Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Tujuan Percobaan
a. Membuat tempe dari kedelai.
b. Mengetahui pengaruh pembungkus, banyaknya ragi, suhu inkubasi, bahan dasar,
dll terhadap proses pembuatan tempe.
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Tempe
Tempe adalah salah satu hasil pangan dari Indonesia, dimana dalam proses
pembuatannya dengan cara fermentasi dari kacang kedelai atau kacang-kacang
yang lainnya yang dapat difermentasikan dengan Rhizopus oligosporus. Kedelai
merupakan bahan yang bermanfaat. Untuk mendapatkan manfaat tersebut perlu
adanya pengolahan dan penyajian supaya zat-zat pentingnya tidak hilang. Salah
satunya dibuat tempe. Tempe merupakan makanan alami yang baik untuk
kesehatan. Di samping itu, tempe juga mengandung antioksidan yang dapat
menghambat oksidasi kolesterol LDL darah manusia. Dengan demikian bisa
menghambat infiltrasi lemak atau LDL teroksidasi ke dalam jaringan pembuluh
darah. Ini dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah yang
memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
Pengolahan kedelai menjadi tempe dapat memberikan nilai lebih. Selama
proses fermentasi kedelai menjadi tempe terjadi produksi enzim fitase oleh
Rhizopus oligosporus. Enzim fitase ini berfungsi memecah fitat yang merugikan,
yaitu mengikat beberapa mineral sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal dalam tubuh.
Kedelai yang merupakan bahan dasar tempe mengandung protein 35%
bahkan pada varietas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40-43%.
Dibandingkan dengan beras, jagung, singkong, kacang hijau, daging, ikan segar,
dan telur, kedelai punya kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai
kadar protein susu skim kering.
2. Landasan Teori
Tahapan-tahapan proses fermentasi pada pembuatan tempe adalah :
a. Penyediaan suspensi inokulum
Spora Rhizopus oligosporus diinokulasi dalam medium PDA ( Potato
Dextrose Agar ) dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 30oC. Spora
disuspensikan ke dalam larutan NaCl 0,9% steril dan disimpan pada suhu
4oC. Suspensi inilah yang selanjutnya digunakan sebagai inokulum pada
proses fermentasi berikutnya. Jumlah spora dalam suspensi inokulum kapang
adalah 5.107 spora / ml.
b. Pembuatan media fermentasi
Jumlah kedelai yang digunakan untuk media fermentasi adalah 200
gram. Kedelai direndam dengan air selama 20 jam dengan pH 4-5. Kemudian
kedelai dikuliti dan dibersihkan dengan air ledeng yang mengalir. Lalu
dilakukan penirisan pada tampan agar diperoleh biji kedelai yang semi basah.
Kedelai ditempatkan dalam labu erlenmeyer 500 ml dan disterilkan dalam
autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah dingin, kedelai siap
untuk diinokulasi.
c. Fermentasi kedelai
Proses fermentasi dilakukan dengan inokulum 1%. Campuran kedelai
dan inokulum yang homogen dituang dalam cawan petri dan diinkubasi pada
suhu 30oC selama 48 jam.
3. Teori Rhizopus oligosporus
Rhizopus oligosporus termasuk dalam jenis fungi berfilamen sehingga
disebut juga kapang ( mold ) Rhizopus oligosporus. Kapang ini digunakan dalam
pembuatan tempe melalui fermentasi dengan bahan dasar kedelai. Rhizopus
oligosporus membentuk hifa penetrasi rata-rata 1400 m2 ( 300 m2 ) di luar
permukaan kotiledon dan 1010 m2 ( 340 m2 ) pada bagian dalam ( flat ). Hifa
terinfiltrasi pada kedalaman 742 m / sekitar 25% rata-rata lebar kotiledon
kedelai.
Kemudian proses fermentasi terjadi secara aerob melalui lubang berpori
pada pembungkus. Proses fermentasi mengakibatkan semakin meningkatnya
nilai protein dan gizi dibandingkan dengan bahan dasarnya yaitu kedelai. Pada
proses fermentasi, protein dalam kedelai dapat terurai menjadi asam-asam
amino yang mudah dicerna oleh tubuh dan oleh enzim fitase yang berfungsi
memecah fitat yang merugikan yaitu mengikat beberapa mineral sehingga tidak
dapat dimanfaatkan secara optimal dalam tubuh, serta adanya pengaruh dari
enzim -glukosidase yang menghidrolisis glukosida isoflavon sehingga
kandungan daidzein-genistein dalam tempe meningkat yang berfungsi sebagai
antioksidan terhadap kanker.
4. Hal-hal yang Berpengaruh Terhadap Pembuatan Tempe
Penggunaan bahan baku dan campuran sangat menentukan kadar protein,
lemak, karbohidrat, dan serat yang terkandung pada tempe. Semakin banyak
bahan campuran yang ditambahkan semakin rendah kadar proteinnya
l.