Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan interaksi antara satu dengan
yang lain. Alat interaksi itu secara umum disebut komunikasi. Komunikasi adalah suatu
proses penting yang diperlukan oleh setiap individu dan dilakukan setiap waktu oleh
setiap orang untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Komunikasi dapat
diartikan pula sebagai alat bantu untuk pengiriman pesan kepada subjek tertentu.
Dilakukan biasanya dengan menggunakan kata atau bahasa tertentu dan melalui media
perantara tertentu. Agar suatu proses komunikasi dapat berlangsung, diperlukan beberapa
unsur yang dapat mempermudah seseorang dalam berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri
pula bahwa komunikasi yang dilakukan seringkali menghadapi hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh pelaku komunikasi.Karena itu di sadari atau tidak, komunikasi merupakan
bagian penting (urgent) dari kehidupan manusia. Urgensitas komunikasi pada satu sisi
bahkan menjelma menjadi prasarat tersendiri dari keberadaan manusia sebagai mahluk
sosial.
Dengan demikian, komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan
untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi dengan baik
akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam
bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya
dalam berkomunikasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah, sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Sebut dan jelaskan konsep-konsep dasar komunikasi ?
3. Sebut dan jelaskan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi ?
Komunikasi Kesehatan 2014
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan pengertian komunikasi ?
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi.
3. Mengetahui tujuan dalam berkomunikasi.
4. Mengetahui faktok-faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi.
5. Untuk mengetahui adanya nilai dan sikap dalam berkomunikasi.
6. Memberikan informasi mengenai hambatan-hambatan yang dapat mengganggu
proses komunikasi.
7. Memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk komunikasi berdasarkan sasaran
dan arah pesan.
8. Memberikan informasi mengenai pembagian bentuk-bentuk komunikasi dari para
tokoh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Berdasarkan etimologi kata komunikasi, kata komunikasi berasal dari bahasa
Latin communication yang terbentuk dari kata com yang berarti dengan atau
bersama dengan dan unio yang berarti bersatu dengan. Lalu, dalam bahasa Inggris,
kata komunikasi berasal dari kata common yang berarti bersama dengan dan bersatu
dengan.
Menurut beberapa ahli seperti Hybels danWeafer II (1992) dan Liliweri (2003),
Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan.
Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan
kata kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya,maupun penampilan diri,
menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya.
Menurut Walhstrom (1992) danLiliweri (2003), Komunikasi adalah pernyataan
diri yang efektif; pertukaran pesan pesan yang tertulis, pesan pesan dalam
percakapan, bahkan melalui imajinasi; pertukaran informasi atau hiburan dengan kata
kata melalui percakapan atau dengan metode lain; pengalihan informasi dari seseorang
kepada orang lain; pertukaran makna antar pribadi dengan system simbol; dan proses
pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu.
Secara keseluruhan, dalam definisi secara singkat, komunikasi adalah interaksi
antara dua orang atau lebih. Secara luas, definisi komunikasi adalah proses yang
melibatkan seseorang menggunakan tanda tanda berupa simbol simbol verbal atau
nonverbal yang bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu.
Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur sebagai berikut:
1. Komunikator
Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan.
Komunikator harus menyampaikan pesan dengan baik agar pesan yang disampaikan
dapat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.
2. Pesan
Pesan merupakan suatu pernyataan yang didukung oleh lambang. Lambang suara
berkaitan dengan intonasi suara. Lambang bahasa dinyatakan secara tulisan maupun
Komunikasi Kesehatan 2014
lisan. Lambang warna yakni pesan yang disampaikan melalui warna tertentu seperti
warna pada lampu merah. Lambang gerak yaitu gerak tubuh dan ekspresi wajah.
3. Komunikan
Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Seorang komunikan harus mampu menyamakan persepsi yang
diberikan oleh komunikator sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Media
Media adalah saluran informasi. Media dapat berupa media cetak seperti koran,
media visual, audio, dan audio-visual.
5. Umpan balik/respons
Umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak dari informasi yang telah
disampaikan oleh komunikator. Umpan balik dapat disampaikan secara nonverbal
seperti melalui ekspresi wajah, dan secara verbal yakni dengan dengan kalimat yang
disampaikan langsung kepada komunikator.
yang
disampaikan
oleh
pengirim
dapat
menyebabkan
pengirim
komunikasi
yang
mempunyai
tujuan
yang
sama.
Dua
individu
mengorientasikan sesuatu objek yang diterima bersama. Objek itu boleh merupakan
barang, isu dan ide yang menarik minat bersama. Model ini merupakan gabungan
antara komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Pertama komunikasi intrapersonal
merangka persamaan antara pendapat kita dengan pendapat orang lain tentang
sesuatu objek. Jika ada persamaan maka terbentuklah tanggapan persetujuan.
Ketepatan anggapan kita melakar tindakan kita yang bersesuaian untuk satu sama
lain. Ketepatan disini dapatlah diartikan sebagai pandangan orang lain yang serupa
dengan pandangan kita. Persetujuan dan pesepahaman maka akan terbentuk dalam
komunikasi interpersonal.
5. Komunikasi Bersifat Purposif dan Persuasif
Komunikasi bersifat purposif karena komunikasi merupakan aktivitas
pertukaran pesan-pesan dengan tujuan yang sudah ditentukan. Bersifat persuasif
karena komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi perubahan-perubahan sikap.
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau
komunikasi,
pengirim
pesan
maupun
penerima
pesan
harus
karenanya
pemahaman
komunikasi
dan
hubungan
antar
pribadi
makin dekatlah Makna mereka yang datang pada diri mereka masing masing.
Karena, lanjut Fiske, saya berkomunikasi dengan anda, anda memahami apa makasud
pesan saya, lebih kurang secara akurat.
8. Komunikasi Terjadi Dalam Konteks
Komunikasi dilakukan oleh manusia selalu dalam berada dalam sebuah ruang
dan waktu, atau disesuaikan dengan konteks ruang dan waktu. Konteks yang dimaksud
berupa :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
atau kategori massa yang dapat dirinci dalam ciri-ciri kategori seperti usia, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal, gaya hidup dan lain-lain.
C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap
orang membutuhkan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja
sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi sendiri mencakup tentang
cara penyampaian dan penerimaan pikiran-pikiran, informasi, perasaan, bahkan emosi
seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara pemberi pesan dan
penerima pesan. Prinsip-prinsip dari komunikasi itu sendiri, antara lain :
Komunikasi Kesehatan 2014
Meskpun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain,
perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Komunikasi yang terjadi salam konteks ruang & waktu yakni segala pesan
yang disampaikan oleh pengirim pesan baik nonverbal maupun verbal harus
disesuaikan dengan tempat yaitu dimana pross komunikasi berlangsung serta kapan
proses komunikasi itu dilakukan.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Pada saat melakukan komunikasi seseoreang harus dapat memprediksi efek
dari komunikasi yang dilakukan. Dalam hal ini komunikasi terikat oleh aturan, yakni
seseorang melakukan strategi berdasarkan prediksi bagaimana orang lain akan
merespon pesan. Seorang komunikastor dapat memprediksi prilaku orang lain sesuai
dengan perannya didalam lingkungan bermasyarakat.
7. Komunikasi bersifat sistemik
Komunikasi adalah sistem yang sekurang-kurangnya memiliki dua
komponen yang bekerja pada saat menyampaikan informasi yaitu sistem eksternal
dan sistem internal. Sistem eksternal adalah suatu sistem yang menyangkut
partisipasi dan peran individu pada saat melakukan komunikasi. Sementara sistem
internal adalah suatu sistem yang menyangkut suatu sistem nilai dalam diri individu.
8. Efektifitas komunikasi bersinergi dengan latar belakang sosial budaya
Keefektifan suatu komunikasi dapat dilihat dari hasil yang sesuai dengan
harapan peserta. Kesamaan dalam hal seperti bahasa, ekonomi, tingkat pendidikan,
maupun agama merupakan kondisi sosial yang mana memungkinkan komunikasi
dapat berjalan secara efektif. Contohnya yaitu dua orang yang berkomunikasi yang
memiliki kesamaan suku asal, maka kecenderungan akan mengerti apa yang
disampaikan oleh komunikator ke komunikan karena memiliki kesamaan makna dari
suatu simbol.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Komunikasi bersifat nonsekuensial berarti bahwa proses komunikasi
bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah, akan tetapi melibatkan
respon atau tanggapan sehingga menimbulkan suatu timbal balik yang merupakan
bukti bahwa pesan yang disampaikan tersebut diterima, dimengerti, dan dapat
dipahami.
Komunikasi Kesehatan 2014
10
D. TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi adalah agar dapat dilakukan pertukaran informasi, ide,
konsep, emosi, pemikiran, dan opini. Komunikasi bukan saja dilakukan untuk
bersosialisasi tetapi juga untuk pengembangan diri. Komunikasi merupakan bagian dari
hidup setiap individu. Menurut Camp & Satterwhite (2002), komunikasi memiliki 4
tujuan, yaitu :
1. To inquire (untuk menanyakan)
Hal ini berkaitan untuk memperoleh informasi dengan berbagai cara, salah satunya
dengan bertanya atau melakukan survey melalui kuisioner.
2. To inform (untuk memberikan informasi)
Hal ini berkaitan dengan penyebaran informasi melalui berbagai media komunikasi.
3. To persuade (untuk membujuk)
11
Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi orang dan membuat mereka berfikir sejalan
dengan pemikiran anda.
4. To develop goodwill (mengembangkan itikad baik)
Hal ini melibatkan pembentukan hubungan baik dan harmonis dan menjaganya
dengan orang-orang yang berkomunikasi dengan anda.
Sedangkan menurut Hewitt (1981), menjabarkan tujuan proses komunikasi secara
spesifik adalah untuk mempelajari dan mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku
seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang
lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan masalah, mencapai sebuah tujuan,
menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik, dan menstimulasi minat pada diri
sendiri atau orang lain.
Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan pasien, tim medis harus mengerti
pengaruh perkembangan usiannya. Perkembangan disini berperan disaat kita
menyadari siapa orang yang sedang berkomunikasi dengan kita, karena
perkembangan
yang
dimaksud
adalah
Bahasa
dan
gaya
bicara.
Selain
Persepsi
Persepsi merupakan pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian
atau peristiwa, hal ini dibenuk oleh harapan atau pengalaman. Persepsi merupakan
faktor yang diharapkan hadir dalam proses komunikasi. Komunikasi yang baik
diiringi dengan persepsi yang sama, dan baik satu sama lain bagi pelaku komunikasi.
Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
12
Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat,
tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan
kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Persepsi memiliki 3 macam alat indra untuk menangkap persepsi itu sendiri,
yaitu:
1. Persepsi Sensasi
Adalah
proses
menangkap
stimulus
melalui
alat
indra
(penglihatan,
Nilai
13
5.
Emosi
Emosi merupakan perasaan sebyektif terhadap suatu kejadian. Emosi ini
mengakibatkan ekspresi , baik itu marah, sedih, bahkan senang. Hal ini akan
mempengaruhi tim medis dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tim medis perlu
mengkaji emosi pasien
Jenis Kelamin
Jenis kelamin menentukan gaya komunikasi seseorang. Tanned meyebutkan
bahwa wanita dan laki-laki mempunya perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3
tahun wanita ketika bermain dalam
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya akan sulit merespon pertanyaan
yang menggunakan Bahasa verbal disbanding dengan tingkat pengetahuan tinggi.
Hal ini dibutuhkan disaat memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien disaat kita
bisa berinteraksi dengan tepat sesuai pengetahuan yang mencukupi.
8.
14
9.
Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Misalnya, dalam suasana bising tidak ada privasi yang tepat maka dari itu akan
menimbullkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.
10.
Jarak
Jarak akan mempengaruhi komunikas. Jarak menyediakan rasa aman dan
control, dalam situasi tertentu. Untuk itu tim kesehatan perlu memperhitungkan jarak
yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan pasien.
Sikap mencakup kontinum penerimaan dari yang sangat disukai sampai sangat tidak
disukai.
Sikap diarahkan pada beberapa obyek dimana orang memiliki perasaan dan
kepercayaan.
Komunikasi Kesehatan 2014
15
State of mind
Pikiran
Ide
Informasi
Pengertian
Afektif
State of heart
Pemahaman
Kesadaran
Keyakinan
Penalaran
Psikomotoris (Konasi)
State of hand
Tindakan
Berbuat
Fungsi Sikap
1. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja mereka.
2. Fungsi pertahanan ego, yaitu membenarkan tindakan dan mempertahankan ego.
3. Fungsi mengekspresikan nilai, yaitu menjadi dasar mengungkapkan sistem nilai
yang dianut.
4. Fungsi pengetahuan, yaitu membantu menyediakan standar dan kerangka
referensi dalam menjelaskan sesuatu.
Nilai dalam bhs Inggris value, berarti konsep tentang baik dan buruk, baik yang
berkenaan dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal). Nilai adalah norma,
keyakinan atau standar yang penting bagi seseorang. Nilai dapat terbentuk dan tumbuh
Komunikasi Kesehatan 2014
16
Tipe-tipe Nilai
Nilai Terminal : keadaan akhir yang sangat diinginkan, tujuan yang ingin dicapai
selama hayatnya. Ex: keinginan untuk berprestasi.
Nilai Instrumental : cara untuk mencapai nilai terminal. Ex: kapabel/ mampu, kreatif
G. BENTUK KOMUNIKASI
1. Bentuk Komunikasi Berdasarkan Sasaran dan Arah Pesan
d. Berdasarkan Besarnya Sasaran
Bentuk komunikasi berdasarkan sasarannya terbagi menjadi tiga sub poin, yaitu
komunikasi antar-individu, komunikasi kelompok, dan komunikasi masa.
1.) Komunikasi antar-individu
Proses interaksi secara individu yaitu 1 atau 2 orang secara langsung atau tidak
disebut dengan komunikasi antar-individu. Komunikasi ini dibagi lagi menjadi
2 bentuk, yaitu:
a.) Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication), merupakan
proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan
informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Dalam hal ini, individu
Komunikasi Kesehatan 2014
17
kelompok,
merupakan
kegiatan
komunikasi
yang
berlangsung di antara suatu kelompok. Pada kelompok ini terdiri dari 4-20
orang. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing
berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok.
Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan
seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrolngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid
di kelas tentang topik bahasan, dll.
b.) Komunikasi antar-kelompok/asosiasi, merupakan kegiatan komunikasi
yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya dengan
anggotanya sekitar 20-40 orang. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi
hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan
kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.
3.) Komunikasi masa
Merupakan proses menyosialisasi pesan dari satu sumber kepada target
penerima pesan. Komunikasi masa dibagi lagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
a.) Komunikasi Organisasi, komunikasi organisasi mencakup kegiatan
komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi.
Berbeda dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi
organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi
dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
18
ditujukan
kepada
masyarakat
luas.
Bentuk
kegiatan
yang
komunikan
dan
komunikatornya
selalu
bergantian
19
20
3.) Asertif, komunikasi asertif adalah bentuk komunikasi antar manusia di mana
kedua belah pihak dapat mengungkapkan kebutuhan, kehendak, dan hasrat
mereka secara terbuka. Pada komunikasi asertif terdapat kesempatan bagi
mereka untuk saling mendengar dan memberikan respon tanpa merasa superior
atau inferior terhadap yang lain. Bentuk komunikasi asertif ini lah yang dapat
menghasilkan komunikasi efektif. Berikut adalah ciri-ciri bentuk komunikasi
asertif :
a.) Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara wajar, tanpa
menunjukkan sikap berkuasa.
b.) Mampu menolak permintaan orang lain dengan sikap wajar, sopan
dan tidak menyakiti perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri.
c.) Kontak mata terjadi secara wajar, dengan pandangan yang tenang dan
pantas.
d.) Bahasa tubuh luwes, tenang dan wajar dengan aura keakraban.
e.) Postur tubuh tegap, tenang dan rileks.
f.) Muka tampak berseri-seri, penuh senyuman dan ekspresi wajar.
g.) Berbicara dengan intonasi sedang, volume suara cukup, dan terasa
lemah lembut.
Agresif
Pasif
Postur tubuh
Tegak lurus
Condong ke depan
Agak mundur
Pandangan mata
Langsung, tidak
Melototi seolah-olah
Tidak berani
melototi, biasa/santai
mengamuk
menatap
Tegas
Tersenyum
Wajah
meski kesal
Suara
Keras
Ragu/lembut
Tangan
Santai, bergerak
Terkontrol,
Diam
bebas
menunjuk ke suatu
obyek, terkepal
keras
21
contohnya
rekam
medik,
laporan
jaga,
resep,
surat
22
23
a.) Komunikasi
kinesik
adalah
komunikasi
non
verbal
yang
paralinguistik
terkait
bagaimana
Suara
24
segi dimensi yang digunakan, komunikasi verbal hanya memiliki satu dimensi,
yaitu bahasa/ungkapan, sedangkan komunikasi non verbal adalah multi dimensi,
yaitu suara, postur tubuh, gerak tubuh, jarak, dan lain-lain. Dilihat dari segi
penyampaiannya, komunikasi verbal bersifat intemiten (berselang) maksudnya
ada saatnya berbicara dan saatnya untuk berhenti berbicara, sedangkan
komunikasi non verbal bersifat kontinu (kesinambungan) artinya setiap saat
seseorang pasti melakukan komunikasi ini.
Dilihat dari strukturnya, komunikasi verbal telah terstruktur atau ada acuan
dalam penggunaan tata bahasanya, sedangkan komunikasi non verbal tidak
memiliki struktur formal, maksudnya bahasa tubuh antara individu satu dan
lainnya berbeda. Dilihat dari segi kejelasan, dalam komunikasi verbal terdapat
lebih sedikit kesalahan dalam penyampaian, sedangkan dalam komunikasi non
verbal terdapat lebih banyak ketidakpastian atau ambigu. Artinya, makna dari
bahasa tubuh baik vokal maupun non vokal yang disampaikan seseorang belum
tentu ditangkap sama oleh orang lain.
Dilihat dari segi pengaruhnya, pada komunikasi verbal perbedaan antara
lambang-lambang komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan secara
bersamaan tidak akan berpengaruh begitu besar, sedangkan pada komunikasi
non verbal pengaruhnya cukup besar ketika lambang-lambang komunikasi
verbal dan non verbal yang disampaikan secara bersamaan saling bertetangan.
Dilihat dari segi pembelajarannya, komunikasi verbal dapat dilakukan karena
dipelajari, sedangkan komunikasi non verbal dapat dilakukan secara alamiah.
Dilihat dari segi niat, biasanya komunikasi verbal dilakukan apabila memang
ada niat atau dengan sengaja atau disadari, sedangkan komunikasi non verbal
lebih sering dilakukan dengan tidak sengaja atau tanpa disadari.
25
1. Hambatan Umum
Dalam berkomunikasi dengan orang lain terkadang tidak tersampaikan dengan baik
dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Biasanya terdapat hal-hal yang dapat
mengganggu dalam berkomunikasi, yaitu adanya hambatan dalam berkomunikasi.
Hambatan umum dalam berkomunikasi, di antaranya :
a. Hambatan Fisik
Zaman sekarang ini arus globalisasi mendorong banyak kemajuan disegala
bidang, termasuk bidang teknologi informasi. Akan tetapi kemajuan teknologi ini
tidak tersebar secara merata sehingga masih banyak daerah yang minim teknologi
informasi. Salah satu hambatan fisik adalah jarak. jarak mengakibatkan
komunikasi seseorang terganggu. Apabila semua daerah sudah mendapatkan
teknologi informasi, akan lebih mudah jika seseorang ingin bekomunikasi dengan
orang lain yang berada jauh di tempat lain. Hambatan fisik biasanya berupa
interferensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, contohnya desingan
mobil yang lewat, dengungan komputer, dan-lain-lain.
b. Hambatan Teknis
Hambatan teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau
yang berkaitan dengan alat-alat media yang digunakan. Menurut Cruden dan
Sherman dalam bukunya Personel Management (1976), jenis hambatan teknis dari
komunikasi terjadi karena tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas,
kurangnya informasi atau penjelasan, kurangnya ketrampilan membaca, pemilihan
media yang kurang tepat. Apabila hambatan ini terjadi, informasi yang
disampaikan kepada penerima pesan akan tidak maksimal. Contoh : Bunyi
pengeras suara yang gaung, gambar televisi yang tidak jelas, salah cetak pada
surat kabar atau majalah. Hambatan teknis biasanya berupa gangguan pada alatalat teknis (hardware atau software) sehingga kita tidak dapat berkomunikasi
dengan baik. Contohnya seperti gangguan pada mikrofon, kerusakan pada CPU
computer, dan lain-lain.
c. Hambatan Semantik
Hambatan semantik dapat mengganggu proses penyampaian pengertian atau idea
melalui bahasa secara efektif. Pesan yang kurang jelas akan menimbulkan
pengertian yang berbeda, sehingga informasi yang disampaikan menjadi berbeda
pula. Hambatan Semantik dapat terjadi apabila :
Komunikasi Kesehatan 2014
26
1.) Perbedaan bahasa, keragaman budaya dan bahasa merupakan suatu keunikan
tersendiri yang dimiliki Indonesia. Namun, bahasa nasional Bahasa Indonesia
tetaplah harus dijunjung tinggi. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tidak semua
masyarakat mengerti bahasa daerah.
2.) Perbedaan persepsi, setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan sudut pandang tersebut dapat menyebabkan persepsi setiap orang
juga berbeda-beda. Perbedaan persepsi inilah yang dapat menjadi hambatan
dalam komunikasi.
3.) Salah dalam pengucapan kita, dalam berkomunikasi khususnya berbicara,
intonasi dan artikulasi harus diperhatikan. Berbicara yang terlalu cepat
terkadang menimbulkan artikulasi yang kurang jelas. Hal ini dapat membuat
orang lain sulit memahami maksud yang ingin disampaikan. Selain itu,
berbeda intonasi berbeda pula artinya. Seperti halnya intonasi dalam bertanya,
intonasi ketika memberi pernyataan, maupun intonasi ketika marah.
d. Hambatan Psikologis
Salah satu yang menghambat komunikasi adalah situasi dan kondisi psikis
komunikan dan komunikator. Apabila dalam keadaan marah, cemas, bingung atau
kecewa sebaiknya kita tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu. Hambatan
psikologis biasanya disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental, misalnya
kita berprasangka social terhadap orang lain, stereotip yang negative, salah
mempersepsikan orang lin, konsep diri yang tidak jelas sehingga membuat kita
merasa rendah diri, kurang percaya diri, kebutuhan dan keinginan yang tidak
terpenuhi, emosi yang tidak terkendali, dan lain-lain. Jangan sampai kita tidak
bisa mengendalikan diri ketika sedang berkomunikasi pada seseorang.
Komunikator harus menyiapkan kondisi psikologis agar pesan yang disampaikan
dapat sesuai dan maksimal. Hambatan psikologis terkait unsur-unsur dari kegiatan
psikis manusia, yaitu :
1.) Kepentingan (interest), kepentingan dipengaruhi sikap reaktif komunikan
terhadap pesan yang diterimanya. Perbedaan kepentingan dapat menjadi
hambatan dalam komunikasi, sebab berbeda kepentingan maka berbeda pula
pemikirannya.
27
komunikasi
dengan
baik
apabila
dia
mengenal
siapa
28
apa
informasi
yang
telah
kita
berikan.
Sehingga
terjadi
29
dengar, salah ucap, salah tafsir, salah pengertian, sampai pada akhirnya salah
komunikasi (miscommunication) (Nasir, A,. Dkk).
d. Hambatan karakter orang lain yang tertutup.
Pasien memiliki karakteritik yang sangat beragam, salah satunya adalah pasien
yang tertutup dan pendiam. Dalam kondisi ini pada awalnya komunikasi mungkin
akan sulit dilakukan, namun tenaga kesehatan harus berupaya untuk menjalin
komunikasi dan memahami keadaan pasien dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat
dilakukan dengan pendekatan personal dan menumbuhkan sikap saling
memercayai.
e. Hambatan Umur
Kehidupan sosial tentunya terdiri dari berbagai macam umur yang berbeda-beda,
dari umur yang lebih muda sampai umur yang sudah tua. Dengan adanya
perbedaan umur ini menyebabkan komunikasi yang dikomunikasikan kurang
dapat dipahami secara mendalam.Perbedaan umur ini juga mempengaruhi daya
terima dan daya ingat seseorang itu berbeda-beda yang dapat menjadi penghambat
dalam berkomunikasi.
f. Hambatan Budaya dan Etnik
Selain faktor bahasa yang sangat beragam, terdapat juga budaya atau kultur serta
etnik yang bermacam-macam, khususnya di Indonesia. Hal ini membuat tenaga
kesehatan dapat memahami dengan baik budaya atau etnik yang berkembang pada
kehidupan pasien, agar proses komunikasi dapat berjalan dengan optimal. Selain
itu berdasarkan karakteristik manusia, kultur seseorang dapat terbagi menjadi dua
yaitu Low Context Culture (kebudayaan yang menampilkan semua perilaku
secara terbuka, sehingga mudah di tafsirkan) dan High Context Culture
(kebudayaan yang tidak menampilkan semua perilaku secara terbuka sehingga
untuk menfsirkannya dibutuhkan penafsiran atas latar belakang norma perilaku).
(Modul Komunikasi Kesehatan, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan).
30
Komunikasi yang efektif dan efisien tetap harus dilakukan agar terciptanya pemahaman
yang baik antar pasien dengan tenaga kesehatan. Faktor-faktor yang dapat menghambat
komunikasi di atas, dapat diatasi dengan cara-cara berikut :
1. Kenali audiens, dengan mengenal karakteristik orang lain dalam berkomunikasi
proses komunikasi akan menjadi lebih efektif.
2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik, setiap
individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang
psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang
dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. Hal ini penting karena
dengan mengetahui karakteristik dan cara komunikan memahami informasi,
komunikator dapat lebih fleksibel dan membuat proses komunikasi menjadi lebih
efektif.
3. Mengetahui pola komunikasi budaya, setiap manusia memiliki pola budaya yang
sangat beragam sehingga komunikator harus mengetahui pola budaya komunikan
sehingga proses komunikasi akan berjalan lebih efisien.
4. Evaluasi respons komunikasi, setiap berkomunikasi dengan komunikan sebaiknya
dilakukan proses evaluasi agar komunikator dapat belajar dari pengalaman dan dapat
meningkatkan kemampuan berkomunikasinya dengan lebih baik.
5. Cari tahu kebiasaan berkomunikasi lisan, Menurut Alo Lilimeri, 2006, dalam
Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan terdapat beberapa kebiasaan berkomunikasi
secara lisan, di antaranya :
a. Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang tua dibiarkan
lebih banyak bicara daripada yang muda.
b. Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan (what do
you want to say).
c. Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ke tujuan, atau berputar-putar, how
do you want to say).
d. Perhatikan dengan siapa anda berkomunikasi antarbudaya (to whom you want to
say it; to whom are you talking).
6. Biasakan
diri
untuk
mendengarkan,
komunikator
harus
terbiasa
untuk
31
7. Mampu membuka diri dalam percakapan, hal ini sangat penting karena sangat
mempengaruhi percakapan yang akan terjadi di antara komunikator denhgan
komunikan. Terdapat banyak teori yang membahas tentang hal pengungkapan diri,
salah satunya adalah teori menurut Joseph Luft dan Harry Ingham, yang
menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator. Menurut Hally & Jay
(1998), terdapat empat tipe manusia dalam cara mengungkapkan diri :
a. Orang yang akan open minded person or of ideal window.
b. Exhibitionist or bull in China Shop.
c. Orang yang suka menyendiri (loner and loner as turtle).
d. Orang yang memiliki tipe interviewer
8. Mengetahui strategi memanfaatkan media, hal ini dapat dilakukan dengan cara
melihat dari sisi komunikator sendiri berada dalam tipe seperti apa dia saat
berkomunikasi dengan komunikan. Sehingga, komunikator dapat menyesuaikan
strategi terbaik dan memanfaatkan media dengan sebaik mungkin.
9. Mampu berkomunikasi secara tertulis, selain menguasai proses komunikasi lsan,
komunikator juga harus mampu berkomunikasi secara tetulis. Karena proses
komuikasi tidak selalu berupa lisan saja.
10. Menggunakan
umpan
balik
(feedback),
setiap
orang
yang
berbicara
memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal
maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu
secara benar.
11. Menggunakan komunikasi langsung (face to face), komunikasi langsung dapat
mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat
memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif
dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga
meta language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
12. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah, kosakata yang digunakan
hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang
sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena
kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam berkomunikasi kita membutuhkan konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip
dalam berkomunikasi. Karena komunikasi mempunyai tujuan tertentu maka harus
disampaikan dengan baik, tentunya adanya nilai dan sikap dalam berkomunikasi. Selain
itu ada bentuk-bentuk berkomunikasi kepada siapa komunikasi tersebut ditujukan.
Namun, dalam berkomunikasi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
berkomunikasi. Sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam berkomunikasi. Jadi,
saat kita sedang berkomunikasi hendaknya perhatikan orang yang menerima informasi
agar dapat menerima informasi dengan baik dan jelas.
B. Saran
Sebagai manusia yang saling berkomunikas antara satu dengan yang lain
hendaknya kita mengetahui tujuan kita dalam melakukan komunikasi, kemudian
sampaikan informasi dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar komunikasi,
ketahui bentuk-bentuk dan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, agar informasi
yang diterima dengan baik dan jelas.
33