Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
lung
oedem
(Alo)
atau
cedera
paru
akut
interstial
Joann
C.
atau
dalam
Hankley
alveoli
Kep.
(Diane
Medikal
C.
Bedah,
2. Etiologi
Menurut Tabrani, 1996. Faktor factor penyebab
dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yakni :
a. Nonkardiogenik
yang
identik
dengan
ARDS
atau
tidak
diketahui.
Umumnya
dapat
disebabkan
oleh:
1) Acute
respiratory
distress
syndrome
(ARDS),
infeksi-infeksi
penghirupan
yang
parah,
racun-racun,
trauma,
luka
infeksi-infeksi
paru, merokok kokain, atau radiasi pada paruparu. Pada ARDS, integritas dari alveoli menjadi
terkompromi
peradangan
pada
sebagai
yang
alveoli
akibat
mendasarinya,
yang
bocor
yang
dari
dan
respon
ini
dapat
menurus
dipenuhi
ginjal
dan
ketidakmampuan
untuk
perlu
cairan tubuh.
untuk
mengeluarkan
kelebihan
3) High
altitude
pulmonary
edema,
yang
dapat
seizure-seizure
otak
akumulasi
dapat
cairan
yang
adakalanya
di
parah,
atau
berakibat
pada
paru-paru,
menyebabkan
yang
adakalanya
edema.
mengembang
secara
menyebabkan
Ini
mungkin
cepat
re-expansion
terjadi
pada
dapat
pulmonary
kasus-kasus
dikeluarkan,
berakibat
pada
ekspansi
overdosis
pada
heroin
atau
methadone
atau
penggunaan
kronis
dapat
intoxication,
mungkin
penyebab
lain
cardiogenic
pulmonary
menjurus
terutama
menyebabkan
pada
pulmonary
lebih
edema
(gumpalan
aspirin
tinggi
pada
aspirin
kaum
pulmonary
yang
embolism
dosis
tua,
edema.
jarang
Penyebabdari
mungkin
darah
yang
non-
termasuk
yang
telah
berjalan
ke
berhubungan
related
paru-paru),
dengan
acute
infeksi-infeksi
luka
transfusi
lung
atau
injury
virus,
paru
akut
transfusion-
(TRALI),
atau
yang
beberapa
eclampsia
pada
wanita-wanita hamil.
b. Kardiogenik yang selalu dihubungkan dengan penyebab
utama dari edema paru, yakni dekompensasi jantung
kiri. Penyebab-penyebab cardiogenic dari pulmonary
edema
berakibat
dari
tekanan
yang
tinggi
dalam
fungsi
jantung
yang
buruk.
Gagal
jantung
dan
penyakit-penyakit
atau
kelemahan
pada
gilirannya,
menyebabkan
cairan
dari
c. Diagnosis
Banding
Edema
Paru
Kardiak
dan
Non
Kardiak
Edema Paru Kardiak
Riwayat Penyakit :
Penyakit Jantung Akut
Riwayat penyakit
Penyakit Dasar di luar
Jantung
Pemeriksaan Klinik :
Akral hangat
Pulsasi nadi meningkat
Tidak terdengar gallop
Tidak ada distensi
vena jugularis
Ronkhi kering
Terdapat penyakit
dasar
Tes Laboratorium :
EKG : biasanya normal
Ro : distribusi edema
perifer
Enzim jantung biasanya
normal
Tekanan Kapiler Pasak
Paru < 18 mmHg
Intrapulmonary
shunting : sangat
meningkat
Cairan edema/serum
protein > 0,7
Pemeriksaan Klinik :
Akral dingin
S3
gollop/Kardiomegali
Distensi vena
jugularis
Ronkhi basah
Tes Laboratorium :
EKG : Iskhemia/infark
Ro : distribusi edema
perihiler
Enzim jantung mungkin
meningkat
Tekanan Kapiler Pasak
Pam > 18 mmHg
Intrapulmonary
shunting : meningkat
ringan
Cairan edema/protein
serum < 0,5
d. Secara
teoritis
penyebab
dari
edema
paru
adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatnya
tekanan
hidrostatik
pada
kapiler
paru.
2) Menurunnya tekanan osmotic plasma intravaskuler
3) Meningkatnya permeabilitas kapiler
4) Terganggunya aliran limfe
5) Meningkatnya
perubahan
rangsangan
permeabilitas
neurogen
dan
akibat
dari
darah
yang
volume
khas
berbaring
dahului
terjadi
selama
dengan
pada
beberapa
malam
jam
dan
hari
setelah
biasanya
rasa
gelisah,
ansictas
nafas
mendadak
dan
dan
di
tidak
dapat tidur.
b. Awitan
sesak
rasa
akfiksia
bantalan
kuku
menjadi
sianotik
dan
warna
e. Dengan
makin
berkembangnya
edema
paru,
ansietas
menjadi
bising
dan
basah
(dapat
tenggelam
+
+
+
+
+
tekanan
ventrikel
vena
kiri
pulmonalis
(misalnya
tanpa
stenosis
mitralis).
b) Peningkatan
terjadi
tekanan
sekunder
vena
akibat
pulmonalis
gagal
yang
ventrikel
kiri.
c) Peningkatan
tekanan
kapiler
pulmonalis
yang
terjadi
arteria
pulmonalis
(keadaan
ini
disebut
sekunder
hati,
oleh
karena
protein-losing
penyakit
enteropaday,
pneumotorak
tekanan
yang
cepat
dengan
negative
yang
besar
besar
akibat
(unilateral).
b) Tekanan
pleura
obstruksi
negatif
saluran
yang
napas
saja
dengan
end
permeabilitas
membran
alveolar
kapiler
asing
endotoksin
dalam
sirkulasi
bakteri,
(bisa
alloxan,
ular,
alpha-
naphthylthiourea).
4) Aspirasi asam lambung.
5) Pneumonitis radiasi akut.
6) Bahan vasoaktif endogen (histamin, kinin).
7) Disseminated Intravascular Coagulation.
8) Imunologi
pneumonitis
hipersensitif,
nitrofurantoin, leukoagglutinin.
9) Shock Lung oleh karena trauma di luar toraks.
obat
Lung
Transplant
(Setelah
transplantasi
paru)
2) Lymphangitic
Carcinomatosis
(Karsinomatosis
limfangitik)
3) Fibrosing Lymphangitis (misalnya silicosis).
d. Tidak diketahui atau hanya dipahami sebagian
1) High
Altitude
Pulmonary
Edema/
edema
paru
di
tempat tinggi
2) Neurogenic
Pulmonary
Edema/
edema
paru
neurogenik
3) Narcotic overdose /
Overdosis narkotika
/ Setelah kardioversi.
Cardiopulmonary
Bypass
Setelah
operasi
4. patofisiologi
Edema
dengan
Paru
kelebihan
terjadi
cairan
ketika
yang
alveoli
merembes
dipenuhi
keluar
dari
Ini
dapat
menyebabkan
persoalan-persoalan
yang
buruk.
air
dalam
Adakalanya,
paru-paru
ini
dapat
ketika
dirujuk
menggambarkan
dihubungkan
pada
cardiogenic
pulmonary
sebab-sebab
lain,
pulmonary edema.
gagal
edema,
dirujuk
jantung,
atau
sebagai
disebut
dihubungkan
pada
non-cardiogenic
Non Kardiogenik
- ARDS
- Gagal ginjal
Kardiogenik
Dekompensasi jantung kiri
Gagal jantung komgestif
Trauma otak
High altitude pulmonary edema
Lainnya
Meningkatnya tekanan hidrostatik pada
kapiler paru
Menurunnya tekanan osmotic plasma
intravaskuler
Meningkatnya permeabilitas kapiler
Terganggunya aliran limfe
Oedema Paru
Edema alveolar
Paru tertekan
Peregangan pleura
Adanya desakan
Penekanan kearah
abdomen
Edema alveolar
Peregangan
pleura
Penekanan gaster
Hipoksia jaringan
paru
Asidosis laktat
Kebocoran cairan ke
dalam ruang
interstitial alveolar
Nyeri pleuritik
Partikel partikel
kecil dapat masuk
(ex : protein)
Pelepasan substansi
toksin (serotonin,
histamine, bradikinin)
Jaringan sistemik
Kegagalan multiorgan
Krisis situasional
Sakit krisis /
ancaman kematian
Kurang pengetahuan
Respon stress
Sekresi katekolamin
Injury sel
pneumocyte tipe II
Anoreksi, nausea
Gg. Nutrisi
Produksi surfaktan
turun
Hipersekresi asam
lambung
Hipoksemia
Anoreksia, mual, muntah,
nafsu makan turun
Agitasi, gelisah
Oksigenasi jaringan
Atelektasis
Penatalaksanaan
terapi
hipoksemia
Gangguan
pertukaran gas
Status
hipermetabolik
Ventilasi Mekanik
Resti Gangguan
Integritas Kulit
Resti Gangguan
Perfusi Perifer
ETT
Bersihan Jalan
Nafas Tidak
Efektif
Sekret menumpuk
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiografi
hipertrofi
Bisa
atrium
sinus
kiri
takikardia
atau
fibrilasi
dengan
atrium,
ventrikel
kiri
atau
aritmia
tapi
PCO2
bisa
ditemukan
b. Pemeriksaan Laboratorium
Sering
timbul
bervariasi.
pasien
hipoksia,
Pada
timbul
permulaan
penyakit,
hiperventilasi
dan
arteri
kebanyakan
hipokapnia.
memburuk,
beberapa
maka
kasus
terjadi
misalnya,
hiperkapnia.
edema
paru
Pada
akibat
non
biasanya
edema
jantung.
perlu
paru
Pengukuran
dilakukan
kardial
dan
untuk
non
tekanan
irisan
diagnosis
banding
kardiale
dan
dapat
c. Pemeriksaan Sinar X
Pada
pemeriksaan
gambaran
sinar
infiltrate
toraks
alveolar
menunjukkan
bilateral
yang
yang
Pada
sebelumnya
edema
paru
menderita
non
penyakit
kardiogenik
paru
dan
X-ray
dada
yang
khas
dengan
pulmonary
edema
bidang-bidang
kasus
yang
lebih
paru
parah
daripada
dari
biasanya.
pulmonary
Kasus-
edema
dapat
namun
ia
mungkin
memberikan
informasi
yang
7. Penatalaksanaan Medis
a. Posisi duduk
b. Oksigen (40 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu
dengan masker. Jika memburuk (pasien makin sesak,
takipneu,
ronchi
bertambah,
PaO2
tidak
bisa
tinggi,
tidak
mampu
adekuat),
retensi
CO2,
mengurangi
maka
hipoventilasi,
cairan
dilakukan
edema
intubasi
atau
secara
endotrakeal,
emergensi.
Monitor
tekanan
darah,
monitor
sublingual
atau
intravena.
bila
tidak
memberi
respon
dengan
pada
pasien
normal
yang
atau
tadinya
selama
mempunyai
dapat
tekanan
dipertahankan
Furosemid
40
80
mg
IV
bolus
dapat
perlu
hipoperfusi)
(tekanan
:
Dopamin
darah
2
turun
ug/kgBB/menit
tanda
atau
k. Operasi
seperti
pada
komplikasi
regurgitasi,
akut
VSD
dan
infark
miokard,
ruptur
dinding
Jantung
berdebar-debar
dan
nafas
sesak
c. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Batuk
2) Sesak nafas mendadak
3) Rasa berat pada dada
4) Nyeri dada
5) Batuk berbuih kemerahan
6) Penderita merasa seperti tenggelam
d. Riwayat Penyakit Masa Lalu
1) Asma bronkhiale
2) Pulmonary emboli
3) Pneumoni
4) Gagal jantung
5) Penyakit jantung akut lainnya
e. Aktivitas dan Istirahat
Gejala
f. Sirkulasi
Gejala
badan
Kepala
terasa
pusing,
lemah,
kaki
jantung
berdebar-debar,
bengkak,
bendungan
vena
keringat
dingin,
Kapilarry
refill
>
1-2
detik.
Tanda: TD : Dapat normal atau menigkat pada awal
(berlanjut
menjadi
hipoksia)
hipotensi
mental
h. Makanan / Cairan
Gejala
Tanda
berat
badan
j. Pernafasan
Gejala : Sesak nafas sejak, pusing, PaO2 < 95 %
bertambah sesak jika bergerak atau kepala
agak rendah, batuk (+) sekret berbuih, AGD
tidak normal,
Retraksi
otot
RR >20 X/mnt, Rh , Wh ,
pernafasan,
produksi
secret
banyak
Tanda
kerja
nafas:
pernafasan,
penggunaan
contoh
otot
retraksi
dada
Peningkatan
dinding
menurun
fremitus
dada
atau
(getar
dengan
tidak
vibrasi
palpitasi).
sama.
pada
Sputum
: Makan/kelebihan obat
transportasi,
belanja
perawatan
diri,
perawatan/pemeliharaan rumah.
l. Pemeriksaan Fisik
berbuih
kemerahan,
seperti tenggelam.
penderita
merasa
cuping
hidung,
pasien
terlihat
letih/kelelahan
Penderita
mengeluarkan
banyak
keringat
dengan
Insufisiensi
Mitral,Insufisiensi
Aorta,
Peningkatan
Afterload
(Pressure
overload)
jalan
nafas
tak
efektif
berhubungan
dengan:
1) Kehilangan fungsi silia jalan nafas (hipoperfusi)
2) Peningkatan jumlah/viskositas sekret paru
3) Meningkatnya
tahanan
jalan
nafas
(edema
interstitial)
4) Benda asing(terpasang endotrakeal tube)
Kemungkinan data yang timbul :
1) Pasien mengeluh dispnea, ansietas/gelisah
2) Perubahan pada kedalaman / jumlah pernafasan dan
penggunaan otot aksesori pernafasan
3) Batuk
(efektif
atau
inefektif)
dengan
tanpa
produksi sputum
4) Adanya benda asing (terpasang endotrakeal tube)
Hasil yang diharapkan :
1) Jalan nafas lancar/menunjukkan hilangnya dispnea
2) Mempertahankan
jalan
nafas
paten
dengan
bunyi
tube/trachea
canule
bebas
dari
Intervensi Keperawatan :
Mandiri
pelebaran
nasal
menunjukkan
penurunan
ekspansi
dinding
dada
dan
adanya/peningkatan fremitus
R/
Ekspansi
pengembangan
dada
terbatas
Bunyi
nafas
menunjukkan
aliran
udara
udara
lain.
konstriksi
Mengi
bronkus
dapat
atau
merupakan
penyempitan
jelaas
tanpa
batuk
dan
menunjukkan
posisi
tubuh/kepala
(posisi
fowler
R/
Memudahkan
paten
bila
mis.,
memelihara
jalan
gangguan
trauma.
ETT
nafas
jalan
nafas
klien
dipengaruhi
kesadaran,
jangan
atau
sedasi,
terlalu
dalam
dan
karena
:
oksigen
lembab,
cairan
IV
berikan
Pengobatan
dibuat
untuk
mengirimkan
pada
alveoli
dan
untuk
memobilsasi
sekret
7. Bantu dengan / berikan fisiotherapi dada, contoh:
drainase postural ; perkusi dada/vibrasi sesuai
indikasi.
R/
efiensi
penggunaan
otot
bronkodilator,
contoh
aminofilin,
menurunkan
memperbaiki
viskositas
ventilasi,
dan
sekret,
memudahkan
pembuangan sekret.
9. Awasi
untuk
efek
samping
dari
obat,
contoh
protein
dan
cairan
dalam
permukaan
alveoli
penggunaan
otot
interstitial/area alveolar
2) Hipoventilasi alveolar
3) Kehilangan
ditandai
surfaktan
dengan
pada
takipnea,
RR
>
30
x/mnt,
Tachicardia,
sputum
berbuih.
b. Perubahan nilai ABGs (PaO2 < 60 mmHg)
c. Ketidakcocokan
ventilasi
perfusi
dengan
status
pernafasan,
catat
peningkatan
Takipnea
untuk
adalah
hipoksemia
pernafasan
mekanisme
dan
dapat
kompensasi
peningkatan
menunjukkan
upaya
derajat
hipoksemia
2) Catat
adanya
tidak
adanya
bunyi
nafas
dan
tidak
ada
pada
area
yang
sakit,
area
peningkatan
jaringan
sebagai
permeabilitas
akibat
membran
Penurunan
(desaturasi
oksigenasi
gr
bermakna
hemoglobin)
terjadi
daun
telinga,
indikatif
dari
Sianosis
perifer
adalah
hipoksemia
kuku
paling
sistemik.
ekstremitas
kecenderungan
tidur,
apatis,
tidak
Dapat
menunjukkan
hipoksemia
dan/
Hipoksemia
berlanjutnya
atau
dapat
asidosis.
menyebabkan
Hipoksemia
dapat
menyebankan
mudah
Menghemat
energi
kebutuhan oksigen
pasien,
menurunkan
Kolaboratif :
8) Berikan oksigen lembab dengan masker CPAP atau
penetalaksanaan terapi dengan ventilator mekanik
sesuai indikasi
R/
Memaksimalkan
sediaan
oksigen
untuk
Meningkatkan
memperbaiki
ekspansi
oksigenasi
paru
untuk
dan
untuk
Intubasi
dan
dukungan
ventilasi
terhadap
peningkatan
oksigen
murni (FIP2)
10) Kaji seri foto dada
R/
Menunjukkan
kemajuan
atau
kemunduran
kongesti paru
11) Awasi gambaran seri ABGs / oksimetri nadi
R/
asam
basa.
Digunakan
sebagai
dasar
evaluasi
indikator
atau
keefektifan
kebutuhan
indikator
terapi
perubahan
kebutuhan
atau
terapi
perubahan
terapi.
12) Berikan obat sesuai indikasi, contoh : steroid,
antibiotik, bronkodilator, ekspektoran
R/
Pengobatan
untuk
edema
paru
sangat
penyebab
edema
berlanjutnya
paru
komplikasi
dan
fatal
inflamsi
dan
surfaktan.
meningkatkan
Bronkodilator
antibiotik
paru
dapat
sepsis
diberikan
untuk
pada
mengobati
patogen penyebab.
penggunaan
bingung,
otot
somnolens,
aksesoris
pernafasan,
dispnea,
diaporesis,
Dapat
menunjukkan
berlanjutnya
hipoksemia
Vasokonstriksi
sistemik
diakibatkan
oleh
miokardium,
menghasilkan
berbagai
disritmia
d. Berikan selimut hangat
R/ : pembuluh darah
akan mengalami
vasodilatasi
aliran
akan mengalami
darah
yang
vasodilatasi
membawa
oksigen
disfungsi
gastrointestinal,
Vasokontriksi
sistemik
diakibatkan
oleh
Vasokontriksi
sistemik
diakibatkan
oleh
d) Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan :
1) Peningkatan kebutuhan metabolisme
2) Penurunan kemampuan mengkonsumsi makanan
Kemungkinan Yang timbul :
a. Nafsu makan menurun, sulit menelan atau mengunyah
b. Tachipnea, dispnea, terpasang ETT dan ventilator
mekanik
c. Pasien
sesuai
tampak
kelelahan,
dengan
asupan
perhitungan
kalori
tidak
kebutuhan
yang
pemberian
makanan
sesuai
dengan
kebutuan
metabolismenya
3) Berat badan tidak turun
4) Balance nitrogen positif
5) Hasil
laboratorium
menunjukkan
nilai
untuk
normal
status
Hb,
nutrisi
Albumin,
gula
terjadinya
penurunan
massa
otot
terutama
faktor,
basal
tiap
aktifitas
hari.
faktor
Pemberian
dan
kebutuhan
kalori
dimulai
25K/KgBB/hari
R/
d. Pastikan
diet
memenuhi
kebutuhan
kalori,
tiggi
makanan
lewat
oral,
berikan
makan
Memaksimalkan
intake
nutrisi
dan
nutrisi
lewat
enteral
atau
parenteral.
up
mencegah
terjadinya
aspirasi
cairan
tubuh
total.
Dan
mengukur
keefektifan
normal
tidak
marah,
bebas
dari
pemecahan
efektif
serta
masalah
komunitas
dan
penggunaan
terbuka
dengan
Intervensi Keperawatan :
a. Observasi
peningkatan
kegagalan
pernafasan,
Memburuknya
hipoksemia
dapat
menyebabkan
lingkungan
tenang
dengan
edikit
Menurunkan
ansietas
degan
meningkatkan
bantu
dengan
tehnik
relaksasi,
persepsi
pasien
terhadap
ancaman
membantu
pengenalan
ansietas
takut
dan
pasien
untuk
mengakui
dan
menyatakan
perasaan
R/ ; Langkah awal dalam mengatasi perasaan adalah
terhadap identifikasi dan ekspresi. Mendorong
penerimaan
situasi
mengatasi stress
dan
kemampuan
diri
untuk
f. Berikan
informasi
tentang
tindakan
yang
akan
dapat
karena
menurunkan
tidak
membantu,
tahu.
karena
tingkat
Salah
baik
ansietas/takut
meyakinkan
perawat
dan
tidak
pasien
Meningkatkan
penurunan
ansietas
melihat
bila
memperlihatkan
orang
ansietas
terdekat/staf
mereka,
kemampuan
dan
meningkatkan
istirahat.
Namun,
atau
kontraindikasi
untuk
menggunakannya.
f) Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi,
kebutuhan
3) Kurang mengingat
Kemungkinan Data Yang Timbul :
1) Permintaan informasi
2) Pernyataan masalah
Hasil Yang Diharapkan ;
1) Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan
therapi
2) Menggambarkan / menyatakan diet, obat dan program
aktivitas
3) Mengidentifikasi
dengan
benar
tanda
dan
gejala
pembelajaran
Berikan
jelas/ringkas.
program
dari
apa
informasi
Kaji
pengobatan
dalam
potensial
di
yang
rumah.
dibutuhkan
cara
yang
kerjasama
dalam
Termasuk
orang
Penyembuhan
atelektasis
dari
dapat
gangguan
sangat
gagal
paru
menghambat
dan
lingkup
terdekat
penyakit
memerlukan
berat
batasan kesembuhan.
keterlibatan
atau
berubah
bila
untuk
b. Berikan
peyebab
informasi
/
yang
lebih
timbulnya
proses
berpusat
pada
penyakit
pada
pasien/orang terdekat
R/ : ARDS dan atelektasis adalah komplikasi dari
proses lain, bukan diagnosa utama. Pasien /
orang
terdekat
terjadinya
sering
gangguan
pada
bingung
sistem
dengan
pernafasan
sehat sebelumnya
c. Instruksikan
dalam
tindakan
pencegahan,
bila
Penurunan
tahanan
menetap
selama
periode
pada
debu,
faktor
reaksi
lingkungan,
alergi
seperti
diperlukan
untuk
informasi
verbal
dan
tertulis
tentang
Pemberian
instruksi
penggunaan
obat
yang
kembali
konseling
nutrisi
tentang
rencana
R/ :
Pasien
dengan
masalah
pernafasan
berat
sehingga
memerlukan
peningkatan
aktivitas
periode
istirahat
meningkatkan
mencegah
konsumsi
dan
aktivitas
regangan/stamina
/
kebutuhan
dan
oksigen
berlebihan
g. Demonstrasikan tehnik bernafas adaptif dan cara
menurunkan
kebutuhan
energi
selama
melakukan
tes
diagnostik,
fungsi
paru,
an
Pemahaman
evaluasi
perhatian
alsan
an
perawatan,
medik
kebutuhan
juga
mengikuti
kebutuhan
meningkatkan
untuk
partisipasi