Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
semisolid
1.
Zat aktif
2.
Pembawa
3.
Zat tambahan
Zat aktif
Pembawa
Pembawa pad sediaan dermatologi dilihat dari
bentuk fisiknya dapat di bagi atas:
1. Padat (solid)
2. Cair (liquit)
3. Setengah padat (semisolid)
4. Erosol
Padat (solid)
Sediaan padat umumnya berbentuk serbuk
tabur(powder) yang berfungsi sebagai : pengering,
pelindung dan pelicinyang banyak digunakan dalam
kosmetik.
Cair (liquit)
Sediaan berbentuk cair adalah: liniment, lotion,vernishes,
tincture dan tetes telinga
Bentuk sediaan cair ini bisa berbentuk larutan, emulsi atau
suspensi
Ex: Lotion dapat berupa larutan, suspensi atau emulsi m/a,
setelah digunakan pembawa akan menguap meninggalkan lapisan tipis yang melapisi kulit.
Vernishes, tinctur sediaan yang zat aktifnya terlarut dlm pelarut
yang mudah menguap
Semisolid
Yang termasuk dalam sediaan ini adalah:
Salap
Krem
gel
Pasta
Zat tambahan
Tujuan penambahan zat tambahan:
Memperbaiki konsistensi
Pengawet
Pendapar
Pelembab
Antioksidan
Pengomplek
Peningkat penetrasi
dalam emulsi
Mengatur jumlah konsentrat campuran zat pengemulsi
Mengatur konsentrasi polimer di dalam gel
Pengawet
Tujuan penambahan:
Untuk menjaga stabilitas sediaan dengan mencegah
terjadinya kontaminasi mikroorganisme.
Untuk sediaan mata harus steril
Pendapar
Tujuan penambahan:
Untuk mempertahankan pH sediaan agar stabilitas sediaan terjaga.
pH dipilih berdasarkan stabilitas zat aktif.
Disamping itu pH yang dipilih cocok dengan bahan-bahan penyusun
formula, terutama pH efektif untuk pengawet.
Pelembab (humectan)
Tujuan penambahan:
Untuk meningkatkan hidrasi kulit.
Hidrasi pada kulit akan membuat kulit melunak,
mengembang dan tidak keriput, sehingga penetrasi lebih
efektif.
Contoh: gliserol, PEG, sorbitol
Pengompleks (sequestering)
Tujuan penambahan:
Untuk membentuk komplek dengan logam yang mungkin
mengkontaminasi sediaan selama proses produksi dan
penyimpanan.
Contoh: Sitrat, EDTA
Antioksidan
Tujuan penambahan:
Untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya
pada lemak tidak jenuh yang bersifat autuoksidasi.
Pengolongan Antioksidan
1.
2.
3.
Antioksidan sejati
Antioksidan sebagai agen pereduksi
Antioksidan sinergis
Antioksidan sejati
Kerjanya:
Mencegah oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal
bebas.
Contoh: Tokoferol, alkylgallat
Antioksidan sinergis
Kerjanya:
Membentuk komplek dengan logam, dimana adanya
sedikit logam akan menjadi katalisator reaksi oksidasi.
Contoh: sitrat, tartrat, EDTA
Peningkat penetrasi
Kerjanya:
Meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi
kedalam kuluit untuk tujuan pengobatan
transdermal.
Umumnya meningkatkan permeabilitas kulit
dengan mengurangi tahanan difusi stratum
corneum dengan cara merusak secara reversibel.
Peningkat penetrasi
Contoh:
Alkohol
Dimetil sulfoksida (DMSO), bersifat dipolar, dapat
bercampur dengan air dan pelarut organik pada umumnya
H3C
S=O
H3C
Mekanisme DMSO belum diketahui,kemungkinan karena
sifat DMSO yang polar, molekulnya kecil,struktur yang
kompak dan kapasitas menerima hidrogen.
Triturasi
menguap
Pencampuran
1. Pencampuran bahan padat
Pencampuran bahan padat dengan cara menghancurkan
aglomerat menjadi partikel dgn ukuran yg serbasama.
2. Pencampuran larutan
Dapat digunakan ultrasonic vibration, untuk mencampur
larutan-larutan,dua larutan yang tidak bercampur, larutanzat padat. Kecepatan pencampuran tergantung pada
viskositas campuran.
3. Pencampuran semisolid
Digunakan mikser bentuk sigma blade yang dapat
membersihkan salap yang menempel pada dinding wadah
yang akan menjamin homogenitas produk.
Evaluasi sediaan
Evaluasi fisik
2. Evaluasi kimia
3. Evaluasi biologi
1.
Evaluasi fisik
Homogenitas : dgn cara disapukan pada
permukaan kaca.
2. Konsistensi dan rheologi : dgn penetrometer
3. Bau dan warna
4. pH
1.
Evaluasi kimia
1. Penetapan kadar
2. Stabilitas zat aktif
Evaluasi kimia
1. Kontaminasi mikroba, terutama untuk salap
mata,salap luka bakar dan penyakit kulit yang parah
harus steril.
2. Potensi zat aktif, untuk antibiotik yang dipakai secara
topikal.