Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronchitis adalah salah satu penyakit pada paru-paru yang peradangannya
menyerang bronchus dengan prevalensi kesakitan di Indonesia cukup besar
jumlahnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang
mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga meningkatnya angka perokok
terutama di usia remaja dan produktif. Biasanya penyakit bronchitis ini mengalami
batuk-batuk kering, nafas agak sesak lama-kelamaan batuk disertai juga adanya
peningkatan suhu tubuh. (Abdul Waris Aly Imran, 2008)
Penyakit infeksi sekarang ini yang banyak menimbulkan kematian adalah
saluran pernafasan baik itu pernafasan atas maupun bawah, yang bersifat akut
atau kronis salah satunya penyakit bronchitis. Bronchitis pada anak berbeda
dengan bronchitis yang
terjadi
pada
orang
dewasa.
Pada
anak bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain,
namun dapat juga merupakan penyakit tersendiri (Ngastiyah, 2006).
Di Amerika Serikat, menurut National Center for health Statistics, kira-kira ada
14
juta
orang
menderita bronchitis.
Lebih
dari
12
juta
orang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada anak dengan Bronchitis.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu memahami Asuhan Keperawatan Dasar Bronchitis
b) Mampu
melakukan
pengkajian
keperawatan
pada anak
dengan Bronchitis
c) Mampu merumuskan
diagnosa
keperawatan
pada anak
dengan Bronchitis
d) Mampu menentukan intervensi pada anak dengan Bronchitis
e) Mampu melakukan implementasi pada anak dengan Bronchitis
f) Mampu melakukan evaluasi pada anak dengan Bronchitis
g) Mampu mendokumentasikan semua tindakan asuhan keperawatan
pada anak dengan Bronchitis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Secara harfiah bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh
adanya inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis
sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan
gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit
yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut
memegang peran.( Ngastiyah, 2005)
Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran bronkial atau bronki.
Peradangan tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi
udara (Samer Qarah, 2007).
Bronkitis akut adalah batuk dan kadang-kadang produksi dahak tidak
lebih dari tiga minggu (Samer Qarah, 2007).
Bronkhitis adalah suatu peradangan bronkhioli, bronkhus, dan trakhea
oleh berbagai sebab. Bronkhitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus
seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus
parainfluenza, dan coxsackie virus. Bronkhitis akut juga dapat dijumpai pada
anak yang sedang menderita morbili, pertusis, dan infeksi Mycoplasma
pneumoniae. Penyebab bronkhitis lainnya bisa juga oleh bakteri seperti
Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Haemophylus influenzae.
Selain itu, bronkhitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis
dan jamur (Muttaqin, 2008)
2. Etiologi
Pada kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara congenital
maupun didapat.
a. Kelainan kongenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Bronchitis yang
timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :
3. Patofisiologi
Virus dan bakteri biasa masuk melalui mulut dan hidung yang selanjutnya
akan menimbulkan viremia/bakteremia dan gejala atau reaksi tubuh untuk
melakukan perlawanan
Alergen
Aktivasi IgE
Fenomena infeksi
Peningkatan pelepasan
histamin
Penyebaran bakteri/virus
ke seluruh tubuh
Peningkatan akumulasi
sekret
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Bakteremia/Viremia
4. Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa:
1) batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2) sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3) sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
4) bengek
5) lelah
6) pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7) wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8) pipi tampak kemerahan
9) sakit kepala
10) gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu
hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan
dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya
batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak
berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak,
berwarna kuning atau hijau. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar
gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan
batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk
yang lama, yaitu:
1) Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan
klien kurang istirahat
2) Daya tahan tubuh klien yang menurun
3) Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
4) Kesenangan anak untuk bermain terganggu
5) Konsentrasi belajar anak menurun
5. Klasifikasi
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1) Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga
dengan trakheitis, merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut
(ISNA) bawah yang sering dijumpai. Penyebab utama penyakit ini
adalah virus. Batuk merupakan gejala yang menonjol dank arena batuk
berhubungan dengan ISNA atas. Berarti bahwa peradangan tersebut
meliputi laring, trachea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut
laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering mengenai anak
sampai umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan nafas
berbunyi.
2) Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang
Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik,
yang ada ialah mengenai batuk kronik dan atau berulang yang di
singkat (BKB). BKB ialah keadaan klinis yang disebabkan oleh
berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3
kali dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan
non respiratorik lainnya. Dengan memakai batasan ini secara klinis
jelas bahwa bronchitis kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau
berulang (BKB)
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi sampai anak umur
5 tahun yang menderita bronchitis kronik akan mempunyai resiko lebih
besar untuk menderita gangguan pada saluran napas kronik setelah
umur 20 tahun, terutama jika pasien tersebut merokok akan
mempercepat menurunnya fungsi paru.
6. Komplikasi
1) Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik
2) Pneumonia
3) Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi
4) Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau
Bronkietaksis
5) Kor pulmonale
Suatu disfungsi dari ventrikel kanan yang dihubungkan dengan
kelainan fungsi paru atau struktur paru atau keduannya..
6) Efusi pleura atau empisema
akibat dari pelebaran sebagian atau seluruh bagian dari asinus alveoli
yang disertai dengan kerusakan dari sel pernapasan
7) Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab
infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
8) Haemaptoe
terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri
pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis
pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali
merupakan tindakan gawat darurat.
9) Sinusitis
merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
10) Kegagalan pernafasan
11) Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai
komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami
komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta
proteinurea.
7. Pemeriksaan penunjang
Sinar x dada
Dapat menyatakan hiperinflasi paru paru, mendatarnya diafragma,
peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode
remisi.
TLC
: Meningkat.
Volume residu
: Meningkat.
FEV1/FVC
GDA
Bronchogram
Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat inspirasi, pembesaran
duktus mukosa.
Sputum
mengidentifikasi patogen.
EKG
8. Penatalaksanaan
1) Tindakan Perawatan
a. Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan
mengeluarakan lender/secret.
b. Sering mengubah posisi.
c. Banyak minum.
d. Inhalasi.
e. Nebulizer
f. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan
tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain.
2) Tindakan Medis
a. Jangan beri obat antihistamin berlebih
b. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial
c. Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari
d. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu
maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic
boleh diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertusis.
Influenzae sebagai bakteri penyerang sekunder misalnya
amoksisilin, kotrimoksazol dan golongan makrolid. Antibiotik diberikan
7-10 hari dan jika tidak berhasil maka perlu dilakukan foto thorak untuk
menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda
asing dalam saluran napas, dan tuberkolusis.
A. Pengkajian
1.
Anamnesis
riwayat kesehatan
Keluhan utama:
Batuk persisten,produksi sputum seperti warna kopi,disnea dalam
beberapa keadaan,weizing pada saat ekspirasi,sering mengalami
infeksi pada system respirasi.
3.
Pemeriksaan fisik
B1 (breathing)
Inspeksi
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi
pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada
kasus bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/ tong.
Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya
menunjukkan klien juga mengalami batuk yang produktif dengan
sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan
karena bercampur darah.
Palapasi
Taktil fremitus biasanya normal.
Perkusi
Hasil penkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada
seluruh lapang paru.
Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang
buruk, maka suara napas melemah. Jika bronkus paten dan
drainasenya baik ditambah adanya konsolidasi di sekitar abses, maka
akan terdengar suara napas bronchial dan ronkhi basah.
B2 (blood)
B3 (brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak
ada komplikasi penyakit yang serius.
B4 (bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake
cairan, oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria yang
merupakan salah satu tanda awal dari syok.
B5 (bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan
nafsu makan, dan penurun berat badan.
B6 (bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering
menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari.
(Muttaqin, Arif.2008)
4.
terapi medis
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang dapat ditemui pada klien bronkitis
adalah:
1.
oksigen
3.
Kriteria Hasil :
1.
2.
3.
4.
5.
Intervensi
1.
lebih tinggi
( semi fowler ).
3.
Ajar dan anjurkan klien latihan nafas dalam dan batuk efektif
24 jam
Rasional : mencegah adanya dehidrasi
5.
2.
Kesadaran komposmentis.
3.
4.
5.
6.
Intervensi
1.
perubahan
Rasional: Dengan mengetahui tingkat kesadaran atau status
mental klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.
7.
Palpasi fremitus
Kriteria hasil :
1.
2.
tepat
Intervensi
1.
2.
diet
Rasional: berguna untuk kestabilan dan gizi yang masuk untuk
pasien
Diagnosa 4
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai oksigen dengan kebutuhan
Tujuan: klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam
Kriteria hasil:
1.
2.
3.
4.
Intervensi
1.
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
I.
PENGKAJIAN
Biodata
Kaji biodata mulai dari nama, alamat, usia, pendidikan, agama.
Riwayat Psikososial-Spiritual
Psikologis
atau menarik diri ?
Sosial
Spiritual
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
- Tingkat keamanan
- GCS
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Suhu
Nadi
Repsirasi rate
2.
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
: Kaji
Mulut
Leher
b. Sistem Integumen
Rambut
Kulit
Kuku
c. Sistem Pernafasan
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
d. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
e. Sistem Pencernaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
f. Sistem Reproduksi
Kaji apa jenis kelamin klien dan apakah klien sudah menikah.
h. Sistem Persyaratan
i. Sistem Perkemihan
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria hasil :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi
IV. EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
aktivitas.
BAB IV
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
II.
SARAN
Untuk Instansi
i.
i.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bloggaul.com/ridsale/readblog/80320/bronkhitis-kronis
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=18&tbl=ilmiah
http://www.id.articlesphere.com/Article/Chronic-BronchitisSymptoms/174284
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/bronkitis141006.htm