Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KESALAHAN PENGUKURAN
Kesalahan pada sistem pengukuran atau disebut juga eror dapat dibagi menjadi dua,
yaitu eror yang muncul selama proses pengukuran dan eror yang muncul kemudian akibat
sinyal pengukuran dipengaruhi gangguan atau noise selama pengiriman sinyal dari titik
pengukuran ke beberapa tempat lain.
Reduksi eror seminimum mungkin dan menyatakan eror maksimum yang masih
terjadi pada pembacaan output instrumen adalah kegiatan yang sangat penting dilakukan.
Pada beberapa kasus, output akhir sistem pengukuran dihitung dengan menggabungkan
dua atau lebih pengukuran variabel fisik, sehingga perhitungan eror pada setiap
pengukuran harus digabungkan untuk memberikan nilai perkiraan terbaik eror dari
besaran yang dihitung.
Langkah awal dalam rangka mereduksi terjadinya eror yang muncul selama proses
pengukuran adalah dengan melakukan analisis detil seluruh sumber eror pada sistem.
Setiap sumber eror kemudian ditinjau untuk mencari cara bagaimana mengeliminasi atau
setidaknya mereduksi besarnya eror. Eror yang muncul selama proses pengukuran dapat
dibagi ke dalam dua kelompok, dikenal sebagai eror sistematik dan eror acak.
Eror sistematik mendeskripsikan eror pada pembacaan output sistem pengukuran
yang secara konsisten ada pada satu sisi pembacaan yang benar, yaitu seluruh eror adalah
positif (lebih besar dari nilai benar pembacaan) atau seluruh eror adalah negatif (lebih
kecil dari nilai benar pembacaan). Dua sumber utama eror sistematik adalah gangguan
sistem selama pengukuran dan efek perubahan lingkungan seperti yang dijelaskan pada
bagian Karakteristik Statik. Sumber eror sistematik yang lain termasuk pembengkokan
jarum alat ukur, penggunaan instrumen yang tidak dikalibrasi, penyimpangan pada
karakteristik instrumen dan pengkabelan yang jelek. Meskipun eror sistematik akibat
faktor-faktor tersebut di atas telah direduksi atau dieliminasi, eror masih tetap muncul
yang merupakan bawaan dari pembuatan instrumen. Eror ini dikuantifikasi sebagai
akurasi yang dikutip pada spesifikasi instrumen (data sheet instrumen).
Eror acak adalah penyimpangan pengukuran di kedua sisi nilai benar yang
disebabkan oleh efek acak dan tak dapat diprediksi, sedemikian hingga eror positif dan
eror negatif terjadi dalam jumlah yang hampir sama untuk sederetan pengukuran satu
besaran yang sama. Penyimpangan tersebut umumnya kecil, namun penyimpangan besar
terjadi dari waktu ke waktu tanpa dapat diprediksi. Eror acak sering kali muncul ketika
pengukuran dilakukan oleh pengamatan manusia pada alat ukur analog, terutama saat
melibatkan interpolasi antar titik skala pembacaan. Noise listrik dapat juga merupakan
sumber eror acak. Untuk tingkat yang besar, eror acak dapat diatasi dengan mengambil
pengukuran beberapa kali dan mengekstrak nilai dengan teknik statistik. Namun
demikian, kuantifikasi nilai pengukuran dan pernyataan rentang eror tetap merupakan
besaran statistik. Karena sifat alami eror acak dan fakta bahwa penyimpangan yang besar
pada besaran terukur terjadi dari waktu ke waktu, cara terbaik yang dapat dilakukan
adalah menyatakan pengukuran dalam istilah statistik: misalkan menyatakakan 95% atau
99% tingkat kepercayaan bahwa pengukuran berada pada nilai tertentu di dalam rentang
eror, katakanlah, 1%.
Sumber eror pada sistem pengukuran harus ditinjau secara hati-hati untuk
menentukan jenis kesalahan apa yang muncul, sistematik atau acak, dan selanjutnya
menerapkan perlakukan yang tepat. Pada kasus pengukuran data secara manual, seorang
pengamat dapat melakukan beberapa kali pengamatan pada setiap pengukuran, namun
sering kali masuk akal untuk mengasumsikan bahwa eror acak dan bahwa mean
pembacaan nampak dekat dengan nilai benar. Namun, hal ini hanya berlaku sepanjang
pengamat tidak melakukan eror sistematik yang dipengaruhi paralaks sebagai akibat
pembacaan yang awas akan posisi jarum terhadap skala alat ukur analog dilakukan dari
satu sisi, bukan dari langsung di atas alat. Pada kasus tersebut, koreksi seharusnya dibuat
untuk eror sistematik ini (bias) sebelum teknik statistik diterapkan untuk mereduksi efek
eror acak.
1. Kesalahan Sistematik
teorema Thevenin sering kali sangat membantu. Misalkan, ditinjau rangkaian yang
ditunjukkan pada Gambar 1.(a) dimana tegangan sepanjang resistor R 5 diukur dengan
voltmeter beresistansi Rm. Di sini, Rm bertindak sebagai resistansi yang paralel dengan
R5, mengurangi resistansi antara titik AB dan juga mengganggu rangkaian. Karena itu,
tegangan Em yang terukur oleh alat ukur bukan merupakan nilai tegangan E o yang timbul
akibat pengukuran. Tingkat gangguan dapat dinilai dengan menghitung tegangan
rangkaian-terbuka atau open-circuit Eo dan membandingkannya dengan Em.
(3)
Dengan demikian, jika Rm lebih besar, rasio Em/E0 menjadi semakin mendekati satu,
menunjukkan bahwa strategi desain seharusnya membuat R m sebesar mungkin untuk
meminimumkan gangguan dari sistem yang diukur. (Ingat bahwa nilai E 0 tidak dihitung
karena tidak diperlukan dalam menentukan efek Rm).
Contoh:
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
RAB = 500
Eror pengukuran diberikan oleh persamaan:
(4)
performansi.
Efek Pembebanan
Secara umum, ilustrasi di atas dikenal sebagai efek pembebanan, yang tidak hanya
terjadi pada rangkaian listrik saja. Sebagai contoh adalah sistem pengukuran temperatur
menggunakan termokopel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Persamaan yang
berlaku adalah sebagai berikut:
arus koil untuk tegangan yang diterapkan dan sehingga mengubah pembacaan output
jarum penunjuk. Kompensasi untuk hal ini dilakukan dengan menggunakan resistor
pengkompensasi Rkomp ke dalam rangkaian, dimana Rkomp memiliki koefisien temperatur
yang sama besarnya namun berlawanan tanda dengan Rkoil. Jadi, dalam merespon
penambahan temperatur lingkungan, Rkoil bertambah namun Rkomp berkurang, sehingga
resistansi total tetap pada nilai yang hampir sama dengan awalnya.
Gambar 3. Milivoltmeter
10
X0 = Km Ks Ei
(5)
11
(7)
Ini merupakan hasil yang sangat berarti karena hubungan antara X0 dan Ei menjadi
persamaan yang hanya melibatkan Kf. Sensitivitas dari konstanta penguatan Ka, Km, dan Ks
terhadap input lingkungan Da, Dm, dan Ds karenanya dibuat tidak berhubungan, dan hanya
input lingkungan Df yang harus diperhatikan. Untungnya, merancang perangkat umpan
balik yang tidak sensitif terhadap input lingkungan biasanya mudah. Sehingga, teknik
umpan balik berpenguatan tinggi sering kali merupakan cara yang sangat efektif untuk
mereduksi sensitivitas sistem pengukuran terhadap input lingkungan. Namun, satu
masalah potensial yang harus dipecahkan adalah bahwa adanya kemungkinan umpan
balik berpenguatan tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan sistem. Karena itu,
sembarang aplikasi dari metode ini harus melibatkan analisis kestabilan sistem.
Kalibrasi
Kalibrasi instrumen merupakan hal yang sangat penting pada sistem pengukuran.
Semua instrumen mengalami penyimpangan pada karakteristiknya, dan tingkat dimana
penyimpangan ini terjadi bergantung pada banyak faktor, sperti kondisi lingkungan dan
frekuensi penggunaan. Jadi, eror yang berhubungan dengan tidak sesuainya performansi
sistem dengan kondisi kalibrasi biasanya dapat diralat dengan penambahan frekuensi
kalibrasi ulang. Konsep dan prosedur kalibrasi dibahas pada materi selanjutnya.
Koreksi manual pembacaan output
Pada kasus eror disebabkan oleh gangguan sistem selama pengukuran ataupun
perubahan kondisi lingkungan, seorang teknisi pengukuran dapat mereduksi eror pada
output sistem pengukuran dengan menghitung efek dari eror sistematik dan membuat
koreksi yang sesuai untuk pembacaan instrumen. Hal ini bukan tugas yang mudah, dan
membutuhkan kuantifikasi seluruh gangguan pada sistem pengukuran. Prosedur ini
dilakukan secara otomatis dengan instrumen cerdas.
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
12
Instrumen cerdas melibatkan tambahan sensor yang digunakan untuk mengukur nilai
input lingkungan dan secara otomatis mengkompensasi nilai pembacaan output. Mereka
memiiki kemampuan untuk mengatasi secara sangat efekif eror sistematis pada sistem
pengukuran, dan eror dapat dilemahkan ke tingkat yang sangat rendah pada banyak kasus.
1.3 Kuantifikasi Eror Sistematik
Jika semua langkah perbaikan untuk megeliminasi atau mereduksi besarnya eror
sistematik telah dilakukan, langkah berikutnya adalah memperkirakan eror maksimum
yang tetap muncul pada pengukuran akibat eror sistematik. Sayangnya, tidak selalu
memungkinkan untuk mengkuantifikasi nilai pasti dari eror sistematik, terutama jika
pengukuran dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Cara
penanganan yang biasa dilakukan adalah mengasumsikan kondisi lingkungan berada pada
titik-tengah dan menentukan eror pengukuran maksimum sebagai x% dari pembacaan
output untuk mengijinkan deviasi maksimum saat kondisi lingkungan berubah dari titiktengah. Data sheet atau lembar data yang disediakan oleh pabrik instrumen biasanya
mengkuantifikasi eror sistematik dengan cara ini, dan angka ini mewakili seluruh eror
sistematik yang mungkin ada pada pembacaan output dari instrumen.
2. Eror Acak
Eror acak pada pengukuran disebabkan oleh variasi sistem pengukuran yang tidak
dapat diprediksi. Mereka biasanya diamati sebagai gangguan kecil pengukuran di kedua
sisi nilai benar, yaitu jumlah eror positif dan jumlah eror negatif hampir sama untuk
serangkaian pengukuran yang dibuat untuk besaran input konstan yang sama. Oleh karena
itu, eror acak dapat dielimiasi dengan menghitung rata-rata dari sejumlah pengukuran
berulang, membuktikan bahwa besaran yang diukur tetap konstan selama proses
pengukuran berulang. Perata-rataan ini dapat dilakukan secara otomatis oleh instrumen
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
13
cerdas. Tingkat kepercayaan pada nilai mean perhitungan dapat dikuantifikasi dengan
menghitung simpangan baku atau variansi data, ini menjadi parameter yang
mendeskripsikan bagaimana pegukuran terdistribusi di sekitar nilai mean.
2.1 Analisis Statistik Eror Acak
Perhitungan nilai mean dan simpangan baku dari sebuah data pengukuran berulang
telah dijelaskan pada bagian karakteristik statistik (presisi). Beberapa hal yang perlu
dicatat adalah:
-
Semakin kecil sebaran data pengukuran, semakin percaya kebenaran akan nilai
mean yang dihitung
Jika simpangan baku berkurang, maka semakin besar kepercayaan bahwa nilai
mean perhitungan dekat dengan nilai benar, yaitu proses perata-rataan telah
mereduksi eror acak mendekati nilai nol.
Kepercayaan pada nilai mean bertambah jika jumlah data pengukuran bertambah.
Eror acak dapat direduksi dengan mengambil rata-rata sejumlah pengukuran. Namun,
meskipun nilai mean dekat dengan nilai benar (dengan asumsi tidak ada eror sistematik),
nilai mean akan benar-benar sama dengan nilai benar hanya jika perata-rataan dilakukan
pada pengukuran yang tak terbatas banyaknya. Tentu saja tidak mungkin dilakukan
pengukuran yang tak terbatas jumlahnya. Oleh karena itu, nilai rata-rata akan masih
memiliki eror. Eror ini dapat dikuantifikasi sebagai eror baku dari mean.
Berdasarkan teorema limit pusat, jika beberapa himpunan bagian data yang diambil
dari populasi data tak terbatas, maka mean dari himpunan bagian tersebut akan
terdistribusi di sekitar nilai mean dari himpunan data tak terbatas. Eror antara mean dari
himpunan data terbatas dengan nilai benar (mean dari himpunan data tak terbatas)
didefinisikan sebagai eror baku dari mean, :
(8)
dengan adalah simpangan baku data pengukuran (himpunan data yang terbatas)
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
14
(9)
(10)
Namun, ini hanya menyatakan deviasi maksimum yang mungkin dari mean yang
dihitung menggunakan himpunan pengukuran referensi, bukan merupakan nilai benar
teramati. Sehingga nilai perhitungan untuk eror baku dari mean harus ditambahkan ke
persamaan (10). Dengan demikian, eror maksimum yang mungkin dari sebuah
pengukuran tunggal dapat dinyatakan:
Eror = (1,96 + )
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
(11)
15
Contoh:
Misalkan sebuah massa standar diukur 30 kali dengan instrumen yang sama untuk
membuat himpunan data referensi, dan dihitung nilai dan adalah = 0,43 dan =
0,08. Jika instrumen kemudian digunakan untuk mengukur massa yang tidak diketahui
dan pembacaan menunjukkan 105,6 kg, bagaimana seharusnya nilai massa tersebut
dinyatakan?
Jawab:
Menggunaan persamaan (11), 1,96 + = 0,92. Gunakan satu digit di belakang koma
karena pembacaan massa yang tidak diketahui tersebut juga satu digit di belakang koma.
Nilai massa seharusnya dinyatakan dalam:
105,6 0,9 kg.
Perlu diingat bahwa eror maksimum untuk sebuah pengukuran hanya ditentukan
untuk batas kepercayaan yang didefinisikan. Jika eror maksimum ditentukan sebagai 1%
dengan tingkat kepercayaan 95%, hal ini berarti masih terdapat 1 kesempatan dalam 20
kejadian dimana eror akan melampaui 1%.
3. Noise
Pada bagian sebelumnya telah diberikan analisis rinci sumber eror yang timbul
selama proses pengukuran dalam mengindera nilai variabel fisik dan menghasilkan sinyal
output. Namun, kesalahan lain sering dibuat dalam sistem pengukuran ketika sinyal listrik
dari sensor pengukuran dan transduser dirusak oleh noise yang teriduksi. Noise ini
muncul baik di dalam rangkaian pengukuran itu sendiri maupun selama transmisi sinyal
pengukuran ke tempat pengendali. Tujuan saat merancang sistem pengukuran adalah
untuk selalu mengurangi tingkat noise tersebut sebesar mungkin. Namun, biasanya tidak
mungkin menghilangkan semua noise tersebut, dan pemrosesan sinyal harus diterapkan
16
(12)
dengan Vs adalah nilai mean tegangan dari sinyal dan Vn adalah nilai mean tegangan dari
noise. Pada kasus tegangan noise a.c., nilai akar kuadrat mean digunakan sebagai mean.
Tegangan noise mode bersama kurang berpengaruh, karena mereka menyebabkan
potensial di kedua sisi rangkaian sinyal dengan level yang sama, dan karenanya level
sinyal pengukuran output tidak berubah. Namun, tegangan mode bersama harus ditinjau
secara teliti karena mereka dapat diubah ke dalam mode seri dengan cara tertentu.
Ilustrasi tentang efek noise mode seri dan mode bersama pada sistem transmisi
tegangan dan arus ditunjukkan pada gambar 6. Persamaan SNR untuk kasus ini adalah:
(13)
3.1 Sumber Noise
Noise dapat dihasilkan dari sumber eksternal dan internal sistem pengukuran. Noise
induksi dari sumber eksternal muncul dalam sistem pengukuran karena beberapa alasan
yang mencakup kedekatan alat ukur dengan peralatan dan kabel listrik (menyebabkan
noise di frekuensi listrik), kedekatannya dengan sirkuit lampu neon (menyebabkan noise
di dua kali frekuensi listrik), kedekatannya dengan peralatan yang beroperasi di frekuensi
audio dan frekuensi radio (menyebabkan noise di frekuensi yang terkait), peralihan dari
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
17
rangkaian d.c. dan a.c. terdekat, dan pembuangan korona (dua yang terakhir
menyebabkan induksi spike dan transien). Noise internal meliputi potensi termoelektrik,
noise shot dan tegangan potensial akibat aksi elektrokimia.
Kopling Induktif
Mekanisme primer dengan mana perangkat eksternal seperti kabel dan peralatan
listrik, lampu neon dan rangkaian yang beroperasi pada frekuensi audio atau radio
menghasilkan noise adalah melalui kopling induktif. Jika kabel pembawa sinyal dekat
dengan kabel atau peralatan eksternal terebut, induktansi nersama M dapat muncul secara
signifikan di antara mereka, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 (a), dan hal ini
dapat menghasilkan tegangan noise mode seri beberapa milivolt diberikan oleh
persamaan:
Vn = M I
(13)
18
Gambar 6. Efek noise pada rangkaian pengukuran: (a) transmisi tegangan noise mode
seri, (b) transmisi arus noise mode seri, (c) transmisi tegangan noise mode bersama
19
Besarnya
kapasitansi
antara
setiap
kabel
sinyal
dengan
konduktor
listrik
direpresentasikan dengan besaran C1 dan C2 pada Gambar 7 (b). Kapasitansi dapat juga
muncul antara kabel sinyal dengan tanah, direpresentasikan dengan C3 dan C4. Dapat
ditunjukkan bahwa tegangan noise mode seri adalah nol jika kapasitansi kopling
disetimbangkan secara sempurna, yaitu jika C1 = C2 dan C3 = C4. Namun, kesetimbangan
yang pasti tidak mungkin terjadi, karena kabel sinyal tidak tepat lurus, sehingga
menyebabkan pemisahan dan karenanya kapasitansi pada kabel listrik dan tanah berubah.
Jadi, beberapa noise mode seri yang diinduksikan oleh kopling kapasitif biasanya terjadi.
Gambar 7. Noise yang diinduksi melalui kopling: (a) kopling induktif, (b) kopling
kapasitif (elektrostatik)
Noise akibat peng-ground-an jamak
Sebisa mungkin, rangkaian sinyal pengukuran diisolasi dengan tanah (ground).
Namun, jalur yang bocor seringkali terjadi antara kabel sinyal pengukuran dengan
ground, baik di bagian akhir sumber (sensor) maupun di bagian akhir beban (instrumen
pengukur). Hal ini tidak menyebabkan masalah selama tegangan potensial ground pada
kedua bagian tersebut sama. Namun, seringkali terjadi mesin atau peralatan lain
membawa arus besar dan dikoneksikan ke ground pada daerah yang sama. Hal ini dapat
menyebabkan tegangan potensial berubah antara titik-titik ground tersebut. Situasi ini,
yang dikenal sebagai multiple earth, dapat menyebabkan tegangan noise mode seri pada
rangkaian pengukuran.
Noise dalam bentuk transien tegangan
Program Studi S1 Teknik Fisika ITS
20
Ketika motor dan peralatan listrik lainnya (baik ac dan dc) sedang dinyalakan dan
dimatikan, perubahan besar konsumsi daya tiba-tiba terjadi dalam sistem pasokan listrik.
Hal ini dapat menyebabkan transien tegangan ('spike') dalam rangkaian pengukuran yang
terhubung ke catu daya yang sama. Tegangan noise tersebut nilainya besar namun durasi
waktunya singkat. Pelepasan korona juga dapat menyebabkan transien tegangan pada
catu daya listrik. Hal ini terjadi ketika udara di sekitar rangkaian dc tegangan tinggi
menjadi terionisasi dan dilepas ke tanah secara acak.
Noise shot
Noise shot terjadi pada transistor, rangkaian terpadu atau IC dan perangkat
semikonduktor lainnya. Noise ini terdiri atas fluktuasi acak pada laju transfer elektron
pembawa atau carrier sepanjang sambungan di dalam perangkat tersebut.
Tegangan potensial elektrokimia
Ini merupakan tegangan potensial yang muncul di dalam sistem pengukuran akibat
aksi elektrokima. Sambungan solder yang buruk umumnya merupakan sumber penyebab.
21
Modulasi
Rangkaian perata-rata atau averaging
Analisis autokorelasi
22