Está en la página 1de 4

Jurnal Teknik Material dan Metalurgi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2010

ANALISA PENGARUH VARIASI BEDA POTENSIAL TERHADAP SIFAT MEKANIK


HASIL PENGELASAN SMAW BAJA AISI 4140
Indra Wijaya (2705100011)
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.

ABSTRAK
Baja paduan jenis AISI 4140 banyak digunakan di industri. Salah satu aplikasinya adalah sebagai material untuk
kerangka sepeda. Pada proses produksinya dilakukan proses pengelasan, akan tetapi hasil pengelasan sering dijumpai
retakan akibat proses las selama uji mekanik.
Pada penelitian ini dilakukan pengelasan SMAW pada baja AISI 4140 menggunakan elektroda E7018 terhadap
variasi beda potensial 24 Volt, 27 Volt, dan 30 Volt. Setelah proses pengelasan akan dilakukan uji metallography, uji
tarik dan kekerasan yang terbentuk pada alloy steel AISI 4140.
Hasil dari penelitian ini diperoleh data parameter pengelasan SMAW pada pengujian kekerasan yang
menunjukkan bahwa daerah HAZ dengan beda potensial 30 Volt memiliki kekerasan yang paling tinggi dari daerah
lainnya yaitu 280 Hv dan kekuatan tarik yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada beda potensial 27 Volt dengan Yield
Stress 662.47 Mpa dan Ultimate stress 690.43 Mpa. Dari uji metallography daerah tersebut memiliki daerah pearlite
yang lebih banyak daripada ferrite dimana pearlite bersifat keras.
Kata Kunci : AISI 4140, SMAW, E7018, beda potensial, metallography, uji tarik, dan kekerasan.

PENDAHULUAN
Baja paduan AISI 4140 adalah baja paduan
yang mengandung paduan utama yaitu molybdenum
dan chromium. Unsur molybdenum adalah unsur
yang larut dalam austenite maupun ferit sangat
terbatas dan juga sebagai unsur pembentuk karbida
yang kuat. Unsur ini akan menaikan hardenability,
menaikan kekuatan, dan kekerasan di temperatur
tinggi. Unsur chrom juga larut dalam ferit dan
austenit, terutama pada baja dengan kadar karbon
rendah. Hal ini akan menaikan kekuatan dan
ketangguhan.. Baja AISI 4140 akan dilas dengan
variasai beda potensial. Penggunaan variasi beda
potensial pada proses pengelasan SMAW baja
paduan jenis AISI 4140 akan menghasilkan sifat
mekanik yang berbeda-beda. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi beda
potensial pada proses pengelasan terhadap
kekerasan, kekuatan tarik dan strukturmikro baja
paduan jenis AISI 4140 dengan menggunakan
elektroda E 7018.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mempelajari pengaruh variasi beda potensial
pada proses pengelasan SMAW terhadap
strukturmikro, kekuatan tarik dan kekerasan baja
AISI 4140.
Jurnal Metalurgi Manufaktur Pengelasan

EKSPERIMEN
Dalam penelitian ini digunakan metode
pengujian strukturmikro,pengujian kekerasan dan
pengujian tarik. Bahan yang digunakan berupa
material Alloy Steel AISI 4140 (ukuran 300mm x
50mm x 15mm). Pada tabel 1 dapat dilihat
komposisi kimia baja Alloy Steel AISI 4140 yang
digunakan dalam percobaan ini
Tabel 1. Komposisi Kimia Baja Alloy Steel
AISI 4140
Element
Typical Composition
(weight percent)
Carbon
0,38 0,43
Manganese
0,75 1,00
Silicon
0,15 0,30
Chromium
0,80 1,10
Molybdenum
0,15 0,25
Fosfor
0,035 (max)
Sulphur
0,04 (max)
Iron
Balance

Dan pada tabel 2 adalah komposisi kimia dari


elektroda E7018 yang akan digunakan dalam
pengelasan SMAW

Tabel 2. Komposisi Kimia Baja Elektroda


E7018
Element
Typical Composition
(weight percent)
Nickel

1,00 - 1,20

Silicon
Manganese

0,20 - 0,45
0,80 1,38

Karbon

0,05 - 0,10

Sulphur
Fosfor

Max 0,03
Max 0,03

Iron

Balance

Spesimen akan dilas dengan variasi beda


potensial yang berbeda. Di dalam tabel 3 disebutkan
parameter pengelasan yang akan dilakukan
Tabel 3. Parameter Pengelasan
No.

Parameter

Keterangan
Perlakuan 1

Keterangan
Perlakuan 2

Keterangan
Perlakuan 3

1.

Welding
Process

SMAW

SMAW

SMAW

2.

Joint
Design

3.
4.

Current
Polarity

Single V
Groove
60
DC
RP

Single V
Groove
60
DC
RP

Single V
Groove
60
DC
RP

5.

Amp.

100

100

100

6.

Volts

24

27

30

7.

Diameter
elektroda

3.2

3.2

3.2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan pada 3 buah
spesimen menggunakan kekerasan Rockwell skala
A dengan beban 10 Kg yang mendapatkan variasi
beda potensial pada pengelasan yang berbeda yaitu
spesimen I (24 Volt), spesimen II (27 Volt),
Jurnal Metalurgi Manufaktur Pengelasan

spesimen III (30 Volt). Pada masing masing


spesimen dilakukan pengujian kekerasan sebanyak
3 layer yaitu Top, Center dan Bottom. Pada tiap
layer dilakukan indentasi sebanyak sembilan titik
masing masing pada daerah Weld Metal, HAZ dan
Base Metal sehingga didapatkan 27 data kekerasan.
Kemudian dilakukan perbandingan rata-rata
untuk Weld Metal, HAZ, dan Base Metal pada
masing-masing spesimen. Berikut grafik distribusi
kekerasannya :

Gambar 4. Grafik rata-rata Kekerasan pada setiap


spesimen
Pengujian Tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui
hasil nilai Yield stress dan Ultimate stress dari
material baja AISI 4140 sebagai material uji dalam
penelitian ini setelah dilakukan pengelasan dengan
variasi beda potensial. Pengujian dengan
menggunakan mesin servopulser pada skala beban
20 ton dan suhu kamar.

Gambar 5. Diagram rata-rata hasil Yield stress dan


Ultimate Stress
Pengujian Metallography

Pengamatan struktur mikro pada spesimen


ini dilakukan pada daerah base metal, weld metal,
dan daerah HAZ dengan perbesaran 200x. Pada
Baja AISI 4140 struktur mikro dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu bagian yang terang sebagai
Ferrite dan bagian yang gelap sebagai Pearlite.
Berikut ini struktur mikro dengan beda
potensial 24 Volt, 27 Volt, dan 30 Volt.

Spesimen dengan Beda Potensial 24 Volt


Pada spesimen ini setelah dilakukan proses
pengelasan SMAW dengan elektroda E7018 dengan
diameter 3.2 sedangkan beda potensial yang
digunakan 24 Volt dengan arus 100 Ampere, maka
hasil uji kekerasan yang didapat yaitu nilai
kekerasan maksimum yang paling tinggi didapat
pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) yaitu 62.5
HRA disebabkan karena jumlah pearlite lebih
banyak daripada jumlah ferrite dimana semakin
banyak pearlite maka daerah baja tersebut semakin
keras. Pada kekuatan tariknya nilai rata-rata pada
yield stress yang diperoleh yaitu 587.53 Mpa dan
nilai ultimate stress 644.75 Mpa.
Spesimen dengan Beda Potensial 27 Volt
Spesimen kedua ini adalah spesimen
dengan pelakuan pengelasan SMAW denagn
elektroda E7018 dengan 3.2 beda potensial 27 Volt
dengan arus 100 Ampere. Hasil uji kekerasan yang
didapat yaitu pada daerah HAZ diperoleh nilai
kekerasan yang paling tinggi yaitu 61.6 HRA.
Karena pearlite selalu lebih keras dari pada ferrite.
Pada kekuatan tarik nilai rata-rata yang didapatkan
yaitu pada yield stress 662.47 Mpa dan nilai
ultimate stress 690.43 Mpa
Spesimen dengan Beda Potensial 30 Volt
Jurnal Metalurgi Manufaktur Pengelasan

Pada spesimen ini telah dilakukan proses


pengelasan SMAW dengan elektroda diameter 3.2
dan beda potensial 30 Volt dengan arus 100
Ampere. Pada pengujian kekerasan pada spesimen
ini, didapatkan nilai kekerasan yang paling tinggi
pada daerah HAZ yaitu sebesar 63.8 HRA. Jumlah
pearlite terkandung lebih banyak dari pada ferrite,
maka sifatnya semakin keras. Pada kekuatan tarik
yang dilakukan pada specimen ini, diperoleh nilai
yield stress 635.74 Mpa dan ultimate stress 662.04
Mpa
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di peroleh dari
penelitian ini antara lain :
1. Nilai kekerasan daerah heat affected zone
logam las dengan beda potensial 30 Volt
lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
heat affected zone dengan variasi beda
potensial yang lainnya
2. Nilai kekuatan tarik pada beda potensial 27
Volt lebih tinggi daripada menggunakan
variasi beda potensial yang lainnya.
3. Semakin banyak kandungan pearlite pada
daerah baja, maka daerah tersebut lebih
keras dari pada daerah lainnya.
REFERENSI
Chromium Molybdenum Steels, JIS Z 2201
(1981), JIS Standard Handbook for
Ferrous Material, 1969, pp. 677-678.
Arifin, S. , 1997, Las Listrik dan Otogen,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Cahyono, A.D,
2005, Analisa Pengaruh
Temperatur Pada Proses Tempering
Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur
Mikro Baja AISI 1045 dan AISI 4140,
Tugas Akhir Teknik Mesin, Universitas
Kristen Petra.
Folkhard Erich, 1984. Welding Metallurgy of
Alloy Steels, New York.
Linnert, George E., 1967, Welding Metallurgy
Carbon and Alloy Steels Technology,
3rd edition, Vol. 2, AWS, New York, pp.
380-383.

Malau, V., 2003, Diktat Kuliah Teknologi


Pengelasan Logam, Yogyakarta.
Mc

Graw Hill
Engineering
Toronto.

Book Company. 1958.


material
handbook.

Oates, William R., dan Saitta, Alexander M.


1998. Welding Handbook Volume 4
Materials and Applications Part 2.
American Welding Society. LeJeune
Road, Miami.
Sonawan, H., Suratman, R., 2004, Pengantar
Untuk Memahami Pengelasan Logam,
lfa Beta, Bandung.
Suharto, 1991, Teknologi Pengelasan Logam,
Rineka Cipta, Jakarta.
William, F.S. 1993. Structure and Properties
of Engineering Alloys. second Edition.
University of Central Florida.
Wiryosumarto,
H.,
2000,
Teknologi
Pengelasan Logam, Erlangga, Jakarta.

http://www.materialengineer/steelpropertiesover
view.com
http://www.nuigalway.ie/micru/resact.htm

Jurnal Metalurgi Manufaktur Pengelasan

También podría gustarte