Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
GEOLOGI DAN
KEADAAN ENDAPAN
III - 2
A.
Sejarah Geologi
Merujuk hasil kajian yang telah dilakukan oleh penyelidik sebelumnya
(Sumuyut dan Sarjito, 1989 dan S. Gafoer, dkk., Puslitbang Geologi, 1986),
secara regional wilayah kerja PKP2B PT. Gorby Putra Utama termasuk
kedalam Peta Geologi Lembar Palembang yang wilayahnya secara keseluruhan
merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan (South Sumatra Basin).
Proses pengendapan sedimen di Cekungan ini berlangsung pada waktu Tersier,
diawali dengan diendapkannya Kelompok Telisa yang runtunan lithologinya
menunjukkan, bahwa kelompok ini merupakan satuan batuan yang terbentuk
dalam fase genang laut (transgression).
Sebaliknya, Kelompok Palembang yang merupakan satuan stratigrafi
berikutnya adalah batuan sedimen yang diendapkan pada fase susut laut
(regression). Kelompok Palembang (Palembang Group) ini terdiri dari Fm. Air
Benakat, Fm. MuaraEnim, dan Fm. Kasai, di mana Fm. Muara Enim
(Palembang Tengah, Puslitbang Geologi , 1986) diyakini bertindak sebagai
formasi pembawa batubara (coal bearing zone) di wilayah ini.
III - 3
B.
UMUR
FORMASI
Holosen
kuartwer
Plistosen
Satuan Breksi
Gunungapi
Kasai Pasumah
MuaraEnim
Akhir
Tengah
Gumai
M
i
o
s
e
n
Baturaja
T
er
si
er
Talang Akar
Oligosen
Kikim
Eosen
Pra Tersier
Terdiri daribreksigunungapi,lavadantuf
AirBenakat
Awal
Paleosen
KETERANGAN
Anggota
Cawang
F. Saling
F. Sepingtiang
F.Lingsing
III - 4
Stratigrafi
BerdasarkanPetaGeologiLembar Bengkulu,UrutanstratigrafidaerahBungamas
adalahsebagai berikut ; Sebagai batuan dasar ataubasementadalah Formasi
Sepingtiang, Formasi Lingsing, Formasi Saling danBatuan beku Granodiorit yang
berumur
Yura
Akhir
KapurAwal,diendapkandalam
lingkungan
Laut
danlava
dengansisipanbatupasir
dan
batulempung,
dan
berumur
keduaformasiinitersebarmulaidari
huludariS.CawangdisebelahTimur
Paleosen
Oligosen
S.EmpayangKasapsampaikedaerah
selanjutnyaberputarlagi
Tengah,
bagian
kearahBaratdaya
batugampingterumbusisipanserpih
serpihgampingan, napaldanbatulempung,berumurMiosen
daerahPulau.
Selanjutnya
diatas
GumaidiendapkansecaraselarasFormasiAirBenakatyangterdiri
batupasir,
Formasi
daribatulempung,
III - 5
Benakat.Tidakselaras
EnimadalahFormasiKasaiyangtersingkapdi
diatasFormasiMuara
bagianUtaraFormasiMuaraEnimdan
berumurPlistosen.Endapan palingatasadalahSatuanBreksi
tipe
regresi
dalam
lingkunganparalik.Sedimentasi
padaMiosenTengah,dicirikanolehbatupasir
alas
Formas
Air
Benakat.
Perubahan lingkungan pengendapan dari laut dalam ke laut dangkal dan paludal
selanjutnyake deltaiksampai darat terjadi secaraberangsur.
Lithologi batuan yang ditemukan tersingkap di wilayah ini didominasi oleh
endapan sedimen berumur Tersier, Kuarter, dan Resen yang diendapkan di sepanjang
Sungai Musi dan Batang Harileko. Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini adalah
batuan sedimen berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir dari Fm. Air Benakat (Tma)
yang di atasnya secara berangsur-angsur kemudian diendapkan Fm. Muara Enim
(Tmpm) berumur Miosen Akhir-Pliosen Awal yang umumnya mengandung sejumlah
lapisan batubara (coal seams) dengan pelamparan yang cukup luas. Adapun
karakteristik lithologi dan lokasi pelamparannya (dari tua ke muda) dapat diuraikan
sebagai berikut :
III - 6
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Fm. Air Benakat pada waktu
Miosen Akhir hingga Pliosen yang penyebarannya dapat ditemukan hampir di
seluruh wilayah kajian. Menurut Sarjito (1989), Fm. Muara Enim ini diberi
penamaan lain, yaitu dikenal dengan sebutan formasi Palembang Tengah. Secara
umum lithologinya terdiri dari batupasir dengan selang-seling batupasir tufaan,
batulanau, batulempung berlapis, dan sisipan batubara. Ke arah atas banyak
mengandung bahan gunung api (tuffaceous), sedangkan di bagian bawah formasi
ini masih ditemukan batuan yang bersifat napalan. Secara lokal terkadang
ditemukannya juga sisipan oksida besi (ironstone nodule) berwarna coklat
kemerahan, keras yang umumnya hadir berupa konkresi, dan fosil Moluska pada
batu pasir halus.
Merujuk penelitian eksplorasi yang dilakukan oleh Shell Mijnbouw (1978),
berdasarkan susunan kandungan batubaranya, maka formasi ini dibagi menjadi
empat Anggota berturut-turut dari tua ke muda, yaitu Anggota M1, Anggota M2,
Anggota M3, dan Anggota M4 dengan karakteristik sebagai berikut;
Anggota M1, terletak selaras di atas Fm. Air Benakat, lithologinya terdiri
dari batupasir, batulanau, batu lempung berwarna coklat hingga abu-abu, serta
sedikit batupasir glaukonitan. Dalam Anggota ini terdapat dua lapisan batubara
utama (main coal seams) yang dikenal sebagai lapisan batubara Kladi dan
Merapi. Di daerah areal rencana penambangan Anggota ini dapat ditemukan di
bagian utara dan selatan sumbu Antiklin Bandar Jaya dengan lithologi terdiri dari
batulempung, batulanau, dan batupasir galukonitan, serta beberapa lapisan
batubara.
III - 7
sisipan lapisan batubara potensial. Batas bawah Anggota ini adalah lapisan batubara
Petai, pada bagian tengahnya terdapat lapisan batubara Suban, sedang batas atasnya
adalah lapisan batubara Mangus. Dalam Anggota ini mulai ditemukan lapisan tufaan
hasil aktifitas vulkanik yang dimulai pada saat pengendapan batubara Petai, di mana
tufa tersebut pada saat ini dijumpai sebagai lapisan pengotor (dirt, parting).
Anggota M3, terletak selaras di atas M2, terdiri dari perselingan batulempung
abu-abu kecoklatan dengan batupasir di bagian bawah, perselingan batulanau dan
batupasir di bagian tengah, setempat lapisan tipis batugamping dolomitan, serta
lapisan batubara yang dikenal sebagai lapisan Burung dan satu lapisan batubara di
bawahnya. Bagian atas Anggota ini dibatasi oleh lapisan batubara Kebon dari
Anggota M4. Anggota ini terletak menjauhi Antiklin Bandar Jaya seperti di daerah
Muara Teladan.
Anggota M4, terletak di atas M3 dengan susunan lithologi berupa batu
lempung tufaan biru kehijauan dan batu lempung pasiran. Di bagian tengah secara
setempat terdapat lapisan tipis batu apung.
III - 8
GAMBAR 3. 1
KOLOM STRATIGRAFI PT. GORBY PUTRA UTAMA
Di dalam formasi ini paling sedikit terdapat empat lapisan batubara
(coal seams) dengan ketebalan bervariasi dari beberapa sentimeter hingga lebih
dari 8.0 meter. Secara umum Fm. Muara Enim di wilayah kajian memiliki
perlapisan yang baik, meskipun di beberapa tempat, lapisan batubara ini
terkadang terbelah (splitting) menjadi lapisan yang tipis-tipis. Lapisan batubara
umumnya memiliki jurus barat laut-tenggara (NW-SE) dengan kemiringan
lapisan batubara berkisar 2o - 36o.
III - 9
C. Keadaan Endapan
Lapisan (seam) endapan batubara di daerah studi, secara umum
tersingkap di permukaan tanah sebagai out-crop. Kemiringan (dip) seam rata-rata
antara 100 - 290 ke arah Barat Daya dengan ketebalan rata-rata berkisar
antara0,75 6,99 meter. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lapisan
endapan batubara yang akan ditambang, letaknya relatif dekat dengan permukaan
tanah dengan kemiringan relatif datar.
D. Sifat dan Kualitas endapan
Analisis kimia contoh-contoh batubara PT. Gorby Putra Utama dilakukan
di laboratorium batubara Direktorat Sumberdaya Mineral Bandung seperti yang
dapat terlihat pada tabel II.2.
TABELII.1
KISARAN KUALITAS BATUBARA
Spesifikasi
Blok A
(Muara 10)
Blok B
(Sunda)
Blok C
(Permata)
TM(%, ar)
46
51,4
52,6-54
IM (%, adb)
12,8-15
15,8
13,7-14,3
TS (%,adb)
0,6-1,4
0,3
0,5-0,8
4,7-8,6
4,6
7,4-8,8
FC (%, adb)
33-36,8
36,1
33,7-33,9
VM (%, adb)
43,7-45,5
42,5
43,7-45,5
CV (Kcal/kg)
5300
5202
5140
HGI
58
62
62
III - 10
E. Cadangan
Cadangan batubara adalah bagian dari totalitas sumber daya ekonomis
batubara (60%-90%, reserve bases) yang tergantung kondisi lokal dan layout
penambangan yang diusulkan. Dari totalitas sumber daya tersebut (reserve bases)
melahirkan dua macam istilah, yaitu cadangan terkira (probable) dan cadangan
terbukti (proven). Adapun cadangan terkira merupakan gabungan dari
sumberdaya/cadangan klasifikasi terukur dan tertunjuk.
Sedangkan cadangan terbukti merupakan kuantitas cadangan dengan
klasifikasi terukur yang telah dikaji ke-ekonomiannya. Perubahan klasifikasi
cadangan menunjukkan adanya peningkatan dalam hal kelayakan ekonomi dan
keyakinan geologinya, sehingga akhirnya akan diperoleh suatu cadangan yang
dapat ditambang secara ekonomis berdasarkan studi kelayakannya seperti yang
dapat di lihat pada tabel II.2
Mengacu kepada hasil perhitungan dengan metode BESR, ditetapkan
bahwa nisbah pengupasan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah 1
: 5. Secara ekonomi nilai SR (Stripping Ratio) tersebut masih memberikan
keuntungan pada kegiatan penambangan. Oleh sebab itu, kegiatan penambangan
di daerah studi, apabila dilakukan dengan cara mengupas lapisan penutup, secara
ekonomi masih dapat dilakukan.
III - 11
TABELII.2
CADANGAN BATUBARA
CADANGAN
VOLUME
No. LOKASI BLOK PROBABLE
OB
PROVEN
(JUTA
BCM)
(JUTA TON) (JUTA TON)
1
2
3
STRIPPING
RATIO
Blok A
(Muara 10)
Blok B
(Sunda)
Blok C
(Permata)
1.00
8.40
42.0
5.0
0.60
4.20
21.0
5.0
1.80
13.2
66.0
5.0
TOTAL
3.40
25.62
129.0
15.0