Está en la página 1de 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan interaksi antara satu dengan
yang lain. Alat interaksi itu secara umum disebut komunikasi. Komunikasi adalah suatu
proses penting yang diperlukan oleh setiap individu dan dilakukan setiap waktu oleh
setiap orang untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Komunikasi dapat
diartikan pula sebagai alat bantu untuk pengiriman pesan kepada subjek tertentu.
Dilakukan biasanya dengan menggunakan kata atau bahasa tertentu dan melalui media
perantara tertentu. Agar suatu proses komunikasi dapat berlangsung, diperlukan beberapa
unsur yang dapat mempermudah seseorang dalam berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri
pula bahwa komunikasi yang dilakukan seringkali menghadapi hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh pelaku komunikasi.Karena itu di sadari atau tidak, komunikasi merupakan
bagian penting (urgent) dari kehidupan manusia. Urgensitas komunikasi pada satu sisi
bahkan menjelma menjadi prasarat tersendiri dari keberadaan manusia sebagai mahluk
sosial.
Dengan demikian, komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan
untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi dengan baik
akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam
bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya
dalam berkomunikasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah, sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Sebut dan jelaskan konsep-konsep dasar komunikasi ?
3. Sebut dan jelaskan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi ?
Komunikasi Kesehatan 2014

4. Apakah tujuan dalam berkomunikasi ?


5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi ?
6. Adakah nilai dan sikap dalam berkomunikasi ?
7. Apakah yang dimaksud dengan hambatan dalam berkomunikasi ?
8. Sebutkan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi ?
9. Sebutkan bentuk-bentuk dalam berkomunikasi berdasarkan sasaran dan arah
pesan?
10. Jelaskan mengenai pembagian bentuk-bentuk komunikasi berdasarkan para tokoh
?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan pengertian komunikasi ?
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip dalam berkomunikasi.
3. Mengetahui tujuan dalam berkomunikasi.
4. Mengetahui faktok-faktor yang mempengaruhi dalam berkomunikasi.
5. Untuk mengetahui adanya nilai dan sikap dalam berkomunikasi.
6. Memberikan informasi mengenai hambatan-hambatan yang dapat mengganggu
proses komunikasi.
7. Memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk komunikasi berdasarkan sasaran
dan arah pesan.
8. Memberikan informasi mengenai pembagian bentuk-bentuk komunikasi dari para
tokoh.

Komunikasi Kesehatan 2014

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Berdasarkan etimologi kata komunikasi, kata komunikasi berasal dari bahasa
Latin communication yang terbentuk dari kata com yang berarti dengan atau
bersama dengan dan unio yang berarti bersatu dengan. Lalu, dalam bahasa Inggris,
kata komunikasi berasal dari kata common yang berarti bersama dengan dan bersatu
dengan.
Menurut beberapa ahli seperti Hybels danWeafer II (1992) dan Liliweri (2003),
Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan.
Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan
kata kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya,maupun penampilan diri,
menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya.
Menurut Walhstrom (1992) danLiliweri (2003), Komunikasi adalah pernyataan
diri yang efektif; pertukaran pesan pesan yang tertulis, pesan pesan dalam
percakapan, bahkan melalui imajinasi; pertukaran informasi atau hiburan dengan kata
kata melalui percakapan atau dengan metode lain; pengalihan informasi dari seseorang
kepada orang lain; pertukaran makna antar pribadi dengan system simbol; dan proses
pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu.
Secara keseluruhan, dalam definisi secara singkat, komunikasi adalah interaksi
antara dua orang atau lebih. Secara luas, definisi komunikasi adalah proses yang
melibatkan seseorang menggunakan tanda tanda berupa simbol simbol verbal atau
nonverbal yang bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu.
Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur sebagai berikut:
1. Komunikator
Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan.
Komunikator harus menyampaikan pesan dengan baik agar pesan yang disampaikan
dapat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.
2. Pesan
Pesan merupakan suatu pernyataan yang didukung oleh lambang. Lambang suara
berkaitan dengan intonasi suara. Lambang bahasa dinyatakan secara tulisan maupun
Komunikasi Kesehatan 2014

lisan. Lambang warna yakni pesan yang disampaikan melalui warna tertentu seperti
warna pada lampu merah. Lambang gerak yaitu gerak tubuh dan ekspresi wajah.
3. Komunikan
Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Seorang komunikan harus mampu menyamakan persepsi yang
diberikan oleh komunikator sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Media
Media adalah saluran informasi. Media dapat berupa media cetak seperti koran,
media visual, audio, dan audio-visual.
5. Umpan balik/respons
Umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak dari informasi yang telah
disampaikan oleh komunikator. Umpan balik dapat disampaikan secara nonverbal
seperti melalui ekspresi wajah, dan secara verbal yakni dengan dengan kalimat yang
disampaikan langsung kepada komunikator.

B. KONSEP DASAR KOMUNIKASI


Konsep dari komunikasi sendiri wajib diketahui dan dipaparkan agar seseorang
mengetahui gambaran luas dari kegiatan komunikasi tersebut. Konsep-konsep
komunikasi tersebut adalah :
1. Komunikasi Sebagai Proses Simbolik
Untuk bertukar arti, manusia menggunakan berbagai alat: kata dan bahasa,
gambar, musik, huruf Cina, huruf alfabet, bahasa tubuh, dll. Alat alat atau sinyal ini
simbolik, yang berarti bahwa mereka mengacu pada sesuatu yang lain. Sinyal
sinyal simbolik ini merupakan apa yang sebelumnya kita sebut informasi, misalnya
ekspresi pengetahuan, pemikiran dan perasaan yang nyata. Sifat simbolik dari
komunikasi membiarkan sejumlah besar kebebasan interpretatif. Simbol adalah
sesuatu yang digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu yang lainnya
(representasi dari fenomena). Kata adalah simbol, karena ia mewakili sebuah benda
atau sebuah pengertian. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah
kelompok, tetapi mungkin tidak dimengerti di luar lingkup kelompok tersebut.
Interaksi atau komunikasi secara simbolik didasarkan pada ide ide
mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Menurut William Albig,
komumikasi adalah proses pengoperan lambang lambang yang memiliki arti di
Komunikasi Kesehatan 2014

antara individu individu. Sedangkan menurut Ralph LaRossa dan Donald C.


Reitzes (1993) yang telah mempelajari Teori Interaksi Simbolik, terdapat tiga tema
dari asumsi yang mendasari interaksi ini, yaitu :
a. Pentingnya Makna bagi Perilaku Manusia.
b. Pentingnya Konsep Mengenai Diri.
c. Hubungan Antara Individu dengan Masyarakat
2. Komunikasi Sebagai Proses Sosialisasi
Sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial. Ketika
menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah
komunikasi selalu melibatkan manusia secara interaksi. Artinya, komunikasi selalu
melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang
penting dalam proses komunikasi. Ketika komunikasi dipandang secara sosial,
komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berkomunikasi dengan berbagai niat,
motivasi dan kemampuan. Kemudian, ketika membicarakan komunikasi sebagai
proses, hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki
akhir.
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara
dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan
menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali
sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu,
komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh
sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling
mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia
dengan masyarakat
3. Komunikasi Sebagai Proses Satu atau Dua Arah
Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan yang kita kirimkan
benar benar telah diterima secara tepat sebagaimana kita maksudkan adalah dengan
mendapatkan umpan balik tentang akibat atau pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan
tersebut dalam diri penerima. Umpan balik adalah proses yang memungkinkan
seorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang dikirimkannya telah
didekodifikasikan dan ditangkap oleh si penerima. Tanggapan si penerima terhadap
pesan

yang

disampaikan

oleh

pengirim

dapat

menyebabkan

pengirim

memodifikasikan atau mengubah bentuk pesannya, supaya komunikasi menjadi lebih


Komunikasi Kesehatan 2014

tepat. Apabila pengirim tidak dapat memeproleh informasi tentang bagaimana


pesannya telat didekodefikasikan oleh penerima, kesenjangan atau salah paham
dalam komunikasi mungkin sekali terjadi tanpa diketahui oleh kedua belah pihak.
Agar komunikasi dapat terjadi, dibutuhkan pengirim sender dan penerima
receiver informasi. Dikatakan komunikasi satu arah dimana pengirim tidak
memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana penerima telah medekodifisikan
pesannya. Dengan kata lain, penerima tidak bereaksi terhadap pernyataan/ pesan
pengirim sebelumnya. Sebaliknya, komunikasi bersifat dua arah apabila pengirim
cukup leluasa mendapatkan umpan balik tentang cara penerima menangkap pesan
yang telah dikirimkannya. Dapat dikatakan dari pengirim ke penerima dan dari
penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi
selalu berlangsung. Komunikasi dua arah yang terbuka semacam ini akan
memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi, dan selanjutnya
sangat menolong mengembangkan suatu relasi yang memuaskan bagi kedua belah
pihak serta kerja sama yang efektif.
4. Komunikasi bersifat Koorentasi
Komunikasi bersifat koorientasi, karena dua belah pihak atau lebih, terlibat
dalam

komunikasi

yang

mempunyai

tujuan

yang

sama.

Dua

individu

mengorientasikan sesuatu objek yang diterima bersama. Objek itu boleh merupakan
barang, isu dan ide yang menarik minat bersama. Model ini merupakan gabungan
antara komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Pertama komunikasi intrapersonal
merangka persamaan antara pendapat kita dengan pendapat orang lain tentang
sesuatu objek. Jika ada persamaan maka terbentuklah tanggapan persetujuan.
Ketepatan anggapan kita melakar tindakan kita yang bersesuaian untuk satu sama
lain. Ketepatan disini dapatlah diartikan sebagai pandangan orang lain yang serupa
dengan pandangan kita. Persetujuan dan pesepahaman maka akan terbentuk dalam
komunikasi interpersonal.
5. Komunikasi Bersifat Purposif dan Persuasif
Komunikasi bersifat purposif karena komunikasi merupakan aktivitas
pertukaran pesan-pesan dengan tujuan yang sudah ditentukan. Bersifat persuasif
karena komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi perubahan-perubahan sikap.
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau

Komunikasi Kesehatan 2014

memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai


dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
6. Komunikasi Mendorong Interpretasi Individu
Dalam

komunikasi,

pengirim

pesan

maupun

penerima

pesan

harus

menginterpretasikan pesan sesuai dengan maksud pengirim. Berlangsung antar dua


individu,

karenanya

pemahaman

komunikasi

dan

hubungan

antar

pribadi

menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap


individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi
terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya. Hal terpenting dari aspek
psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam
diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi
interpersonal pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan
mendasarkan pada persespsi orang yang mengamati. Untuk dapat mengembangkan
kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun
professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam
berkomunikasi, yaitu :
a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara;
d. mendengar.
7. Komunikasi Merupakan Aktivitas Pertukaran Makna
Komunikasi yang berlangsung antarmanusia tidak dapat dipahami hanya
melalui kata-kata yang diucapkan atau yang ditulis. Komunikasi hanya dapat dipahami
jika pesan-pesan komunikasi dipahami dalam dua makna, yaitu makna denotatif (arti
kata berdasarkan kamus) dan makna konotatif (arti kata bedasarkan konteks tertentu)
dari situasi yang berbeda di balik kata-kata itu. Berinteraksi dengan orang-orang dalam
rangka menghasilkan makna ; yaitu berkenaan dengan peran teks dalam kebudayaan.
Diharapkan pertukaran makna ini dapat di pahami oleh penerima. Menurut
fiske, agar komunikasi berlangsung seorang actor social harus membuat pesan dalam
bentuk tanda. Pesan pesan itu mendorong penerima pesan untuk menciptakan makna
untuk diri penerima pesan sendiri yang terkait dalam beberapa hal dengan makna yang
dibuat aktor social dalam pesannya. Makin banyak antara aktor social (selaku encoder)
dengan penerima pesan (selaku decoder) menggunakan system tanda yang sama, maka
Komunikasi Kesehatan 2014

makin dekatlah Makna mereka yang datang pada diri mereka masing masing.
Karena, lanjut Fiske, saya berkomunikasi dengan anda, anda memahami apa makasud
pesan saya, lebih kurang secara akurat.
8. Komunikasi Terjadi Dalam Konteks
Komunikasi dilakukan oleh manusia selalu dalam berada dalam sebuah ruang
dan waktu, atau disesuaikan dengan konteks ruang dan waktu. Konteks yang dimaksud
berupa :
a.

Lingkungan fisik, misalnya di klinik praktik pribadi, Puskesmas, di tepi jalan


raya, di masjid dan lain-lain

b.

Antar budaya manakala komunikasi itu melibatkan komunikator dan komunikan


yang berbeda latar belakang kebudayaannya

c.

Psikologis, artinya komunikasi itu memperhatikan beragam faktor psikologis


seperti persepsi, sikap, motivasi, kebutuhan, keinginan dari pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi

d.

Personal, artinya aktivitas komunikasi memperhitungkan situasi hubungan


antarpribadi (interaksi sosial, relasi sosial, atau transaksi sosial)

e.

Kelompok, artinya aktivitas komunikasi turut memperhatikan sifat dan


karakteristik kelompok, jumlah anggota dalam kelompok, daya tarik kelompok,
dinamika kelompok, dan lain-lain

f.

Organisasi, artinya aktivitas komunikasi turut memperhatikan tujuan organisasi,


karakteristik atau sifat organisasi, jumlah orang dalam organisasi, daya tarik
organisasi, dinamika organisasi, dan lain-lain
Massa, artinya aktivitas komunikasi turut memperhatikan sifat-sifat massa,

atau kategori massa yang dapat dirinci dalam ciri-ciri kategori seperti usia, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal, gaya hidup dan lain-lain.

C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap
orang membutuhkan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja
sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi sendiri mencakup tentang
cara penyampaian dan penerimaan pikiran-pikiran, informasi, perasaan, bahkan emosi
seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara pemberi pesan dan
penerima pesan. Prinsip-prinsip dari komunikasi itu sendiri, antara lain :
Komunikasi Kesehatan 2014

1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik


Komunikasi pada dasarnya menjad hal terpenting dalam kehidupan. Dalam
proses kehidupan symbol sangat erat kaitannya dengan keseharian kita. Menurut
Ernst Cassier, lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi katakata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati
bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan
perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik
abstrak mau pun nyata) tanpa kehadirah manusia dan objek tersebut. Karena itu
dikatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses simbolik.
2. Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan
kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk
mempersatukan manusia - manusia yang jika tidak berkomunikasi maka akan
terisolasi. Pesan - pesan itu mengemuka lewat perilaku perilaku manusia. Bila
seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberi pemaknaa terhadap perilaku
kita, maka komunikasi telah terjadi meskipun kita tidak menyadari perilaku kita
tersebut.
3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan
a. Dimensi isi : lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa
pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang
mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal
tersebut dalam komunikasi.
b. Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi
satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada
bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi
hubungan.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi
yang tidak disengaja sama sekali (misalnya melamun) hingga komunikasi yang
direncanakan dan disadari (pidato). Kesengajaan bukanlah syarat komunikasi.

Komunikasi Kesehatan 2014

Meskpun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain,
perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Komunikasi yang terjadi salam konteks ruang & waktu yakni segala pesan
yang disampaikan oleh pengirim pesan baik nonverbal maupun verbal harus
disesuaikan dengan tempat yaitu dimana pross komunikasi berlangsung serta kapan
proses komunikasi itu dilakukan.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Pada saat melakukan komunikasi seseoreang harus dapat memprediksi efek
dari komunikasi yang dilakukan. Dalam hal ini komunikasi terikat oleh aturan, yakni
seseorang melakukan strategi berdasarkan prediksi bagaimana orang lain akan
merespon pesan. Seorang komunikastor dapat memprediksi prilaku orang lain sesuai
dengan perannya didalam lingkungan bermasyarakat.
7. Komunikasi bersifat sistemik
Komunikasi adalah sistem yang sekurang-kurangnya memiliki dua
komponen yang bekerja pada saat menyampaikan informasi yaitu sistem eksternal
dan sistem internal. Sistem eksternal adalah suatu sistem yang menyangkut
partisipasi dan peran individu pada saat melakukan komunikasi. Sementara sistem
internal adalah suatu sistem yang menyangkut suatu sistem nilai dalam diri individu.
8. Efektifitas komunikasi bersinergi dengan latar belakang sosial budaya
Keefektifan suatu komunikasi dapat dilihat dari hasil yang sesuai dengan
harapan peserta. Kesamaan dalam hal seperti bahasa, ekonomi, tingkat pendidikan,
maupun agama merupakan kondisi sosial yang mana memungkinkan komunikasi
dapat berjalan secara efektif. Contohnya yaitu dua orang yang berkomunikasi yang
memiliki kesamaan suku asal, maka kecenderungan akan mengerti apa yang
disampaikan oleh komunikator ke komunikan karena memiliki kesamaan makna dari
suatu simbol.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Komunikasi bersifat nonsekuensial berarti bahwa proses komunikasi
bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah, akan tetapi melibatkan
respon atau tanggapan sehingga menimbulkan suatu timbal balik yang merupakan
bukti bahwa pesan yang disampaikan tersebut diterima, dimengerti, dan dapat
dipahami.
Komunikasi Kesehatan 2014

10

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional


Prinsip komunikasi yang bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
berarti bahwa dalam kegiatan berkomunikasi, terdapat proses saling memberi dan
menerima informasi antar pihak-pihak yang melakukan komunikasi. Pandangan
dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa seseorang akan mengalami
perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi.
11. Komunikasi bersifat irreversible
Komunikasi yang bersifat irreversible menekankan bahwa, suatu hal yang
telah terjadi tidak dapat terhapus dan hilang begitu saja, sepertinya halnya
komunikasi. Ketika seseorang telah menyampaikan suatu informasi, informasi
tersebut tidak akan hilang begitu saja. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu berhatihati dan memikirkan terlebih dahulu apa yang ingin kita infomasikan kepada orang
lain.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Banyak persoalan dan konflik yang terjadi antar masyarakat akibat proses
komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) yang mampu
mengatasi suatu persoalan. Perbaikan dari kesalahan proses komunikasi dapat
dilakukan dengan cara mengatasi kendala strukturalnya, dengan kata lain haruslah
menunjukan tindakan yang konkret terkait kesalahan tersebut.

D. TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi adalah agar dapat dilakukan pertukaran informasi, ide,
konsep, emosi, pemikiran, dan opini. Komunikasi bukan saja dilakukan untuk
bersosialisasi tetapi juga untuk pengembangan diri. Komunikasi merupakan bagian dari
hidup setiap individu. Menurut Camp & Satterwhite (2002), komunikasi memiliki 4
tujuan, yaitu :
1. To inquire (untuk menanyakan)
Hal ini berkaitan untuk memperoleh informasi dengan berbagai cara, salah satunya
dengan bertanya atau melakukan survey melalui kuisioner.
2. To inform (untuk memberikan informasi)
Hal ini berkaitan dengan penyebaran informasi melalui berbagai media komunikasi.
3. To persuade (untuk membujuk)

Komunikasi Kesehatan 2014

11

Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi orang dan membuat mereka berfikir sejalan
dengan pemikiran anda.
4. To develop goodwill (mengembangkan itikad baik)
Hal ini melibatkan pembentukan hubungan baik dan harmonis dan menjaganya
dengan orang-orang yang berkomunikasi dengan anda.
Sedangkan menurut Hewitt (1981), menjabarkan tujuan proses komunikasi secara
spesifik adalah untuk mempelajari dan mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku
seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang
lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan masalah, mencapai sebuah tujuan,
menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik, dan menstimulasi minat pada diri
sendiri atau orang lain.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM BERKOMUNIKASI


Dalam proses komunikasi dibutuhkan faktor faktor yang bisa mendukung
berlangsungnya komunikasi yang baik. Fator factor ini satu samalain saling berikatan,
artinya tidak akan terbentuk komunikasi yang lancar apabila faktor komunikasi tidak
terpenuhi meskipun itu hanya satu.
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter & Perry) :
1.

Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan pasien, tim medis harus mengerti
pengaruh perkembangan usiannya. Perkembangan disini berperan disaat kita
menyadari siapa orang yang sedang berkomunikasi dengan kita, karena
perkembangan

yang

dimaksud

adalah

Bahasa

dan

gaya

bicara.

Selain

mengembangkan gaya bahasa, proses berpikir seseorang yang akan diajak


berkomunikasipun harus kita pahami, setidaknya kita bisa membedakan pola pikir
orang muda, dewasa, bahkan orang tua, yang pada akhirnya perkembangan ini
membantu memperlancar komunikasi yang dilakukan.
2.

Persepsi
Persepsi merupakan pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian
atau peristiwa, hal ini dibenuk oleh harapan atau pengalaman. Persepsi merupakan
faktor yang diharapkan hadir dalam proses komunikasi. Komunikasi yang baik
diiringi dengan persepsi yang sama, dan baik satu sama lain bagi pelaku komunikasi.
Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.

Komunikasi Kesehatan 2014

12

Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat,
tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan
kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Persepsi memiliki 3 macam alat indra untuk menangkap persepsi itu sendiri,
yaitu:
1. Persepsi Sensasi
Adalah

proses

menangkap

stimulus

melalui

alat

indra

(penglihatan,

pendengaran, penciuman,perabaan, perasa; melalui kinestesis dan vestibular).


2. Persepsi Kinestetis
Adalah alat indra yang memberi informasi tentang posisis tubuh dan anggota
badan (mengarahkan manusia bergerak sesuai perintah/motorik).
3. Vestibular
Adalah indra keseimbangan, letaknya di bagian dalam telinga (contoh: saat naik
sepeda, tangga berjalan,dll.
Proses pembentukan persepsi baik itu terhadap obyek ataupun manusia,
menurut Mulyana (2005: 168) dalam bukunya Ilmu Komunikasi SuatuPengantar
menyebutkan bahwa ada tiga langkah dalam proses terjadinyapersepsi yang dapat
digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :
1. Sensasi (pengindraan)
Sensasi yaitu pengindraan dengan melalui alat - alat indra kita. Persepsi merujuk
pada pesan yang dikirim ke otak melalui penglihatan, sentuhan,penciuman,
pendengaran. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsungnya
komuniksai manusia. Seperti indra penglihatan dengan menyampaikan pesan
verbal ke otak untuk di interprestasikan, atau pun indra pendengaran kita juga
bisa menyampaikan pesan verbal ke otak untuk di tafsirkan .
2. Atensi (perhatian)
Atensi adalah perhatian, suatau pemrosesan secara sadar sejumlah kecil
informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi ini juga di
dapatkan dari pengindraan, ingatan dan proses kognisi lainnya. Proses atensi
membantu efisiensi penggunaan mental kita yang terbatas, yang kemudian akan
membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu. Atensi juga dapat
merupakan proses sadar ataupun tidak sadar (Mulyana,2005:169).
3.

Nilai

Komunikasi Kesehatan 2014

13

Tim medis perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai-nilai


yang mereka anut sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat
dengan klien. Dalam hal ini tim kesehatan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai
pribadinya. Hal ini didasari, bahwa nilai adalah faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang.
4.

Latar Belakang Social dan Budaya


Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi seseorang.

5.

Emosi
Emosi merupakan perasaan sebyektif terhadap suatu kejadian. Emosi ini
mengakibatkan ekspresi , baik itu marah, sedih, bahkan senang. Hal ini akan
mempengaruhi tim medis dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tim medis perlu
mengkaji emosi pasien

dan keluarganya sehingga tim medis pun mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang tidak terpengaruh oleh emosi dibawah


sadarnya.
6.

Jenis Kelamin
Jenis kelamin menentukan gaya komunikasi seseorang. Tanned meyebutkan
bahwa wanita dan laki-laki mempunya perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3
tahun wanita ketika bermain dalam

kelompoknya menggunakan Bahasa untuk

mencari kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung


keintiman. Laki-laki, menggunakan Bahasa yang dapat membentuk kemandirian diri
dalam aktivitas bermainnya, dimana jika mereka ingin berteman maka melakukannya
dengan bermain.
7.

Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya akan sulit merespon pertanyaan
yang menggunakan Bahasa verbal disbanding dengan tingkat pengetahuan tinggi.
Hal ini dibutuhkan disaat memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien disaat kita
bisa berinteraksi dengan tepat sesuai pengetahuan yang mencukupi.

8.

Peran dan hubungan


Perlu diperjelas tentang profesi yang dimiliki dengan pasien atau klien yang
sedang berkomunikasi dengan kita. Selayaknya dokter, perawat, apoteker dan tim
kesehatan lainnya yang berinteraksi dengan klien atau pasiennya.

Komunikasi Kesehatan 2014

14

9.

Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Misalnya, dalam suasana bising tidak ada privasi yang tepat maka dari itu akan
menimbullkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.

10.

Jarak
Jarak akan mempengaruhi komunikas. Jarak menyediakan rasa aman dan
control, dalam situasi tertentu. Untuk itu tim kesehatan perlu memperhitungkan jarak
yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan pasien.

F. NILAI DAN SIKAP KOMUNIKASI


Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam
menghadapi suatu objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya pendorong atau
motivasi, yang relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap timbul dari hasil
pengalaman. Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah, derajat, dan
intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan lama.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi harus ditafsirkan terlebih
dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, yakni pengaruh faal, kepribadian, dan
faktor eksternal. Pengaruh faal berkaitan dengan aspek biologis seseorang, sedangkan
faktor kepribadian menyangkut perpaduan antara mental dan neural.
Pengaruh eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan, baik berupa situasi,
pengalaman maupun hambatan untuk terbentuknya sikap.Sikap merupakan aspek yang
sangat strategis dalam kajian persuasi. Konsep sikap sangat bermanfaat bagi persuader
dalam memprediksi sikap persuadee sehingga ia dapat melakukan komunikasinya secara
efektif.Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif-baik yang diinginkan atau yang
tidak diinginkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan sesuatu.
Ciri-ciri sikap

Sikap cenderung bertahan/tetap, tetapi dapat diubah dan berubah.

Sikap mencakup kontinum penerimaan dari yang sangat disukai sampai sangat tidak
disukai.

Sikap diarahkan pada beberapa obyek dimana orang memiliki perasaan dan

kepercayaan.
Komunikasi Kesehatan 2014

15

Tiga Domain Sikap


Kognitif

State of mind

Pikiran

Ide

Informasi

Pengertian

Afektif

State of heart

Pemahaman

Kesadaran

Keyakinan

Penalaran

Psikomotoris (Konasi)

State of hand

Tindakan

Berbuat

Fungsi Sikap
1. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja mereka.
2. Fungsi pertahanan ego, yaitu membenarkan tindakan dan mempertahankan ego.
3. Fungsi mengekspresikan nilai, yaitu menjadi dasar mengungkapkan sistem nilai
yang dianut.
4. Fungsi pengetahuan, yaitu membantu menyediakan standar dan kerangka
referensi dalam menjelaskan sesuatu.
Nilai dalam bhs Inggris value, berarti konsep tentang baik dan buruk, baik yang
berkenaan dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal). Nilai adalah norma,
keyakinan atau standar yang penting bagi seseorang. Nilai dapat terbentuk dan tumbuh
Komunikasi Kesehatan 2014
16

dari pengalaman-pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan, budaya, pendidikan, agama,


dimana semua faktor diserap seseorang melalui panca indra.
Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar
untuk memahami sikap dan motivasi karena nilai mempengaruhi persepsi manusia. Nilai
umumnya mempengaruhi sikap dan perilaku, sebagai contoh seseorang yang memasuki
organisasi dengan keyakinan bahwa penentuan gaji berdasarkan kinerja bukan
berdasarkan senioritas dan kenyataanya orang tersebut mendapati organisasi dengan
penentuan gaji berdasarkan senioritas tentunya orang tersebut kecewa. Rasa kecewa
inilah yang akan menimbulkan ketidakpuasan kerja, berbeda jika nilai-nilai orang
tersebut selaras dengan kebijakan upah.
Ciri-ciri nilai :

Nilai relatif mantap dan tahan lama.

Nilai bersifat mutlak (hitam-putih) tidak ada daerah kelabu.

Diperoleh dari keturunan dan lingkungan.

Tipe-tipe Nilai

Nilai Terminal : keadaan akhir yang sangat diinginkan, tujuan yang ingin dicapai
selama hayatnya. Ex: keinginan untuk berprestasi.

Nilai Instrumental : cara untuk mencapai nilai terminal. Ex: kapabel/ mampu, kreatif

G. BENTUK KOMUNIKASI
1. Bentuk Komunikasi Berdasarkan Sasaran dan Arah Pesan
d. Berdasarkan Besarnya Sasaran
Bentuk komunikasi berdasarkan sasarannya terbagi menjadi tiga sub poin, yaitu
komunikasi antar-individu, komunikasi kelompok, dan komunikasi masa.
1.) Komunikasi antar-individu
Proses interaksi secara individu yaitu 1 atau 2 orang secara langsung atau tidak
disebut dengan komunikasi antar-individu. Komunikasi ini dibagi lagi menjadi
2 bentuk, yaitu:
a.) Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication), merupakan
proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan
informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Dalam hal ini, individu
Komunikasi Kesehatan 2014

17

mengirim, menerima dan memberi umpan balik kepada dirinya sendiri.


Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.
b.) Komunikasi antar-pribadi, merupakan kegiatan komunikasi yang
dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Dalam
komunikasi ini adanya pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik
secara langsung (face to face) maupun dengan media. Misalnya
percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dll.
2.) Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi di antara sejumlah
orang. Komunikasi dalam kelompok dapat dibagi menjadi 2 bentuk
komunikasi, yaitu :
a.) Komunikasi

kelompok,

merupakan

kegiatan

komunikasi

yang

berlangsung di antara suatu kelompok. Pada kelompok ini terdiri dari 4-20
orang. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing
berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok.
Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan
seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrolngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid
di kelas tentang topik bahasan, dll.
b.) Komunikasi antar-kelompok/asosiasi, merupakan kegiatan komunikasi
yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya dengan
anggotanya sekitar 20-40 orang. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi
hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan
kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.
3.) Komunikasi masa
Merupakan proses menyosialisasi pesan dari satu sumber kepada target
penerima pesan. Komunikasi masa dibagi lagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
a.) Komunikasi Organisasi, komunikasi organisasi mencakup kegiatan
komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi.
Berbeda dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi
organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi
dalam melakukan kegiatan komunikasinya.

Komunikasi Kesehatan 2014

18

b.) Komunikasi masyarakat secara luas, pada tingkatan ini kegiatan


komunikasi

ditujukan

kepada

masyarakat

luas.

Bentuk

kegiatan

komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara : komunikasi massa,


yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dll.
Langsung atau tanpa melalui media massa, misalnya ceramah, atau pidato
di lapangan terbuka.
e. Berdasarkan Arah Pesan
Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan atau pesan tersebut ditujukan kepada
siapa itu terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
1.) Komunikasi satu arah, yaitu pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran
dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan
umpan balik atau bertanya. Komunikasi satu arah bisa dikatakan sebagai
komunikasi yang tidak memberi kesempatan kepada pendengar untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan. Komunikasi satu arah banyak dipake
dalam dunia militer karena menggunakan sistem komando, dimana perintah
dari atasan harus dilaksanakan oleh bawahan tanpa ada pertanyaan atau timbal
balik.
2.) Komunikasi dua arah, yaitu pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan
merupakan komunikasi timbal balik. Komunikasi dua arah merupakan
komunikasi

yang

komunikan

dan

komunikatornya

selalu

bergantian

memberikan informasi dalam penyampaian sebuah pesan.Sebagai contoh


sebuah diskusi. Dalam aktivitas diskusi akan saling bergantian dalam
menyampaikan informasi.
2. Bentuk Komunikasi Berdasarkan Para Tokoh
a. Abdul Nasir
Menurut Nasir, ada tiga bentuk komunikasi, yaitu agresif, pasif, dan asertif. Dalam
berkomunikasi, kita dapat menentukan apakah kita akan berlaku agresif, bertindak
asertif atau memilih sikap pasif. Tindakan kita untuk memilih agresif, pasif atau
asertif menjadi penentu hasil akhir sebuah komunikasi. Dan kita tentu sangat yakin
bahwa komunikasi yang efektif merupakan cara memperoleh keberhasilan dan
kesuksesan dalam kehidupan pribadi atau profesional.

Komunikasi Kesehatan 2014

19

1.) Agresif, Bentuk komunikasi agresif berarti memaksakan kehendak atau


pendapat diri sendiri dalam berkomunikasi dan cenderung merendahkan
pendapat orang lain. Komunikasi ini di mana seseorang membebankan
kebutuhan, kehendak, dan hasrat yang ia rasakan kepada orang lain. Individu
dengan bentuk komunikasi ini berarti menginginkan pendapatnya yang menjadi
pemenang dalam komunikasi tersebut. Ciri-ciri bentuk komunikasi agresif
ialah:
a.) Terlalu percaya diri.
b.) Terlalu dominan dalam memerintah orang lain.
c.) Kontak mata cenderung tegas kepada lawan bicara.
d.) Bahasa tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan.
e.) Postur tubuh tegang dan cenderung membusungkan dada.
f.) Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api.

2.) Pasif, komunikasi pasif adalah bentuk komunikasi di mana keinginan,


kehendak, dan hasrat seseorang tidak diungkapkan secara eksplisit sehingga
akan menimbulkan kesulitan bagi si penerima pesan. Bentuk komunikasi pasif
menandakan kita menginginkan keadaan yang tenang tanpa ada konflik atau
pertentangan. Bentuk komunikasi ini berarti kita lebih cenderung untuk
mengalah dengan lawan bicara kita. Kita tetap mengalah meskipun mungkin
pendapat kita lebih penting dibandingkan dengan hubungan komunikasi
tersebut atau pendapat kita lebih baik dibandingkan dengan lawan bicara kita.
Berikut adalah ciri-ciri bentuk komunikasi pasif :
a.) Tidak mampu membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang lain.
b.) Cenderung menyimpan keinginan dalam hati dan enggan untuk
mengungkapkan.
c.) Tidak mampu menolak permintaan orang lain, walaupun sebenarnya tidak
menginginkan permintaan tersebut.
d.) Menghindari kontak mata dengan lawan dan tidak mampu menatap lawan
bicara.
e.) Bahasa tubuh gugup, salah tingkah, dan tangan cenderung berkeringat.
f.) Postur tubuh cenderung bungkuk, lemah atau lemas.
g.) Berbicara pelan bahkan nyaris tidak terdengar

Komunikasi Kesehatan 2014

20

3.) Asertif, komunikasi asertif adalah bentuk komunikasi antar manusia di mana
kedua belah pihak dapat mengungkapkan kebutuhan, kehendak, dan hasrat
mereka secara terbuka. Pada komunikasi asertif terdapat kesempatan bagi
mereka untuk saling mendengar dan memberikan respon tanpa merasa superior
atau inferior terhadap yang lain. Bentuk komunikasi asertif ini lah yang dapat
menghasilkan komunikasi efektif. Berikut adalah ciri-ciri bentuk komunikasi
asertif :
a.) Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara wajar, tanpa
menunjukkan sikap berkuasa.
b.) Mampu menolak permintaan orang lain dengan sikap wajar, sopan
dan tidak menyakiti perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri.
c.) Kontak mata terjadi secara wajar, dengan pandangan yang tenang dan
pantas.
d.) Bahasa tubuh luwes, tenang dan wajar dengan aura keakraban.
e.) Postur tubuh tegap, tenang dan rileks.
f.) Muka tampak berseri-seri, penuh senyuman dan ekspresi wajar.
g.) Berbicara dengan intonasi sedang, volume suara cukup, dan terasa
lemah lembut.

Untuk membedakan dari ketiga bentuk komunikasi menurut Nasir, berikut


adalah tabel pembeda dari ketiganya :
Asertif

Agresif

Pasif

Postur tubuh

Tegak lurus

Condong ke depan

Agak mundur

Pandangan mata

Langsung, tidak

Melototi seolah-olah

Tidak berani

melototi, biasa/santai

mengamuk

menatap

Ekspresi sesuai kata-

Tegas

Tersenyum

Wajah

kata yang keluar

meski kesal

Suara

Sesuai dengan kontak

Keras

Ragu/lembut

Tangan

Santai, bergerak

Terkontrol,

Diam

bebas

menunjuk ke suatu
obyek, terkepal
keras

Komunikasi Kesehatan 2014

21

b. Adler dan Rodman


Adler dan Rodman mengklasifikasikan bentuk komunikasi menjadi dua, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1.) Komunikasi verbal, Komunikasi verbal adalah saling berbagi informasi antara
individu yang satu dengan individu yang lain dalam bentuk percakapan baik
secara langsung maupun tidak langsung yaitu bahasa, via telpon, atau dengan
pesan. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan
tiap individu untuk berespon secara langsung, sehingga kita dapat
menyampaikan maksud kita yang sesungguhnya. Melalui bahasa, seseorang
akan mengomunikasikan kata secara verbal sehingga bahasa dapat diartikan
sebagai seperangkat kata yang disusun berstruktur sehingga menjadi kalimat
yang mengandung arti (Cangara, H, 2006). Komunikasi verbal dalam bentuk
tulisan,

contohnya

rekam

medik,

laporan

jaga,

resep,

surat

edaran/SOP/instruksi. Dalam bentuk lisan, contohnya pertemuan resmi,


konferensi kasus, dan komunikasi interpersonal. Melalui komunikasi verbal,
komunikator juga dapat mengungkapkan ide, perasaan, kesan, dan respon
emosional yang bertujuan menciptakan hubungan baik antar manusia.
Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal-hal seperti berikut :
a.) Jelas dan ringkas.
b.) Pemilihan kata yang sesuai.
c.) Arti denotatif dan konotatif yang tepat.
d.) Selaan dan kesempatan berbicara pada waktunya.
e.) Waktu dan relevansi.
f.) Humor.
Dalam komunikasi yang menggunakan bahasa verbal, seorang komunikator
harus memperhatikan penggunaan bahasa secara pragmatis, variasi bahasa,
waktu yang tepat untuk berkomunikasi, hal apa yang akan disampaikan,
kecepatan berbicara, intonasi, gaya penyampaian/cara berbicara, struktur pesan
yang disampaikan, situasi saat menyampaikan pesan, dan lain-lain. Komunikasi
verbal yang efektif ditandai dengan penyampaian yang jelas dan ringkas,
penggunaan kata/kalimat yang mudah dipahami, kecepatan dan tempo bicara
yang tepat, dan pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerima
pesan. Komunikasi verbal memiliki beberapa pendekatan dan teori yang
Komunikasi Kesehatan 2014

22

berorientasi pada pesan dalam bahasa, yaitu pendekatan alamiah (nature


approach), pendekatan nurtural (nurture approach), teori fungsional (general
semantics), dan teori kontruktivisme. Pendekatan alamiah (nature approach)
dimana seseorang dilahirkan dengan membawa kemampuan alamiah untuk
berbahasa. Pendekatan nurtural (nurture approach) dimana bahasa diperoleh
melalui pembelajaran sosial dan kultur, yaitu bahasa yang disampaikan
seseorang bukanlah suatu yang alamiah dan bentuknya bervariasi sesuai dengan
pandangan hidup, keyakinan, norma dan nilai-nilai budaya yang dianutnya.
Teori fungsional berfokus pada makna dari kata dan bagaimana makna tersebut
memengaruhi perilaku seseorang, teori ini mengemukakan bahwa bahasa harus
bisa merefleksikan dunia tempat kita hidup. Teori kontruktivisme berfokus pada
proses berfikir yang terjadi sebelum pesan dikemukakan dalam suatu
komunikasi, yaitu bahasa yang digunakan merefleksikan perasaan atau emosi
seseorang terhadap pesan yang disampaikan, sebelum pesan tersebut disusun
sepenuhnya.
2.) Komunikasi non-verbal, komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian
suatu maksud atau pesan oleh seseorang atau individu kepada orang lain yang
tidak dilakukan secara kata-kata atau bahasa verbal, melainkan melalui
petunjuk-petunjuk atau simbol-simbol serta tanda-tanda lain yang dilakukan
oleh tubuh seseorang. Komunikasi non verbal yang disampaikan melalui vokal,
misalnya nada suara, desah, jeritn, kualitas suara, sedangkan penyampaian
melalui non vokal contohnya gesture (isyarat), gerakan tubuh, penampilan,
ekspresi wajah, dan lain-lain. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
disampaikan melalui isyarat, baik gerakan tubuh, jarak/ruang, ekspresi wajah,
suara, sentuhan, kontak mata, dan lain-lain. Komunikasi non verbal dapat
berfungsi sebagai pengulangan, kontradiksi, pengganti, pengatur, penekanan,
dan pelengkap dari komunikasi verbal. Sebagian besar komunikasi non verbal
bersifat universal, namun terdapat beberapa perbedaan dari cara orang memakai
dan memahami komunikasi non verbal tersebut, yaitu dari segi budaya dan jenis
kelamin. Komunikasi non verbal dibagi menjadi empat, yaitu kinesik,
proksemik, haptik, dan paralinguistik.

Komunikasi Kesehatan 2014

23

a.) Komunikasi

kinesik

adalah

komunikasi

non

verbal

yang

diimplementasikan melalui isyarat tubuh, contohnya gesture (gerakan


tubuh), posisi tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata.
b.) Komunikasi proksemik adalah komunikasi non verbal yang ditunjukkan
oleh ruang dan jarak antara dua atau lebih individu yang saling
berkomunikasi. Proksemik dibagi menjadi proksemik jarak, ruang, dan
waktu. Proksemik jarak merupakan simbol komunikasi yang cukup sensitif,
karena jarak menentukan kedekatan psikologis dan sosial antar individu
yang berkomunikasi. Jarak dibagi menjadi jarak intim, jarak personal, jarak
sosial, dan jarak publik. Proksemik ruang yaitu bagaimana seseorang
menginterpretasikan ukuran ruang, atmosfer dalam ruangan, warna,
pencahayaan, jangkauan ruang selama proses komunikasi. Proksemik
waktu/kronemik meliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi.
c.) Komunikasi haptik adalah komunikasi dimana tidak ada jarak antara dua
orang, misalnya berjabat tangan, menepuk, menyentuh, memegang, meraba,
mengelus, mencubit. Komunikasi haptik ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
atraksi dan kesukaan, kekeluargaan/kekerabatan, kekuasaan dan status.
d.) Komunikasi

paralinguistik

terkait

bagaimana

Suara

menginterpretasikan pesan, contohnya tertawa, mendesah, menjerit, dan


kualitas suara meliputi kecepatan, artikulasi, dan lain-lain.
Menurut Darwin, ada tiga pendekatam yang berkaitan dengan komunikasi non
verbal, yaitu pendekatan etiologi, pendekatan antropologi, dan pendekatan
fungsional. Dalam pendekatan etiologi, Darwin mengasumsikan bahwa
komunikasi non verbal dari makhluk hidup yang berbeda adalah sama. Dua
contoh pendekatan ini adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat
ditemukan pada setiap makhluk hidup dan setiap kultur masyarakat. Pendekatan
antropologi menganggap bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh kultur
masyarakat. Pendekatan fungsional memandang bahwa norma-norma kultural
dianggap sebagai sesuatu yang telah ada dan diperhitungkan dalam kerangka
waktu sebagai variasi kultural.
3. Perbedaan komunikasi verbal dan non-verbal

Walaupun keberadaan komunikasi verbal dan non verbal bersifat holistik


atau tidak dapat dipisahkan, keduanya memiliki perbedaan. Apabila dilihat dari
Komunikasi Kesehatan 2014

24

segi dimensi yang digunakan, komunikasi verbal hanya memiliki satu dimensi,
yaitu bahasa/ungkapan, sedangkan komunikasi non verbal adalah multi dimensi,
yaitu suara, postur tubuh, gerak tubuh, jarak, dan lain-lain. Dilihat dari segi
penyampaiannya, komunikasi verbal bersifat intemiten (berselang) maksudnya
ada saatnya berbicara dan saatnya untuk berhenti berbicara, sedangkan
komunikasi non verbal bersifat kontinu (kesinambungan) artinya setiap saat
seseorang pasti melakukan komunikasi ini.
Dilihat dari strukturnya, komunikasi verbal telah terstruktur atau ada acuan
dalam penggunaan tata bahasanya, sedangkan komunikasi non verbal tidak
memiliki struktur formal, maksudnya bahasa tubuh antara individu satu dan
lainnya berbeda. Dilihat dari segi kejelasan, dalam komunikasi verbal terdapat
lebih sedikit kesalahan dalam penyampaian, sedangkan dalam komunikasi non
verbal terdapat lebih banyak ketidakpastian atau ambigu. Artinya, makna dari
bahasa tubuh baik vokal maupun non vokal yang disampaikan seseorang belum
tentu ditangkap sama oleh orang lain.
Dilihat dari segi pengaruhnya, pada komunikasi verbal perbedaan antara
lambang-lambang komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan secara
bersamaan tidak akan berpengaruh begitu besar, sedangkan pada komunikasi
non verbal pengaruhnya cukup besar ketika lambang-lambang komunikasi
verbal dan non verbal yang disampaikan secara bersamaan saling bertetangan.
Dilihat dari segi pembelajarannya, komunikasi verbal dapat dilakukan karena
dipelajari, sedangkan komunikasi non verbal dapat dilakukan secara alamiah.
Dilihat dari segi niat, biasanya komunikasi verbal dilakukan apabila memang
ada niat atau dengan sengaja atau disadari, sedangkan komunikasi non verbal
lebih sering dilakukan dengan tidak sengaja atau tanpa disadari.

H. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI


Dalam berkomunikasi, tidak menutup kemungkinan terdapat hambatan-hambatan
yang dapat mengganggu kelancaran dalam proses tersebut. Hambatan dalam komunikasi
ini dibedakan menjadi dua, yaitu hambatan umum dan hambatan berdasarkan perspektif
pasien yang bersangkutan.
Komunikasi Kesehatan 2014

25

1. Hambatan Umum
Dalam berkomunikasi dengan orang lain terkadang tidak tersampaikan dengan baik
dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Biasanya terdapat hal-hal yang dapat
mengganggu dalam berkomunikasi, yaitu adanya hambatan dalam berkomunikasi.
Hambatan umum dalam berkomunikasi, di antaranya :
a. Hambatan Fisik
Zaman sekarang ini arus globalisasi mendorong banyak kemajuan disegala
bidang, termasuk bidang teknologi informasi. Akan tetapi kemajuan teknologi ini
tidak tersebar secara merata sehingga masih banyak daerah yang minim teknologi
informasi. Salah satu hambatan fisik adalah jarak. jarak mengakibatkan
komunikasi seseorang terganggu. Apabila semua daerah sudah mendapatkan
teknologi informasi, akan lebih mudah jika seseorang ingin bekomunikasi dengan
orang lain yang berada jauh di tempat lain. Hambatan fisik biasanya berupa
interferensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, contohnya desingan
mobil yang lewat, dengungan komputer, dan-lain-lain.
b. Hambatan Teknis
Hambatan teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau
yang berkaitan dengan alat-alat media yang digunakan. Menurut Cruden dan
Sherman dalam bukunya Personel Management (1976), jenis hambatan teknis dari
komunikasi terjadi karena tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas,
kurangnya informasi atau penjelasan, kurangnya ketrampilan membaca, pemilihan
media yang kurang tepat. Apabila hambatan ini terjadi, informasi yang
disampaikan kepada penerima pesan akan tidak maksimal. Contoh : Bunyi
pengeras suara yang gaung, gambar televisi yang tidak jelas, salah cetak pada
surat kabar atau majalah. Hambatan teknis biasanya berupa gangguan pada alatalat teknis (hardware atau software) sehingga kita tidak dapat berkomunikasi
dengan baik. Contohnya seperti gangguan pada mikrofon, kerusakan pada CPU
computer, dan lain-lain.
c. Hambatan Semantik
Hambatan semantik dapat mengganggu proses penyampaian pengertian atau idea
melalui bahasa secara efektif. Pesan yang kurang jelas akan menimbulkan
pengertian yang berbeda, sehingga informasi yang disampaikan menjadi berbeda
pula. Hambatan Semantik dapat terjadi apabila :
Komunikasi Kesehatan 2014

26

1.) Perbedaan bahasa, keragaman budaya dan bahasa merupakan suatu keunikan
tersendiri yang dimiliki Indonesia. Namun, bahasa nasional Bahasa Indonesia
tetaplah harus dijunjung tinggi. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tidak semua
masyarakat mengerti bahasa daerah.
2.) Perbedaan persepsi, setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan sudut pandang tersebut dapat menyebabkan persepsi setiap orang
juga berbeda-beda. Perbedaan persepsi inilah yang dapat menjadi hambatan
dalam komunikasi.
3.) Salah dalam pengucapan kita, dalam berkomunikasi khususnya berbicara,
intonasi dan artikulasi harus diperhatikan. Berbicara yang terlalu cepat
terkadang menimbulkan artikulasi yang kurang jelas. Hal ini dapat membuat
orang lain sulit memahami maksud yang ingin disampaikan. Selain itu,
berbeda intonasi berbeda pula artinya. Seperti halnya intonasi dalam bertanya,
intonasi ketika memberi pernyataan, maupun intonasi ketika marah.
d. Hambatan Psikologis
Salah satu yang menghambat komunikasi adalah situasi dan kondisi psikis
komunikan dan komunikator. Apabila dalam keadaan marah, cemas, bingung atau
kecewa sebaiknya kita tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu. Hambatan
psikologis biasanya disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental, misalnya
kita berprasangka social terhadap orang lain, stereotip yang negative, salah
mempersepsikan orang lin, konsep diri yang tidak jelas sehingga membuat kita
merasa rendah diri, kurang percaya diri, kebutuhan dan keinginan yang tidak
terpenuhi, emosi yang tidak terkendali, dan lain-lain. Jangan sampai kita tidak
bisa mengendalikan diri ketika sedang berkomunikasi pada seseorang.
Komunikator harus menyiapkan kondisi psikologis agar pesan yang disampaikan
dapat sesuai dan maksimal. Hambatan psikologis terkait unsur-unsur dari kegiatan
psikis manusia, yaitu :
1.) Kepentingan (interest), kepentingan dipengaruhi sikap reaktif komunikan
terhadap pesan yang diterimanya. Perbedaan kepentingan dapat menjadi
hambatan dalam komunikasi, sebab berbeda kepentingan maka berbeda pula
pemikirannya.

Komunikasi Kesehatan 2014

27

2.) Prasangka (Prejudice), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,


atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Prasangka berkaitan dengan persepsi orang terhadap
orang lain atau keloimpok lain, dan bagai mana sikap dan perilaku terhadap
mereka. Untuk mengurangi hambatan psikologis ini, komunikator harus
bersikap netral tidak kontroversial.
3.) Sterotipe (Stereotype), stereotip merupakan tanggapan tertentu mengenai
sifat-sifat dan karakter pribadi seseorang atau kelompok lain yang mengarah
ke sisi negatif. Stereotip seringkali terbentuk dari pemikiran awal ketika
pertama kali bertemu atau ketika belum saling mengenal. Sehingga, yang
terpikirkan hanya sisi luarnya saja, tanpa mengetahui kepribadian yang
sebenarnya.
4.) Motivasi (Motivation), otivasi adalah penggerak, alasan, atau dorongan dalam
diri manusia untuk melakukan sesuatu. Ketidaksesuaian pesan komunikasi
dengan motivasi seseorang membuat komunikasi tidak diterima dengan baik
oleh komunikan.
e. Hambatan Sosiologi dan Antropologi
Hambatan sosiologis biasanya dipengaruhi adanya perbedaan mengenai pergaulan
yang ada di masyarakat dan perbedaan budaya masyarakat. Indonesia adalah
negara yang memiliki banyak pulau, tidak sedikit masyarakat yang berada di
daerah dan tidak bisa berbicara Bahasa Indonesia yang pada akhirnya akan
menghambat proses komunikasi. Hambatan antropologis merupakan hambatan
yang timbul karena manusia yang satu dengan lainnya memilihi perbedaan yang
pada akhirnya menimbulkan perbedaan gaya hidup, pendidikan, kebiasaan, dan
sebagainya. Dengan adanya banyak perbedaan, komunikasi akan menjadi lebih
sulit. Tetapi hambatan ini bisa di atasi apabila masing-masing individu
menghargai perbedaan. Hambatan sosiologis dan antropologis merupakan
benturan antara kepentingan kita dengan nilai dan norma budaya komunitas atau
masyarakat, hambatan struktur dan stratifikasi sosial, etnosentrisme, sikap
diskriminatif, dan lain-lain. Dalam komunikasi pun, komunikator dapat
menjalankan

komunikasi

dengan

baik

apabila

dia

mengenal

siapa

komunikannya.Yang dimaksud dengan mengenal adalah mengetahui ras, bangsa,


atau suku si komunikan tersebut. Dengan begitu, komunikator dapat mengenal
Komunikasi Kesehatan 2014

28

pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma kehidupanya, kebiasaan, serta


bahasanya sehingga dapat menyampaikan komunikasi dengan baik. Teknologi
komunikasi tidak akan berfungsi tanpa dukungan kebudayaan.
2. Hambatan Perspektif
Adanya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi mempengaruhi kita untuk mencari
jalan keluar / solusi untuk menghindari adanya hambatan dalam berkomunikasi. Salah
satu dari hambatan komunikasi adalah hambatan perspektif, yaitu hambatan yang
memandang dari berbagai sudut pandang kehidupan manusia itu sendiri yang sedang
melakukan komunikasi. Hambatan perspektif terbagi menjadi beberapa macam
hambatan yang dapat mempengaruhi gangguan dalam berkomunikasi, yaitu :
a. Hambatan Pendidikan
Dalam kehidupan manusia tentunya mempunyai pendidikan yang berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain. Pendidikan yang berbeda-beda ini menjadi
hambatan dalam berkomunikasi. Karena pendidikan ini akan mempengaruhi gaya
bahasa, cara berbicara, dan pemilihan kata dalam berkomunikasi. Ini
menyebabkan orang lain yang mendengarkan informasi yang kita kurang mampu
memahami

apa

informasi

yang

telah

kita

berikan.

Sehingga

terjadi

kesalahpahaman dalam menelaah sebuah informasi.


b. Hambatan Pengetahuan
Pengetahuan yang luas dapat membuat seseorang dapat memberikan informasi
yang lebih mendalam dan lebih luas. Sehingga orang lain yang menerima
informasi yang kita berikan tidak terlalu paham, dan mungkin hanya bisa
mendengarkan informasi saja. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya hambatan
dalam berkomunikasi.
c. Hambatan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting. Namun,
dengan latar belakang yang berbeda-beda setiap pasien akan memiliki bahasa
yang berbeda-beda pula. Gaya bahasa yang berbeda-beda yang menjadi seseorang
menyampaikan informasi dengan berbeda pula. Hal ini menjadi hambatan dalam
berkomunikasi, karena seseorang yang akan menerima informasi terlalu sulit
memahami informasi yang telah diberikan. Masalah bahasa tidak boleh di anggap
sepele, karena arti dan persepsi pasien terhadap sebuah kata mungkin akan
berbeda-beda. Salah memersepsikan sebuah kata akan mengakibatkan salah
Komunikasi Kesehatan 2014

29

dengar, salah ucap, salah tafsir, salah pengertian, sampai pada akhirnya salah
komunikasi (miscommunication) (Nasir, A,. Dkk).
d. Hambatan karakter orang lain yang tertutup.
Pasien memiliki karakteritik yang sangat beragam, salah satunya adalah pasien
yang tertutup dan pendiam. Dalam kondisi ini pada awalnya komunikasi mungkin
akan sulit dilakukan, namun tenaga kesehatan harus berupaya untuk menjalin
komunikasi dan memahami keadaan pasien dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat
dilakukan dengan pendekatan personal dan menumbuhkan sikap saling
memercayai.
e. Hambatan Umur
Kehidupan sosial tentunya terdiri dari berbagai macam umur yang berbeda-beda,
dari umur yang lebih muda sampai umur yang sudah tua. Dengan adanya
perbedaan umur ini menyebabkan komunikasi yang dikomunikasikan kurang
dapat dipahami secara mendalam.Perbedaan umur ini juga mempengaruhi daya
terima dan daya ingat seseorang itu berbeda-beda yang dapat menjadi penghambat
dalam berkomunikasi.
f. Hambatan Budaya dan Etnik
Selain faktor bahasa yang sangat beragam, terdapat juga budaya atau kultur serta
etnik yang bermacam-macam, khususnya di Indonesia. Hal ini membuat tenaga
kesehatan dapat memahami dengan baik budaya atau etnik yang berkembang pada
kehidupan pasien, agar proses komunikasi dapat berjalan dengan optimal. Selain
itu berdasarkan karakteristik manusia, kultur seseorang dapat terbagi menjadi dua
yaitu Low Context Culture (kebudayaan yang menampilkan semua perilaku
secara terbuka, sehingga mudah di tafsirkan) dan High Context Culture
(kebudayaan yang tidak menampilkan semua perilaku secara terbuka sehingga
untuk menfsirkannya dibutuhkan penafsiran atas latar belakang norma perilaku).
(Modul Komunikasi Kesehatan, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan).

I. SOLUSI TERHADAP HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI


Hambatan-hambatan di atas, sering kali ditemui pada waktu pelayanan kesehatan
sedang berlangsung. Pasien merupakan individu yang memiliki berbagai macam sifat dan
karakteristik. Setiap pasien memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai
tenaga kesehatan yang profesional, setiap hambatan harus mampu dilalui dengan baik.
Komunikasi Kesehatan 2014

30

Komunikasi yang efektif dan efisien tetap harus dilakukan agar terciptanya pemahaman
yang baik antar pasien dengan tenaga kesehatan. Faktor-faktor yang dapat menghambat
komunikasi di atas, dapat diatasi dengan cara-cara berikut :
1. Kenali audiens, dengan mengenal karakteristik orang lain dalam berkomunikasi
proses komunikasi akan menjadi lebih efektif.
2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik, setiap
individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang
psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang
dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. Hal ini penting karena
dengan mengetahui karakteristik dan cara komunikan memahami informasi,
komunikator dapat lebih fleksibel dan membuat proses komunikasi menjadi lebih
efektif.
3. Mengetahui pola komunikasi budaya, setiap manusia memiliki pola budaya yang
sangat beragam sehingga komunikator harus mengetahui pola budaya komunikan
sehingga proses komunikasi akan berjalan lebih efisien.
4. Evaluasi respons komunikasi, setiap berkomunikasi dengan komunikan sebaiknya
dilakukan proses evaluasi agar komunikator dapat belajar dari pengalaman dan dapat
meningkatkan kemampuan berkomunikasinya dengan lebih baik.
5. Cari tahu kebiasaan berkomunikasi lisan, Menurut Alo Lilimeri, 2006, dalam
Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan terdapat beberapa kebiasaan berkomunikasi
secara lisan, di antaranya :
a. Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang tua dibiarkan
lebih banyak bicara daripada yang muda.
b. Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan (what do
you want to say).
c. Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ke tujuan, atau berputar-putar, how
do you want to say).
d. Perhatikan dengan siapa anda berkomunikasi antarbudaya (to whom you want to
say it; to whom are you talking).
6. Biasakan

diri

untuk

mendengarkan,

komunikator

harus

terbiasa

untuk

mendengarkan orang lain. Dengan banyak mendengarkan orang lain maka


komunikator akan memperoleh pesan dan informasi yang banyak dan komunikan
akan merasa dihargai serta diperhatikan.
Komunikasi Kesehatan 2014

31

7. Mampu membuka diri dalam percakapan, hal ini sangat penting karena sangat
mempengaruhi percakapan yang akan terjadi di antara komunikator denhgan
komunikan. Terdapat banyak teori yang membahas tentang hal pengungkapan diri,
salah satunya adalah teori menurut Joseph Luft dan Harry Ingham, yang
menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator. Menurut Hally & Jay
(1998), terdapat empat tipe manusia dalam cara mengungkapkan diri :
a. Orang yang akan open minded person or of ideal window.
b. Exhibitionist or bull in China Shop.
c. Orang yang suka menyendiri (loner and loner as turtle).
d. Orang yang memiliki tipe interviewer
8. Mengetahui strategi memanfaatkan media, hal ini dapat dilakukan dengan cara
melihat dari sisi komunikator sendiri berada dalam tipe seperti apa dia saat
berkomunikasi dengan komunikan. Sehingga, komunikator dapat menyesuaikan
strategi terbaik dan memanfaatkan media dengan sebaik mungkin.
9. Mampu berkomunikasi secara tertulis, selain menguasai proses komunikasi lsan,
komunikator juga harus mampu berkomunikasi secara tetulis. Karena proses
komuikasi tidak selalu berupa lisan saja.
10. Menggunakan

umpan

balik

(feedback),

setiap

orang

yang

berbicara

memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal
maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu
secara benar.
11. Menggunakan komunikasi langsung (face to face), komunikasi langsung dapat
mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat
memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif
dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga
meta language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
12. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah, kosakata yang digunakan
hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang
sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena
kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.

Komunikasi Kesehatan 2014

32

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam berkomunikasi kita membutuhkan konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip
dalam berkomunikasi. Karena komunikasi mempunyai tujuan tertentu maka harus
disampaikan dengan baik, tentunya adanya nilai dan sikap dalam berkomunikasi. Selain
itu ada bentuk-bentuk berkomunikasi kepada siapa komunikasi tersebut ditujukan.
Namun, dalam berkomunikasi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
berkomunikasi. Sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam berkomunikasi. Jadi,
saat kita sedang berkomunikasi hendaknya perhatikan orang yang menerima informasi
agar dapat menerima informasi dengan baik dan jelas.

B. Saran
Sebagai manusia yang saling berkomunikas antara satu dengan yang lain
hendaknya kita mengetahui tujuan kita dalam melakukan komunikasi, kemudian
sampaikan informasi dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar komunikasi,
ketahui bentuk-bentuk dan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, agar informasi
yang diterima dengan baik dan jelas.

Komunikasi Kesehatan 2014

33

También podría gustarte