KVdasar baru MVAdasar lama


2

24 100
0,2 x
j 0,24576

25 75
2
24 100
(1) dan( 2 )
XG2
0,2x j0,18432
25 100
2
25 100
(1) dan( 2 )
X T1
0,05 x j0,04
25 125
2
25 100
(1) dan( 2 )
X T2
0,05 x j0,04
25 125
X G1

G1

T1

TL 34

220KV
6 TL 64
TL 26

(1) dan( 2 )

20 100
0,1 x j0,1
20 100

25KV 5
T2

25KV
T3 20KV
Gambar: base tegangan
yang baru dari sistem

Beban statis

Tabel perubahan reaktansi (pu)


ITEM
G1
G2
T1
T2
T3
2-3
2-6
3-4
6-4

G2
J0,03

(1) dan( 2 )

X T3

TL 23

X sebelum
(pu)
0.20
0,20
0,05
0,05
0,10
0,03
0,07
0,07
0,03

X setelah
(pu)
0,24576
0,18432
0,04
0,04
0,064
0,03
0,07
0,07
0,03

Untuk menyederhanakan perhitungan, beban statis pada bus 6 diabaikan,


karena dianggap tidak mensupply arus hubung singkat
2

J0,03

J0,07

J0,24576 1 J0,04

J0,04
J0,07

5
J0,18432

J0,03
Eg2

Eg1
Beban statis diabaikan
2

J0,1

2
J0,14

J0,28576

J0,22432
J0,1

J0,14

Z22_POSITIF

ZTH
Vf=1 pu

ISC

ISC= 1/ZTH
= 1/j0,14 = -j7,142857 (pu)
Arus-arus lainnya diperoleh
dengan analisa rangkaian biasa!

Menggunakan matriks Zbus


1. Melakukan perhitungan dalam pu
KVdasar lama MVAdasar baru
Zbaru Zlama

KVdasar baru MVAdasar lama


2

24 100
X G1 0, 2 x
j 0, 24576
25 75
2
24 100
X G 2 0, 2 x
j 0,18432

25
100

2
25 100
X T 1 0,05 x
j 0,04
25 125
2

XT 2

25 100
0,05 x
j 0,04

25 125

20
X T 3 0,1 x
20

100
100 j 0,1

2
1
G1

T1

TL 23

TL 34

220KV
6 TL 64
TL 26

25KV 5
T2

25KV

J0,03
T3

Gambar: base tegangan


yang baru dari sistem

G2

Beban statis

2. Menggambar diagram impedansi/reaktansi (Z primitif)


2

J0,03

J0,07

J0,24576 1 J0,04

4
J0,04

J0,07

5
J0,18432

J0,03

Eg1

Eg2
Beban statis diabaikan

3. Menentukan matriks Ybus


Y11 = -j(1/0,24576 + 1/0,04) = -j 29,07
Y12 =Y21= j(1/0,04) = j25
Y22 = -j(1/0,04 + 1/0,03 + 1/0,07) = -j72,619
Y23 = Y32= j(1/0,03) = j33,333
Y26 = Y62=j(0,07) = j14,2857

Y33 = -j(1/0,03 + 1/0,07) = -j47,619


Y34 = Y43=j(1/0,07) = j14,2857
Y44 = -j(1/0,07 + 1/0,04 + 1/0,03) = -j72,619
Y46 = Y64= j(1/0,03) = j33,33
Y45 = Y54= j(1/0,04) = j25
Y55 = -j(1/0,04 + 1/0,18432) = -j30,425
Y66 = -j(1/0,07 + 1/0,03) = -j47,619

j 25
0
0
0
0
j 29,07
j 25 j 72,619 j33,333
0
0
j14,2857

0
j33,333 j 47,619 j14,2857
0
0
Ybus

0
0
j
14,2857

j
72,619
j
25
j
33,33

0
0
0
j 25
j30,3425
0

0
j
14,2857
0
j
33,333
0

j
47,619

4. Menghitung Matriks Z bus


matriks Z bus dapat diperoleh dengan menginvers matriks Ybus
jadi Zbus = Y-1
j 25
0
0
0
0
j 29,07
j 25 j 72,619 j33,333
0
0
j14,2857

0
j33,333 j 47,619 j14,2857
0
0
Ybus

0
0
j
14,2857

j
72,619
j
25
j
33,33

0
0
0
j 25
j30,3425
0

0
j
14,2857
0
j
33,333
0

j
47,619

Zbus Ybus

Dengan menggunakan program MATLAB, diperoleh matriks Zbus:

Zbus=

0 + 0.1379i
0 + 0.1204i
0 + 0.1138i
0 + 0.0984i
0 + 0.0809i
0 + 0.1050i

0 + 0.1204i
0 + 0.1400i
0 + 0.1323i
0 + 0.1145i
0 + 0.0940i
0 + 0.1221i

0 + 0.1138i
0 + 0.1323i
0 + 0.1498i
0 + 0.1205i
0 + 0.0990i
0 + 0.1240i

0 + 0.0984i
0 + 0.1145i
0 + 0.1205i
0 + 0.1345i
0 + 0.1105i
0 + 0.1285i

0 + 0.0809i
0 + 0.0940i
0 + 0.0990i
0 + 0.1105i
0 + 0.1237i
0 + 0.1056i

0 + 0.1050i
0 + 0.1221i
0 + 0.1240i
0 + 0.1285i
0 + 0.1056i
0 + 0.1476i

5. Menentukan titik hubung singkat .


Hubung singkat 3 fasa terjadi pada bus 2, berarti (k=2)
6. Menghitung Arus hubung singkat 3 fasa pada bus 2(k=2)
If

If

Vf
Zkk

Dengan:
If
Vf
Zkk

= arus gangguan
= tegangan gangguan, dianggap 1 pu
= impedansi thevenin tempat terjadinya gangguan

1
j7,142857 pu
j0,14

7. Menghitung tegangan pada bus lain (bus n)


Znk
Znk
Vf 1
Zkk
Zkk
Z
j 0,1204
V 1 1 12 1
0,1400 pu
Z 22
j 0,140
Z
j0.1323
V 3 1 32 1
0, 055 pu
Z 22
j 0,140
Z
j0.1145
V 4 1 42 1
0,18214 pu
Z 22
j 0,140
Z
j0.094
V 5 1 52 1
0,32857 pu
Z 22
j 0,140
Z
j0.1221
V 6 1 62 1
0,12785 pu
Z 22
j 0,140

Vn Vf

Dan seterusnya .

8. Menghitung distribusi arus yang menuju pada bus yg terganggu (bus 2)


V Vk
Ink= Arus yang mengalir dari bus n ke bus k
I nk n
Zpnk
Vn= tegangan bus n
Zpnk= impedansi primitif dari bus n ke bus k(yg terganggu)
2

J0,03

J0,07

J0,24576 1 J0,04

4
J0,04

J0,07

J0,03

Eg1

Eg2
Beban statis diabaikan

V1
0,140

j 3,5 pu
Zp12 j 0, 04
V
0, 055
I 32 3
j1,8333 pu
Zp32 j 0, 03
I12

I 62
I 54

5
J0,18432

V6
0,12785

j1,8264 pu
Zp62
j 0, 07

V5 V4 0,32857 0,18214

j3,66075 pu
Zp54
j 0,04

Dan seterusnya ..(ingat rangkaian listrik)

9. Menghitung distribusi arus dari generator (jika ada)

I g k

Vg Vk
Zpg k

Ig-k= Arus yang mengalir dari generator ke bus k


Vg= tegangan generator (dianggap 1 pu)
Zpg-k= impedansi primitif dari generator ke bus k
2

J0,03

J0,07

J0,24576 1 J0,04

4
J0,04

J0,07

5
J0,18432

J0,03

Eg1

Eg2
Beban statis diabaikan

I g11
I g 2 5

Vg1 V1
Zpg1
Vg 2 V5
Zpg 25

1 0,14
j3, 499 j3,5
j 0, 24576

1 0,32857
j3, 499 j3, 6427 pu
j 0,18432

10. Menghitung arus hubung singkat dalam Ampere (konversi dari pu-Ampere
Pada bus 2
I dasar

I dasar bus 2

KVA 3dasar
3KV LL dasar

(A)

Tegangan dasar pd saluran transmisi =220KVLL


KVA 3 = 100MVA =100 x103

100 X 103

262, 4319 A
3 x220

I (A) = I (pu) x Idasar


Jadi arus gangguan adalah If= -j 7, 142857 x 262,4319A = 1874,513 A
Arus lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama
11. Menghitung kapasitas pemutus daya
ICB = I . . 10-3 (kA).

MVA CB 3.Vpf .I ". .106 (MVA)


Dengan:
Vpf = VLL sebelum gangguan pada titik gangguan
I = harga efektif arus hubung singkat awal simetris (A) (melalui CB)
= Faktor pengali
See program

Untuk memutus arus hubung singkat dan mengisolir gangguan, sehingga


arus hubung singkat tersebut tidak merusak peralatan sistem tenaga listrik,
MAKA DIGUNAKAN PEMUTUS DAYA, SEPERTI circuit breaker (CB).
1000A
CB

5A
M

100V,100A
ZT=0.1

Arus hubung singkat:


If=E/ZT =100/0.1 =1000A

Beban motor 5A

CB harus mampu
memutus arus 1000A

Pemutusan daya mempunyai 3 macam


rating:
1.
2.
3.

Arus HS berubah
terhadap waktu

Rated CONTINUOUS current (arus rating keadaan steady state)


Rated INTERUPTING current (arus rating pemutusan)
Rated MOMENTARY current (arus rating sesaat setelah hubung singkat
terjadi )

Rated Continuous Current


Adalah beban terbesar yang dapat mengalir melalui CB secara
kontinu dengan kenaikan temperatur 30oC.
Arus ini perlu dipertimbangkan supaya alat pemutus bisa
membedakan apakah arus yg melaluinya adalah arus hubung
singkat atau arus beban maksimum.
Rated Momentary Current
Adalah arus total terbesar (AC dan DC) yang dapat mengalir
melalui CB dengan aman selama 1/2 siklus pertama atau kurang.
Besar arus total maksimum yang umumnya asimetris dihitung dari
hasil hasil AC simetris dikalikan dengan faktor pengali

Standar ANSI C37.5-1953:


Untuk momentary rating, standar ini menggunakan rangkaian pengganti
yang berasal dari reaktansi sub-transient (X) untuk semua sumber arus.
Hasil perhitungan dikalikan dengan faktor pengali untuk menentukan arus
total asimetris.
Untuk perhitungan interupting current, sirkuit ekivalent yang digunakan:
reaktansi sumbtransient (X) untuk generator sinkron
reaktansi transient (X) untuk mesin sinkron
Motor asinkron diabaikan
Hasil perhitungan dikalikan dengan faktor pengali yang tergantung pada
rating interupting time alat pemutus

Kapasitas pemutus daya:


ICB = I . . 10-3 (kA).

MVA CB 3.Vpf .I ". .106 (MVA)


Dengan:
Vpf = VLL sebelum gangguan pada titik gangguan
I = harga efektif arus hubung singkat awal simetris (A)
(melalui CB)
= Faktor pengali

Standar ANSI/IEEE C37.5-1953:


Peralatan
Molded
Case CB
CB diatas
600 volt 8
cycles

Fuse diatas
1500 volt

Type arus hubung


singkat

Reaktansi yang digunakan

Faktor Pengali

G. Sinkron

M. Sinkron

M. Induksi

Ampere Simetris

Subtransient (X)

Subtransient
(X)

Subtransient
(X)

Ampere interupting
simetris

Subtransient (X)

Transient (X)

Diabaikan

( )

Tidak ada
Kasus
umum

Kasus
khusus

1,0

1.1 *)

Ampere Momentary
asimetris

Subtransient (X)

Subtransient
(X)

Subtransient
(X)

1,6

1,5 **)

Ampere interupting
Asimetris

Subtransient (X)

Subtransient
(X)

Subtransient
(X)

1,6

1,2 **)

Nilai simetris yang dikalikan dengan faktor pengali adalah nilai rms kV atau MVA
*) kasus khusus hanya digunakan jika nilai simetri melampaui 500 MVA dan sirkuit secara prinsip
disuplai dari hanya generator saja
**) kasus khusus hanya digunakan jika tegangan adalah 5000 atau kurang dan sirkuit secara prinsip
tidak disuplai langsung dari dari generator
***) kasus khusus hanya digunakan jika tegangan operating adalah 1500 atau kurang, dan fuse bukan
fuse pembatas arus, dan sirkuit supply mempunyai X/R < 4.

Faktor pengali impedansi mesin listrik


Tipe Mesin Listrik

First-Cycle

Interupting

Semua generator turbin, semua hydrogenerator


dengan belitan jangkar, semua kondenser

1,0 Xd

1,0 Xd

Hydrogenerator tanpa belitan jangkar

0,75 Xd

0,75 Xd

1,0 Xd

1,5 Xd

Diatas 1000 hp pada 1800 rpm atau kurang

1,0 Xd

1,5 Xd

Diatas 250 hp pada 3500 rpm

1,0 Xd

1,5 Xd

Lainnya, 50 HP keatas

1,2 Xd

3,0 Xd

Lainnya, 50 HP kebawah

1,67 Xd

diabaikan

Motor sinkron
Motor Induksi

Any question ?

Next FINAL TEST

También podría gustarte