Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Abstrak
Air minum yang memenuhi syarat kesehatan sangat penting dalam mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat. Pemerintah mencanangkan program kesehatan lingkungan karena lingkungan memberi
pengaruh yang paling besar kepada kesehatan, salah satunya cakupan pengawasan sarana air bersih,
sebagai program wajib.World Bank Water Sanitation Program (WSP) pada 2013 lalu menyebutkan,
Indonesia berada di urutan kedua di dunia sebagai negara dengan sumber air dan sanitasi buruk.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melansir data bahwa 63 juta penduduk Indonesia tidak
memiliki toilet dan masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, laut, atau di permukaan
tanah. Dari data WHO,sekitar 10.000 penduduk di Negara berkembang meninggal setiap harinya
karena penyakit yang disebabkan minimnya air bersih.Karena itu dilakukan evaluasi program
pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan
September 2014dengan menggunakan metode sistem didapatkan hasil yang masih belum
optimal.Ditemukan beberapa masalah didalam program tersebut yaitu tidak tercapainya target
cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, tidak
tercapainya target cakupan inspeksi sarana air bersih, tidak dilakukannya pengambilan sampel air
(laboratorium), tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis dan pemeriksaan kualitas sarana air
bersih hanya dilakukan secara fisik saja.
Kata Kunci : Pengawasan Sarana Air Bersih, Sumber Air, Sanitasi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
UNICEF dan WHO memperkirakan,
Indonesia adalah salah satu kelompok dari 10
negara yang hampir dua pertiga dari populasi
tidak mempunyai akses ke sumber air
minum.World Bank Water Sanitation
Program (WSP) pada 2013 lalu menyebutkan,
Indonesia berada di urutan kedua di dunia
sebagai negara dengan sumber air dan sanitasi
buruk.Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
melansir data bahwa 63 juta penduduk
Indonesia tidak memiliki toilet dan masih
buang air besar (BAB) sembarangan di
sungai, laut, atau di permukaan tanah. Dari
data WHO, sekitar 10.000 penduduk di
Negara berkembang meninggal setiap harinya
karena penyakit yang disebabkan minimnya
air bersih.4
Khusus
Variabel
Pencapaian
Cakupan SAB
Cakupan inspeksi
SAB
Cakupan
pengambilan sampel
air
Cakupan
jumlah
SAB
dengan
kualitas bakteriologis
yang
memenuhi
syarat kesehatan
Cakupan SAB bebas
risiko pencemaran air
28,76%
52,45%
Tolok
Ukur
60%
60%
0%
60%
0%
100%
SAB yang
memadai
Pendidik
an (NonFisik)
1.
Variabel
1.
Tenaga
2.
Water test
kit
Tolok
Ukur
2
orang
89,54%
71,25%
Pencapaian
Masalah
1 orang
(+)
No.
Variabel
1.
Pencatatan
dan
pelaporan
yang
lengkap
dan sesuai
dengan
jadwal
yang telah
ditentukan
yang akan
dapat
digunakan
sebagai
masukan
dalam
gerakan
SAB
Tiada
(+)
1bua
h
3.
Formulir
pengiriman
sampel
Ada
Tiada
(+)
4.
Sampel air
Ada
Tiada
(+)
Variabel
Mayoritas
berpendidikan
rendah sebesar
63,5%
(+)
No
Pendidikan
sedang
tinggi.
Tolok Ukur
Pencapaian
Masalah
1.
Fisik
Tidak
menjadi
faktor
penghamb
at.
Musim
kemarau/banjir
mempengaruhi
kuantitas dan
kualitas air.
(+)
2.
Sosial
ekonomi
(NonFisik)
Tidak
menjadi
faktor
penghamb
at.
Sebagian besar
merupakan
masyarakat
miskin
(40,41%),
mempengaruhi
mendapatkan
(+)
Tolok
Ukur
Ada dan
lengkap
Pencapaian Masalah
Belumleng
kap
(+)
Kurangnya tenaga.
4
Sebagian
besar
merupakan
masyarakat miskin, hal tersebut dapat
mempengaruhi
akses
untuk
mendapatkan SAB yang memadai.
Sebagian besar penduduk merupakan
tamatan SD, pengetahuan tentang
kualitas air dan SAB masih kurang.
ebagian
besar
penduduk
di
Kecamatan
Klari
berpendidikan
rendah dan bermayoritas beragama
Islam.
Dan ditetapkan prioritas masalah sebagai
berikut:
1. Cakupan penduduk yang menggunakan
air bersih pencapaiannya hanya 28,76 %
dari target 60 %.
2. Cakupan inspeksi sarana air bersih
pencapaiannya hanya 52,45 % dai target
60 % (1.77%) dari target sebesar 10%,
jadi besarnya masalah (82.3%).
V. Penyelesaian MasalahMasalah :
1. Cakupan penduduk yang menggunakan
air bersih pencapaiannya hanya 28,76
% dari target 60 %.
Penyebab :
Tingkat sosial ekonomi penduduk yang
terkadang membuat penduduk sulit
untuk memiliki dan menggunakan
sarana air bersih.
Terbatasnya/kurangnya sarana air bersih
yang ada di daerah tersebut
Mayoritas penduduk di Kecamatan
Tirtajaya berpendidikan rendah.
Penyelesaian :
Mengusulkan
kepada
Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang
bekerja
sama
dengan
Dinas
Pekerjaan
Umum
Kabupaten
Karawang untuk membuat sarana air
bersih lebih banyak lagi, terutama di
daerah yang penduduknya masih
kekurangan air bersih.
Dilakukannya penyuluhan yang
intensif
oleh
pihak
promosi
kesehatan kepada orang yang masih
B. Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan
benar, maka diharapkan kedua masalah ini
tidak akan kembali muncul di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya sebagai pokok
masalah, yaitu dengan :
Penyelesaian:
Mengusulkan
kepada
Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang
bekerja
sama
dengan
Dinas
Pekerjaan
Umum
Kabupaten
Karawang untuk membuat sarana air
bersih lebih banyak lagi, terutama di
daerah yang penduduknya masih
kekurangan air bersih.
Dilakukannya penyuluhan yang
intensif.
Kepada
mahasiswa
Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana (UKRIDA) yang ditempatkan di
Puskesmas Kecamatan Tirtajaya agar ikut
6
Kepustakaan
1. World Health Organization and
UNICEF
2013.
Progress
on
Sanitation and Drinking Water 2013
update. Diunduh pada tanggal 12
November
2014
dari
http://www.zaragoza.es/contenidos/m
edioambiente/onu/625-enged2013.pdf
2. Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman. Pedoman
Penggunaan
dan
Pemeliharaan
Sarana Penyediaan Air Bersih dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Jakarta: 1990
Hasil Riset
(RISKESDAS)
7